Anda di halaman 1dari 34

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang

peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat

ditunjukkan dan banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup dan bekerja

pada sektor pertanian (Mubyarto, 2004).

Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi

pertumbuhan sektor ekonomi yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan

masyarakat dan taraf hidup yang kurang baik menjadi lebih baik. Hal ini terlihat

dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan pangan, penyumbang devisa

negara melalui ekspor dan lain sebagainya (Soekartawi, 2000).

Salah satu tujuan utama pembangunan pertanian tanaman pangan adalah

swasembada pangan. Kebijaksanaan swasembada pangan diperluas, tidak hanya

bertumpu pada komoditas beras saja tetapi juga pada komoditas lain yang

mengandung karbohidrat, protein, mineral dan vitamin seperti buah-buahan,

sayur-sayuran dan bunga-bungaan, seperti halnya komoditas tomat (Soekartawi,

2000).

Buah tomat sebagai salah satu komoditas sayuran mempunyai prospek

pemasaran yang cerah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya buah tomat yang dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat diantaranya adalah sebagai sumber vitamin. Buah

tomat sangat baik untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit,

seperti sariawan karena mengandung vitamin C. Selain sebagai buah segar yang

langsung dapat konsumsi, buah tomat juga dapat digunakan sebagai bahan

penyedap berbagai macam masakan seperti sop, gado-gado, sambal, dan juga
dapat dijadikan bahan industri untuk dikonsumsi dalam bentuk olahan, misalnya

untuk minuman sari buah tomat, es juice tomat, dan konsentrat. Berbagai macam

kegunaan tersebut dapat memberikan keuntungan, baik bagi konsumen, produsen,

maupun masyarakat pada umumnya. Potensi pasar buah tomat juga dapat dilihat

dari segi harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga

membuka peluang yang lebih besar terhadap serapan pasar (Cahyono,2008).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara (2009),

produksi tomat pada tahun 2011 sebanyak 3.009 ton dengan luas panen seluas 40

ha, sementara untuk Desa Lapandewa pada tahun 2011 produksi tanaman tomat

sebanyak 93,58 ton dengan luas panen sekitar 10,56 ha. Menurut pada beberapa

daerah di Indonesia, petani belum mampu mengambil keputusan ekonomis yang

menguntungkan. yang dimaksud adalah kemampuan petani dalam menentukan,

mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi

seefektif mungkin agar produksi pertaniannya memberikan fungsi yang lebih baik

dan lebih menguntungkan (Soeharjo dan Patong 2002).

Tomat termasuk sayuran buah yang paling digemari oleh setiap orang

karena rasanya enak, segar, dan sedikit asam. Selain itu, tomat setelah tua dan

berwarna merah merupkan sumber vitamin A, vitamin C, dan sedikit vitamin B.

Kandungan vitamin A-nya lebih tinggi 2-3 kali dari semangka (Alief, 2007).

Tomat dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Jenis tomat

sayur lebih baik ditanam di dataran rendah. Sementara tomat apel lebih baik

ditanam di dataran tinggi.Tanaman tomat sangat peka terhadap tanah yang sedikit

kekurangan zat-zat hara terutama unsur nitrogen. Oleh karena itu, penanaman

tomat harus pada tanah yang gembur, sedikit mengandung pasir dan banyak
mengandung bahan organik (subur). Tanah liat yang sedikit mengandung pasir

dengan derajat keasaman tanah (pH) antara 5-6 sangat disukai tanaman ini

(Zaelani, 2000).

Tanaman tomat pun tidak tahan terhadap hujan. Oleh karena itu, waktu

tanam terbaik adalah 2 bulan sebelum musim hujan hingga akhir musim

hujan.Waktu tanam pun dapat dilakukan pada awal musim hujan. Akan tetapi,

tanaman sering mengalami kegagalan karena banyak terjadi serangan penyakit

daun dan buahnya banyak yang pecah sehingga mutu dan produksinya menurun

(Cahyono, 2008).

Tatkala penyebaran tomat telah mencapai Benua Eropa bagian Utara, orang-

orang di daerah itu menamai tomat dengan berbagai julukan. Orang Perancis

menyebut tomat dengan apel cina . Sementara itu, orang Jerman menyebutnya

dengan apel surga . Lain halnya di Inggris, orang-orang di Negara kerajaan itu

justru tidak percaya kalau tomat bias dimakan. Mereka menganggap tomat adalah

buah beracun. Kekhawatiran yang sama juga terjadi di antara penduduk Amerika,

bahkan terus berlangsung hingga abad ke-19. namun pada tahun 1821, orang-

orang Louisianan di New Orleans mulai memakai tomat dalam berbagai menu

masakan mereka. Tak lama kemudian berita ini cepat menyebar sehingga banyak

ditiru masyarakat luas yang menggunakan tomat sebagai campuran masakan

seafood.

Tomat yang berukuran besar, berdaging tebal, berbiji sedikit, dan

berwarna merah disebut tomat buah. Tomat yang berukuran kecil dikenal sebagai

tomat sayur dan yang lebih kecil lagi sebesar kelereng disebut tomat chery dan

digunakan untuk campuran membuat sambal atau hidangan selada. Jika orang
menyebut tomat, asumsinya adalah buah untuk sayuran. Padahal sudah lama

tomat menjadi buah tangan yang siap dimakan atau dibuatjus yang segar sebagai

minuman. Sehingga tomat bukan lagi sebagai buah sayuran, tetapi lebih dari itu,

yaitu dimakan mentah (Hasim,2009).

Tomat memiliki berbagai macam manfaat antara lain mencegah penyakit

sariawan, menghilangkan jerawat dan mencegah penyakit kanker. Tomat juga

kaya akan vitamin antara A, C dan D serta banyak mengandung serat dan bebas

kolesterol. Beragamnya manfaat tomat ini tentu saja memberikan peluang kepada

petani untuk termotivasi untuk membudidayakan tanaman tomat sebagai sumber

penghasilan yang tidak hanya dikonsumsi sendiri bersama keluarga tetapi juga

dapat dikomersialkan yang akan memberikan sumber penghasilan

(Nugroho,2007).

TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui budidaya tanaman


tomat (Solanum Lycopersicum).
TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman tomat tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan. Penyebaran

tomat hingga sampai di seluruh benua Asia setelah Spanyol menguasai Amerika

Serikat. Mereka menyebarkan tanaman tomat ke koloni-koloni Spanyol hingga ke

Filipina. Tomat ditanam sebagai tanaman buah di ladang atau pekarangan. Buah

tomat bisa dimakan langsung, dijus, saus, dimasak, dibuat sambal goreng atau

dibuat acar tomat (Nugroho,2007).

Divisi               : Spermatophyta (tanaman berbiji)

Sub divisi        : Angiospermae (tanaman berbiji tertutup)

Kelas               : Dicotyledoneae (tumbuhan berbiji belah dan berkeping dua)

Ordo                : Solanales (Tubiflorae)

Famili              :Solanaceae

Genus              : Lycopersicon

Spesies            :Lycopersicon esculentum Mill atau Solanum lycopersicum L

(Cahyono, 2008).

Penyebaran tomat di Indonesia dimulai dari Filipina dan Negara-negara

Asia lainnya pada abad ke-18. Pada awalnya, tomat yang pertamakali ditanam

oleh suku Inca dan suku Aztec ini masih berbuah kecil dan produktivitasnya juga

masih rendah. Hal ini jelas berbeda dengan kondisi sekarang. Buah tomat yang

dihasilkan bisa menghasilkan bobot hingga 0,4 kg per buah atau 5-8 kg buah per

tanaman. Selin kualitas dan buahnya yang tinggi , tanaman tomat hibrida juga

mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi agroklimat, mulai daerah dataran

rendah, dataran menegah, hinggga dataran tinggi. Bahkan ada juga varietas yang

tahan terhadap hama dan penyakit tertentu (Soepardi, 2001)


Klasifikasi botani tomat memiliki sejarah yang menarik, pertama kali

tomat ditempatkan pada genus Solanum, bersamadengan kentang, dan

diidentifikasikan sebagai Solanum lycopersicon. Walaupun telah diubah menjadi

Lycopersicum esculentum, hal ini memiliki arti sederhana “dapat dimakan”.

Walau terdapat persamaan karakteristik antara kentang dengan tomat, warna

bunga terutama pada bentuk dan struktur tepung sari yang membedakan kedua

tanaman tersebut (Cahyono, 2008).

Tomat mempunyai akar tunggang yang tumbuh menembus kedua tanah

dan akar serabut yang tumbuh menyebar kearah samping. Tetapi dangkal. Batang

tanaman tomat berbentuk persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi

cukup kuat, berbulu atau berambut halus dan diantara bulu-bulu tersebut terdapat

rambut kelenjar. Batang tanaman berwama hijau. Pada ruas batang mengalami

penebalan dan pada ruas bagian bawah tumbuh akar-akar pendek. Selain itu

batang tamanan tomat dapat bercabang dan diameter cabang lebih besar jika

dibanding dengan jenis tanaman sayur lainya. Daun tanaman tomat berbentuk oval

bagian tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip serta agak

melengkung kedalam. Daun berwama hijau dan merupakan daun majemukganjil

yang berjumlah sekitar 3-6 cm. Diantara daun yang berukuran besar biasanya

tumbuh 1-2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk pada tanaman tomat

tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman. Bunga

tomat berukuran kecil, diameternya sekitar 2 cm dan berwama kuning cerah,

kelopak bunga berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian terindah

dari bunga tomat warnanya kuning cerah berjumlah 6 buah. Bunga tomat

merupakan bunga sempurna karena benang sari atau tepung sari dan kepala putik
atau kepala benang sari terbentuk pada bunga yang sama. Bentuk buah tomat

bervariasi, tergantung varietasnya ada yang berbentuk bulat, agak bulat, agak

lonjong dan bulat telur (oval). Ukuran buahnya juga bervariasi, yang paling kecil

memiliki berat 8 gram dan yang besar memiliki berat 180 gram. Buah yang masih

muda berwama hijau muda, bila telah matang menjadi merah (Cahyono, 2008).

Tanaman tomat ditanam secara intensif artinya bahwa tomat diusahakan

secara sungguh-sungguh hal ini juga dipengaruhi oleh faktor resiko yang cukup

besar dan iklim yang sudah tidak bisa dibaca secara pasti. Adapun cara-cara

budidaya tanaman tomat yang dilakukan sebagai berikut:

1.      Pembibitan

a.    Persyaratan Benih

Kriteria-kriteria untuk seleksi benih tanaman tomat:

1)       Pilih biji yang utuh. 

2)       Pilih biji yang sehat

3)       Benih atau biji bersih dari kotoran.

4)       Pilih benih atau biji yang tidak keriput.

b.    Teknik Penyemaian Benih

Berdasarkan tempat persemaiannya, penyemaian benaih tomat dibedakan menjadi

dua jenis, yaitu :

1)      Persemaian di Bedengan

a.  Olah  lahan dengan dicangkul sedalam 30 cm. Lebar bedengan 110-120 cm dan

tinggi sekitar 30 cm.

b.  Tambahkan pupuk kandang halus ke dalam bedengan, aduk rata. Perbandingan

antara tanah dan pupuk kandang yang biasa digunakan adalah 1 : 3 atau 1 : 4.
c.   Kering anginkan terlebih dahulu bedengan yang akan digunakan sebagai

tempat persemaian selama 4-5 hari.Selain itu, bersihkan bedengan dari gulma

yang tumbuh

d.   Buat naungan (daun pakis, daun kelapa, atau plastik) di atas bedengan di

pasang miring guna menghindari cahaya matahari yang terlalu terik dan air hujan.

e.    Airi bedengan sehari sebelum persemaian agar basah.

f.    Sebar benih tomat ke dalam bedengan secara merata, kemudian tutup benih

dengan tanah tipis-tipis.

g.    Buka naungan saat kecambah mulai tumbuh, sekitar 4-10 hari setelah tanam.

Pada kondisi hujan,sebaiknya naungan dibiarkan tertutup.

2)      Persemaian dikotak semai

a.      Kotak semai terbuat dari kayu, plastik atau semen dengan ukuran yang sama.

Dasar  kotak tersebut dilubangi (diameter 0,5 cm).

b.    Isi kotak semai dengan media berupa campuran tanah dan pupuk kandang

dengan  Perbandingan 1 : 1 atau 1 : 2.

c.        Basahi media semai sehari sebelum tanam.

d.       Benih ditanam dengan jarak antar baris 5 cm dan kedalaman 0,5 - 1 cm,

kemudian ditutup tanah halus.

e.   Bibit berumur 7-10 hari dipindahkan ke dalam polybag disemaikan hingga

mencapai   ukuran tertentu.

2.      Penyapihan

Sebelum ditanam di lahan permanen, bibit yang telah berumur 2 minggu

dipindahkan ke tempat penyapihan terlebih dahulu. Penyapihan berperan penting


dalam proses adaptasi bibit. Peluang bibit dapat tumbuh dan berkembang dengan

baik dapat terlihat dari penyapihan. Tahapan penyapihan yaitu :

a.       Isi polybag dengan campuran tanah dan pupuk kandang halus, dengan

perbandingan   1 :1.

b.      Pilih bibit yang akan disapih dari tempat persemaian untuk dipindahkan ke

polybag.

c.       Tanam bibit, lalu timbun kembali dengan tanah, serta sedikit ditekan.

d.      Letakkan bibit di tempat yang teduh.

e.       Siram bibit dengan air secukupnya setiap pagi dan sore hari.

f.       Penyapihan berlangsung selama 14-21 hari atau setelah bibit memiliki tinggi

15 cm dan berdaun 4 atau 5 helai.

3.       Bibit

Bibit tomat dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 30-35 hari di

persemaian. Bibit yang dipilih yang segar, kuat dan daunnya tidak rusak. Waktu

yang baik untuk menanam bibit tomat di kebun adalah pagi atau sore hari untuk

mencegah kelayuan pada tanaman.

Cara pemindahan bibit dari persemaian, yaitu :

a.    Sistem cabut, bibit yang tumbuh di persemaian dan cukup umur dicabut

dengan hati-hati.

b.    Sistem putaran, bibit diambil beserta tanahnya.

Kedua cara tersebut ditujukan untuk pembibitan yang dilakukan pada bedeng

tanah persemaian, sedangkan untuk bibit yang disemaikan dalam polybag cara

pemindahannya adalah : basahi polybag terlebih dahulu, kemudian keluarkan bibit

dari polybag beserta tanahnya dengan menyobek kantong polybag.


4.      Pengolahan Media Tanam

a.   Persiapan

Pengolahan tanah yang intensif untuk penanaman bibit di kebun lamanya

sampai siap tanam adalah 21 hari. Jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya

dilakukan 1-2 minggu setelah benih disemaikan.

b.   Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah yang intensif pada dasarnya melalui 3 tahap, yaitu :

a)  Tahap pertama adalah tanah diolah dengan kedalaman 25 cm-30 cm. Setelah

dibajak, tanah dibiarkan selama 1 minggu.

b)   Tahap kedua, tanah dicangkul tipis-tipis dan diratakan sehingga strukturnya

gembur.

c)   Tahap ketiga, pemupukan dengan pupuk kandang matang sebanyak 15-20

ton/ha. Pada tahap ini, tanah yang telah ditaburi pupuk kandang dicangkul

kembali tipis-tipis dan diratakan.

c.    Pembentukan Bedengan

Buat bedeng-bedeng (lebar 1-1,2 m, tinggi bedeng 30 cm) membujur ke

arah Timur Barat agar penyebaran cahaya matahari dapat merata ke seluruh

tanaman. Disamping pembuatan bedeng, juga dibuat parit-parit atau selokan

(lebar 20-30 cm dan dalam 30 cm) untuk irigasi.

d.   Pemupukan

Sebelum bibit tomat ditanam, lahan harus diberi pupuk kandang yang telah

matang dan SP36 ditabur merata ke bedengan dan cangkul sampai pupuk kandang

dan SP36 tercampur.  Pada jarak yang telah ditentukan dibuat lubang sedalam 15
cm kemudian diberi pupuk kandang 0,5 kg lalu timbun dengan tanah, kemudian

diaduk-aduk sehingga kompos atau pupuk kandang dan tanah tercampur rata.

e.       Pemberian Mulsa

Penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah) sebagai

mulsa lebih praktis dibandingkan dengan penggunaan sisa-sisa tanaman yang

telah mati.

5.      Teknik Penanaman

a.      Penentuan Pola Tanam

Tomat dapat ditanam dengan 2 macam jarak tanam, yaitu:

1)      Sistem dirempel

Berjarak (50x50)cm atau (60x60)cm, bujur sangkar atau segitiga sama sisi.

Dengan maksud tunas-tunas yang tumbuh dapat diambil (dipotong) sedini

mungkin, sehingga tanaman hanya memiliki satu batang tanpa cabang.

2)      Sistem bebas

Berjarak (80x100)cm, (80x80)cm, (80x100)cm,  (100x100)cm,  berupa bujur

sangkar, persegi panjang atau segitiga sama sisi, bertujuan membiarkan tunas

tumbuh menjadi cabang besar.

b.      Pembuatan Lubang Tanam 

Bedengan sehari sebelumnya diairi, Kemudian pada bedeng yang telah

tertutup mulsa plastik dibuat lubang tanam dengan diameter 7-8 cm sedalam 15

cm. Lubang-lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam yang telah

ditentukan.

c.       Cara Penanaman
Apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau pakai mulsa plastik

hitam perak yang dipasang di bedengan sebelum bibit ditanam. Apabila penanam

pada musim hujan pasang dahulu atap plastik transparan (tembus cahaya) pada

bedengan yang akan ditanami.

6.      Pemeliharaan Tanaman

a.      Penyulaman

Adalah mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhannya tidak normal

dilakukan seminggu setelah tanam. Cara penyulamannya adalah tanaman yang

telah mati, rusak, layu, atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian

dibuat lubang tanam baru ditempat tanaman terdahulu, dibersihkan dan diberi

Furadan 0,5 gram (bila perlu).

b.      Penyiangan

Gulma yang tumbuh di areal penanaman tomat harus disiangi agar tidak

menjadi pesaing dalam menyerap unsur hara. Pemberian mulsa plastik atau daun-

daunan dapat mengurangi pertumbuhan gulma. Waktu penyiangan dapat

dilakukan 3-4 kali tergantung kondisi kebun.

c.       Pembubunan

Bertujuan memperbaiki peredaran udara dalam tanah dan mengurangi gas

dan zat beracun di dalam tanah sehingga perakaran menjadi lebih sehat dan

tanaman cepat besar. Tanah yang padat harus segera digemburkan. Pembubunan

dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran

tanaman.

d.      Perempelan/Pemangkasan
1)   Tunas yang tumbuh di ketiak daun harus segera dipangkas agar tidak menjadi

cabang, minimal seminggu sekali. 

2)    Perempelan baik pada pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering

dengan cara: ujung tunas dipegang dengan tangan yang bersih, lalu digerakkan ke

kanan kiri sampai tunas tersebut lepas.

3)   Tunas yang menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting

tajam yang bersih.

4)     Ketinggian tanaman tomat dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman

apabila jumlah dompolan buah sudahmencapai 5-7 buah.

e.       Pemupukan

Kebutuhan pupuk anorganiknya 100-180 kg N per hektar, 50-150 kg

P2O5 dan 50-100 kg K2O per hektar. Dosis akan semakin tinggi apabila budidaya

dilaksanakan pada musim hujan. Kebutuhan pupuk anorganiknya 500 kg/ha Za,

170 kg/ha SP36, dan 220kg/ha KCl.

f.        Penyiraman

Kebutuhan air pada budidaya tanaman tomat tidak terlalu banyak, namun

tidak boleh kekurangan air. Disiram di pagi hari dan sore hari 2-4 kali sehari dan

secukupnya.

g.      Pemasangan Ajir

Pemasangan ajir untuk mencegah tanaman tomat roboh. Hal yang perlu

diperhatikan :

1)      Ajir (lanjaran) dari bambu atau kayu (panjang tergantung dari varietasnya).

2)      Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin..


3)     Cara memasang ajir bermacam-macam, misalnya ajir dibuat tegak lurus atau

ujung kedua ajir diikat sehingga membentuk segitiga. Agar tidak dimakan rayap,

ajir diolesi dengan minyak tanah.

4)   Tanaman tomat yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat

pada ajir jangan terlalu erat dan dilakukan dengan model angka 8 sehingga tidak

terjadi gesekan antara batang tomat dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.

h.      Pemangkasan cabang

Dilakukan untuk meningkatkan hasil buah dengan meninggalkan satu

cabang utama per tanaman akan menghasilkan buah tomat dengan diameter yang

lebih besar dibandingkan dengan tanpa pemangkasan.

7.      Ciri dan Umur Panen

Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur

60-100 hari setelah tanam tergantung pada varietasnya. Kriteria masak petik yang

optimal dapat dilihat dari warna kulit buah, ukuran buah, keadaan daun tanaman

dan batang tanaman, yakni :

a)      Kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi kekuning-kekuningan.

b)      Bagian tepi daun tua telah mengering.

c)      Batang tanaman menguning/mengering.

  a.      Waktu Pemetikan Tomat

Pemetikan tomat yang baik pada pagi atau sore hari dan keadaan cuaca

cerah. Jikadi siang hari kurang menguntungkan karena proses fotosintesis masih

berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang terkandung, keadaan cuaca

yang panas meningkatkan temperatur dalam tomat sehingga mempercepat proses


penguapan dalam buah yang menyebabkan daya simpan buah tomat menjadi lebih

pendek.

b.      Cara Pemanenan Buah Tomat

Cara memetik buah tomat dengan memuntir satu per satu buah yang

matang secara hati-hati hingga tangkai buah terputus.

c.       Periode Panen Buah Tomat

Pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sampai 10 kali pemetikan

karena masaknya buah tomat tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah tomat

dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali sampai seluruh tomat habis terpetik.

BAHAN DAN METODE


Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Benih, benih adalah biji tanaman yang telah mengalami perlakuan sehingga

dapat dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman.

2. Pupuk kandang ayam, pupuk kandang ayam merupakan pupuk organik yang

terbuat dari kotoran hewan yaitu ayam, yang diberikan pada lahan pertanian

untuk memperbaiki kesuburan dan skruktur tanah.

3. Pupuk NPK Phonska Plus, pupuk NPK phonska plus merupakan pupuk

majemuk. Pupuk ini mengandung unsur nitrogen yang bermanfaat untuk

memacu pertumbuhan vegetative tanaman pada batang daun dan akar.

4. Kuradan, kuradan digunakan untuk mengendalikan hama pada berbagai jenis

tanaman.

5. Air, air merupakan komponen utama dalam proses fotosintesis dan transpirasi

pada tumbuhan,

6. Gedebok pisang, gedebok pisang digunakan untuk melindungi tanaman agar

tidak terkena cahaya matahari secara langsung.

Alat

Alat yang digunakan untuk praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Cangkul, cangkul digunakan untuk memebuat bedengan pada lahan dalam

proses awal penanaman tanaman, serta digunakan untuk menggemburkan

tanah untuk mencegah adanya gulma.


2. Ember, ember digunakan untuk alat bantu pengangkut air dalam proses

penyiraman tanaman.

3. Parang, parang digunakan untuk membersihkan permukaan lahan yang ingin

dipakai untuk proses penanaman.

4. Gembor, gembor digunakan untuk penyiraman tanaman yang terbuat dari

seng yang kokoh dan tebal.

5. Alat tulis, alat tulis digunakan untuk proses pengukuran tanaman.

6. Kamera, kamera digunakan untuk proses dokumentasi pada saat kegiatan

praktikum berlangsung.

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada bulan Maret- Juni 2019 yang bertempat

di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat

Banjarbaru.

Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah :

A. Persiapan Lahan

1. Membersihkan lahan dari gulma dengan dicangkul atau ditebas dengan

parang.

2. Kemudian lahan didiamkan selama satu minggu untuk mematangkan

tanah.

B. Pembuatan Bedengan

Mencangkul/menggemburkan lahan dan membuat bedengan seluas 6

m2, dengan panjang 4 m2, lebar 1,5 m2, dan tinggi bedengan 21 cm.
C. Pemupukan Dasar

1. Menggemburkan kembali tanah bedengan.

2. Menaburkan pupuk kandang atau kompos sebanyak satu genggam ke

dalam lubang tanam.

3. Menaburkan pupuk khonska secara merata di sekeliling tanaman tomat

tujuannya untuk menambah unsur hara pada tanah.

D. Penyemaian

1. Menyiapkan tempat dan media persemaian.

2. Mengisi media tanah pada plastik semaian dan membenamkan benih ke

dalamnya, lalu disiram.

3. Menyiram persemaian dua kali sehari hingga kurang lebih dua minggu.

4. Memindah tanam bibit persemaian jika bibit memiliki setidaknya empat

helai daun.

E. Penanaman

1. Menentukan jarak tanam dengan menandainya menggunakan ranting.

2. Menyiapkan dan memilih bibit tanaman tomat.

3. Menanam bibit dengan memperhatikan waktu tanam dan jarak tanam.

F. Penyulaman

Mengganti tanaman yang telah mati, rusak atau layu dengan bibit cadangan.

G. Pemeliharaan

1. Pengendalian hama dan penyakit

- Menyemprot tanaman tomat dengan insektisida agar terhindar dari

hama tanaman.

2. Penyiraman
- Menyiram tanaman tomat dengan air 2 kali sehari yaitu pada pagi dan

sore hari dengan menggunakan gembor.

3. Pengamatan

Mengamati pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat setiap

seminggu sekali (tinggi, jumlah daun, jumlah cabang, bakal bunga,

bunga, dan buah).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat

dilihat pada beberapa tabel berikut :

Tabel 1. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Tomat (cm).


Hari setelah pindah tanam
Tanaman ke- Rerata
7 14 21 28
1 8 11 17 28 16
2 - - - 8 8
3 - - - 8 8
4 - - - 9 9
5 10 14 22 29 18,75
6 - - - 7 7
7 - - - 8 8
8 - - - 6 6
9 7 10 16 22 13,75
10 - - - 8 8
11 - - - 7 7
12 - - - 7 7
13 - - - 7 7
14 7 10 13 cm 18 12
15 - - - 5 5
16 - - - 11 11
17 - - - 7 7
18 - - - 3 3
19 4 4,2 5 cm 11 6,05
20 - - - 8 8
21 - - - 8 8
22 - - - 6 6
23 - - - 5 5
24 - - - 6 6
25 11 15 23 cm 36 85
26 9 12 18 cm 24 15,75
27 - - - 6 6
28 - - - 5 5
29 - - - 7 7
30 10 12 23 cm 30 18,75
31 7 9,5 15 cm 20 12,875
32 - - - 4 4
33 - - - 4 4
34 - - - 4 4
35 - - - 3 3
36 - - - 5 5

Tabel 2. Hasil Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Tomat (helai).


Tanaman ke- Hari setelah pindah tanam Rata-rata jumlah
7 14 21 28
daun
1 9 15 24 44 23
2 - - - 8 8
3 - - - 7 7
4 - - - 8 8
5 8 14 25 43 22.5
6 - - - 8 8
7 - - - 7 7
8 - - - 8 8
9 9 14 26 36 21,25
10 - - - 8 8
11 - - - 8 8
12 - - - 8 8
13 - - - 7 7
14 6 9 13 23 12,75
15 - - - 8 8
16 - - - 5 5
17 - - - 8 8
18 - - - 8 8
19 3 3 4 11 5,25
20 - - - 7 7
21 - - - 8 8
22 - - - 8 8
23 - - - 6 6
24 - - - 8 8
25 8 16 27 44 23,75
26 9 15 26 34 21
27 - - - 8 8
28 - - - 8 8
29 - - - 8 8
30 8 18 34 40 25
31 7 14 24 36 20,25
32 - - - 8 8
33 - - - 8 8
34 - - - 7 7
35 - - - 3 3
36 - - - 4 4

Pembahasan
Pada praktikum budidaya tomat (Solanum lycopersicum L), pengamatan

dilakukan selama 4 minggu setelah pindah tanam. Berdasarkan hasil pengamatan

tanaman tomat diperoleh perhitungan tinggi tanaman dan jumlah daun.

Pada tanaman ke-1 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, di minggu

pertama tinggi tanaman 8 cm, minggu kedua meningkat menjadi 11 cm, minggu

ketiga meningkat menjadi 17 cm, minggu keempat meningkat menjadi 28 cm,

sehingga rata-rata dari tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu

keempat adalah 16 cm. Untuk jumlah daun pada minggu pertama pertama

sebanyak 9 helai, minggu kedua sebanyak 15 helai, minggu ketiga sebanyak 24

helai dan minggu keempat sebanyak 44 helai, sehingga rata-rata jumlah daun dari

minggu pertama sampai minggu keempat adalah 23 helai.

Pada tanaman ke-2 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 8 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 8 helai.

Pada tanaman ke-3 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 8 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 7 helai.

Pada tanaman ke-4 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 9 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 8 helai.
Pada tanaman ke-5 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, di minggu

pertama tinggi tanaman 10 cm, minggu kedua meningkat menjadi 14 cm, minggu

ketiga meningkat menjadi 22 cm, minggu keempat meningkat menjadi 29 cm,

sehingga rata-rata dari tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu

keempat adalah 18,75 cm. Untuk jumlah daun pada minggu pertama pertama

sebanyak 8 helai, minggu kedua sebanyak 14 helai, minggu ketiga sebanyak 25

helai dan minggu keempat sebanyak 43 helai, sehingga rata-rata jumlah daun dari

minggu pertama sampai minggu keempat adalah 22,5 helai.

Pada tanaman ke-6 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 7 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 8 helai.

Pada tanaman ke-7 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 8 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 7 helai.

Pada tanaman ke-8 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 6 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 8 helai.

Pada tanaman ke-9 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, di minggu

pertama tinggi tanaman 7 cm, minggu kedua meningkat menjadi 10 cm, minggu

ketiga meningkat menjadi 16 cm, minggu keempat meningkat menjadi 22 cm,

sehingga rata-rata dari tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu
keempat adalah 13,75 cm. Untuk jumlah daun pada minggu pertama pertama

sebanyak 9 helai, minggu kedua sebanyak 14 helai, minggu ketiga sebanyak 26

helai dan minggu keempat sebanyak 36 helai, sehingga rata-rata jumlah daun dari

minggu pertama sampai minggu keempat adalah 21,25 helai.

Pada tanaman ke-10 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 8 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 8 helai.

Pada tanaman ke-11 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 7 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 8 helai.

Pada tanaman ke-12 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 7 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 8 helai.

Pada tanaman ke-13 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 7 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 7 helai.

Pada tanaman ke-14 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, di minggu

pertama tinggi tanaman 7 cm, minggu kedua meningkat menjadi 10 cm, minggu

ketiga meningkat menjadi 13 cm, minggu keempat meningkat menjadi 18 cm,

sehingga rata-rata dari tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu
keempat adalah 12 cm. Untuk jumlah daun pada minggu pertama pertama

sebanyak 6 helai, minggu kedua sebanyak 9 helai, minggu ketiga sebanyak 13

helai dan minggu keempat sebanyak 23 helai, sehingga rata-rata jumlah daun dari

minggu pertama sampai minggu keempat adalah 12,75 helai.

Pada tanaman ke-15 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 5 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 8 helai.

Pada tanaman ke-16 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 11cm.Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 5 helai.

Pada tanaman ke-17 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 7 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 8 helai.

Pada tanaman ke-18 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 3 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 8 helai.

Pada tanaman ke-19 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, di minggu

pertama tinggi tanaman 4 cm, minggu kedua meningkat menjadi 4,2 cm, minggu

ketiga meningkat menjadi 5 cm, minggu keempat meningkat menjadi 11 cm,

sehingga rata-rata dari tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu
keempat adalah 6,05 cm. Untuk jumlah daun pada minggu pertama pertama

sebanyak 3 helai, minggu kedua sebanyak 3 helai, minggu ketiga sebanyak 4 helai

dan minggu keempat sebanyak 11 helai, sehingga rata-rata jumlah daun dari

minggu pertama sampai minggu keempat adalah 5,25 helai.

Pada tanaman ke-20 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 8 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 7 helai.

Pada tanaman ke-21 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 8 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 8 helai.

Pada tanaman ke-22 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 6 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 8 helai.

Pada tanaman ke-23 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 5 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 6 helai.

Pada tanaman ke-24 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 6 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 8 helai.
Pada tanaman ke-25 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, di minggu

pertama tinggi tanaman 11 cm, minggu kedua meningkat menjadi 15 cm, minggu

ketiga meningkat menjadi 23 cm, minggu keempat meningkat menjadi 36 cm,

sehingga rata-rata dari tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu

keempat adalah 21,25 cm. Untuk jumlah daun pada minggu pertama pertama

sebanyak 8 helai, minggu kedua sebanyak 16 helai, minggu ketiga sebanyak 27

helai dan minggu keempat sebanyak 44 helai, sehingga rata-rata jumlah daun dari

minggu pertama sampai minggu keempat adalah 23,75 helai.

Pada tanaman ke-26 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, di minggu

pertama tinggi tanaman 9 cm, minggu kedua meningkat menjadi 12 cm, minggu

ketiga meningkat menjadi 18 cm, minggu keempat meningkat menjadi 24 cm,

sehingga rata-rata dari tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu

keempat adalah 15,75 cm. Untuk jumlah daun pada minggu pertama pertama

sebanyak 9 helai, minggu kedua sebanyak 15 helai, minggu ketiga sebanyak 26

helai dan minggu keempat sebanyak 34 helai, sehingga rata-rata jumlah daun dari

minggu pertama sampai minggu keempat adalah 21 helai.

Pada tanaman ke-27 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 6 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 8 helai.

Pada tanaman ke-28 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 5 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 8 helai.
Pada tanaman ke-29 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 7 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 8 helai.

Pada tanaman ke-30 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, di minggu

pertama tinggi tanaman 10 cm, minggu kedua meningkat menjadi 12 cm, minggu

ketiga meningkat menjadi 23 cm, minggu keempat meningkat menjadi 30 cm,

sehingga rata-rata dari tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu

keempat adalah 18,75 cm. Untuk jumlah daun pada minggu pertama pertama

sebanyak 8 helai, minggu kedua sebanyak 18 helai, minggu ketiga sebanyak 34

helai dan minggu keempat sebanyak 40 helai, sehingga rata-rata jumlah daun dari

minggu pertama sampai minggu keempat adalah 25 helai.

Pada tanaman ke-31 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, di minggu

pertama tinggi tanaman 7 cm, minggu kedua meningkat menjadi 9,5 cm, minggu

ketiga meningkat menjadi 15 cm, minggu keempat meningkat menjadi 20 cm,

sehingga rata-rata dari tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu

keempat adalah 12,875 cm. Untuk jumlah daun pada minggu pertama pertama

sebanyak 7 helai, minggu kedua sebanyak 14 helai, minggu ketiga sebanyak 24

helai dan minggu keempat sebanyak 36 helai, sehingga rata-rata jumlah daun dari

minggu pertama sampai minggu keempat adalah 20,25 helai.

Pada tanaman ke-32 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 4 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 8 helai.
Pada tanaman ke-33 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 4 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 8 helai.

Pada tanaman ke-34 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 4 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 7 helai.

Pada tanaman ke-35 untuk hasil pengamatan tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 3 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 3 helai.

Pada tanaman ke-36 untuk hasil pengamatn tinggi tanaman, rata-rata dari

tinggi tanaman dari minggu pertama sampai minggu keempat adalah 5 cm. Untuk

jumlah daun, rata-rata jumlah daun dari minggu pertama sampai minggu keempat

adalah 4 helai.

Berdasarkan data rata-rata tersebut disimpulkan bahwa tanaman tomat

selalu mengalami kenaikan baik jumlah daun maupun tinggi tanaman dari minggu

pertama sampai minggu keempat. Tinggi tanaman diuukur dari ujung pangkal

batang hingga ujung tanaman. Jumlah daun yang dihitung adalah semua daun

pada sampel yang telah membuka sempurna.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

tanaman tomat adalah OPT. Salah satunya hama, hama yang menyerang tanaman

tomat jarang mendapat perhatian karena tidak mengakibatkan kerugian yang


terlalu besar jika dibandingkan dengan serangan mikroorganisme. Namun

serangan hama dapat terjadi dalam skala besar, khususnya pada daerah endemik

hama, sehingga perlu untuk segera dikendalikan. Pada pengamatan yang

dilakukan di lapangan ditemukan bahwa ada hama yaitu ulat yang memakan daun

tanaman tomat dan membuat daun menjadi berlubang-lubang dan hiang. Ulat

tersebut dapat menyerang daun, bunga dan buah tomat. Bila memakan ulat ini

sering membuat lubang pada tanaman dengan cara berpindah-pindah.

Pengendalian ulat ini dapat dilakukan dengan cara membersihkan gulma,

membuang ulat dan membunuh ulat secara manual. Secara kimiawi dapat

disemprot dengan menggunakan insektisida. Itulah sebabnya pengendalian secara

kimiawi juga perlu dilakukan (Cahyono, 2008).


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari praktikum yang dilakukan adalah :

1. Tanaman tomat selalu mengalami kenaikan tinggi dan jumlah helai daun

setiap minggunya.

2. Tanaman tomat mengalami kenaikan yang signifikan dikarenakan diberi

pemukan.

3. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

tanaman tomat adalah OPT.

4. Pada saat dilakukan pengamatan terdapat hama yang ditemukan pada

tanaman tomat yaitu ulat pemakan daun.

Saran
Saran untuk praktikum ini adalah agar praktikan lebih merawat dan

menjaga tanaman budidayanya serta memahami cara-cara pengendalian tanaman,

sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai