DAFTAR ISI
B. PROFIL INDIKATOR
1. INDIKATOR AREA KLINIS
a. Emergency Respon Time (Waktu Tanggap Pelayanan Gawat Darurat ≤ 5 menit)
Pada Pasien Pre Operasi
Judul Indikator Emergency Respon Time (waktu tanggap pelayanan gawat
darurat ≤ 5 menit) pada pasien pre operasi emergency
Definisi Operasional Emergency Respon Time (waktu tanggap) pada pasien pre
operasi adalah waktu yang dibutuhkan mulai pasien dilakukan
triage sampai mendapatkan pelayanan dokter
Tujuan Terselenggaranya pelayanan kegawatdaruratan yang cepat
responsive dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat
pre ops
Dimensi Mutu Efektifitas, Efisiensi , Kesinambungan pelayanan
Dasar Pemikiran / Alasan KMK No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Pemilihan Indikator Minimal Rumah Sakit
Numerator Jumlah pasien gawat, darurat, dan gawat – darurat pasien pre
operasi yang mendapatkan pelayanan kegawatdaruratannya
dalam waktu ≤ 5 menit.
Denominator Jumlah seluruh pasien gawat, darurat, dan gawat darurat pasien
pre operasi yang mendapatkan pelayanan kegawatdaruratannya
di rumah sakit tersebut.
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Concurent, Retrospektif
Data
Cakupan Data (Total / Pasien pre operasi (emergency) yang mendapat pelayanan
Sampel) IGD
Sampel : Jumlah Populasi ( N ) Jumlah sampel (n)
≥ 600 120
300 - < 600 20 % total populasi
60 - < 300 60
< 60 100 % Populasi
c. Kepatuhan Pelaksanaan Double Check Obat Hight Alert Pada Pasien Pre Operasi
Judul Indikator Kepatuhan pelaksanaan double check obat hight alert
pada pasien pre operasi
Definisi Operasional Kepatuhan pelaksanaan double check obat high alert
pada pasien pre operasi adalah pemberian obat high
alert pada pasien pre operasi dimana sebelum obat
tersebut diberikan ke pasien harus dilakukan
pengecekan ganda oleh petugas yang berbeda.
Tujuan Tergambarnya kepatuhan petugas dalam pelaksanaan
double check pemberian obat high alert pada pasien pre
operasi.
Dimensi Mutu Keselamatan
Dasar Pemikiran / Alasan PMK No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Pemilihan Indikator
Numerator Jumlah pemberian obat high alert yang dilakukan
double check pada pasien pre operasi
Denominator Jumlah seluruh pemberian obat high alert pada pasien
pre operasi
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Pasien pre operasi yang menggunakan obat hight
Cakupan Data (Total / Sampel)
alert
B. PROFIL INDIKATOR
1. Pemberian obat
2. Pemberian pengobatan termasuk nutrisi
3. Pemberian darah dan produk darah
4. Pengambilan specimen
5. Sebelum melakukan prosedur diagnostik / therauptik.
Definisi Operasional Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien
kontak dengan petugas dendaftaran sampai dilayani oleh
dokter / dokter spesialis.
Catatan :
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang disurvey
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Definisi Operasional Kepatuhan jam visite dokter spesialis sebagai DPJP adalah
kunjungan dokter spesialis untuk melihat perkembangan pasien
yang menjadi tanggung jawabnya setiap hari sebelum jam 14.00
termasuk hari libur.
Catatan :
Numerator Jumlah visite dokter spesialis sebelum jam 14.00 pada hari
berjalan.
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Formula Pengukuran N
×100 %
D
≥ 600 120
60 - < 300 60
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retospektif
Cakupan Data (Total / Sampel) Pasien dan keluarga
Sampel : Jumlah Populasi (N) Jumlah Sampel (n)
≥ 600 120
300 - < 600 20% total populasi
60 - < 300 60
< 60 100% total populasi
Dasar Pemikiran/Alasan
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
Pemilihan Indikator
Numerator Jumlah KKM, KKK, dan KKH yang sudah ditanggapi dan
ditindaklanjuti
Komplain pasien
Cakupan Data (Total / Sampel)
Sampel : Jumlah Populasi (N) Jumlah Sampel (n)
≥ 600 120
300 - < 600 20% total populasi
60 - < 300 60
< 60 100% total populasi
5 IMP / ISKP Kesesuaian pelaksanaan komunikasi per telp oleh petugas dengan
menggunakan komunikasi efektif sesuai SPO pada pasien pre operasi
6 IMP / ISKP Kepatuhan pelaksanaan double check obat hight alert pada pasien pre
operasi
7 IMP / ISKP Kelengkapan asesmen ulang risiko jatuh pada pasien post operasi
8 IAK Kematian pasien di IGD
2 IMP / IAK Pasien post operasi yang kembali ke pelayanan intensif (ICU) dengan
kasus yang sama < 72 jam
3 IMP / ISKP Kepatuhan pemasangan gelang identifikasi pada pasien pre operasi
4 IMP / ISKP Kesesuaian pelaksanaan komunikasi per telp oleh petugas dengan
menggunakan komunikasi efektif sesuai SPO pada pasien pre operasi
5 IMP / ISKP Kepatuhan pelaksanaan double check obat hight alert pada pasien pre
operasi
6 IMP / ISKP Kelengkapan asesmen ulang risiko jatuh pada pasien post operasi
7 IAK Pasien yang kembali ke pelayanan intensif (ICU) dengan kasus yang
sama < 72 jam
e. UNIT AMBULANS
No. Jenis Indikator Judul Indikator Mutu Unit
1 IAM Keterlambatan pelayanan ambulans di rumah sakit
2 IAM Kelengkapan kebutuhan pelayanan pasien rujuk
b. INSTALASI RADIOLOGI
No. Jenis Indikator Indikator Mutu Unit
1 IMN / IAK Kepatuhan identifikasi pasien
2 IAK Pemeriksaan ulang radiologi
d. INSTALASI FARMASI
No. Jenis Indikator Indikator Mutu Unit
1 IMN / IAM Kepatuhan penggunaan formularium Nasional bagi RS provider BPJS
2 IMP / IAM Pengadaan implant oleh instalasi farmasi
3 IAK Kesalahan penyerahan perbekalan farmasi
4 IAK Insiden keamanan obat yang perlu diwaspadai
5 IAK Keterlambatan waktu penerimaan obat racikan
6 IAK Keterlambatan waktu penerimaan obat non racikan
e. INSTALASI GIZI
No. Jenis Indikator Indikator Mutu Unit
1 IAK Sisa makan siang pasien non diit
2 IAK Kesalahan diit pasien
3. PELAYANAN KEPERAWATAN
a. INSTALASI RAWAT INAP DEWASA 1 (Arofah 1, Arofah 2, Arofah 3)
No. Jenis Indikator Indikator Mutu Unit
1 IMN / ISKP Kepatuhan identifikasi pasien
2 IMN / IAK Kepatuhan jamvisitedokterspesialis
3 IMN / ISKP Kepatuhan upaya pencegahan risiko cedera akibat pasien jatuh pada
pasien rawat inap
4 IMN / IAM Kecepatan respon terhadap komplain
5 IMP / ISKP Kepatuhan pemasangan gelang identifikasi pada pasien pre operasi
6 IMP / ISKP Kesesuaian pelaksanaan komunikasi per telp oleh petugas dengan
menggunakan komunikasi efektif sesuai SPO pada pasien pre operasi
7 IMP / ISKP Kepatuhan pelaksanaan double check obat hight alert pada pasien pre
operasi
8 IMP / ISKP Kelengkapan asesmen ulang risiko jatuh pada pasien post operasi
9 IAK Ketidakpatuhan pendokumentasian asesmen nyeri secara kontinyu di
status pasien
10 IAK Kejadian reaksi tranfusi
6. KEUANGAN
No. Jenis Indikator Indikator Mutu Unit Unit / Instalasi
1 IMP / IAM Ketidaksesuaian tarif paket hemat pada pasien Perbendaharaan
bedah
2 IMN / IAM Ketidaklengkapan dokumen pendukung Perbendaharaan
penagihan
3 IAM Kecepatan waktu pemberian informasi tagihan Perbendaharaan
pasien rawat inap asuransi
3 IAM Ketidaksesuaian Surat Pesanan (SP) dengan Logistik
fisik bahan / bahan
8. KOMITE PPI
No. Jenis Indikator Indikator Mutu Unit
1 IMN Kepatuhan cuci tangan
2 IAK Infeksi Daerah Operasi (IDO)
3 IAK Infeksi Luka Infus (ILI / plebitis)
4 IAK Infeksi Aliran Darah Primer
5 IAK Infeksi Saluran Kemih
6 IAK Pneumonia akibat pemakaian ventilator (Ventilator Associated
Pneumonia)
7 IAK Kejadian decubitus selama masa perawatan
9. TIM PPRA
No. Jenis Indikator Indikator Mutu Unit
1 IAK Perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik
2 IAK Perbaikan kualitas penggunaan antibiotik
3 IAK Penurunan angka kejadian infeksi mikroba multiresisten
4 IAK Peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara multidisiplin
11. PKRS
No. Jenis Indikator Indikator Mutu Unit
Pelaksanaan Edukasi Individu (ke Pasien dan Keluarga Rawat Inap
1 IAM
oleh PPA DPJP, Perawat, Apoteker dan Gizi)
2 IAM Penerbitan Konten Kesehatan
12. CSSD
1. Pemberian obat
2. Pemberian pengobatan termasuk nutrisi
3. Pemberian darah dan produk darah
4. Pengambilan specimen
5. Sebelum melakukan prosedur diagnostik /
therauptik.
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Formula Pengukuran N
×100 %
D
≥ 600 120
60 - < 300 60
Formula Pengukuran N
×1000 ‰
D
Definisi Operasional Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien
kontak dengan petugas dendaftaran sampai dilayani oleh
dokter / dokter spesialis.
Catatan :
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Kriteria penilaian :
1. Pemberian obat
2. Pemberian pengobatan termasuk nutrisi
3. Pemberian darah dan produk darah
4. Pengambilan specimen
5. Sebelum melakukan prosedur diagnostik /
therauptik.
Formula Pengukuran N
×100 %
D
b. Pasien Post Operasi Yang Kembali Ke Pelayanan Intensif (ICU) Dengan Kasus
Yang Sama < 72 Jam
Judul Indikator Pasien post operasi yang kembali ke instalasi
pelayanan intensif (ICU) dengan kasus yang sama <
72 jam
Formula Pengukuran N
×100 %
D
e. Kepatuhan Pelaksanaan Double Check Obat Hight Alert Pada Pasien Pre
Operasi
Judul Indikator Kepatuhan pelaksanaan double check obat hight alert
pada pasien pre operasi
Definisi Operasional Kepatuhan pelaksanaan double check obat high alert
pada pasien pre operasi adalah pemberian obat high alert
pada pasien pre operasi dimana sebelum obat tersebut
diberikan ke pasien harus dilakukan pengecekan ganda
oleh petugas yang berbeda.
g. Pasien Yang Kembali Ke Pelayanan Intensif (ICU) Dengan Kasus Yang Sama <
72 Jam.
Judul Indikator Pasien yang kembali ke instalasi pelayanan intensif (ICU)
dengan kasus yang sama < 72 jam
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
5. Layanan Ambulance
a. Keterlambatan Pelayanan Ambulans Di Rumah Sakit.
Judul Indikator Keterlambatan pelayanan ambulans di rumah sakit
Definisi Operasional Keterlambatan pelayanan ambulans adalah
keterlambatan merespon permintaan ambulans > 15
menit.
Keterlambatan dihitung mulai telepon permintaan
ambulans diterima sampai dengan ambulans siap
berangkat.
Tujuan Tergambarnya ketanggapan rumah sakit dalam
menyediakan kebutuhan pasien akan ambulans.
Dimensi Mutu Aksesibilitas, efektifitas.
Dasar Pemikiran / Alasan KMK No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pemilihan Indikator Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Numerator Jumlah keterlambatan pelayanan ambulans
Kelengkapan meliputi :
a. Persiapan pasien
b. Persiapan petugas pendamping pasien
c. Persiapan kebutuhan obat – obatan
d. Persiapan ambulan
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Pasien rujuk
Cakupan Data (Total / Sampel)
Sampel : Jumlah Populasi (N) Jumlah Sampel (n)
≥ 600 120
300 - < 600 20% total populasi
60 - < 300 60
< 60 100% total populasi
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Dasar Pemikiran/ Alasan Permenkes No. 269/ Menkes/ Per/ III/ 2008 tentang
Pemilihan Indikator Rekam Medis
Formula Pengukuran N
×100 %
D
2. Instalasi Radiologi
a. Kepatuhan Identifikasi Pasien
Judul Indikator Kepatuhan indentifikasi pasien
1. Pemberian obat
2. Pemberian pengobatan termasuk nutrisi
3. Pemberian darah dan produk darah
4. Pengambilan specimen
5. Sebelum melakukan prosedur diagnostik /
therauptik.
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurent, Retrospektif
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
1. Pemberian obat
2. Pemberian pengobatan termasuk nutrisi
3. Pemberian darah dan produk darah
4. Pengambilan specimen
5. Sebelum melakukan prosedur diagnostik /
therauptik.
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurent, Retrospektif
Definisi Operasional Terjadinya lisis atau pembekuan darah yang tidak sesuai
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurrent, Retrospektif
4. Instalasi Farmasi
a. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional RS bagi provider BPJS
Judul Indikator Kepatuhan penggunaan formularium Nasional RS
bagi provider BPJS
Dasar Pemikiran/ Alasan PMK No.72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Pemilihan Indikator Kefarmasian di Rumah Sakit
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Dasar Pemikiran/ Alasan PMK No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Pemilihan Indikator
Numerator Jumlah kesalahan penyerahan perbekalan
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurrent, Retrospektif
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
5. Instalasi Gizi
a. Sisa Makan Siang Pasien Non Diit
Judul Indikator Sisa makan siang pasien non diit
Definisi Operasional Porsi makan siang yang tidak habis dimakan oleh pasien
non diit ≥ 1/2 porsi makan yang disediakan.
Definisi Operasional Kesesuaian jenis diit antara yang diminta oleh dokter
dengan yang disajikan pada saat makan. Kesesuaian diit
meliputi jumlah kalori, jenis, makanan, volume diit cair.
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurrent, Retrospektif
C. PELAYANAN KEPERAWATAN
1. Instalasi Rawat Inap Dewasa 1 (Arofah 1, Arofah 2, Arofah 3)
a. Kepatuhan Identifikasi Pasien
Judul Indikator Kepatuhan indentifikasi pasien
1. Pemberian obat
2. Pemberian pengobatan termasuk nutrisi
3. Pemberian darah dan produk darah
4. Pengambilan specimen
5. Sebelum melakukan prosedur diagnostik /
therauptik.
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurent, Retrospektif
Catatan :
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurent, Retospektif
c. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh Pada Pasien
Rawat Inap
Judul Indikator Kepatuhan upaya pencegahan risiko cedera akibat
pasien jatuh pada pasien rawat inap
Definisi Operasional Upaya pencegahan pasien jatuh meliputi :
Dasar Pemikiran/Alasan
PMK No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Pemilihan Indikator
Numerator Jumlah kasus yang mendapatkan upaya pencegahan
pasien jatuh
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurrent, Retrospektif
Kriteria penilaian :
Dasar Pemikiran/Alasan
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
Pemilihan Indikator
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Komplain pasien
Cakupan Data (Total / Sampel)
Sampel : Jumlah Populasi (N) Jumlah Sampel (n)
≥ 600 120
300 - < 600 20% total populasi
60 - < 300 60
< 60 100% total populasi
g. Kepatuhan Pelaksanaan Double Check Obat Hight Alert Pada Pasien Pre
Operasi
Judul Indikator Kepatuhan pelaksanaan double check obat hight alert
pada pasien pre operasi
Definisi Operasional Kepatuhan pelaksanaan double check obat high alert
pada pasien pre operasi adalah pemberian obat high alert
pada pasien pre operasi dimana sebelum obat tersebut
diberikan ke pasien harus dilakukan pengecekan ganda
oleh petugas yang berbeda.
Tujuan Tergambarnya kepatuhan petugas dalam pelaksanaan
double check pemberian obat high alert pada pasien pre
operasi.
Dimensi Mutu Keselamatan
Dasar Pemikiran / Alasan PMK No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Pemilihan Indikator
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
1. Pemberian obat
2. Pemberian pengobatan termasuk nutrisi
3. Pemberian darah dan produk darah
4. Pengambilan specimen
5. Sebelum melakukan prosedur diagnostik /
therauptik.
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurent, Retrospektif
Catatan :
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurent, Retospektif
c. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh Pada Pasien
Rawat Inap
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Kriteria penilaian :
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Judul Indikator
Kesesuaian pelaksanaan komunikasi per telp oleh
petugas dengan menggunakan komunikasi efektif
sesuai spo pada pasien pre operasi.
Kesesuaian Pelaksanaan Komunikasi Per Telp oleh
Definisi Operasional
Petugas dengan menggunakan Komunikasi Efektif sesuai
SPO pada Pasien Pre Operasi adalah komunikasi yang
dilakukan oleh petugas melalui telephon (konsul per
telephon) dengan menggunakan S-B-A-R (Situation –
Background–Assesment-Rekomendation) dan dilakukan
verifikasi terhadap akurasi dari instruksi lisan tersebut
dengan cara catat, baca kembali dan konfirmasi ulang
terhadap instruksi yang diterima serta tercantum nama
dan tanda tangan dari pemberi dan penerima perintah
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
1. Pemberian obat
2. Pemberian pengobatan termasuk nutrisi
3. Pemberian darah dan produk darah
4. Pengambilan specimen
5. Sebelum melakukan prosedur diagnostik /
therauptik.
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Catatan :
Formula Pengukuran N
×100 %
D
c. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh Pada Pasien
Rawat Inap
Judul Indikator Kepatuhan upaya pencegahan risiko cedera akibat
pasien jatuh pada pasien rawat inap
Definisi Operasional Upaya pencegahan pasien jatuh meliputi :
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Kriteria penilaian :
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Formula Pengukuran N
×100 %
D
1. Pemberian obat
2. Pemberian pengobatan termasuk nutrisi
3. Pemberian darah dan produk darah
4. Pengambilan specimen
5. Sebelum melakukan prosedur diagnostik /
therauptik.
Catatan :
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurent, Retospektif
c. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh Pada Pasien
Rawat Inap
Judul Indikator Kepatuhan upaya pencegahan risiko cedera akibat
pasien jatuh pada pasien rawat inap
Definisi Operasional Upaya pencegahan pasien jatuh meliputi :
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurrent, Retrospektif
Kriteria penilaian :
Formula Pengukuran N
×100 %
D
g. Kepatuhan Pelaksanaan Double Check Obat Hight Alert Pada Pasien Pre
Operasi
Judul Indikator Kepatuhan pelaksanaan double check obat hight alert
pada pasien pre operasi
Definisi Operasional Kepatuhan pelaksanaan double check obat high alert
pada pasien pre operasi adalah pemberian obat high alert
pada pasien pre operasi dimana sebelum obat tersebut
diberikan ke pasien harus dilakukan pengecekan ganda
oleh petugas yang berbeda.
Tujuan Tergambarnya kepatuhan petugas dalam pelaksanaan
double check pemberian obat high alert pada pasien pre
operasi.
Dimensi Mutu Keselamatan
Dasar Pemikiran / Alasan PMK No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Pemilihan Indikator
Numerator Jumlah pemberian obat high alertyang dilakukan double
checkpada pasien pre operasi
Denominator Jumlah seluruh pemberian obat high alertpada pasien pre
operasi
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Pasien pre operasi yang menggunakan obat hight
Cakupan Data (Total / Sampel)
alert
Sampel : Jumlah Populasi (N) Jumlah Sampel (n)
≥ 600 120
300 - < 600 20% total populasi
60 - < 300 60
< 60 100% total populasi
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurrent, Retrospektif
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Cakupan Data (Total / Sampel) Pasien rawat inap dengan tranfusi (total)
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
1. Pemberian obat
2. Pemberian pengobatan termasuk nutrisi
3. Pemberian darah dan produk darah
4. Pengambilan specimen
5. Sebelum melakukan prosedur diagnostik /
therauptik.
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurent, Retrospektif
Catatan :
Formula Pengukuran N
×100 %
D
c. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh Pada Pasien
Rawat Inap
Judul Indikator Kepatuhan upaya pencegahan risiko cedera akibat
pasien jatuh pada pasien rawat inap
Definisi Operasional Upaya pencegahan pasien jatuh meliputi :
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurrent, Retrospektif
Kriteria penilaian :
Dasar Pemikiran / Alasan PMK No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Pemilihan Indikator
Numerator Jumlah petugas yang melakukankomunikasi efektif
sesuai SPO pada pasien pre operasi
Denominator Jumlah seluruh petugas yang melakukankomunikasi
efektif sesuai SPO pada pasien pre operasi
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
g. Kepatuhan Pelaksanaan Double Check Obat Hight Alert Pada Pasien Pre
Operasi
Judul Indikator Kepatuhan pelaksanaan double check obat hight alert
pada pasien pre operasi
Definisi Operasional Kepatuhan pelaksanaan double check obat high alert
pada pasien pre operasi adalah pemberian obat high alert
pada pasien pre operasi dimana sebelum obat tersebut
diberikan ke pasien harus dilakukan pengecekan ganda
oleh petugas yang berbeda.
Tujuan Tergambarnya kepatuhan petugas dalam pelaksanaan
double check pemberian obat high alert pada pasien pre
operasi.
Dimensi Mutu Keselamatan
Dasar Pemikiran / Alasan PMK No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Pemilihan Indikator
Numerator Jumlah pemberian obat high alertyang dilakukan double
checkpada pasien pre operasi
Denominator Jumlah seluruh pemberian obat high alertpada pasien pre
operasi
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Cakupan Data (Total / Sampel) Pasien pre operasi yang menggunakan obat hight
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Formula Pengukuran N
×100 %
D
1. Pemberian obat
2. Pemberian pengobatan termasuk nutrisi
3. Pemberian darah dan produk darah
4. Pengambilan specimen
5. Sebelum melakukan prosedur diagnostik /
therauptik.
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurent, Retrospektif
Catatan :
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurent, Retospektif
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurrent, Retrospektif
Kriteria penilaian :
g. Kepatuhan Pelaksanaan Double Check Obat Hight Alert Pada Pasien Pre
Operasi
Judul Indikator Kepatuhan pelaksanaan double check obat hight alert
pada pasien pre operasi
Definisi Operasional Kepatuhan pelaksanaan double check obat high alert
pada pasien pre operasi adalah pemberian obat high alert
pada pasien pre operasi dimana sebelum obat tersebut
diberikan ke pasien harus dilakukan pengecekan ganda
oleh petugas yang berbeda.
Tujuan Tergambarnya kepatuhan petugas dalam pelaksanaan
double check pemberian obat high alert pada pasien pre
operasi.
Dimensi Mutu Keselamatan
Dasar Pemikiran / Alasan PMK No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Pemilihan Indikator
i. Bayi Baru Lahir Yang Tidak Mendapatkan ASI Eksklusif Selama Rawat Inap
Judul Indikator Bayi baru lahir yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
selama rawat inap
Definisi Operasional Pemberian ASI saja kepada bayi umur 0-6 bulan tanpa
diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat
untuk terapi (pengobatan penyakit) selama masa rawat
inap
Dasar Pemikiran/ Alasan PP No.33 Tahun 2012 tentang Pemberian Asi Eksklusif
Pemilihan Indikator
Numerator Jumlah bayi baru lahir yang tidak mendapatkan ASI
eksklusif selama masa rawat inap
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Definisi Operasional Inisiasi menyusu dini adalah bayi baru lahir diberi
kesempatan untuk memulai atau inisiasi menyusu sendiri
segera setelah lahir dengan membiarkan kontak kulit bayi
dan ibu setidaknya satu jam atau sampai menyusu
pertama selesai.
Denominator Jumlah seluruh bayi baru lahir yang dapat dilakukan IMD
pada bulan tersebut
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Formula Pengukuran N
×100 %
D
m. Kematian Neonatal
Judul Indikator Kematian Neonatal
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
2. Pelayanan Kekaryawanan
a. Tingkat Kepuasan Staf
Judul Indikator Tingkat kepuasan staf
Formula Pengukuran N
×100 %
D
3. Dakwah
a. Pemberian Bimbingan Rohani Pada Pasien Rawat Inap
Judul Indikator Pemberian bimbingan rohani pada pasien rawat inap
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
Cakupan Data (Total / Sampel) Surat masuk
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Frekuensi Analisa Data 3 bulan
Nilai Ambang / Standar ≥ 80%
Statistik : Run chart, Control chart, Pareto chart, Bar chart.
Metodologi Analisa Data
Interpretasi data :
Bandingkan dengan trend, dengan RS lain, dengan
standar, dengan praktik terbaik.
Sumber Data / Area Monitoring Catatan data administrasi
PJ Pengumpul Data PIC Bag. Administrasi
Publikasi Data Internal : Rapat / Dashboard / Intranet
Definisi Operasional Kalibrasi adalah proses verifikasi suatu akurasi alat ukur
yang dilaksanakan oleh badan yang berwenang
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Definisi Operasional Baku mutu adalah standar minimal pada limbah cairyang
dianggap aman bagi kesehatan, yang merupakan ambang
batas yang dilolerirdan diukur dengan indikator :
1. PH 6 – 9
2. Suhu 30ºC
3. BOD (Biological Oxygen Demand) 30 mg/liter
4. COD (Chemical Oxygen Demand) 80 mg/liter
5. TSS (Total Suspended Solid) 30 mg/liter
6. NH3 Bebas 0,1 mg/liter
7. Phospat 2 mg/liter
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurrent
1. Limbah infeksius
2. Limbah tajam
3. Limbah B3 / kimia
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurrent
Definisi Operasional Kejadian yang direspon < 5 menit adalah kejadian yang
direspon < 5 menit sejak petugas security mendapat
laporan kejadian sampai dengan petugas security datang
ke tempat kejadian
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Concurrent
F. KEUANGAN
1. Perbendaharaan
a. Kesesuaian Tarif Paket Hemat Pada Pasien Bedah
Judul Indikator Kesesuaian tarif paket hemat pada pasien bedah
Definisi Operasional Pasien bedah paket hemat adalah pasien dengan indikasi
memerlukan perawatan bedah yang mendaftar dengan
fasilitas paket hemat.
Paket hemat merupakan fasilitas pelayanan kesehatan
2. Logistik
a. Ketidaksesuaian Surat Pesanan (SP) Dengan Fisik Barang / Bahan
Judul Indikator Ketidaksesuaian surat pesanan (sp) dengan fisik
barang / bahan
G. KOMITE MEDIS
1. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
Judul Indikator Kepatuhan terhadap clinical pathway
Denominator Jumlah total kasus yang masuk dalam kriteria 5 clinical yang
ditetapkan
Formula Pengukuran N
×100 %
D
2. Kelengkapan Asesmen Awal Medis Dalam 24 Jam Setelah Pasien Masuk Rawat Inap
Judul Indikator Kelengkapan asesmen medis dalam waktu 24 jam setelah
pasien masuk rawat inap
Definisi OperasionalI Yang dimaksud asesmen medis lengkap dalam waktu 24 jam
Denominator Jumlah total pasien yang masuk rawat inap dalam waktu 24
jam
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Definisi Operasional Kebersihan tangan (hand hygiene) adalah segala usaha yang
dilakukan untuk membersihkan kotoran yang secara kasat
mata terlihat dan pengangkatan mikroorganisme yang tinggal
sementara ditangan dengan menggunakan sabun dan air
mengalir (hand wash) atau dengan cairan berbasis alkohol
(handrub) dalam 6 langkah (WHO, 2009).
Audit kebersihan tangan adalah prosedur penilaian kepatuhan
petugas melakukan kebersihan tangan sesuai 5 indikasi dari
WHO yaitu sebelum kontak pasien, sebelum melakukan
tindakan invasif dan aseptik, setelah kontak dengan cairan
tubuh, setelah kontak pasien dan setelah kontak dengan
lingkungan pasien dengan menjalankan 6 tahap teknik
melakukan kebersihan tangan.
1. Mengetahui tingkat kepatuhan petugas dalam
Tujuan
pelaksanaan cuci tangan enam langkah
2. Meningkatkan kepatuhan petugas dalam pelaksanaan
cuci tangan enam langkah
Dimensi Mutu Keselamatan dan keamanan
3. WHO 2009 A Guide to the Implementasion of the WHO
Dasar Pemikiran / Alasan
(Multimodel Hand Hygiene Improvement Strategy).
Pemilihan Indikator
4. Permenkes No.27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
Peluang kebersihan tangan yang dilakukan pada 5 momen
Numerator
cuci tangan
Total peluang kebersihan tangan
Denominator
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Concurent
Metodologi Pengumpulan Data
Cakupan Data (Total / Sampel) Kesempatan dalam mencuci tangan 5 moment
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Frekuensi Analisa Data 3 bulan
≥ 85%
Nilai Ambang / Standar
Statistik : Run Chart, Control Chart, Pareto, Bar Diagram
Metodologi Analisa Data
Interpretasi data :
Bandingkan dengan trend, dengan RS lain, dengan standar,
dengan praktik terbaik.
Audit PPI
Sumber Data / Area Monitoring
IPCN &IPCLN
PJ Pengumpul Data
Internal : Rapat / Dashboard / Intranet
Publikasi Data
I. TIM PPRA
1. Perbaikan Kuantitas Penggunaan Antibiotik
Judul Indikator Perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik
Dasar Pemikiran/ Alasan PMK No.8 tahun 2015 tentang Program Pengendalian
Pemilihan Indikator Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit
Dasar Pemikiran/ Alasan PMK No.8 tahun 2015 tentang Program Pengendalian
Pemilihan Indikator Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit
Numerator Jumlah pelaksanaan forum kajian kasus infeksi terintegrasi
Formula Pengukuran -
J. TIM PEMASARAN
1. Kepuasan Pasien dan Keluarga
Judul Indikator Kepuasan pasien dan keluarga
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retospektif
Cakupan Data (Total / Sampel) Pasien dan keluarga
Sampel : Jumlah Populasi (N) Jumlah Sampel (n)
≥ 600 120
300 - < 600 20% total populasi
60 - < 300 60
< 60 100% total populasi
Kriteria penilaian :
Dasar Pemikiran/Alasan
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
Pemilihan Indikator
Numerator Jumlah KKM, KKK, dan KKH yang sudah ditanggapi dan
ditindaklanjuti
Formula Pengukuran N
×100 %
D
Metodologi Pengumpulan Data Retrospektif
L. CSSD
1. Kelengkapan pelabelan kadaluarsa pada instrument
Judul Indikator Kelengkapan pelabelan kadaluarsa pada instrument
Kadaluarsa adalah masa habis kelayakan atau pakai suatu
Definisi Operasional
benda ( instrument )
Tujuan Agak semua instrument yang telah steril ada pelabelan tanggal
kadaluarsa
Dimensi Mutu Kelayakan dan manfaat
Dasar Pemikiran / Alasan KMK No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Pemilihan Indikator Minimal Rumah Sakit
Numerator Jumlah Instrumen yang di beri label kadaluarsa dalam satu
bulan
Denominator Jumlah Instrumen yang di sterilisasi dalam satu bulan
Formula Pengukuran N
×100 %
D