Anda di halaman 1dari 11

JURNAL KERING

Nama Praktikan : Suci Dwi Seftiani Nor


Kelas : XIII – Kimia Analis 2
Judul : Penetapam Kadar (%) Air Dengan Metode Thermogravimetri
Tujuan : Untuk menentukan kadar air dalam sampel mie instan dengan
menggunakan metode thermogravimetri
HSE : 1. Jas Laboratorium
2. Sarung tangan
Prinsip : Sejumlah tertentu sampel kering yang mengandung air dipanaskan
pada suhu 105-110ºC pada cawan yang telah diketahui beratnya
kemudian ditimbang sampai konstan. Berat air adalah berat setelah
pemanasan.
Reaksi 105−110˚ C
: Sampel basah(s) Sampel kering(s) + H2O(g)

Alat dan Bahan :
Alat : Bahan :
1. Cawan Porselen 1. Mie instan
2. Oven 2. Tissue
3. Eksikator
4. Neraca Analitik
5. Penjepit Cawan
6. Mortar
7. Stamper
8. Spatula
Prosedur : 1. Siapkan terlebih dahulu sampel yang akan digunakan.
2. Siapkan mortar dan stamper untuk menggerus sampel.
3. Gerus mie instan sampei benar-benar halus.
4. Timbang dengan teliti 2-5 gram yang telah dihaluskan dalam cawan
tersebut.
5. Panaskan dalam oven dengan suhu 105-110ºC selama 2 jam.
6. Dinginkan diudara selama 5 menit.
7. Dalam eksikator 15 menit.
8. Timbang cawan beserta sampel dalam necara analitik.
9. Panaskan kembali dalam oven selama 1 jam.
10. Dinginkan diudara selama 5 menit.
11. Dalam eksikator 15 menit.
12. Timbang kembali cawan berisi sampel dalam neraca analitik.
13. Hitung kadar air dalam sampel.
Data : Cawan kosong : 21,4368 gram
Pengamatan Sampel : 2,6294 gram
Penimbangan ke 1 : 23,9010 gram
Penimbangan ke 2 : 23,9010 gram
Pengamatan Sebelum Dikeringkan
No. Nama Sampel Bentuk Warna
1 Mie Instan Serbuk Kuning

Pengamatan Sesudah Dikeringkan


No. Nama Sampel Bentuk Warna
1 Mie Instan Serbuk Kuning
Perhitungan :
Massa Residu = (Massa cawan – Residu) - Massa cawan kosong
= 23,9010 - 21,4368
= 2,4642

Massa Air = Massa Sampel - Massa Residu


= 2,6294 - 2,4642
= 0,1652

(%) Air Massa Air


= x 100%
Massa Sampel
0,1652
= x 100%
2,6294
= 6,28%
Kesimpulan : Jadi, berat kadar air dalam sampel Mie Instan adalah 6,28%

Nama Praktikan : Suci Dwi Seftiani Nor


Kelas : XIII – Kimia Analis 2
Judul : Penetapan Fe Dengan Metode Tiosianat
Tujuan : Penetapan kadar ppm Fe dalam sampel
Prinsip : Besi (III) bereaksi dengan tiosianat menghasilkan sederet senyawa
berwarna merah tua, tergantung pada konsentrasi tiosianat dapat
diperoleh sederet kompleks. Kompleks ini berwarna merah dan dapat
dirumuskan sebagai [Fe(SCN)n]3-n, dengan n=1 sampai 6. Pada
konsentrasi tiosianat yang rendah spesi berwarna yang melimpah
adalah [Fe(SCN)2]+, pada konsentrasi tiosianat 0,1 M sebagian besar
adalah [Fe(SCN)6]3-. Dalam analisis harus digunakan tiosianat yang
sangat berlebih, karena kelebihan ini akan meningkatkan intensitas
dan kemantapan warna. Asam-asam kuat (asam klorida ataupun asam
nitrat konsentrasi 0,05 – 0,5 M) harus hadir untuk menekan hidrolisis.
Reaksi : Fe3+ (aq) + 6 SCN- (aq) → [Fe(SCN)6]3- (aq)
Alat dan Bahan :
Alat : Bahan :
1. Labu Ukur 50 mL 1. Larutan induk Fe 100
2. Pipet Seukuran 10 mL ppm
3. Gelas Kimia 2. HNO3 0,5 N
4. Gelas Ukur 10 mL 3. KCNS 0,2 M
5. Pipet Volume 10 mL
6. Erlenmeyer 250 mL
7. Spektrofotometer Vis
Prosedur : A Pembuatan Larutan Standar
1. Buatlah larutan standar dari induk Fe 100 ppm dengan
konsentrasi 0 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 10 ppm
dalam volume 50 mL.
2. Tambahkan ke dalam labu ukur yang berisi larutan standar
berturut-turut 5 mL HNO3 0,5 N dan 5 mL KCNS 0,3 M.
3. Encerkan sampai tanda batas kemudian dihomogenkan.
4. Ukurlah absorbansi larutan standar dengan menggunakan
spektrofotometer UV-VIS.
5. Buatlah kurva kalibrasinya.
B. Analisa Fe (besi)
1. Pipet 5 mL contoh, masukkan ke dalam beaker glass 50 mL
2. Tambahkan 5 mL HNO3 0,5 N
3. Tambahkan 5 mL KCNS 0,2 N
4. Encerkan sampai tanda batas kemudian dihomogenkan.
5. Ukurlah absorbansi larutan standar dengan menggunakan
spektrofotometer UV-VIS.
6. Hitunglah ppm Fe dalam contoh.
7. Hitunglah kadar Fe dalam contoh.
Data Pengamatan :
NO Larutan Standar Fe Absorbansi
1. 0 ppm (blanko) 0
2. 2 ppm 0,184
3. 4 ppm 0,384
4. 6 ppm 0,539
5. 8 ppm 0,707
6. 10 ppm 0,857
Kurva Kalibrasi :

Kurva Kalibrasi
0.9
0.8 f(x) = 0.08 x + 0.03
R² = 1
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Perhitungan : 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Standar


Perhitungan larutan standar dari larutan induk Fe3+ 100 ppm dengan
konsentrasi 0 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 10 ppm dalam
volume 50 mL
- 0 ppm = 0 mL ( Blanko)
- 2 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 100 ppm = 50 mL x 2 ppm
V1 = 1 mL
- 4 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 100 ppm = 50 mL x 4 ppm
V1 = 2 mL
- 6 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 100 ppm = 50 mL x 6 ppm
V1 = 3 mL
- 8 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 100 ppm = 50 mL x 8 ppm
V1 = 4 mL
- 10 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 100 ppm = 50 mL x 10 ppm
V1 = 5 mL
2. Perhitungan Kadar Fe Dalam Sampel
Absorbansi Sampel : 0,566
Dari kurva kalibrasi :
y = 0,0858x + 0,016
y−0,016
x=
0,0858
0,566−0,016
x=
0,0858
= 6,41 ppm
Kesimpulan : Kadar Fe dalam sampel adalah 6,4 ppm

Nama Praktikan : Suci Dwi Seftiani Nor


Kelas : XIII – Kimia Analis 2
Judul : Penetapan Kadar Abu (%)
Tujuan : Menentukkan kadar abu dalam suatu sampel dengan menggunakan metode
gravimetri
Prinsip : Sejumlah tertentu sampel diabukan lalu dipijarkan pada suhu 500- 600℃
Reaksi oven 100−105 ℃ oven 500−600 ℃
: Sampel ¿ › sampel + H2O › Abu
↑ ↑
Alat dan Bahan Alat : Bahan :
1. Mortar 1. Mie instan
2. Stamper 2. Korek api
3. Cawan porselen 3. Tissue
4. Eksikator
5. Oven
6. Tanur
7. Neraca analitik
8. Segitiga porselen
9. Spatula
10. Kaki tiga
11. Bunsen
12. Penjepir cawan
Prosedur 1. Siapkan mortar dan stamper yang telah dicuci bersih.
2. Siapkan sampel yang akan digunakan.
3. Gerus mie instan sampai halus.
4. Timbang cawan kososng terlebih dahulu.
5. Timbang sampel sebanyak 2-5 gram.
6. Masukkan kedalam oven selama 30 menit.
7. Siapkan kaki tiga, segitiga porselen, bunsen, dan korek api.
8. Simpan cawan porselen diatas segitiga porselen.
9. Nyalakan api bunsen tunggu sampai tidak ada asap.
10. Masukkan kedalam tanur selama 1 jam.
11. Dinginkan di udara selama 5 menit.
12. Dinginkan di udara selama 5 menit.
13. Di eksikator selama 15 menit.
14. Timbang cawan beserta sampel dalam neraca analitik.
15. Masukkan kedalam tanur selama 45 menit.
16. Dinginkan di udara selama 5 menit.
17. Di eksikator selama 15 menit.
18. Timbang cawan beserta sampel sampai di peroleh berat konstan.
19. Hitung kadar abu dalam sampel mie instan.
Data 1) Sebelum dikeringkan
Pengamatan Cawan kosong : 11,7328 gram
Sampel : 2,5303 gram
2) Setelah dikeringkan
Penimbangan ke 1 : 11,7669 gram
Penimbangan ke 2 : 11,7669 gram
Pengamatan sebelum dikeringkan
No Nama Bentuk Warna
1 Mie instan Serbuk Kuning

Pengamatan setelah dikeringkan


No Nama Bentuk Warna
1 Mie instan Abu Putih
Perhitungan : Massa abu = (massa cawan+abu) – cawan kosong
= 11,7669 – 11,7328
= 0.0341 gram
massa abu
% Abu ¿ x 100 %
massa sampel

= 1,35%
Kesimpulan : Jadi, % abu dalam sampel mie instan adalah 1,35%

Nama Praktikan : Suci Dwi Seftiani Nor


Kelas : XIII – Kimia Analis 2
Judul : Titrasi Alkalimetri
Tujuan : Menetapkan kadar asam sitrat dalam sampel Pocari Sweat dengan

menggunakan titrasi alkalimetri.


Prinsip : Terjadinya reaksi netralisasi proton (asam) dengan ion hidroksil (basa)

membentuk molekul yang netral dan menggunakan indikator phenolthalein

sampai terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi warna merah

muda.
Reaksi : 1. Reaksi Standarisasi NaOH dengan H2C2O4.2H2O

2NaOH +¿ H2C2O4 → Na2C2O4 +¿ 2H2O

2. Reaksi Penetapan Sampel Asam Sitrat dengan NaOH

CH2 ‒ COOH CH2 ‒ COONa


│ │

OH – C – COOH + 3NaOH → OH – C – COONa + 3H2O

│ │

CH2 ‒ COOH CH2 ‒ COONa


Alat dan Bahan :

Alat : Bahan :
1. Neraca Analitik 1. H2C2O4.2H2O
2. Kaca Arloji 2. NaOH
3. Spatula 3. Phenolthalein
4. Labu Ukur 250 mL 4. Pocari Sweat
5. Corong Pendek 5. Aquadest
6. Batang Pengaduk 6. Tissue
7. Pipet Tetes
8. Pipet Volume 250 mL
9. Ball Filler Pipet
10. Erlenmeyer
11. Buret
12. Klem dan Statif
13. Gelas Kimia

Prosedur 1. Pembuatan Larutan Asam Oksalat 0,1 N

a. Hitunglah asam oksalat yang harus ditimbang.

b. Timbang asam oksalat yang telah dihitung.

c. Masukkan ke dalam labu ukur, tambahkan aquadest, tera lalu

homogenkan.

2. Pembakuan Larutan Natrium Hidroksida

a. Masukkan larutan natrium hidroksida ke dalam buret.

b. Pipet 25 mL larutan asam oksalat 0,1 N yang telah dibuat ke dalam

erlenmeyer 250 mL.

c. Tambahkan 3 tetes indikator phenolthalein.


d. Titrasi dengan menggunakan larutan natrium hidroksida sampai terjadi

perubahan warna menjadi merah muda.

e. Hitung normalitas natrium hidroksida.

3. Penetapan Kadar Asam Sitrat dalam Pocari Sweat

a. Pipet 25 mL sampel, masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL.

b. Tambahkan indikator phenolthalein.

c. Titrasi dengan menggunakan natrium hidroksida sampai terjadi

perubahan warna menjadi merah muda.

d. Lakukan titrasi duplo.

e. Hitung kadar asam sitrat dalam sampel Pocari Sweat.

Data Pengamatan : LBP yaitu asam oksalat : 0,6090 gram

Pembakuan Asam Oksalat dengan Natrium Hidroksida

Titrasi V H2C2O4(ml) V NaOH Perubahan Warna


1 25 ml 27,50 Bening-Merah muda
2 25 ml 27,70 Bening-Merah muda
3 25 ml 25,60 Bening-Merah muda
Rata-rata 27, 50

Penetapan Kadar Sampel Pocari Sweat

Titrasi Sampel (ml) V NaOH Perubahan Warna


1 25 ml 8,50 Bening-Merah muda
2 25 ml 8,40 Bening-Merah muda
Rata-rata 8,45
Perhitungan 1. Perhitungan asam oksalat yang harus ditimbang

gram 1000
N¿ ×
BE ml

gram 1000
0,1 ¿ ×
63 100

0,1× 63
gram ¿
10
¿ 0,6300 gram

5
±5%¿ × 0,6300¿0,0315 gram
100

0,6300 + 0,0315 ¿0,6615 gram

0,6300 ‒ 0,0315¿ 0,5985 gram

Hasil menimbang ¿ 0,6090 gram

2. Normalitas Sebenarnya

gram 1000
N¿ ×
BE ml

0,6090 1000
N¿ ×
63 100

0,6090× 10
N¿
63

¿ 0,096666 N

¿ 0,0967 N

3. Standarisasi Larutan

V1 × N1 ¿ V2 × N2

27,55 × N ¿ 25 × 0,0967

25× 0,0967
N¿
27,55

¿0,087749 N

¿0,0877 N

4. Perhitungan Kadar Sampel Asam Sitrat

( N × V ) LBS × BE Sampel
% sampel ¿ ×100
mL Sampel ×1000

( 0,0877 ×8,45 ) ×64


¿ ×100 %
25 ×1000

47,42816
¿
250
¿0,1897

¿ 0,18 %
Kesimpulan : Jadi, kadar asam sitrat dalam pocari sweat adalah 0,18%

Anda mungkin juga menyukai