Anda di halaman 1dari 12

PERANAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER

ANAK USIA DINI

Mira Mirawati, M.Pd


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pakuan
(mirawati1980@gmail.com)

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi peranan keluarga, karakter yang dikembangkan,
pendekatan yang digunakan, faktor-faktor yang berperan, hambatan-hambatan, serta upaya-
upaya yang dilakukan dalam mengatasi pendidikan karakter anak usia dini dalam keluarga.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif.
Subjek penelitian diambil sebanyak empat keluarga yang memiliki kriteria berbentuk
keluarga ialah keluarga inti lengkap yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, keluarga berasal dari
latar belakang status sosial ekonomi yang berbeda, Keluarga memiliki anak usia dini yang
berusia 4-6 tahun dan posisi urutan anak dalam keluarga. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pertama peranan ibu lebih mendominasi dibandingkan dengan peranan ayah dalam
pendidikan karakter anak usia dini. Kedua, karakter yang dikembangkan antara lain mandiri
dan tanggungjawab, Ketiga pendekatan pendidikan karakter anak usia dini yang dilakukan
adalah 1) kasih sayang, 2) nasehat, 3) disiplin, 4) keteladanan, 5) pembiasaan, 6) dan
penggunaan media elektronik. Keempat, faktor yang berperan antara lain faktor intern dan
ekstern keluarga Kelima, hambatan yang terjadi dalam pendidikan karakter anak usia dini
berupa perkembangan sosial dan emosional anak belum berkembang secara optimal. Keenam
upaya mengatasi hambatan dalam pendidikan karakter yang dilakukan antara lain
pendekatan kasih sayang dan nasehat ialah upaya yang paling dominan dilakukan para
keluarga pada anak-anak.
Kata kunci: Peranan keluarga, pendidikan karakter, anak usia dini

A. Pendahuluan kakak, paman, bibi, kakek atau nenek dan


bahkan pembantu atau perawat bayi.
Keluarga merupakan lingkungan yang Kemungkinan tidak akan dapat
pertama dan utama karena tugasnya melangsungkan hidupnya. Bantuan itu
meletakkan dasar-dasar pertama bagi sangat diperlukan oleh anak, karena pada
perkembangan anak. Di dalam keluarga, saat dilahirkan ia belum bisa menolong
anak lahir, tumbuh dan berkembang dan dirinya. Ia lahir belum memiliki
pertama kali mengenal orang lain melalui kekhususan atau spesialisasi tertentu.
hubungan dengan orang tuanya. Pengaruh Ketidakmampuannya untuk
insentif dari orang tua merupakan melaksanakan tugas dan
pendidikan mendasar bagi perkembangan tanggungjawabnya yang akan diemban
kepribadian anak selanjutnya. Pentingnya kelak ketika dewasa maka anak perlu
pendidikan anak dalam keluarga mendapatkan pendidikan dan dapat
dipandang oleh Kadarusmadi (1996:39) dididik. Pendidikan bukan hanya sekadar
merupakan pendidikan yang diperoleh kemungkinan (dapat dididik) melainkan
anak di dalam keluarga bermakna sebagai merupakan suatu keharusan (perlu dididik)
upaya yang membantu anak untuk dapat agar ia dapat hidup sebagaimana layaknya
hidup dan berkehidupan sebagai manusia. manusia. Anak dapat mengendalikan
Tanpa bantuan itu baik dari orang tuanya instingnya, mengembangkan modal untuk
maupun dari orang dewasa lainnya seperti mengetahui, memahami dan memikirkan

1
sesuatu maka pertama kali hal tersebut Maker” atau pengambil keputusan yang
harus diajarkan dalam lingkungan cerdas dan bernalar yang memiliki ciri
keluarga. Seperti yang diungkap oleh berpengetahuan kewarganegaraan (civic
Benyamin S. Bloom (1976) bahwa knowledge), keterampilan
lingkungan keluarga dan faktor-faktor luar kewarganegaraan (civic skills) dan watak
sekolah yang telah secara luas berpengaruh kewarganegaraan (civic disposition).
terhadap siswa. Siswa-siswa hidup di kelas Warga negara yang ideal demokratis
pada suatu sekolah relatif singkat, sebagian merujuk pendapat CCE (1999) menurut
besar waktunya dipergunakan siswa untuk Budimansyah & Winataputra (2007:31-32)
bertempat tinggal di rumah. Keluarga telah memiliki kemampuan sebagai berikut: 1)
mengajarkan anak berbahasa, kemampuan Knowledge: the content of civic education:
untuk belajar dari orang dewasa dan Why do we need a government?, The
beberapa kualitas dan kebutuhan purpose of government, Constitutional
berprestasi, kebiasaan bekerja dan Principles, Structure of government,
perhatian terhadap tugas yang merupakan Concepts, principles, and values underlyng
dasar terhadap pekerjaan di sekolah. the political system, i.e authority, justice,
Kecakapan-kecakapan dan kebiasaan di diversity, rule of law, Individual right
rumah merupakan dasar bagi studi anak di (personal, political, economic).,
sekolah. Responsibilities of citizen, Role of citizen
Dalam rangka mewujudkan in a democracy, How the citizen can
keberhasilan keluarga dalam pendidikan participate in community decisions, 2)
anak maka kehidupan keluarga yang Skills: what a citizen needs to be able to do
harmonis perlu dibangun atas dasar sistem to participate effectively, Critical thinking
interaksi yang kondusif dicirikan dengan skills: gather and asses information,
keterlibatan orang tua yang hangat dalam clarify and prioritize, identity and assess
mengasuh dan mendidik anak sehingga consequences, evaluate, meflect,
anak-anak akan memiliki figur orang tua Partipation skills: communicate, negotiate,
yang seimbang serta memiliki hubungan cooperate, manage conflict peacefully and
emosional yang lebih kuat dengan orang fairly, reach consensus, 3) Attitudes/Belief:
tuanya. Jika orang tua sering bertemu dan character or dipositions of citizen,
berdialog dengan anak, anak akan Personal character: moral responbility,
menghormati orang tuanya. Semakin besar selft discipline, respect for individual
dukungan orang tua terhadap anaknya, dignity and diversity of opinion (empathy),
semakin tinggi perilaku positif anak. Public character: respect for the law,
Dalam konteks yang lebih global, suasana willingness to participate in public affairs,
keluarga yang kondusif tersebut akan commitment to the rule of the majority with
mampu menghasilkan warga negara yang respect for the rights of the minority,
baik pula (Salamor, 2010:189). commitment to the balance between self-
Warga negara yang baik adalah interest and the common welfare,
warga negara yang memiliki kepedulian willingnes to seek changes in unjust laws
terhadap keadaan yang lain, memegang in a peaceful and legal manner, 4) Civic
teguh prinsip etika dalam berhubungan Dispositions: Civility, Respect for right of
dengan sesama, berkemampuan untuk the other individuals, Respect for law,
mengajukan gagasan atau ide-ide kritis dan Honesty, Open mindedness, Citical
berkemampuan membuat pilihan atas dasar Mindedness, Negotiation and Compromise,
pertimbangan-pertimbangan yang baik Persistence, Compasion, Patriotism,
(Dynnesson, Gross & Nickel dalam Courage, Tolerance of ambiguity.
Nurmalina dan Syaifullah, 2007:19). Perpaduan kesemuanya diyakini akan
Warga negara yang baik memiliki tampilan membentuk the ideal democratic citizen
sebagai “Informed and Reasoned Decision yakni konsep warga negara yang

2
berkarakter yang secara perlahan sebagai pendidikan karakter yang konsisten dan
akibat dari apa yang dipelajari dan dialami berkesinambungan. Keluarga yang
seseorang baik di rumah, sekolah, mengabaikan fungsi ini dapat
komunitas dan organisasi-organisasi civil mengakibatkan dampak yang sangat besar
society (Budimansyah dan Suryadi, pada masa depan anak maka perlu
2008:61). Idealisme pembentukan watak sekiranya direvitalisasi kesadaran orang
dan peradaban bangsa yang bermartabat tua dalam memainkan peranan mendidik
dalam rangka mencerdaskan kehidupan anak dalam keluarga, oleh karena dengan
bangsa dan menjadikan manusia sebagai kebersamaan dan keterlibatannya dengan
warga negara yang demokratis dan mereka, anak-anak senantiasa bertemu dan
bertanggungjawab secara filosofis, sosio- berinteraksi dan ditentukan pula
politis dan psikopedagogis merupakan misi kehidupannya. Komalasari (2010:79)
suci (mission sacre) dari pendidikan mengemukakan bahwa perilaku seseorang
kewarganegaraan. berkarakter dalam proses perkembangan
Pembentukan karakter warga dan pembentukanya. dipengaruhi oleh dua
negara yang baik pada anak usia dini faktor yaitu faktor lingkungan (nurture)
sangat mendasar. Usia dini merupakan dan faktor bawaan. Dalam konteks faktor
masa emas perkembangan yang lingkungan sebagai faktor eksternal yang
keberhasilannya sangat menentukan membentuk karakter maka pendidikan
kualitas di masa dewasanya (Soedarsono, sangat penting. Oleh karena pendidikan
2010:1). Pembentukan karakter anak pada karakter merupakan suatu kebiasaan maka
periode ini akan memiliki dampak yang pembentukan karakter seseorang
akan bertahan lama terhadap pembentukan memerlukan communities of character
moral anak. Kegagalan penanaman yang terdiri dari keluarga, sekolah, institusi
karakter pada usia dini akan membentuk keagamaan, media, pemerintahan dan
pribadi yang bermasalah di masa berbagai pihak yang mempengaruhi nilai-
dewasanya kelak (Megawangi, 2004:23). nilai generasi muda.
Pendidikan karakter pada anak usia dini Menurut Marlina (2010:252-253)
adalah strategi investasi manusia yang terdapat beberapa metode yang dapat
tepat dimana efek kelanjutan dari langkah digunakan dalam pembentukan karakter
tersebut terlihat bahwa “kemampuan sosial anak usia dini antara lain 1) bercerita ; 2)
dan emosi pada masa anak-anak akan bernyanyi, 3) bersajak, 4) karyawisata;
mengurangi perilaku yang beresiko, seperti Adapun pendekatan yang dapat dilakukan
konsumsi alkohol yang merupakan salah Prayitno dalam Saridewi ( 2010: 302)
satu penyebab utama masalah kesehatan mengemukakan bahwa pendidikan
sepanjang masa; perkembangan emosi dan karakter dapat dilakukan melalui dua
sosial pada anak-anak juga dapat pendekatan yakni high-touch dan high-
meningkatkan kesehatan manusia selama tech. High-touch meliputi pengakuan,
hidupnya, misalnya reaksi terhadap kasih sayang dan kelembutan, keteladanan,
tekanan (stress), yang akan berdampak penguatan (reinforcement), dan tindakan
langsung pada proses penyakit; tegas yang mendidik. High-tech meliputi
kemampuan emosi dan sosial yang tinggi materi, metode, alat bantu, lingkungan
pada orang dewasa yang memiliki penyakit belajar yang kondusif, dan adanya
dapat membantu meningkatkan penilaian hasil pembelajaran.Sedangkan
perkembangan fisiknya.” (Jan Wallander Tatminingsih (2007:3-6), pendekatan yang
dalam Nurhafidzhah, 2010:288). dilakukan pendidik (guru dan orang tua)
Dalam upaya membentuk warga dalam membentuk dan membangun
negara yang baik maka setiap keluarga karakter seorang anak antara lain1)
harus menyadari bahwa awal masa depan Mendisiplinkan anak secara tepat, 2)
anak tercipta dalam keluarga melalui Pemberian hukuman yang efektif pada

3
anak, 3) Pendampingan penggunaan Media Subyek dalam penelitian ini adalah
Cetak dan 4)Modelling. keluarga yang tinggal di Perumahan Graha
Pembangunan karakter dan Bukit Raya 2 RW 24 Desa Cilame
pendidikan karakter menjadi suatu Kecamatan Ngamprah Kabupaten
keharusan karena pendidikan tidak hanya Bandung Barat. Pemilihan itu dilakukan
menjadikan anak itu menjadi cerdas tetapi dengan memperhatikan kriteria sebagai
juga mempunyai budi pekerti dan sopan berikut 1) Bentuk keluarga ialah keluarga
santun sehingga keberadaannya sebagai inti lengkap yang terdiri dari ayah, ibu dan
anggota masyarakat menjadi bermakna anak, 2) Keluarga yang berasal dari latar
baik bagi dirinya maupun orang lain. belakang status sosial ekonomi yang
Pendidikan karakter sebagai upaya berbeda, 3) Keluarga memiliki anak usia
menanamkan kebiasaan tentang hal-hal dini yang berusia 4-6 tahun dan posisi
baik sehingga menjadi faham, mampu urutan anak dalam keluarga.
merasakan dan mau melakukan yang baik
tersebut dalam segenap kehidupannya C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
secara konsisten (Mahfuz, 2010:8). Sejalan
Bagian ini akan disajikan pembahasan
yang dikemukakan oleh Komalasari,
data penelitian yakni peranan keluarga,
2010:80) bahwa pendidikan karakter yang
karakter yang dikembangkan, pendekatan
baik harus melibatkan bukan saja aspek
pendidikan karakter yang digunakan,
pengetahuan yang baik (moral knowing)
hambatan-hambatan serta upaya-upaya
tetapi juga “merasakan dengan baik atau
dalam mengatasi hambatan dalam
loving the good (moral feeling) tetapi juga
pendidikan karakter anak usia dini di
“perilaku yang baik” (moral action)
lingkungan keluarga.
sehingga pendidikan karakter erat
1. Peranan Keluarga Dalam
kaitannya dengan “habit” atau kebiasaan
Pendidikan Karakter Anak Usia
yang terus menerus dipraktekkan dan
Dini di Lingkungan Keluarga
dilakukan.
Peranan keluarga yang ada pada
B. Metode Penelitian empat keluarga di Perumahan Graha Bukit
Raya II hampir sama. Hal ini dapat dilihat
Penelitian ini menggunakan dari berbagai peran yang diemban baik
pendekatan kualitatif yang ditujukan pada oleh ayah, ibu dan anak. Secara umum,
pendidikan karakter anak usia dini pada peranan ayah dominan sebagai kepala
keluarga di perumahan Graha Bukit Raya keluarga dan pencari nafkah utama
II Desa Cilame Kecamatan Ngamprah meskipun ada satu keluarga diantaranya
Kabupaten Bandung Barat. Fokus yaitu keluarga “S”, ayah memiliki peranan
penelitian adalah peranan keluarga dalam tambahan sebagai pendidik sama pula
pendidikan karakter pada anak usia dini. seperti ibu. Peranan ibu lebih bervariatif
Metode yang digunakan dalam karena mereka tidak hanya mengerjakan
penelitian ini adalah metode deskriptif. satu aktivitas dalam kehidupan sehari-
Metode ini dipilih karena masalah yang harinya. Peranan ibu sebagai pengurus
dikaji adalah menyangkut hal yang sedang rumah tangga, pencari nafkah keluarga
berlangsung dalam masyarakat dalam hal maupun sebagai anggota suatu kelompok
ini yaitu tentang pendidikan karakter pada atau kegiatan yang diluar rumah. Seperti
anak usia dini dalam keluarga di yang terlihat pada tabel 1.1
perumahan Graha Bukit Raya II RW 24
Desa Cilame Kecamatan Ngamprah
Kabupaten Bandung Barat.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan peneliti antara lain teknik
observasi, wawancara dan dokumentasi.

4
Tabel 1.1. Peranan Keluarga dalam ga keluarg
Pendidikan karakter Anak Usia Dini di a
Lingkungan Keluarga Subjek Penelitian Hal ini sejalan dengan apa yang
JENIS PERANAN diungkapkan oleh BKKBN (1992) bahwa
KELUAR Ayah Ibu Ana Pemba peranan ayah dalam keluarga meliputi
GA k ntu sebagai pencari nafkah, pelindung dan
Kepala Mengu Pelaj - pemberi rasa aman, kepala
W keluar rus ar keluarga,anggota dari kelompok sosialnya
ga, rumah dan anggota masyarakat dari
pendid tangga lingkungannya. Peranan ibu meliputi
ik dan dan
mengurus rumah tangga, pengasi dan
pencar pencari
i nafkah
pendidik anak-anaknya, pelindung, salah
nafkah tambah satu anggota kelompok dari peranan
utama an sosialnya, anggota masyarakat dari
dalam dalam lingkungannya, dan ada pula yang
keluar kelurga berperan sebagai sebagai pencari nafkah
ga tambahan dalam keluarga. sedangkan
Kepala Mengu Pelaj - peranan anak antara lain melaksanakan
keluar rus ar peranan psikososial sesuai dengan tingkat
S ga, rumah perkembangannya baik secara fisik,
Pendid tangga, mental, sosial dan spiritual. Dalam
ik pengur keluarga, hal tersebut menjalankan dengan
karakt us
fungsinya secara sosiologis dan
er posyan
anak du dan psikologis keluarga.
dan anggot
pencar a 2. Karakter yang dikembangkan dalam
i pengaji pendidikan Karakter Anak Usia
nafkah an Dini di Lingkungan Keluarga.
utama Karakter yang dikembangkan oleh
dalam empat keluarga di Perumahan Bukit Raya
keluar relatif bervariasi. Mereka menginginkan
ga anak-anaknya memilh karakter baik itu
Kepala Menca Pelaj Menga mandiri, bertanggungjawab, sabar, rukun,
O keluar ri ar suh dan
displin, berani dalam hal yang benar,
ga dan nafkah mendid
pencar tambah ik religius, pengertian dan berbakti kepada
i an NVM orang tua. Terdapat karakter menonjol
nafkah dalam serta pada setiap keluarga yakni mandiri,
utama keluarg mengur tanggungjawab serta religius. Mereka
dalam a us berharap hal tersebut ada pada diri anak
keluar rumah mereka sebagai modal didalam kehidupan
ga tangga dan mencapai cita-cita dalam keluarga
Kepala Mengu Pelaj - mereka. Seperti yang terlihat pada tabel
H keluar rus ar 1.2.
ga dan rumah
pencar tangga
i dan
nafkah mencar
tamba i
han nafkah
dalam utama
keluar dalam

5
Tabel 1.2 Karakter yang
Dikembangkan Dalam Pendidikan Hal ini sejalan dengan apa yang
Karakter Anak Usia Dini di Lingkungan dikemukakan oleh Megawati (2004:95)
Keluarga Subjek Penelitian bahwa karakter anak usia terkait dengan
beberapa indikator yakni 1) Cinta Tuhan
Keluarga Jenis karakter yang dan segenap ciptaanNya, 2) Kemandirian
dikembangkan dan tanggungjawab, 3) Kejujuran/amanah,
dalam keluarga bijaksana, 4) Hormat dan santun, 5)
W mandiri, jujur, Dermawan, suka menolong dan gotong
tanggungjawab, sabar, royong, 6) Percaya diri, kreatif dan pekerja
rukun, disiplin
keras, 7) Kepemimpinan dan keadilan, 8)
dan berani dalam hal yang
Baik dan rendah hati dan 8) Toleransi,
benar.
S Tanggungjawab dan mandiri kedamaian dan kesatuan. Kesembilan
O Mandiri, religius dan karakter sebaiknya dibentuk anak
pengertian semenjak kecil karena hal sangat
H Religius dan berbakti pada berpengaruh pada masa depan sebagai
orangtua orang dewasa kelak.
dan Nasehat
3. Pendekatan yang dilakukan dalam S Keteladanan, R
Pendidikan Karakter Anak Usia Dini pembiasaan,
di Lingkungan Keluarga kasih sayang
Beberapa pendekatan yang dan
Penggunaan
digunakan para keluarga dalam mendidik
Media
karakter anak usia dini di lingkungan Elektronik,
keluarga mereka antara lain 1) kasih O Kasih sayang O&T
sayang, 2) nasehat, 3) disiplin, 4) dan nasehat
keteladanan, 5) pembiasaan, 6) dan H Disiplin dan H/D
penggunaan media elektronik. Menurut Kasih sayang
para keluarga, salah satu pendekatan yang
paling sering digunakan adalah Hal ini sejalan dengan yang
pendekatan kasih sayang dan nasehat serta dikemukakan oleh Tatminingsih (2007:3-
penggunaan media elektronik. Hal ini 6) bahwa beberapa pendekatan yang dapat
dilakukan oleh mereka setiap hari dan digunakan untuk mendidik karena anak
mereka beranggapan hal tersbut mudah yang berkarakter ialah displin anak secara
untuk dilakukan dan anak dengan mudah tepat, pemberian hukuman yang efektif
dapat menyesuaikan dengan apa yang pada anak, pendampingan penggunaan
orang tua inginkan. Seperti yang terlihat media serta adanya modelling atau
pada tabel 1.3. keteladanan. Dari kesemua pendekatan
yang paling ekfetif dan membekas pada
Tabel 1.3 Pendekatan yang digunakan diri anak ialah melalui keteladanan orang
dalam Pendidikan Karakter Anak Usia tua dan dewasa dimana anak-anak itu
Dini di Lingkungan Keluarga Subjek tinggal. Anak dapat langsung
Penelitian mendapatkan gambaran yang nyata dan
real mengenai sikap dan perbuatan yang
Keluarga Pendekatan Pelaksana baik dan buruk ataupun yang sesuai atau
Peran tidak sesuai dengan lingkungan di
W Penggunaan H sekitarnya.
Media
Elektronik,
Kasih sayang

6
4. Faktor-faktor yang berperan dalam O Status anak Bergaul
Pendidikan Karakter Anak Usia Dini tunggal dengan
di Lingkungan Keluarga. (posisi urutan teman-
Keberhasilan dan kegagalan anak dalam temanny
pendidikan karakter anak di lingkungan keluarga), a dan
keluarga dipengaruhi oleh faktor-faktor Pemberian lingkung
intern dan ekstern dalam keluarga. faktor fasilitas anak an yang
intern keluarga berupa Sikap dan kebiasaan untuk kondusif
orang tua yang baik dan positif dan bermain dan pda
penghasilan keluarga. Dalam hal ini dapat mengembang tempat
dilihat dari pola pengasuhan yang dipilih kan diri tinggal
orang tua dalam mendidik anaknya. (Sosioekono anak
mi keluarga)
Tabel 1.4 Faktor-faktor yang Berperan dan sikap
dalam Pendidikan Anak Usia Dini di serta kebiasan
Lingkungan Subjek Penelitian orang tua
yang baik dan
Keluar Faktor Faktor positif.
ga Intern Ekstern H Sikap dan Bergaul
W Sikap dan Bergaul kebiasaan dengan
kebiasaan dengan orang tua teman-
orang tua teman- yang baik dan temanny
yang baik dan temanny positif dan a
positif dan a dan Penghasilan
Penghasilan lingkung Keluarga
Keluarga an yang yang stabil
yang stabil kondusif (Sosioekono
(Sosioekono pda mi keluarga)
mi keluarga) tempat
tinggal
anak Hal ini sejalan dengan apa yang
S Sikap dan Bergaul dikemukakan oleh Baumrind (Santrock,
kebiasaan dengan 2007:167) bahwa terdapat beberapa pola
orang tua teman- pengasuhan yang dapat mempengaruhi
yang baik dan temanny pembentukan karakter anak antara lain 1)
positif dan a dan
pengasuhan ototarian yaitu gaya yang
Penghasilan lingkung
Keluarga an yang membatasi dan menghukum pekerjaan dan
yang stabil kondusif upaya anak. sifat yang muncul yakni anak
(Sosioekono pda seringkali tidak bahagia, takut, minder
mi keluarga) tempat ketika dibanding diri dengan orang lain,
tinggal tidak mampu memulai aktivitas dan
anak memiliki komunikasi yang lemah. 2)
pengasuhan ototitarif yaitu gaya
pengasuhan yang mendorong anak untuk

7
mandiri namun tetap batas dan kendali negatif pada individu. Hal ini tergantung
pada tindakan anak-anak. Anak yang pada kataristik lingkungan itu sendiri.
memiliki orang tua yang otoritarif Lingkungan yang baik tentu membawa
seringkali ceria, bisa mengendalikan diri pengaruh yang positif bagi individu,
dan mandiri serta berorientasi pada sebaliknya lingkungan yang kurang baik
prestasi, cenderung mempertahankan cenderung memperburuk perkembangan
hubungan ynag ramah dengan teman individu. Dalam pendidikan karakter,
sebaya, bekerjasama dengan orang dewasa lingkungan memiliki pengaruh yang kuat
dan bisa mengatasi stress dengan baik. dalam karakter anak karena dalam artian
Status sosioekonomi pun memiliki penciptaan lingkungan yang kondusif.
peran yang penting di dalam pendidikan Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi
karakter anak ini karena menurut Hoff, berkarakter apabila tumbuh pada
Laursen & Tardiff (Santrock, 2007:192) lingkungan yang berkarakter sehingga
bahwa orang tua dengan sosioekonomi fitrah anak yang dilahirkan suci dapat
yang lebih rendah memiliki ciri-ciri antara berkembang secara optimal.
lain: 1) lebih ingin anaknya menyesuaikan 5. Hambatan-hambatan yang terjadi
diri dengan keinginan masyarakat, 2) dalam Pendidikan Karakter Anak
menciptakan suasana runah terlihat jelas Usia Dini di Lingkungan Keluarga
Perkembangan sosial dan
orang tua memiliki otoritas atas anak,
emosional anak belum berkembang secara
3)menggunakan hukuman fisik lebih optimal pada sebagian besar keluarga yang
banyak dalam mendisiplinkan anak diteliti. Hal ini dapat dilihat dengan
mereka, dan 4) lebih suka mengatur serta karateristik anak-anak pada keluarga ini
kurang suka mengadakan percakapan yang keras kepala, egois, pemarah. Salah
dengan anak mereka. Sebaliknya, orang tua satu ciri yang menonjol dari anak usia dini
dengan sosioekonomi lebih tinggi ialah sifat membangkang (negativisme)
yaitu suatu bentuk tingkah laku melawan.
cenderung memiliki ciri-ciri antara lain:
Seperti yang dperlihatkan pada tabel 1.5.
1)lebih peduli pada pembentukan inisiatif
anak dan penundaan kepuasan, 2) Tabel 1.5 Hambatan-hambatan dalam
menciptakan suasana rumah dimana anak Pendidikan Karakter Anak Usia Dini di
diposisikan hampir setara dan aturan Lingkungan Keluarga Subjek Penelitian
didiskusikan, bukan ditetapkan secara
Keluarga Hambatan Indikator Hambatan
otoriter, 3) lebih sedikit menggunakan
hukuman fisik dan 4) lebih tidak mengatur W Sifat keras Mudah marah
kepala anak Sulit diatur, Tidak mau
serta lebih membuka percakapan dengan mendengar kata-kata
anak mereka. Selain faktor esktern dalam orang tua, malas dan
tidak mau mengalah.
keluarga, faktor yang berperan adalah S Terkadang egois Sulit diatur, Tidak mau
bergaul dengan teman-temannya dan mendengar kat-kata
orang tua dan malas
lingkungan yang kondusif pada tempat O Sifat Pemarah Menarik diri dan
tinggal anak. Lingkungan memiliki peran Anak kurang respon
H Sifat keras Mudah marah
yang besar bagi perubahan positif atau kepala anak Sulit diatur, Tidak mau

8
mendengar kata-kata Tabel 1.6 Upaya-upaya yang Dilakukan
orang tua,Malas
Untuk Mengatasi Hambatan Dalam
Pendidikan Karakter Anak Usia Dini di
Menurut Yusuf (2006:124),
Lingkungan Subjek Penelitian
pembangkangan terjadi sebagai reaksi
terhadap penerapan disiplin atau tuntutan
Keluarga Jenis Pelaksana
orang tua dan/atau lingkungan yang tidak
Upaya
sesuai dengan kehendak anak. Sedangkan
yang
agresi (agression) berupa perilaku
dilakukan
menyerang balik secara fisik (nonverbal)
W Kasih W/H
maupun kata-kata (verbal). Tingkah laku
sayang,
ini diakibatkan frustasi (rasa kecewa
nasehat dan
karena tidak terpenuhi
hukuman
kebutuhan/keinginannya). Dalam hal ini
S Kasih R
terjadi anak tidak berada dalam posisi yang
sayang,
nyaman (stress) dengan ditandai dengan
nasehat, dan
adanya perubahan perilaku anak berupa
pembiasaan
pemarah dan mudah jengkel pada orang
lain. O Kasih O&T
sayang,
nasehat dan
6. Upaya-upaya yang dilakukan dalam
teladan
Mengatasi Pendidikan karakter Anak
Usia Dini di Lingkungan Keluarga. H Kasih D/H
sayang dan
Para keluarga menggunakan Hukuman
beberapa upaya untuk mengatasi hambatan
dalam pendidikan karakter di lingkungan Pendekatan ini efektif untuk
keluarga mereka. Upaya tersebut mengembangkan karakter anak yang
diantaranya kasih sayang, nasehat, optimal. Seperti yang diungkapkan
hukuman, pembiasaan dan keteladanan. Dorothy Law Nolte (Salamor, 2010)
Pendekatan kasih sayang dan nasehat ialah menyatakan bahwa anak belajar dari
upaya yang paling dominan dilakukan para kehidupan lingkungannya. Jika anak
keluarga pada anak-anak. Seperti yang dibesarkan dengan celaan, ia belajar
terlihat pada tabel 1.6. memaki, Jika anak dibesarkan dengan
permusuhan, ia belajar berkelahi, Jika anak
dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar
rendah diri, Jika anak dibesarkan dengan
penghinaan, ia belajar menyesali diri, Jika
anak dibesarkan dengan toleransi, ia
belajar menahan diri, Jika anak dibesarkan
dengan pujian, ia belajar menghargai, Jika
anak dibesarkan dengan sebaik-baik
perlakuan, ia belajar keadilan. Jika anak
dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar
menaruh kepercayaan, Jika anak
dibesarkan dengan dukungan, ia belajar
menyenangi diri. Jika anak dibesarkan

9
dengan kasih sayang dan persahabatan, ia dilaksanakan dengan baik. Dalam
belajar, menemukan cinta dalam kaitannya pendidikan anak usia dini, ketika
kehidupan.. keluarga mampu memahami lebih jauh
tentang tingkat perkembangan moral,
D. KESIMPULAN sosial, fisik dan mental anak sehingga
secara psikologis kebutuhan anak dapat
Graha Bukit Raya II merupakan penuhi dengan optimal.
salah satu bentuk perumahan yang berada
di daerah Kabupaten Bandung Barat. F. DAFTAR PUSTAKA
Perumahan ini memiliki corak sosial
ekonomi dan budaya dengan ditandai Adhim, M. F. (2006). Positive
berbagai suku bangsa, pendidikan serta Parenting. Cara-cara Islami
pekerjaan yang berbeda. Mengembangkan Karakter Positif Pada
Terkait dengan pendidikan karakter Anak Anda. Bandung: Mizania.
yang dilakukan pada keluarga dalam Ahmadi, A. (2007). Sosiologi
penelitian ini, peranan ayah dan ibu dalam Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
mendidik karakter anak terlihat tetapi Anwar dan Ahmad, A. (2009). Pendidikan
lebih banyak didominasi oleh peranan ibu Anak Dini Usia (Panduan Praktis Bagi Ibu
dengan melakukan pendekatan kasih dan Calon Ibu). Bandung: Alfabeta.
sayang, nasehat serta pendampingan Awwad, J. M. (1995). Mendidik
dalam penggunaan media elektronik. Hal Anak Secara Islam. Jakarta: Gema Insani
tersebut ditujukan untuk membentuk Press.
karakter anak yang mandiri dan Azra, A. (2004). “Pembangunan
bertanggungjawab. Kemandirian dan Karakter Bangsa: Pendekatan Budaya,
bertanggungjawab dalam memenuhi apa Pendidikan dan Agama”, dalam Refleksi
yang dibutuhkan dalam keseharian anak Karakter Bangsa, Jakarta: Forum Kajian
berhubungan dengan kebersihan diri. Antropologi Indonesia.
Keberhasilan karakter tersebut Baihaqi, I. (2010). Sudahkah Aku
dipengaruhi oleh sikap dan kebiasaan baik Menjadi Orang Tua Shaleh. Bandung:
yang dilakukan oleh orang tua dan Khazanah Intelektual.
peranan lingkungan bersama teman-teman Basrowi dan Suwandi (2008). Memahami
terdekat mereka. Meskipun dalam Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka
pelaksanaannya masih ditemukan Cipta.
hambatan-hambatan berupa sikap Budimansyah, D, dan Winataputra,
penolakan dari anak. tetapi setiap keluarga U. S. (2007). Civic Education. Konteks,
tetap berusaha menjalankan pendidikan Landasan, Bahan Ajar dan Kultur Kelas.
karakternya melalui pendekatan kasih Bandung: SPs Universitas Pendidikan
sayang dan nasehat. Indonesia.
Budimansyah, D., dan Suryadi, K.
E. IMPLIKASI (2008). Pkn dan Masyarakat Multikultural.
Bandung: SPs Universitas Pendidikan
Keluarga diharapkan dapat memahami Indonesia.
lebih jauh peran dan fungsi mereka Bungin, B.(2007). Penelitian
masing-masing (sebagai ayah atau ibu). Kualitatif: komunikasi, ekonomi, kebijakan
Sehingga semua fungsi keluarga baik publik dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta:
fungsi sosiologis maupun psikologis dapat Kencana Prenada Media Group.

10
Daryo, A. (2007). Psikologi tentang Nilai-Nilai Yang Mendasari Dan
Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Mengarahkan Upaya Orang Tua Yang
Bandung: Refika Aditama. Diserap Anak Dalam Situasi Pendidikan
Dimas, M. R. (2008). 25 Kiat Di Keluarga Masyarakat Banda Aceh).
Mempengaruhi Jiwa dan Akal Anak. PPS. IKIP Bandung.
Melejitkan Kecerdasan Anak dengan Bijak.
Jakarta: Arkan Leema. Kardiman, Y. (2009). Membangun
Kembali Karakter Bangsa Melalui Situs-
Fattah, A. (2008). Pembangunan situs Kewarganegaraan dalam Acta
Karakter Unggul Generasi Penerus Civicus. Vo. 2.(2).
Bangsa. Jakarta: Arga Publishing.
Hakam, A. H. (2011). Membina Komalasari, K. (2010). Integrasi
Kecerdasan dan perilaku Sosial dalam Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
Membangun Karakter Anak. dalam PKn Melalui Contextual Teaching
“Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Learning. ”Pendidikan Pancasila dan
Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa”. Kewarganegaraan dalam Membangun
Perhargaan dan penghormatan 70 tahun Karakter Bangsa (nation and Character
Prof. Dr. Endang Somantri, M.Ed. Building): Refleksi, Komitmen dan
Universitas Pendidikan Indonesia. Prospek. Laboratorium PKn, UPI
Bandung.
Hatimah. I. dkk. (1998) Pola Dan Maufur. (1993). Kepedulian Orang
Bentuk Pendidikan Keluarga (Studi tua Terhadap Pelaksanaan Pendidikan
Deskriptif Mengenai Pola Dan Bentuk Dalam Keluarga Untuk Membina Perilaku
Pendidikan Dalam Keluarga Bagi Ibu (Studi Kasus Pada Dua Keluarga di Desa
Pekerja Dan Non Pekerja Di Kecamatan Mejasem Kecamatan Keram at Kabupaten
Sukasari Kotamadya Bandung). Dalam Tegal) PPS, IKIP Bandung,
Jurnal Penelitian Optimalisasi Materi Megawangi, R. (2004). Pendidikan
Subyek, Lembaga Penelitian IKIP Karakter: Solusi yang Tepat untuk
Bandung. Membangun Bangsa. Depok: BPMIGAS
dan Energi.
Hidayati, Z. (2010). Miracles At Miles, M. B. dan Huberman, A.
Home: Keajaiban dalam Rumah Michael (1994) Qualitative Data Analysis:
Berdasarkan Kisah Nyata. Cara Mudah Second Edition. Thousand Oaks: SAGE
Penerapan Teknik Parenting Untuk Publication.
Mengubah Perilaku Buruk Anak dalam Nurhafidzah. (2010). Urgensi
Waktu Relatif Singkat dan Mencapai Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan
Kebahagiaan Dalam Keluarga. Bekasi: Anak Usia Dini.dalam Procceding Seminar
Imaji Kreasi Sukses. Aktualisasi Pendidikan Karakter Bangsa.
Universitas Pendidikan Indonesia.
Istijoni. (2010). Model
Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Papalia, E. D et. al,(2008), Human
Alfabeta. Development (Psikologi Perkembangan).
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Kadarusmadi. (1996). Upaya
Orang tua Dalam Menata Situasi
Pendidikan di Dalam Keluarga (Studi

11
Patmonodewo, S. (2008). Suharmini, T et. al (2009).
Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Pelatihan Karakteristik dan
Rineka Cipta. DeteksiTumbuh Kembang Anak Usia Dini
Bagi Kader Posyandu Plus. Yogyakarta:
Salamor, L. (2010). Peranan Keluarga dan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Sekolah Dalam Pelaksanaan Yogyakarta.
Pendidikan Nilai Guna Membentuk
Karakter Anak. dalam Procceding Seminar Syaodih, E. (2007). “Pendidikan Anak
Aktualisasi Pendidikan Karakter Bangsa. Usia Dini Sebagai Fondasi Pengembangan
Universitas Pendidikan Indonesia. Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas”,
Saridewi (2010). Mengembangkan dalam UPI Press, Mengembangkan
Pendidikan Berkarakter Melalui Pendidikan Unggul dan Bertaraf
Implementasi High-tech and High-touch Internasional. Bandung: UPI Press.
Pada Pendidikan Anak Usia Dini. dalam __________(2010). Pengembangan
Procceding Seminar Aktualisasi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
Pendidikan Karakter Bangsa. Universitas Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi
Pendidikan Indonesia. Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai
Budaya Untuk membentuk Daya saing dam
Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Karakter Bangsa. Jakarta: Depdiknas.
Anak. Jakarta: Erlangga. Yusuf, Syamsu LN. (2006).
Psikologi Perkembangan Anak & Remaja.
Shochib, M. (2000). Pola Asuh Bandung: Remaja Rosdakarya.
Orang Tua dalam Membantu Anak
Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta:
Rineka Cipta.

Soedarsono, S. (2010). Pokok-


pokok Pikiran Tentang Konsep Dasar
Pendidikan Karakter (Hilangnya karakter,
Hilangnya Generasi Penerus). Jakarta:
Yayasan Jati Diri Bangsa.

Soedarsono, S. (2009). Karakter


Mengantar Bangsa Dari Gelap Menuju
Terang. Karakter Mendorong Kita Hidup
Dalam Kebahagiaan. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

Soekanto, S. (1998). Sosiologi


Suatu pengantar. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.

___________(2004). Sosiologi
Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga,
Remaja dan Anak. Jakarta: Rineka Cipta.

12

Anda mungkin juga menyukai