Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Promosi dan Perilaku Kesehatan (2016), 1 (1): 26-31

https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.01.04.04

Analisis Jalur pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesediaan untuk Menerima


Vasektomi di antara Pria dalam Kesehatan Masyarakat Sanden
Center, Bantul, Yogyakarta, Indonesia

Dechoni Rahmawati 1), Bhisma Murti 2), Argyo Demartoto 3)

1) Sekolah Kesehatan Jenderal Ahmad Yani, Yogyakarta


2) Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret

3) Departemen Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK

Latar Belakang: Program Keluarga Berencana adalah program yang diprakarsai oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup di
Indonesia. Salah satu metode kontrasepsi untuk pria adalah MOP (Operation Method Man) atau vasektomi. Sebagian besar norma
masyarakat menganggap bahwa keluarga berencana adalah bidang wanita dan pria tidak perlu dilibatkan juga merupakan salah satu alasan
kurangnya partisipasi pria dalam keluarga berencana. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki analisis jalur pada faktor-faktor yang
mempengaruhi kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi.

Subjek dan Metode: Ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain case control. Ini dilakukan di pusat
kesehatan masyarakat Sanden, Bantul, Yogyakarta, Indonesia. Sampel total 90 responden dipilih dengan sampel penyakit
tetap. Variabel dependen adalah kesediaan suami. Variabel independen adalah niat, sikap, norma subyektif, dan kontrol
perilaku yang dirasakan. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dianalisis dengan analisis jalur.

Hasil: Tidak ada korelasi langsung antara sikap dan kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (b = 3,21; 95% CI = 1,74
hingga 4,69; p <0,001), korelasi tidak langsung antara norma subjektif dan kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (b
= 2,08 ; 95% CI = 0,44 hingga 3,72; p =
0,013), persepsi perilaku (b = 1,73; 95% CI = 0,25 hingga 3,20; p = 0,021), korelasi langsung antara persepsi kontrol perilaku
dan kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (b = 1,49; 95% CI = 0,36 hingga 3,62; p = 0,010) niat dan kemauan
menggunakan vasektomi suami (nilai koefisien b = 2,13; 95% CI = 1,00 hingga 3,27; p <0,001).

Kesimpulan: Ada korelasi tidak langsung dan langsung dari kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi oleh Theory of
Planned Behavior.

Kata kunci: sikap, norma subjektif, persepsi perilaku, niat, kemauan

Korespondensi:
Dechoni Rahmawati. Sekolah Kesehatan Jenderal Ahmad Yani, Yogyakarta.

LATAR BELAKANG membangun keluarga yang berkualitas. Undang-Undang


Keluarga Berencana adalah program yang diprakarsai oleh mendukung program KB sebagai salah satu upaya untuk
pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup di Indonesia. menciptakan keluarga yang sehat dan berkualitas.
Hal ini diundangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Pengendalian kehamilan dalam program KB dilakukan
No. 52/2009. dengan bernyanyi kontrasepsi. Ada berbagai macam alat
Undang-Undang Republik Indonesia No. 52/2009 kontrasepsi, antara lain Intra Uterine Device (IUD),
tentang Pertumbuhan Demografis dan Pengembangan prosedur bedah untuk wanita (tubektomi), prosedur bedah
Keluarga menyatakan bahwa KB adalah upaya untuk untuk pria (vasektomi), implan, injeksi, pil, dan kondom.
mengontrol kelahiran anak, ruang dan usia ideal untuk
melahirkan, mengontrol kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan
untuk Indonesia (SDKI, 2013) yang terdaftar

26 e- ISSN: 2549-1172 (online)


Rahmawati et al./ Analisis Jalur pada Faktor yang Mempengaruhi

di Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan operasi dan tidak memerlukan anestesi umum (Hartanto,
Republik Indonesia, pada tahun 1991 jumlah peserta KB 2010).
adalah
49,7%, pada tahun 1994 meningkat menjadi 54,7%, pada tahun 1997 adalah SUBYEK DAN METODE
57,4%, 2002 adalah 60,3%, pada tahun 2007 adalah Ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain
61,4%, dan pada 2012 adalah 61,9%. Namun jumlah cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Pusat
peserta KB pria masih rendah yaitu 21.374 peserta Kesehatan Masyarakat Sanden, dari bulan April hingga
dengan persentase sebanyak 0,25% untuk vasektomi Juni 2016. Sampel dari 90 pria dipilih dengan pengambilan
(BKKBN, 2013). sampel penyakit tetap.

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki Variabel dependen adalah kesediaan suami
faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi. Variabel independen adalah
sebagai akseptor vasektomi di wilayah kerja Puskesmas niat, sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang
Sanden. Teori Perilaku Berencana adalah teori perilaku dirasakan. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Data
yang dirancang untuk memprediksi dan menjelaskan dianalisis dengan analisis jalur.
perilaku manusia dalam konteks tertentu individu

Teori Perilaku Terencana yang direncanakan


didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah makhluk HASIL
yang rasional dan cenderung memanfaatkan informasi yang Karakteristik sampel disajikan pada Tabel 1. Sebagian
diperoleh secara sistematis. Orang-orang berpikir tentang besar sampel berusia antara 41 hingga 50 tahun, yang
implikasi tindakan mereka sebelum memutuskan untuk bekerja sebagai buruh dan yang pendapatannya <upah
melakukan perilaku tertentu. Ada tiga prediktor utama yang minimum regional.
mempengaruhi niat individu untuk melakukan perilaku
tertentu, yaitu sikap, norma, dan PBC (Ajzen, 2005). Pada Tabel 2 diperoleh hasil bahwa
47,8% dari subyek penelitian memiliki niat lemah, dan
52,2% memiliki niat kuat.
Vasektomi adalah metode kontrasepsi operatif 52,2% memiliki sikap positif, 63,3% memiliki norma
minor pada pria yang aman, sederhana, dan efektif, hanya subjektif tinggi, dan 51,1% memiliki kontrol perilaku yang
membutuhkan waktu singkat tinggi.
Tabel 1. Contoh Cha karakteristik
Karakteristik Kriteria n %
Umur (tahun) 21 - 30 17 18.9
31 - 40 25 27.8
41 - 50 48 53.3
Pendudukan Pegawai Negeri Sipil / Angkatan Bersenjata / Polisi 13 14.4
Tenaga kerja 24 26.7
Wiraswasta 17 18.9
Pegawai swasta 15 16.7
Petani 21 23.3
Pendapatan <Upah Minimum Regional 57 63.3
≥ Upah Minimum Regional 33 26.7

e-ISSN: 2549-1172 (online) 27


Jurnal Promosi dan Perilaku Kesehatan (2016), 1 (1): 26-31
https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.01.04.04

Tabel 2. Niat, sikap, hal perilaku yang dipahami r kontrol al


Variabel independen Kategori n % Total%
Niat Lemah 43 47.8
100
Kuat 47 52.2
Sikap Negatif 43 47.8
100
Positif 47 52.2
Norma subjektif Rendah 33 36.7
100
Tinggi 57 63.3
Rendah 44 48.9
Kontrol Perilaku Persepsi 100
Tinggi 46 51.1

Analisis Jalur digunakan untuk mengetahui besarnya Sementara koefisien jalur itu sendiri tidak memiliki unit,
pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain, baik sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar koefisien
pengaruh langsung maupun tidak langsung. Besarnya jalur, semakin besar juga pengaruh yang diberikan dari
pengaruh variabel eksogen disebut koefisien jalur. variabel.

Tabel 3. The R es kamu Jalur Analisi s dengan STATA 13 Variabel tergantung Program
Variabel 95% CI
b hal
independen Batas atas Batasan yang lebih rendah
Efek langsung
Kerelaan • Niat 2.13 3.27 1,00 <0,001
• PBC 1.49 3.62 0,36 0,010
Efek Tidak Langsung
Niat • Sikap 3.21 4.69 1.74 <0,001
• Norma subjektif 2.08 3.72 0,44 0,013
• Dirasakan
1.73 3.20 0,25 0,021
Kontrol Perilaku

Tabel 3 menunjukkan hasil perhitungan 3.27. Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p <0,001.
menggunakan perangkat lunak program SPSS STATA 13. Kontrol perilaku perseptif pada vasektomi terhadap
Diperoleh besarnya koefisien jalur sikap suami terhadap kesediaan suami sebagai akseptor adalah 1,49, dengan
vasektomi terhadap niat menggunakan vasektomi adalah batas bawah 0,36 dan batas atas 2,62. Hasilnya
3,21, dengan batas bawah 1,74 dan batas atas 4,69. signifikan, ditunjukkan oleh nilai p = 0,010.
Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p <0,001. Norma
Subjektif pada Vasektomi terhadap niat dalam Pengaruh sikap suami terhadap kesediaan suami
menggunakan vasektomi adalah sebagai akseptor vasektomi melalui niat menggunakan
vasektomi. Sikap suami terhadap vasektomi terbukti
2.08, batas bawah adalah 0.44 dan batas atas adalah berpengaruh signifikan terhadap kesediaan suami sebagai
3.72. Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p = 0,013. akseptor vasektomi melalui niat menggunakan vasektomi.
Kontrol yang dirasakan pada vasektomi terhadap niat Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p <0,001.
menggunakan vasektomi adalah 1,73, dengan batas
bawah 0,25 dan batas atas 3,0. Hasilnya signifikan,
ditunjukkan oleh nilai p = 0,021. Niat menggunakan
vasektomi terhadap kelicikan suami sebagai akseptor Pengaruh norma subyektif terhadap kesediaan
adalah 2,13, dengan batas bawah adalah 1,04 dan batas suami sebagai akseptor vasektomi melalui niat
atas adalah menggunakan vasektomi. Norma subjektif pada vasektomi
adalah

28 e- ISSN: 2549-1172 (online)


Rahmawati et al./ Analisis Jalur pada Faktor yang Mempengaruhi

terbukti secara signifikan mempengaruhi kesediaan suami sesuai dengan hipotesis yang dibuat oleh peneliti. Hasil
sebagai akseptor vasektomi melalui niat menggunakan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
vasektomi. Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p = pengetahuan bagi masyarakat dan lembaga terkait
0,013. tentang kontrasepsi vasektomi sehingga pemahaman
masyarakat tentang vasektomi meningkat, dan kesediaan
Pengaruh persepsi kontrol perilaku terhadap suami sebagai akseptor juga meningkat.
kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui niat dalam
menggunakan vasektomi. Kontrol perilaku yang dirasakan Saran untuk peneliti berikutnya adalah
pada vasektomi terbukti secara signifikan mempengaruhi mempelajari topik vasektomi tetapi dengan variabel yang
kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi baik secara berbeda, teori juga
langsung maupun tidak langsung melalui niat dalam metodologi.
menggunakan vasektomi. Hasilnya signifikan, ditunjukkan
oleh nilai p = 0,021. REFERENSI
Addah AO (2014). Untuk menentukan pengetahuan
langkan dan sikap tentang penggunaan
Pengaruh niat menggunakan vasektomi terhadap kontrasepsi modern di antara peserta antenatal di
kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi. Niat dalam Rumah Sakit Pendidikan Universitas Delta Niger,
menggunakan vasektomi terbukti secara signifikan Okolobiri, SouthSouth, Nigeria. Jurnal IOSR Ilmu
mempengaruhi kesediaan suami sebagai akseptor Kedokteran dan Kedokteran (IOSRJDMS). 13 (4):
vasektomi. Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p 01-07. Agarwal K (2011). Keluarga Berencana dan
<0,001. Re-

Kesimpulan dari penelitian ini adalah, ada Kesehatan yang produktif. Dewan Kertas untuk
hubungan langsung dan tidak langsung dari faktor-faktor Hubungan Luar Negeri: 1-14. Arum DSN, Sujiyati (2009).
yang mempengaruhi suami sebagai akseptor vasektomi. Panduan Leng-
Ada hubungan langsung dan positif antara sikap dan kap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Nuha
kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (b = Medika. Badrujaman A (2008). Sosiologi Untuk Ma-

3,21, p <0,001). Ada hubungan tidak langsung antara hasiswa Keperawatan. Jakarta: Media Info Trans.
norma subjektif dan kesediaan suami sebagai akseptor
vasektomi (b = BKKBN (2011). Kajian implementasi kebi-
2.08, p = 0,013). Ada hubungan tidak langsung antara jakan penggunaan kontrasepsi IUD. Pusat
kontrol perilaku yang dirasakan dengan kesediaan suami Penelitian dan Pengembangan KB-KS, Badan
sebagai akseptor vasektomi (b = 1,73; p = 0,021). Ada Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
hubungan tidak langsung antara kontrol perilaku yang BKKBN (2007). Badan Pusat Statistik Ke-
dirasakan dengan kesediaan suami sebagai akseptor
vasektomi (b = 1,49; p = 0,010). Ada tidak langsung menterian Kesehatan, Survei Demografi dan
antara niat dan kesediaan suami dalam menggunakan Kesehatan Indonesia. BKKBN 2011). Sterilisasi
vasektomi (b = 2,13; p <0,001). kurang mendong-
krak penurunan fertilitas. Pusat Penelitian dan
Pengembangan KB-KS, Badan Kependudukan dan
Implikasi dalam penelitian ini adalah hasil analisis Keluarga Berencana Nasional.
menunjukkan bahwa Teori Perilaku Berencana yang
digunakan dalam penelitian ini adalah

e-ISSN: 2549-1172 (online) 29


Jurnal Promosi dan Perilaku Kesehatan (2016), 1 (1): 26-31
https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.01.04.04

Budisantoso (2009). Partisipasi Pria dalam Badan Perencanaan Kementerian Kesehatan.


Keluarga Berencana di Kecamatan Jetis Kabupaten MENGUKUR DHS: ICF International Isnawati D,
Bantul. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia: 4 (2). Suhariadi F (2013). Hubungan
Bunce A (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi antara dukungan sosial dengan partisipasi pribadi
vasektomi PT Pupuk Kaltim. Jurnal Psikologi Industri dan
penerimaan saya di Tanzania. Perspektif Keluarga Organisasi 2 (1): 1-6. Jones RK (2011). Di luar
Berencana Internasional. 33 (1). kontrol kelahiran: The

Christina, Sonachi, Chinomso (2014),


Pengetahuan dan sikap pria tentang vasektomi manfaat yang diabaikan pil kontrasepsi oral. New
sebagai metode keluarga berencana di antara pria York: Guttmacher Institute.
yang sudah menikah terbangun di Babcock
University, Ogun State, Nigeria. Jurnal Internasional Kavanaugh ML, Anderson RM (2013).
Keperawatan dan Kebidanan. 7 (3): 30-35 Conner M Kontrasepsi dan seterusnya: Manfaat kesehatan
(2002). Perilaku Kesehatan. Perjalanan dari layanan yang diberikan di pusat keluarga
berencana. New York: Guttmacher Institute. Mahat
nal University of Leeds UK. Creswell JW (2008). K, Pacheun O, Taechaboonsermsak
Penelitian pendidikan:
Merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi P (2010). Niat untuk menerima vasektomi di
penelitian kualitatif dan kualitatif (edisi ke-3). kalangan pria menikah di Kathmandu, Nepal.
(New Jersey: Pearson Jurnal Kesehatan Masyarakat Asia, 1 (1)
Merill. Prentice Hall).
Fitri M, Wantouw B, Tendean L (2013). Murti B (2003). Prinsip dan metode penelitian
Pengaruh Vasektomi terhadap Fungsi Seksualitas epidemiologi. Edisi Kedua, Jilid Pertama.
Pria. Jurnal e-Biomedik (eBM): 1 (1). Yogyakarta: Press Universitas Gajah Mada.

Ghozali I (2011). Model Persamaan Struk- Murti B (2013). Desain dan ukuran sampel
tural dan Aplikasi dengan Program Amos 21. untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif di bidang
Semarang: Badan Penerbit Universitas kesehatan. Cetakan ketiga. Yogyakarta: Press
Diponegoro. Universitas Gajah Mada.
Hanum M (2009). Sosiologi dan Antropo-
logi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Nugroho T, Utama BI (2014). Masalah
kesehatan reproduksi wanita. Yogyakarta: Nuha
Hartanto H (2010). Keluarga Berencana Medika. Pinem S (2009). Kesehatan reproduksi dan
dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
kontrasepsi. Jakarta: Media Info Trans.
Heejung SK, David KS, Shelley ET (2008).
Budaya dan Dukungan Sociap. Psikolog Amerika. Prawirohardjo S (2009). Ilmu Kebidanan.
Jakarta: YBP-SP. Rayala BZ, Viera AJ (2013).
Hidayati R (2009). Asuhan Keperawatan Pertanyaan umum
pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta: Tentang Vasektomi. Dokter Keluarga Amerika 88
Salemba Medika. Survei Demografi dan Kesehatan (11). Samandari G, Speizer IS, O'Connell K
Indonesia
(IDHS) (2013). Statistik Penduduk Nasional dan (2010). Peran dukungan sosial dan kesetaraan pada
Keluarga Indonesia penggunaan kontrasepsi di Cam-

30 e- ISSN: 2549-1172 (online)


Rahmawati et al./ Analisis Jalur pada Faktor yang Mempengaruhi

bodia. Perspektif Internasional tentang Kesehatan Tukiran (2010). Keluarga Berencana dan
Seksual dan Reproduksi, 26 (3). Reproduksi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sarafino EP (2006). Psikologi kesehatan, Undang-Undang Republik Indonesia No-


biopsikologis interaksi. Baru mor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan
York: John Wiley & Sons. Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Sarason GI, Sarason RB (2009). Sosial
dukungan: Memetakan konstruk. Jurnal Vo. 26 Winardi (2007). Manajemen Perilaku Orga-
Nomor 1. nisasi. Cetakan kedua. Jakarta: Grup Media
Skinner BF (1938). Perilaku Organisasi Kencana Prenada. Pemenang B (2012). Efektivitas
nisme: Analisis Eksperimental. Cambridge, Jangka Panjang
Massachusetts: Yayasan BF Skinner. Bertindak Kontrasepsi Reversibel. Jurnal
Kedokteran New England.
Stright, Barbara R (2004). Keperawatan
Ibu Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC. Suratun
(2008). Pelayanan Keluarga Be-
rencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans
Infomedia.

e-ISSN: 2549-1172 (online) 31


Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10(2), 2019:111-116
DOI: 10.22435/kespro.v10i2.1364.111-116

RELATIONSHIP BETWEEN VULVA HYGIENE AND VULVOVAGINALIS CANDIDIASIS


OF REPRODUCTION AGE WOMAN IN PUBLIC HEALTH CENTER
CIPAYUNG

Hubungan Kebersihan Vulva dengan Genesis Kandidiasis Vulvavaginalis Pada Wanita Usia Subur
di Puskesmas Cipayung
Marni Br Karo1,*,a, Nurfauziah Cahyanti1, Farida Simanjuntak1, R. Haryo Bimo Setiarto2,*,a

1
Midwifery Program of Medistra Health Higher School, Jakarta, Indonesia
2
Microbiology Division, Research Center for Biology LIPI, Bogor, Indonesia

*
Email: marnikaro.stikesmi@gmail.com, haryobimo88@gmail.com
Naskah masuk 13 Febuari 2019; review 18 April 2019; disetujui terbit 31 Desember 2019

Abstrak
Latar belakang: Kandidiasis vulvovaginalis adalah infeksi mukosa pada vagina maupun vulva yang disebabkan
oleh jamur Candida. Infeksi terjadi secara akut, subakut, dan kronis, baik endogen maupun eksogen yang
menimbulkan keluhan pada vagina. Umumnya infeksi pertama di vagina disebut vulvitis.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan kebersihan vulva dengan kejadian kandidiasis
vulvovaginalis pada usia subur di Puskesmas Kecamatan Cipayung.
Metode: Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada
bulan Februari sampai Juli 2018 di Unit Infeksi Menular Seksual Puskesmas Kecamatan Cipayung.
Populasinya adalah sejumlah orang yang datang ke Puskesmas Kecamatan Cipayung. Sampel adalah sebanyak
33 orang, metode pengambilan sampel adalah secara accidental sampling kemudian data dikumpulkan dengan
menyebarkan kuesioner dan pemeriksaan laboratorium. Analisis statistik yang digunakan adalah Chi-Square.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebersihan vulva tidak baik (75,8%) dan berpengaruh positif
terhadap kandidiasis vulvovaginalis di Puskesmas Cipayung (87,9%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p =
0,036 (p<0,05), atau ada hubungan kebersihan vulva dengan kejadian kandidiasis vulvovaginalis pada wanita
usia subur di Puskesmas Cipayung.
Kesimpulan: Kebersihan vulva ada hubungannya dengan kejadian kandidiasis vulvovaginalis di Puskesmas
Kecamatan Cipayung. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kebersihan vagina pada wanita usia subur yang
menyebabkan meningkatnya kejadian kandidiasis.

Kata kunci: Kebersihan vulva, kandidiasis vulvovaginalis, wanita usia subur, puskesmas cipayung

Abstract
Background: Vulvovaginalis candidiasis is infection in the mucosal of vagina or vulva caused by Candida
fungus. Infection can occur acutely, subacute, and chronic, both endogenously and exogenously which often
cause symptoms in the vagina. Generally, first infection in the vagina called vulvitis.
Objective: This study aims to determine the association of the vulva higiene with vulvovaginal candidiasis on
fertile age in Cipayung sub-district Public Health Center (PHC).
Method: The study used cross sectional design approach. The study was conducted from February to July 2018
in sexually transmitted infection unit. Total sample was 33 patients at Cipayung sub-district PHC. The sampling
method is purposive sampling and data were collected by questionnaire and laboratory results. Statistical
analysis used is Chi-Square.
Results: The results showed that the vulva hygiene was poor (75.8%) and there was positive association with
vulvovaginal candidiasis in Cipayung PHC (87.9%). The result of statistical tests obtained p-value = 0.036 (p
<0.05), or there is a relationship of vulva hygiene with vulvovaginal candidiasis in women of childbearing age at
Cipayung PHC.
Conclusion: There is a relationship between vulva hygiene and vulvovaginal candidiasis at Cipayung sub-
district PHC due to lack of vaginal hygiene on woman of childbearing age, which increased the incidence of
candidiasis.
Keywords: Vulva hygiene, vulvovaginal candidiasis, woman age reproductive, public health center cipayung
Relationship between Vulva... (Marni Br Karo, Nurfauziah Cahyanti, Farida Simanjuntak, R. Haryo Bimo S.)

BACKGROUND

Vulvovaginal Candidiasis (VVC) is a vaginal Vulvovaginal candidiasis is the second most


or vulvar infection by Candida sp. with clinical common cause of diseases affecting women in
manifestations that can occur acute or chronic.1 Europe and the United States. In India in 2013,
It is estimated that 75% of women will VVC (53,3%) against groups of women of
experience one vulvovaginal candidiasis reproductive age between 21-30 years with
episode and 40 to 50% will have two or more, Candida albicans is the most common cause
vulvar symptoms such as itching, burning, (86%).8 According to WHO, the highest
irritation, odor and vaginal discharge.2 It can incidence rates of vulvovaginal candidiasis
also make walking, urinating or having sex were recorded in South and Southeast Asia,
very painful1. Vulvovaginal candidiasis (VVC) followed by Africa, Latin America and the
is an infection of the female genital system that Caribbean. Research in the Department of
occurs due to Candida species.3 The most Microbiology, Lead City University, Nigeria in
common causes of VVC were Candida 2012 conducted on 200 visitors of the
albicans (80-90%), followed by Candida Association for Reproductive Family and
glabrata (29.79%), Candida tropicalis Health (AFRH) stated that Candida albicans
(3.19%), Candida krusei (2.13%), and infection was the highest infection with a
Candida parapsilosis (1.06%).4,5 Candidiasis percentage of 27%.6
itself is the most frequent cause of vaginal
discharge as the prevalence is 40%, with the Ministry of Health found that the ethiology of
characteristic of the discharge is usually thick, most of the 168 patients who come for
milky white, bad smell, and accompanied by treatment to the Public Health Center (PHC)
intense itching in the genitals.6 Candida species Cempaka Putih Barat I, Jakarta is candidiasis
produces two main enzymes that play a role in by 52.8%. The study also reported that out of
virulence, namely proteinase and 18 pregnant women and 25 non-pregnant
phospholipase. The most common cause of women who were not having family planning
Vulvovaginal candidiasis is Candida albicans, and experienced vaginal discharge, most of
whose spread can be affected by the production them were infected with candidiasis, namely
of extracellular hydrolytic enzymes, namely: 66.7% and 48% resepectively.11 Vulvovaginal
secreted aspartyl proteinase (SAP), B candidiasis is the second-order disease of all
phospholipase enzyme, and lipase.7 vaginal infections.2,11

Indonesia has tropical seasons that create body Based on morbidity data in the Division of
moister and sweatier. As a result, bacteria Sexually Transmitted Infections (STI) of
easily develop and cause unpleasant odors, Outpatient (UR) Skin and Sex Health in the
especially in the closed body folds such as the 2007-2009 period, 242 new VVC patients were
armpits and folds of genetalia in women. To found, which were 19.7% of the total visits of
keep the body in a clean condition, someone patients with STI divisions and 1.05% of the
must pay attention to personal hygiene.8 number of new patient visits from URJ Dr.
Cleanliness is very important and must be Soetomo Surabaya.10 This study aims to
considered because cleanliness will affect a determine the association of the vulva hygiene
person's health and behaviour. Personal with vulvovaginal candidiasis events on fertile
hygiene is an action to maintain one's age at Cipayung PHC in 2018.
cleanliness and health, to maintain physical
and psychological well-being.9,10

______________________________
*
Corresponding author
(Email: marnikaro.stikesmi@gmail.com, haryobimo88@gmail.com)
© National Institute of Health Research and Development
ISSN: 2354-8762 (electronic); ISSN: 2087-703X (print)

112 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10(2), 2019


Relationship between Vulva... (Marni Br Karo, Nurfauziah Cahyanti, Farida Simanjuntak, R. Haryo Bimo S.)

METHOD frequency distribution of vulva hygiene and the


incidence of VVC among women of
The study was conducted from February to July childbearing age, meanwhile bivariate analysis
2018 in sexually transmitted infection unit, by on the relationship of vulva hygiene variables
conducting interview to 125 patients, which with the incidence of VVC used Chi-Square
were 46 positive VVC. After conducting the test.
interview patients in sexually transmitted
infection unit generally do not maintain the
cleanliness of their vaginas or lack of vulva
hygiene. On May 23, 2018 the author HASIL
conducted a Preliminary Study at Cipayung Table 1 showed that out of 33 women of
PHC East Jakarta. Two of 5 patients who childbearing age who experienced vaginal
visited in sexually transmitted infection unit discharge and had laboratory tests at Cipayung
with symptom of vaginal discharge, and PHC in 2018, the results on vulva hygiene was
diagnosed with positive vulvovaginal poor (75.8%) of 33 women of childbearing age
candidasis after laboratory tests did not who experienced vaginal discharge and had
maintain the cleanliness of their vaginas. laboratory examinations at Cipayung PHC in
2018 the highest results were positive VVC,
This research used quantitative approach. Study accounting for 29 respondents (87.9%).
samples were women of childbearing age (15-
49 years) who experienced vaginal discharge Based on Table 2, out of 25 respondents who
and laboratory examinations, using purposive had poor vulva, positive vulvovaginal
accidental sampling of 33 people. candidiasis was in 24 respondents (96.0%)
This study used primary and secondary data. whereas one respondent was negative (4.0%).
Primary data were directly obtained from the Of the 8 respondents with vulva hygiene, five
questionnaire filled by the respondents, while respondents were positive for vulvovaginal
secondary data were obtained from the register candidiasis (62.5%) and three respondents
book of the laboratory examination in Cipayung were negative (37.5%) with p value = 0.036 (p
PHC. Data analysis was performed using SPSS <0.005).
20, univariate analysis was used to describe the

Table 1. Distribution of Vulva Hygiene Frequency and Frequency of Vulvovaginal Candidiasis


in Fertile Age Women at Cipayung Public Health Center in 2018

Vulva Hygiene Frequency % Laboratory results Frequency %


Good 8 24.2 Negative 4 12.1
Poor 25 75.8 Positive 29 87.9
Total 33 100.0 Total 33 100.0
Source: Data Processing Results, July 2018

Table 2. Relationship of Vulva Hygiene with Vulvovaginal Candidiasis in Fertile Age Women in
Cipayung Public Health Center in 2018
Vulvovaginal Candidiasis
Positive (+) Negative (-)
Vulva Hygiene F % F % Total % P Value

Good 5 62.5 3 37.5 8 100.0


Not good 24 96.0 1 4.0 25 100.0
Total 29 87,9 4 12.1 33 100.0 0.036

Source: Data Processing Results, July 2018

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10(2), 2019 113


Relationship between Vulva... (Marni Br Karo, Nurfauziah Cahyanti, Farida Simanjuntak, R. Haryo Bimo S.)

DISCUSSION some types of germs can spread upwards and


cause infection.
Based on the results of the study, the majority
of women of childbearing age experienced poor Factors affecting pregnancy iclude
vulva hygiene resulting in positive VVC. As vulvovaginal candidiasis, diabetes mellitus, use
candida albicans can grow in the vaginal area of antibiotics, hormonal contraceptives,
under conditions that are less clean and humid, corticosteroid treatment15. Negative VVC with
women who are less knowledgeable about the poor hygienic vulva is frequently influenced by
importance of maintaining the cleanliness of the the change of underwear. Changing underwear,
reproductive organs might adopt this behavior. less than 2 times a day increases the risk of the
incidence of vaginal candidiasis 3.532 times
This is one of the predisposing factors that greater than changing multiple times per day.
cause the emergence of VVC because poor The hot tropical climate of Indonesia will cause
hygiene of the reproductive organs can cause a lot of sweating, lading to damp vaginal
environmental changes in the vagina so that the condition. Humid vaginal conditions can
normal flora will grow into pathogens12. stimulate Candida growth or facilitate fungi
growth. Excessive fungus will cause the
This research is in line with Kinsman OS, and smelling and itching vagina15.
Collard AE research where the risk of VVC
was decreased by 60-70% in postmenopausal The use of broad-spectrum antibiotic is one of
compared with younger women, and consistent the predisposing factors that influence the
with the fact that candidal vaginitis is found occurrence of candida infections, such as
predominantly in women of childbearing age. butoconazole, clotrimazole, miconazole,
The endocrine milieu of the host is an important econazole, fenticonazole, sertaconazole,
risk factor for colonization and infection by ticonazole, terconazole. These are also diverse
Candida.13,14 This research is oriented to fertile effective topical azole agents wich are
women to identify the incidence of candidiasis accessible in a variety of formulations for VVC
which is seen from their personal hygiene treatment, because they are notably safe and
through laboratory tests. As limited sample well tolerated. However, oral azoles can cause
used in a short time there is a need for future systemic toxicity dramatically with
research by using different samples and ketoconazole. Therefore, the biologically active
methods to produce a more accurate analysis. components of herbal plants improve human
health through the herbal derived medicine as
Frequency distribution showed that women an alternative source. Cumulative evidence
with VVC is 87.9% and negative VVC is suggests that some Chinese herbal medicines,
12.1%. Among those with positive VVC, the including Syngonanthusnitens, Euphorbia hirta
vulva hygiene was good (62.5%) while women L, Centellaasiatica, Cymbopogoncitratus (DC)
with negative VVC had poor hygienic vulva Stapf (Gramineae), Areca Cathechu, L. Piper
(less than 4.0%). According to Anindita's et Betle L., Terminaliacatappa have a beneficial
al.15, patients with positive VVC had good role in slowing progressive VVC disease3.
hygienic vulva because the patients used
hormonal contraception. The use of hormonal This is in line with Sadri's research16, in
contraceptives increases the risk of the Indonesia that there are around 70% of women
occurrence of vulvovaginal candidiasis by 2,39 experiencing vaginal discharge problems.
times compared to the use of mechanical Leucorrhoea that occurs in women is mostly
contraception. Hormonal contraception causes due to the lack of awareness to maintain health,
changes in reproductive distribution that especially in the cleanliness of genital organs.
facilitate the onset of reproductive tract The incidence of vaginal discharge is mostly
infections6. Whereas in IUD contraception there caused by the bacteria of vulvovaginal
is a possibility that the entry of microorganisms candidiasis this is also due to many women who
that cause infection including fungi and do not know how to clean the vaginal area16.
infection can occur through sexual intercourse6.
According to Jessica et al.6, hormonal effects of Based on the results of the study poor vulva
contraceptive pill can cause changes in the hygiene was higher among positive (96.0%)
structure of the vaginal epithelium and cervix as than negative VVC (4.0%). Similarly, more
well as irregular patches and bleeding, so that women with VVC positive (62.5%) had good

114 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10(2), 2019


Relationship between Vulva... (Marni Br Karo, Nurfauziah Cahyanti, Farida Simanjuntak, R. Haryo Bimo S.)

vulva higine than those with VVC negative


(37.5%). The results of statistical analysis also
showed p = 0.036 (p <0.005), which means that ACKNOWLEDGEMENT
there was a significant relationship between
vulva hygiene and the incidence of vulovaginal The author would like to express deepest
candidiasis. gratitude to all doctors, nurses, midwives and
staff of The Cipayung PHC, so that this
Similar with Anindita's study15, the majority of research could be carried out successfully.
respondents in the case group (60%) wiped
vagina from back (rectum) to front. Whereas in
the control group, most of the respondents REFERENCES
(62.2%) have done it correctly Chi-square test
obtained p value = 0.033 (p <0,05) and the OR 1. Reza Faraji. Prevalence of vaginal
value is 2.471 (95% CI = 1.061-5755). This candidiasis infection in diabetic women.
means that the relationship between vaginal African J Microbiol Res.
douches and vulvovaginal candidiasis incidence 2012;6(11):2773–8.
was statistically significant. The risk of 2. Karo MB, Tambaip T, Hatta M,
developing vulvovaginal candidiasis among Simanjuntak T, Irmawaty L, Rina T, et al.
those who wint the vagina incorrectly is 2.471 A mini review of Indonesian medicinal
times greater than those who rinsed did plants for Vulvovaginal candidiasis.
properly17. Rasayan J Chem. 2017;10(4).
The results of other studies found that there 3. Karo MB, Kamelia E, Miko H,
were 29 cases of VVC (0.70%) of 47 VVC Simanjuntak TP, Hatta M. Effects of
cases in the STI Division with a total of 4,099 Herbal Plants on Candidiasis
patients visiting the trermatoveneorology clinik. Vulvovaginalis Therapy. Am J Lab Med.
More prevalence of VVC cases found at the age 2016;1(3):65–8.
of 15-24 years and 25-44 years can be caused 4. Paramita DA, Nadeak K, Hutapea R.
by increasing of sexual activity, poor female Gambaran spesies candida penyebab
hygiene, contraceptive use and antibiotic abuse kandidiasis vulvovaginalis rekuren di
that can spur overgrowth of Candida fungi12. RSUP Haji Adam Malik Medan. Maj
Kedokt Nusant J Med Sch. 2017;47(2):58–
60.
CONCLUSION 5. Nelson M, Wanjiru W, Margaret MW.
Prevalence of Vaginal Candidiasis and
Based on the results of the research, it can be
Determination of the Occurrence of
concluded that there is a relationship between
Candida Species in Pregnant Women
vulva hygiene and vulvovaginalis candidiasis
Attending the Antenatal Clinic of Thika
in women of childbearing age at Cipayung
District Hospital, Kenya. Open J Med
PHC in 2018.
Microbiol. 2013;03(04):264–72.
6. Jessica P, Widyawati, Armalina D.
RECOMMENDATION Hubungan antara Terjadinya Kandidiasis
Vulvovaginalis dengan Penggunaan
Women of childbearing age are advised to Kontrasepsi Hormonal. J Kedokt
maintain vaginal hygiene, which can be done Diponegoro. 2016;5(4):1493–9.
by wiping the genital area with water and soap 7. Nugraheni D, Agusni I, Ervianti E. Profil
regularly after urination or performing bowel enzim secreted aspartyl proteinase (SAP)
movements wiping from front to back or rectal pada isolat pasien kandidiasis
area. It is recommended to wash hands before vulvovaginalis (KVV) di RSUD Dr.
and after urination, change pads at least 3 Soetomo Surabaya. PLoS Negl Trop Dis.
times a day to avoid infection and change 2015;9(4):1–8.
underwear at least 2 times a day or if it is
moist. 8. Arfiputri DS, Hidayati AN, Handayani S,
Ervianti E. Risk factors of vulvovaginal

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 9(2), 2018 115


Relationship between Vulva... (Marni Br Karo, Nurfauziah Cahyanti, Farida Simanjuntak, R. Haryo Bimo S.)

candidiasis in dermato-venereology 13. Kinsman OS, Collard AE. Hormonal


outpatients clinic of soetomo general factors in vaginal candidiasis in rats. Infect
hospital, Surabaya, Indonesia. African J Immun. 1986;53(3):498–504.
Infect Dis. 2018;12(Special Issue 1):90–4.
14. Spinillo A, Bernuzzi AM, Cevini C,
9. Apriani K, Suriadi, Febrianti tri rina. Gulminetti R, Luzi S, De Santolo A. The
Korelasi Antara Perilaku Vulva Hygiene relationship of bacterial vaginosis, candida
dengan Kejadian Keputihan pada and trichomonas infection to symptomatic
Mahasiswa Program Studi Keperawatan vaginitis in postmenopausal women
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjung attending a vaginitis clinic. Maturitas.
Pura Pontianak. 2014;1–7. 1997;27(3):253–60.
10. Harnindya D, Agusni I. Retrospective 15. Martini S, Anindita W. Vaginal
Study: Diagnosis and Management of Candidiasis Occurrence Risk Factors in
Vulvovaginalis Candidiasis. Berk Ilmu KB Acceptors. Indones J Public Heal.
Kesehat Kulit dan Kelamin. 2006;3(1):24–8.
2016;28(1):42–8.
16. Sadri. Hubungan Personal Hygiene dan
11. Nuraini S, Herliani Y, Mulyani N, Tajmiati Peran Orang Tua terhadap Kejadian
A. Mini Review: Prevalensi Keputihan (Flour Albus) pada Remaja
Vulvovaginosis di Indonesia. J Kesehat Putri di SMA Negeri I Calang Kabupaten
Tasikmalaya. 2018;1(3):7–12. Aceh Jaya. 2014.
12. Tasik NL, Kapantow GM, Kandou RT. 17. Armerinayanti N, Lestari D. Risiko
Profil Kandidiasis Vulvovaginalis Di Kandidiasis Serviks Pada Wanita Usia
Poliklinik Kulit Dan Kelamin Rsup Prof. Subur Akseptor Kontrasepsi Hormonal.
Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari WMJ (Warmadewa Med Journal).
– Desember 2013. e-CliniC. 2016;4(1). 2018;3(1):22.

116 Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10(2), 2019


Jurnal Promosi dan Perilaku Kesehatan (2016), 1 (1): 26-31
https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.01.04.04

Analisis Jalur pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesediaan untuk Menerima


Vasektomi di antara Pria dalam Kesehatan Masyarakat Sanden
Center, Bantul, Yogyakarta, Indonesia

Dechoni Rahmawati 1), Bhisma Murti 2), Argyo Demartoto 3)

1) Sekolah Kesehatan Jenderal Ahmad Yani, Yogyakarta


2) Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret

3) Departemen Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK

Latar Belakang: Program Keluarga Berencana adalah program yang diprakarsai oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup di
Indonesia. Salah satu metode kontrasepsi untuk pria adalah MOP (Operation Method Man) atau vasektomi. Sebagian besar norma
masyarakat menganggap bahwa keluarga berencana adalah bidang wanita dan pria tidak perlu dilibatkan juga merupakan salah satu alasan
kurangnya partisipasi pria dalam keluarga berencana. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki analisis jalur pada faktor-faktor yang
mempengaruhi kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi.

Subjek dan Metode: Ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain case control. Ini dilakukan di pusat
kesehatan masyarakat Sanden, Bantul, Yogyakarta, Indonesia. Sampel total 90 responden dipilih dengan sampel penyakit
tetap. Variabel dependen adalah kesediaan suami. Variabel independen adalah niat, sikap, norma subyektif, dan kontrol
perilaku yang dirasakan. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dianalisis dengan analisis jalur.

Hasil: Tidak ada korelasi langsung antara sikap dan kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (b = 3,21; 95% CI = 1,74
hingga 4,69; p <0,001), korelasi tidak langsung antara norma subjektif dan kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (b
= 2,08 ; 95% CI = 0,44 hingga 3,72; p =
0,013), persepsi perilaku (b = 1,73; 95% CI = 0,25 hingga 3,20; p = 0,021), korelasi langsung antara persepsi kontrol perilaku
dan kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (b = 1,49; 95% CI = 0,36 hingga 3,62; p = 0,010) niat dan kemauan
menggunakan vasektomi suami (nilai koefisien b = 2,13; 95% CI = 1,00 hingga 3,27; p <0,001).

Kesimpulan: Ada korelasi tidak langsung dan langsung dari kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi oleh Theory of
Planned Behavior.

Kata kunci: sikap, norma subjektif, persepsi perilaku, niat, kemauan

Korespondensi:
Dechoni Rahmawati. Sekolah Kesehatan Jenderal Ahmad Yani, Yogyakarta.

LATAR BELAKANG membangun keluarga yang berkualitas. Undang-Undang


Keluarga Berencana adalah program yang diprakarsai oleh mendukung program KB sebagai salah satu upaya untuk
pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup di Indonesia. menciptakan keluarga yang sehat dan berkualitas.
Hal ini diundangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Pengendalian kehamilan dalam program KB dilakukan
No. 52/2009. dengan bernyanyi kontrasepsi. Ada berbagai macam alat
Undang-Undang Republik Indonesia No. 52/2009 kontrasepsi, antara lain Intra Uterine Device (IUD),
tentang Pertumbuhan Demografis dan Pengembangan prosedur bedah untuk wanita (tubektomi), prosedur bedah
Keluarga menyatakan bahwa KB adalah upaya untuk untuk pria (vasektomi), implan, injeksi, pil, dan kondom.
mengontrol kelahiran anak, ruang dan usia ideal untuk
melahirkan, mengontrol kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan
untuk Indonesia (SDKI, 2013) yang terdaftar

26 e- ISSN: 2549-1172 (online)


Rahmawati et al./ Analisis Jalur pada Faktor yang Mempengaruhi

di Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan operasi dan tidak memerlukan anestesi umum (Hartanto,
Republik Indonesia, pada tahun 1991 jumlah peserta KB 2010).
adalah
49,7%, pada tahun 1994 meningkat menjadi 54,7%, pada tahun 1997 adalah SUBYEK DAN METODE
57,4%, 2002 adalah 60,3%, pada tahun 2007 adalah Ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain
61,4%, dan pada 2012 adalah 61,9%. Namun jumlah cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Pusat
peserta KB pria masih rendah yaitu 21.374 peserta Kesehatan Masyarakat Sanden, dari bulan April hingga
dengan persentase sebanyak 0,25% untuk vasektomi Juni 2016. Sampel dari 90 pria dipilih dengan pengambilan
(BKKBN, 2013). sampel penyakit tetap.

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki Variabel dependen adalah kesediaan suami
faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi. Variabel independen adalah
sebagai akseptor vasektomi di wilayah kerja Puskesmas niat, sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang
Sanden. Teori Perilaku Berencana adalah teori perilaku dirasakan. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Data
yang dirancang untuk memprediksi dan menjelaskan dianalisis dengan analisis jalur.
perilaku manusia dalam konteks tertentu individu

Teori Perilaku Terencana yang direncanakan


didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah makhluk HASIL
yang rasional dan cenderung memanfaatkan informasi yang Karakteristik sampel disajikan pada Tabel 1. Sebagian
diperoleh secara sistematis. Orang-orang berpikir tentang besar sampel berusia antara 41 hingga 50 tahun, yang
implikasi tindakan mereka sebelum memutuskan untuk bekerja sebagai buruh dan yang pendapatannya <upah
melakukan perilaku tertentu. Ada tiga prediktor utama yang minimum regional.
mempengaruhi niat individu untuk melakukan perilaku
tertentu, yaitu sikap, norma, dan PBC (Ajzen, 2005). Pada Tabel 2 diperoleh hasil bahwa
47,8% dari subyek penelitian memiliki niat lemah, dan
52,2% memiliki niat kuat.
Vasektomi adalah metode kontrasepsi operatif 52,2% memiliki sikap positif, 63,3% memiliki norma
minor pada pria yang aman, sederhana, dan efektif, hanya subjektif tinggi, dan 51,1% memiliki kontrol perilaku yang
membutuhkan waktu singkat tinggi.
Tabel 1. Contoh Cha karakteristik
Karakteristik Kriteria n %
Umur (tahun) 21 - 30 17 18.9
31 - 40 25 27.8
41 - 50 48 53.3
Pendudukan Pegawai Negeri Sipil / Angkatan Bersenjata / Polisi 13 14.4
Tenaga kerja 24 26.7
Wiraswasta 17 18.9
Pegawai swasta 15 16.7
Petani 21 23.3
Pendapatan <Upah Minimum Regional 57 63.3
≥ Upah Minimum Regional 33 26.7

e-ISSN: 2549-1172 (online) 27


Jurnal Promosi dan Perilaku Kesehatan (2016), 1 (1): 26-31
https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.01.04.04

Tabel 2. Niat, sikap, hal perilaku yang dipahami r kontrol al


Variabel independen Kategori n % Total%
Niat Lemah 43 47.8
100
Kuat 47 52.2
Sikap Negatif 43 47.8
100
Positif 47 52.2
Norma subjektif Rendah 33 36.7
100
Tinggi 57 63.3
Rendah 44 48.9
Kontrol Perilaku Persepsi 100
Tinggi 46 51.1

Analisis Jalur digunakan untuk mengetahui besarnya Sementara koefisien jalur itu sendiri tidak memiliki unit,
pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain, baik sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar koefisien
pengaruh langsung maupun tidak langsung. Besarnya jalur, semakin besar juga pengaruh yang diberikan dari
pengaruh variabel eksogen disebut koefisien jalur. variabel.

Tabel 3. The R es kamu Jalur Analisi s dengan STATA 13 Variabel tergantung Program
Variabel 95% CI
b hal
independen Batas atas Batasan yang lebih rendah
Efek langsung
Kerelaan • Niat 2.13 3.27 1,00 <0,001
• PBC 1.49 3.62 0,36 0,010
Efek Tidak Langsung
Niat • Sikap 3.21 4.69 1.74 <0,001
• Norma subjektif 2.08 3.72 0,44 0,013
• Dirasakan
1.73 3.20 0,25 0,021
Kontrol Perilaku

Tabel 3 menunjukkan hasil perhitungan 3.27. Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p <0,001.
menggunakan perangkat lunak program SPSS STATA 13. Kontrol perilaku perseptif pada vasektomi terhadap
Diperoleh besarnya koefisien jalur sikap suami terhadap kesediaan suami sebagai akseptor adalah 1,49, dengan
vasektomi terhadap niat menggunakan vasektomi adalah batas bawah 0,36 dan batas atas 2,62. Hasilnya
3,21, dengan batas bawah 1,74 dan batas atas 4,69. signifikan, ditunjukkan oleh nilai p = 0,010.
Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p <0,001. Norma
Subjektif pada Vasektomi terhadap niat dalam Pengaruh sikap suami terhadap kesediaan suami
menggunakan vasektomi adalah sebagai akseptor vasektomi melalui niat menggunakan
vasektomi. Sikap suami terhadap vasektomi terbukti
2.08, batas bawah adalah 0.44 dan batas atas adalah berpengaruh signifikan terhadap kesediaan suami sebagai
3.72. Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p = 0,013. akseptor vasektomi melalui niat menggunakan vasektomi.
Kontrol yang dirasakan pada vasektomi terhadap niat Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p <0,001.
menggunakan vasektomi adalah 1,73, dengan batas
bawah 0,25 dan batas atas 3,0. Hasilnya signifikan,
ditunjukkan oleh nilai p = 0,021. Niat menggunakan
vasektomi terhadap kelicikan suami sebagai akseptor Pengaruh norma subyektif terhadap kesediaan
adalah 2,13, dengan batas bawah adalah 1,04 dan batas suami sebagai akseptor vasektomi melalui niat
atas adalah menggunakan vasektomi. Norma subjektif pada vasektomi
adalah

28 e- ISSN: 2549-1172 (online)


Rahmawati et al./ Analisis Jalur pada Faktor yang Mempengaruhi

terbukti secara signifikan mempengaruhi kesediaan suami sesuai dengan hipotesis yang dibuat oleh peneliti. Hasil
sebagai akseptor vasektomi melalui niat menggunakan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
vasektomi. Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p = pengetahuan bagi masyarakat dan lembaga terkait
0,013. tentang kontrasepsi vasektomi sehingga pemahaman
masyarakat tentang vasektomi meningkat, dan kesediaan
Pengaruh persepsi kontrol perilaku terhadap suami sebagai akseptor juga meningkat.
kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui niat dalam
menggunakan vasektomi. Kontrol perilaku yang dirasakan Saran untuk peneliti berikutnya adalah
pada vasektomi terbukti secara signifikan mempengaruhi mempelajari topik vasektomi tetapi dengan variabel yang
kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi baik secara berbeda, teori juga
langsung maupun tidak langsung melalui niat dalam metodologi.
menggunakan vasektomi. Hasilnya signifikan, ditunjukkan
oleh nilai p = 0,021. REFERENSI
Addah AO (2014). Untuk menentukan pengetahuan
langkan dan sikap tentang penggunaan
Pengaruh niat menggunakan vasektomi terhadap kontrasepsi modern di antara peserta antenatal di
kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi. Niat dalam Rumah Sakit Pendidikan Universitas Delta Niger,
menggunakan vasektomi terbukti secara signifikan Okolobiri, SouthSouth, Nigeria. Jurnal IOSR Ilmu
mempengaruhi kesediaan suami sebagai akseptor Kedokteran dan Kedokteran (IOSRJDMS). 13 (4):
vasektomi. Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p 01-07. Agarwal K (2011). Keluarga Berencana dan
<0,001. Re-

Kesimpulan dari penelitian ini adalah, ada Kesehatan yang produktif. Dewan Kertas untuk
hubungan langsung dan tidak langsung dari faktor-faktor Hubungan Luar Negeri: 1-14. Arum DSN, Sujiyati (2009).
yang mempengaruhi suami sebagai akseptor vasektomi. Panduan Leng-
Ada hubungan langsung dan positif antara sikap dan kap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Nuha
kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (b = Medika. Badrujaman A (2008). Sosiologi Untuk Ma-

3,21, p <0,001). Ada hubungan tidak langsung antara hasiswa Keperawatan. Jakarta: Media Info Trans.
norma subjektif dan kesediaan suami sebagai akseptor
vasektomi (b = BKKBN (2011). Kajian implementasi kebi-
2.08, p = 0,013). Ada hubungan tidak langsung antara jakan penggunaan kontrasepsi IUD. Pusat
kontrol perilaku yang dirasakan dengan kesediaan suami Penelitian dan Pengembangan KB-KS, Badan
sebagai akseptor vasektomi (b = 1,73; p = 0,021). Ada Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
hubungan tidak langsung antara kontrol perilaku yang BKKBN (2007). Badan Pusat Statistik Ke-
dirasakan dengan kesediaan suami sebagai akseptor
vasektomi (b = 1,49; p = 0,010). Ada tidak langsung menterian Kesehatan, Survei Demografi dan
antara niat dan kesediaan suami dalam menggunakan Kesehatan Indonesia. BKKBN 2011). Sterilisasi
vasektomi (b = 2,13; p <0,001). kurang mendong-
krak penurunan fertilitas. Pusat Penelitian dan
Pengembangan KB-KS, Badan Kependudukan dan
Implikasi dalam penelitian ini adalah hasil analisis Keluarga Berencana Nasional.
menunjukkan bahwa Teori Perilaku Berencana yang
digunakan dalam penelitian ini adalah

e-ISSN: 2549-1172 (online) 29


Jurnal Promosi dan Perilaku Kesehatan (2016), 1 (1): 26-31
https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.01.04.04

Budisantoso (2009). Partisipasi Pria dalam Badan Perencanaan Kementerian Kesehatan.


Keluarga Berencana di Kecamatan Jetis Kabupaten MENGUKUR DHS: ICF International Isnawati D,
Bantul. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia: 4 (2). Suhariadi F (2013). Hubungan
Bunce A (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi antara dukungan sosial dengan partisipasi pribadi
vasektomi PT Pupuk Kaltim. Jurnal Psikologi Industri dan
penerimaan saya di Tanzania. Perspektif Keluarga Organisasi 2 (1): 1-6. Jones RK (2011). Di luar
Berencana Internasional. 33 (1). kontrol kelahiran: The

Christina, Sonachi, Chinomso (2014),


Pengetahuan dan sikap pria tentang vasektomi manfaat yang diabaikan pil kontrasepsi oral. New
sebagai metode keluarga berencana di antara pria York: Guttmacher Institute.
yang sudah menikah terbangun di Babcock
University, Ogun State, Nigeria. Jurnal Internasional Kavanaugh ML, Anderson RM (2013).
Keperawatan dan Kebidanan. 7 (3): 30-35 Conner M Kontrasepsi dan seterusnya: Manfaat kesehatan
(2002). Perilaku Kesehatan. Perjalanan dari layanan yang diberikan di pusat keluarga
berencana. New York: Guttmacher Institute. Mahat
nal University of Leeds UK. Creswell JW (2008). K, Pacheun O, Taechaboonsermsak
Penelitian pendidikan:
Merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi P (2010). Niat untuk menerima vasektomi di
penelitian kualitatif dan kualitatif (edisi ke-3). kalangan pria menikah di Kathmandu, Nepal.
(New Jersey: Pearson Jurnal Kesehatan Masyarakat Asia, 1 (1)
Merill. Prentice Hall).
Fitri M, Wantouw B, Tendean L (2013). Murti B (2003). Prinsip dan metode penelitian
Pengaruh Vasektomi terhadap Fungsi Seksualitas epidemiologi. Edisi Kedua, Jilid Pertama.
Pria. Jurnal e-Biomedik (eBM): 1 (1). Yogyakarta: Press Universitas Gajah Mada.

Ghozali I (2011). Model Persamaan Struk- Murti B (2013). Desain dan ukuran sampel
tural dan Aplikasi dengan Program Amos 21. untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif di bidang
Semarang: Badan Penerbit Universitas kesehatan. Cetakan ketiga. Yogyakarta: Press
Diponegoro. Universitas Gajah Mada.
Hanum M (2009). Sosiologi dan Antropo-
logi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Nugroho T, Utama BI (2014). Masalah
kesehatan reproduksi wanita. Yogyakarta: Nuha
Hartanto H (2010). Keluarga Berencana Medika. Pinem S (2009). Kesehatan reproduksi dan
dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
kontrasepsi. Jakarta: Media Info Trans.
Heejung SK, David KS, Shelley ET (2008).
Budaya dan Dukungan Sociap. Psikolog Amerika. Prawirohardjo S (2009). Ilmu Kebidanan.
Jakarta: YBP-SP. Rayala BZ, Viera AJ (2013).
Hidayati R (2009). Asuhan Keperawatan Pertanyaan umum
pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta: Tentang Vasektomi. Dokter Keluarga Amerika 88
Salemba Medika. Survei Demografi dan Kesehatan (11). Samandari G, Speizer IS, O'Connell K
Indonesia
(IDHS) (2013). Statistik Penduduk Nasional dan (2010). Peran dukungan sosial dan kesetaraan pada
Keluarga Indonesia penggunaan kontrasepsi di Cam-

30 e- ISSN: 2549-1172 (online)


Rahmawati et al./ Analisis Jalur pada Faktor yang Mempengaruhi

bodia. Perspektif Internasional tentang Kesehatan Tukiran (2010). Keluarga Berencana dan
Seksual dan Reproduksi, 26 (3). Reproduksi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sarafino EP (2006). Psikologi kesehatan, Undang-Undang Republik Indonesia No-


biopsikologis interaksi. Baru mor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan
York: John Wiley & Sons. Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Sarason GI, Sarason RB (2009). Sosial
dukungan: Memetakan konstruk. Jurnal Vo. 26 Winardi (2007). Manajemen Perilaku Orga-
Nomor 1. nisasi. Cetakan kedua. Jakarta: Grup Media
Skinner BF (1938). Perilaku Organisasi Kencana Prenada. Pemenang B (2012). Efektivitas
nisme: Analisis Eksperimental. Cambridge, Jangka Panjang
Massachusetts: Yayasan BF Skinner. Bertindak Kontrasepsi Reversibel. Jurnal
Kedokteran New England.
Stright, Barbara R (2004). Keperawatan
Ibu Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC. Suratun
(2008). Pelayanan Keluarga Be-
rencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans
Infomedia.

e-ISSN: 2549-1172 (online) 31

Anda mungkin juga menyukai