https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.01.04.04
ABSTRAK
Latar Belakang: Program Keluarga Berencana adalah program yang diprakarsai oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup di
Indonesia. Salah satu metode kontrasepsi untuk pria adalah MOP (Operation Method Man) atau vasektomi. Sebagian besar norma
masyarakat menganggap bahwa keluarga berencana adalah bidang wanita dan pria tidak perlu dilibatkan juga merupakan salah satu alasan
kurangnya partisipasi pria dalam keluarga berencana. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki analisis jalur pada faktor-faktor yang
mempengaruhi kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi.
Subjek dan Metode: Ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain case control. Ini dilakukan di pusat
kesehatan masyarakat Sanden, Bantul, Yogyakarta, Indonesia. Sampel total 90 responden dipilih dengan sampel penyakit
tetap. Variabel dependen adalah kesediaan suami. Variabel independen adalah niat, sikap, norma subyektif, dan kontrol
perilaku yang dirasakan. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dianalisis dengan analisis jalur.
Hasil: Tidak ada korelasi langsung antara sikap dan kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (b = 3,21; 95% CI = 1,74
hingga 4,69; p <0,001), korelasi tidak langsung antara norma subjektif dan kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (b
= 2,08 ; 95% CI = 0,44 hingga 3,72; p =
0,013), persepsi perilaku (b = 1,73; 95% CI = 0,25 hingga 3,20; p = 0,021), korelasi langsung antara persepsi kontrol perilaku
dan kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (b = 1,49; 95% CI = 0,36 hingga 3,62; p = 0,010) niat dan kemauan
menggunakan vasektomi suami (nilai koefisien b = 2,13; 95% CI = 1,00 hingga 3,27; p <0,001).
Kesimpulan: Ada korelasi tidak langsung dan langsung dari kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi oleh Theory of
Planned Behavior.
Korespondensi:
Dechoni Rahmawati. Sekolah Kesehatan Jenderal Ahmad Yani, Yogyakarta.
di Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan operasi dan tidak memerlukan anestesi umum (Hartanto,
Republik Indonesia, pada tahun 1991 jumlah peserta KB 2010).
adalah
49,7%, pada tahun 1994 meningkat menjadi 54,7%, pada tahun 1997 adalah SUBYEK DAN METODE
57,4%, 2002 adalah 60,3%, pada tahun 2007 adalah Ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain
61,4%, dan pada 2012 adalah 61,9%. Namun jumlah cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Pusat
peserta KB pria masih rendah yaitu 21.374 peserta Kesehatan Masyarakat Sanden, dari bulan April hingga
dengan persentase sebanyak 0,25% untuk vasektomi Juni 2016. Sampel dari 90 pria dipilih dengan pengambilan
(BKKBN, 2013). sampel penyakit tetap.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki Variabel dependen adalah kesediaan suami
faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi. Variabel independen adalah
sebagai akseptor vasektomi di wilayah kerja Puskesmas niat, sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang
Sanden. Teori Perilaku Berencana adalah teori perilaku dirasakan. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Data
yang dirancang untuk memprediksi dan menjelaskan dianalisis dengan analisis jalur.
perilaku manusia dalam konteks tertentu individu
Analisis Jalur digunakan untuk mengetahui besarnya Sementara koefisien jalur itu sendiri tidak memiliki unit,
pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain, baik sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar koefisien
pengaruh langsung maupun tidak langsung. Besarnya jalur, semakin besar juga pengaruh yang diberikan dari
pengaruh variabel eksogen disebut koefisien jalur. variabel.
Tabel 3. The R es kamu Jalur Analisi s dengan STATA 13 Variabel tergantung Program
Variabel 95% CI
b hal
independen Batas atas Batasan yang lebih rendah
Efek langsung
Kerelaan • Niat 2.13 3.27 1,00 <0,001
• PBC 1.49 3.62 0,36 0,010
Efek Tidak Langsung
Niat • Sikap 3.21 4.69 1.74 <0,001
• Norma subjektif 2.08 3.72 0,44 0,013
• Dirasakan
1.73 3.20 0,25 0,021
Kontrol Perilaku
Tabel 3 menunjukkan hasil perhitungan 3.27. Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p <0,001.
menggunakan perangkat lunak program SPSS STATA 13. Kontrol perilaku perseptif pada vasektomi terhadap
Diperoleh besarnya koefisien jalur sikap suami terhadap kesediaan suami sebagai akseptor adalah 1,49, dengan
vasektomi terhadap niat menggunakan vasektomi adalah batas bawah 0,36 dan batas atas 2,62. Hasilnya
3,21, dengan batas bawah 1,74 dan batas atas 4,69. signifikan, ditunjukkan oleh nilai p = 0,010.
Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p <0,001. Norma
Subjektif pada Vasektomi terhadap niat dalam Pengaruh sikap suami terhadap kesediaan suami
menggunakan vasektomi adalah sebagai akseptor vasektomi melalui niat menggunakan
vasektomi. Sikap suami terhadap vasektomi terbukti
2.08, batas bawah adalah 0.44 dan batas atas adalah berpengaruh signifikan terhadap kesediaan suami sebagai
3.72. Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p = 0,013. akseptor vasektomi melalui niat menggunakan vasektomi.
Kontrol yang dirasakan pada vasektomi terhadap niat Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p <0,001.
menggunakan vasektomi adalah 1,73, dengan batas
bawah 0,25 dan batas atas 3,0. Hasilnya signifikan,
ditunjukkan oleh nilai p = 0,021. Niat menggunakan
vasektomi terhadap kelicikan suami sebagai akseptor Pengaruh norma subyektif terhadap kesediaan
adalah 2,13, dengan batas bawah adalah 1,04 dan batas suami sebagai akseptor vasektomi melalui niat
atas adalah menggunakan vasektomi. Norma subjektif pada vasektomi
adalah
terbukti secara signifikan mempengaruhi kesediaan suami sesuai dengan hipotesis yang dibuat oleh peneliti. Hasil
sebagai akseptor vasektomi melalui niat menggunakan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
vasektomi. Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p = pengetahuan bagi masyarakat dan lembaga terkait
0,013. tentang kontrasepsi vasektomi sehingga pemahaman
masyarakat tentang vasektomi meningkat, dan kesediaan
Pengaruh persepsi kontrol perilaku terhadap suami sebagai akseptor juga meningkat.
kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui niat dalam
menggunakan vasektomi. Kontrol perilaku yang dirasakan Saran untuk peneliti berikutnya adalah
pada vasektomi terbukti secara signifikan mempengaruhi mempelajari topik vasektomi tetapi dengan variabel yang
kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi baik secara berbeda, teori juga
langsung maupun tidak langsung melalui niat dalam metodologi.
menggunakan vasektomi. Hasilnya signifikan, ditunjukkan
oleh nilai p = 0,021. REFERENSI
Addah AO (2014). Untuk menentukan pengetahuan
langkan dan sikap tentang penggunaan
Pengaruh niat menggunakan vasektomi terhadap kontrasepsi modern di antara peserta antenatal di
kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi. Niat dalam Rumah Sakit Pendidikan Universitas Delta Niger,
menggunakan vasektomi terbukti secara signifikan Okolobiri, SouthSouth, Nigeria. Jurnal IOSR Ilmu
mempengaruhi kesediaan suami sebagai akseptor Kedokteran dan Kedokteran (IOSRJDMS). 13 (4):
vasektomi. Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p 01-07. Agarwal K (2011). Keluarga Berencana dan
<0,001. Re-
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, ada Kesehatan yang produktif. Dewan Kertas untuk
hubungan langsung dan tidak langsung dari faktor-faktor Hubungan Luar Negeri: 1-14. Arum DSN, Sujiyati (2009).
yang mempengaruhi suami sebagai akseptor vasektomi. Panduan Leng-
Ada hubungan langsung dan positif antara sikap dan kap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Nuha
kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (b = Medika. Badrujaman A (2008). Sosiologi Untuk Ma-
3,21, p <0,001). Ada hubungan tidak langsung antara hasiswa Keperawatan. Jakarta: Media Info Trans.
norma subjektif dan kesediaan suami sebagai akseptor
vasektomi (b = BKKBN (2011). Kajian implementasi kebi-
2.08, p = 0,013). Ada hubungan tidak langsung antara jakan penggunaan kontrasepsi IUD. Pusat
kontrol perilaku yang dirasakan dengan kesediaan suami Penelitian dan Pengembangan KB-KS, Badan
sebagai akseptor vasektomi (b = 1,73; p = 0,021). Ada Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
hubungan tidak langsung antara kontrol perilaku yang BKKBN (2007). Badan Pusat Statistik Ke-
dirasakan dengan kesediaan suami sebagai akseptor
vasektomi (b = 1,49; p = 0,010). Ada tidak langsung menterian Kesehatan, Survei Demografi dan
antara niat dan kesediaan suami dalam menggunakan Kesehatan Indonesia. BKKBN 2011). Sterilisasi
vasektomi (b = 2,13; p <0,001). kurang mendong-
krak penurunan fertilitas. Pusat Penelitian dan
Pengembangan KB-KS, Badan Kependudukan dan
Implikasi dalam penelitian ini adalah hasil analisis Keluarga Berencana Nasional.
menunjukkan bahwa Teori Perilaku Berencana yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Ghozali I (2011). Model Persamaan Struk- Murti B (2013). Desain dan ukuran sampel
tural dan Aplikasi dengan Program Amos 21. untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif di bidang
Semarang: Badan Penerbit Universitas kesehatan. Cetakan ketiga. Yogyakarta: Press
Diponegoro. Universitas Gajah Mada.
Hanum M (2009). Sosiologi dan Antropo-
logi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Nugroho T, Utama BI (2014). Masalah
kesehatan reproduksi wanita. Yogyakarta: Nuha
Hartanto H (2010). Keluarga Berencana Medika. Pinem S (2009). Kesehatan reproduksi dan
dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
kontrasepsi. Jakarta: Media Info Trans.
Heejung SK, David KS, Shelley ET (2008).
Budaya dan Dukungan Sociap. Psikolog Amerika. Prawirohardjo S (2009). Ilmu Kebidanan.
Jakarta: YBP-SP. Rayala BZ, Viera AJ (2013).
Hidayati R (2009). Asuhan Keperawatan Pertanyaan umum
pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta: Tentang Vasektomi. Dokter Keluarga Amerika 88
Salemba Medika. Survei Demografi dan Kesehatan (11). Samandari G, Speizer IS, O'Connell K
Indonesia
(IDHS) (2013). Statistik Penduduk Nasional dan (2010). Peran dukungan sosial dan kesetaraan pada
Keluarga Indonesia penggunaan kontrasepsi di Cam-
bodia. Perspektif Internasional tentang Kesehatan Tukiran (2010). Keluarga Berencana dan
Seksual dan Reproduksi, 26 (3). Reproduksi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hubungan Kebersihan Vulva dengan Genesis Kandidiasis Vulvavaginalis Pada Wanita Usia Subur
di Puskesmas Cipayung
Marni Br Karo1,*,a, Nurfauziah Cahyanti1, Farida Simanjuntak1, R. Haryo Bimo Setiarto2,*,a
1
Midwifery Program of Medistra Health Higher School, Jakarta, Indonesia
2
Microbiology Division, Research Center for Biology LIPI, Bogor, Indonesia
*
Email: marnikaro.stikesmi@gmail.com, haryobimo88@gmail.com
Naskah masuk 13 Febuari 2019; review 18 April 2019; disetujui terbit 31 Desember 2019
Abstrak
Latar belakang: Kandidiasis vulvovaginalis adalah infeksi mukosa pada vagina maupun vulva yang disebabkan
oleh jamur Candida. Infeksi terjadi secara akut, subakut, dan kronis, baik endogen maupun eksogen yang
menimbulkan keluhan pada vagina. Umumnya infeksi pertama di vagina disebut vulvitis.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan kebersihan vulva dengan kejadian kandidiasis
vulvovaginalis pada usia subur di Puskesmas Kecamatan Cipayung.
Metode: Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada
bulan Februari sampai Juli 2018 di Unit Infeksi Menular Seksual Puskesmas Kecamatan Cipayung.
Populasinya adalah sejumlah orang yang datang ke Puskesmas Kecamatan Cipayung. Sampel adalah sebanyak
33 orang, metode pengambilan sampel adalah secara accidental sampling kemudian data dikumpulkan dengan
menyebarkan kuesioner dan pemeriksaan laboratorium. Analisis statistik yang digunakan adalah Chi-Square.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebersihan vulva tidak baik (75,8%) dan berpengaruh positif
terhadap kandidiasis vulvovaginalis di Puskesmas Cipayung (87,9%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p =
0,036 (p<0,05), atau ada hubungan kebersihan vulva dengan kejadian kandidiasis vulvovaginalis pada wanita
usia subur di Puskesmas Cipayung.
Kesimpulan: Kebersihan vulva ada hubungannya dengan kejadian kandidiasis vulvovaginalis di Puskesmas
Kecamatan Cipayung. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kebersihan vagina pada wanita usia subur yang
menyebabkan meningkatnya kejadian kandidiasis.
Kata kunci: Kebersihan vulva, kandidiasis vulvovaginalis, wanita usia subur, puskesmas cipayung
Abstract
Background: Vulvovaginalis candidiasis is infection in the mucosal of vagina or vulva caused by Candida
fungus. Infection can occur acutely, subacute, and chronic, both endogenously and exogenously which often
cause symptoms in the vagina. Generally, first infection in the vagina called vulvitis.
Objective: This study aims to determine the association of the vulva higiene with vulvovaginal candidiasis on
fertile age in Cipayung sub-district Public Health Center (PHC).
Method: The study used cross sectional design approach. The study was conducted from February to July 2018
in sexually transmitted infection unit. Total sample was 33 patients at Cipayung sub-district PHC. The sampling
method is purposive sampling and data were collected by questionnaire and laboratory results. Statistical
analysis used is Chi-Square.
Results: The results showed that the vulva hygiene was poor (75.8%) and there was positive association with
vulvovaginal candidiasis in Cipayung PHC (87.9%). The result of statistical tests obtained p-value = 0.036 (p
<0.05), or there is a relationship of vulva hygiene with vulvovaginal candidiasis in women of childbearing age at
Cipayung PHC.
Conclusion: There is a relationship between vulva hygiene and vulvovaginal candidiasis at Cipayung sub-
district PHC due to lack of vaginal hygiene on woman of childbearing age, which increased the incidence of
candidiasis.
Keywords: Vulva hygiene, vulvovaginal candidiasis, woman age reproductive, public health center cipayung
Relationship between Vulva... (Marni Br Karo, Nurfauziah Cahyanti, Farida Simanjuntak, R. Haryo Bimo S.)
BACKGROUND
Indonesia has tropical seasons that create body Based on morbidity data in the Division of
moister and sweatier. As a result, bacteria Sexually Transmitted Infections (STI) of
easily develop and cause unpleasant odors, Outpatient (UR) Skin and Sex Health in the
especially in the closed body folds such as the 2007-2009 period, 242 new VVC patients were
armpits and folds of genetalia in women. To found, which were 19.7% of the total visits of
keep the body in a clean condition, someone patients with STI divisions and 1.05% of the
must pay attention to personal hygiene.8 number of new patient visits from URJ Dr.
Cleanliness is very important and must be Soetomo Surabaya.10 This study aims to
considered because cleanliness will affect a determine the association of the vulva hygiene
person's health and behaviour. Personal with vulvovaginal candidiasis events on fertile
hygiene is an action to maintain one's age at Cipayung PHC in 2018.
cleanliness and health, to maintain physical
and psychological well-being.9,10
______________________________
*
Corresponding author
(Email: marnikaro.stikesmi@gmail.com, haryobimo88@gmail.com)
© National Institute of Health Research and Development
ISSN: 2354-8762 (electronic); ISSN: 2087-703X (print)
Table 2. Relationship of Vulva Hygiene with Vulvovaginal Candidiasis in Fertile Age Women in
Cipayung Public Health Center in 2018
Vulvovaginal Candidiasis
Positive (+) Negative (-)
Vulva Hygiene F % F % Total % P Value
ABSTRAK
Latar Belakang: Program Keluarga Berencana adalah program yang diprakarsai oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup di
Indonesia. Salah satu metode kontrasepsi untuk pria adalah MOP (Operation Method Man) atau vasektomi. Sebagian besar norma
masyarakat menganggap bahwa keluarga berencana adalah bidang wanita dan pria tidak perlu dilibatkan juga merupakan salah satu alasan
kurangnya partisipasi pria dalam keluarga berencana. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki analisis jalur pada faktor-faktor yang
mempengaruhi kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi.
Subjek dan Metode: Ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain case control. Ini dilakukan di pusat
kesehatan masyarakat Sanden, Bantul, Yogyakarta, Indonesia. Sampel total 90 responden dipilih dengan sampel penyakit
tetap. Variabel dependen adalah kesediaan suami. Variabel independen adalah niat, sikap, norma subyektif, dan kontrol
perilaku yang dirasakan. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dianalisis dengan analisis jalur.
Hasil: Tidak ada korelasi langsung antara sikap dan kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (b = 3,21; 95% CI = 1,74
hingga 4,69; p <0,001), korelasi tidak langsung antara norma subjektif dan kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (b
= 2,08 ; 95% CI = 0,44 hingga 3,72; p =
0,013), persepsi perilaku (b = 1,73; 95% CI = 0,25 hingga 3,20; p = 0,021), korelasi langsung antara persepsi kontrol perilaku
dan kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (b = 1,49; 95% CI = 0,36 hingga 3,62; p = 0,010) niat dan kemauan
menggunakan vasektomi suami (nilai koefisien b = 2,13; 95% CI = 1,00 hingga 3,27; p <0,001).
Kesimpulan: Ada korelasi tidak langsung dan langsung dari kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi oleh Theory of
Planned Behavior.
Korespondensi:
Dechoni Rahmawati. Sekolah Kesehatan Jenderal Ahmad Yani, Yogyakarta.
di Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan operasi dan tidak memerlukan anestesi umum (Hartanto,
Republik Indonesia, pada tahun 1991 jumlah peserta KB 2010).
adalah
49,7%, pada tahun 1994 meningkat menjadi 54,7%, pada tahun 1997 adalah SUBYEK DAN METODE
57,4%, 2002 adalah 60,3%, pada tahun 2007 adalah Ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain
61,4%, dan pada 2012 adalah 61,9%. Namun jumlah cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Pusat
peserta KB pria masih rendah yaitu 21.374 peserta Kesehatan Masyarakat Sanden, dari bulan April hingga
dengan persentase sebanyak 0,25% untuk vasektomi Juni 2016. Sampel dari 90 pria dipilih dengan pengambilan
(BKKBN, 2013). sampel penyakit tetap.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki Variabel dependen adalah kesediaan suami
faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi. Variabel independen adalah
sebagai akseptor vasektomi di wilayah kerja Puskesmas niat, sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku yang
Sanden. Teori Perilaku Berencana adalah teori perilaku dirasakan. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Data
yang dirancang untuk memprediksi dan menjelaskan dianalisis dengan analisis jalur.
perilaku manusia dalam konteks tertentu individu
Analisis Jalur digunakan untuk mengetahui besarnya Sementara koefisien jalur itu sendiri tidak memiliki unit,
pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain, baik sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar koefisien
pengaruh langsung maupun tidak langsung. Besarnya jalur, semakin besar juga pengaruh yang diberikan dari
pengaruh variabel eksogen disebut koefisien jalur. variabel.
Tabel 3. The R es kamu Jalur Analisi s dengan STATA 13 Variabel tergantung Program
Variabel 95% CI
b hal
independen Batas atas Batasan yang lebih rendah
Efek langsung
Kerelaan • Niat 2.13 3.27 1,00 <0,001
• PBC 1.49 3.62 0,36 0,010
Efek Tidak Langsung
Niat • Sikap 3.21 4.69 1.74 <0,001
• Norma subjektif 2.08 3.72 0,44 0,013
• Dirasakan
1.73 3.20 0,25 0,021
Kontrol Perilaku
Tabel 3 menunjukkan hasil perhitungan 3.27. Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p <0,001.
menggunakan perangkat lunak program SPSS STATA 13. Kontrol perilaku perseptif pada vasektomi terhadap
Diperoleh besarnya koefisien jalur sikap suami terhadap kesediaan suami sebagai akseptor adalah 1,49, dengan
vasektomi terhadap niat menggunakan vasektomi adalah batas bawah 0,36 dan batas atas 2,62. Hasilnya
3,21, dengan batas bawah 1,74 dan batas atas 4,69. signifikan, ditunjukkan oleh nilai p = 0,010.
Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p <0,001. Norma
Subjektif pada Vasektomi terhadap niat dalam Pengaruh sikap suami terhadap kesediaan suami
menggunakan vasektomi adalah sebagai akseptor vasektomi melalui niat menggunakan
vasektomi. Sikap suami terhadap vasektomi terbukti
2.08, batas bawah adalah 0.44 dan batas atas adalah berpengaruh signifikan terhadap kesediaan suami sebagai
3.72. Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p = 0,013. akseptor vasektomi melalui niat menggunakan vasektomi.
Kontrol yang dirasakan pada vasektomi terhadap niat Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p <0,001.
menggunakan vasektomi adalah 1,73, dengan batas
bawah 0,25 dan batas atas 3,0. Hasilnya signifikan,
ditunjukkan oleh nilai p = 0,021. Niat menggunakan
vasektomi terhadap kelicikan suami sebagai akseptor Pengaruh norma subyektif terhadap kesediaan
adalah 2,13, dengan batas bawah adalah 1,04 dan batas suami sebagai akseptor vasektomi melalui niat
atas adalah menggunakan vasektomi. Norma subjektif pada vasektomi
adalah
terbukti secara signifikan mempengaruhi kesediaan suami sesuai dengan hipotesis yang dibuat oleh peneliti. Hasil
sebagai akseptor vasektomi melalui niat menggunakan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
vasektomi. Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p = pengetahuan bagi masyarakat dan lembaga terkait
0,013. tentang kontrasepsi vasektomi sehingga pemahaman
masyarakat tentang vasektomi meningkat, dan kesediaan
Pengaruh persepsi kontrol perilaku terhadap suami sebagai akseptor juga meningkat.
kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui niat dalam
menggunakan vasektomi. Kontrol perilaku yang dirasakan Saran untuk peneliti berikutnya adalah
pada vasektomi terbukti secara signifikan mempengaruhi mempelajari topik vasektomi tetapi dengan variabel yang
kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi baik secara berbeda, teori juga
langsung maupun tidak langsung melalui niat dalam metodologi.
menggunakan vasektomi. Hasilnya signifikan, ditunjukkan
oleh nilai p = 0,021. REFERENSI
Addah AO (2014). Untuk menentukan pengetahuan
langkan dan sikap tentang penggunaan
Pengaruh niat menggunakan vasektomi terhadap kontrasepsi modern di antara peserta antenatal di
kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi. Niat dalam Rumah Sakit Pendidikan Universitas Delta Niger,
menggunakan vasektomi terbukti secara signifikan Okolobiri, SouthSouth, Nigeria. Jurnal IOSR Ilmu
mempengaruhi kesediaan suami sebagai akseptor Kedokteran dan Kedokteran (IOSRJDMS). 13 (4):
vasektomi. Hasilnya signifikan, ditunjukkan oleh nilai p 01-07. Agarwal K (2011). Keluarga Berencana dan
<0,001. Re-
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, ada Kesehatan yang produktif. Dewan Kertas untuk
hubungan langsung dan tidak langsung dari faktor-faktor Hubungan Luar Negeri: 1-14. Arum DSN, Sujiyati (2009).
yang mempengaruhi suami sebagai akseptor vasektomi. Panduan Leng-
Ada hubungan langsung dan positif antara sikap dan kap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Nuha
kesediaan suami sebagai akseptor vasektomi (b = Medika. Badrujaman A (2008). Sosiologi Untuk Ma-
3,21, p <0,001). Ada hubungan tidak langsung antara hasiswa Keperawatan. Jakarta: Media Info Trans.
norma subjektif dan kesediaan suami sebagai akseptor
vasektomi (b = BKKBN (2011). Kajian implementasi kebi-
2.08, p = 0,013). Ada hubungan tidak langsung antara jakan penggunaan kontrasepsi IUD. Pusat
kontrol perilaku yang dirasakan dengan kesediaan suami Penelitian dan Pengembangan KB-KS, Badan
sebagai akseptor vasektomi (b = 1,73; p = 0,021). Ada Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
hubungan tidak langsung antara kontrol perilaku yang BKKBN (2007). Badan Pusat Statistik Ke-
dirasakan dengan kesediaan suami sebagai akseptor
vasektomi (b = 1,49; p = 0,010). Ada tidak langsung menterian Kesehatan, Survei Demografi dan
antara niat dan kesediaan suami dalam menggunakan Kesehatan Indonesia. BKKBN 2011). Sterilisasi
vasektomi (b = 2,13; p <0,001). kurang mendong-
krak penurunan fertilitas. Pusat Penelitian dan
Pengembangan KB-KS, Badan Kependudukan dan
Implikasi dalam penelitian ini adalah hasil analisis Keluarga Berencana Nasional.
menunjukkan bahwa Teori Perilaku Berencana yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Ghozali I (2011). Model Persamaan Struk- Murti B (2013). Desain dan ukuran sampel
tural dan Aplikasi dengan Program Amos 21. untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif di bidang
Semarang: Badan Penerbit Universitas kesehatan. Cetakan ketiga. Yogyakarta: Press
Diponegoro. Universitas Gajah Mada.
Hanum M (2009). Sosiologi dan Antropo-
logi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Nugroho T, Utama BI (2014). Masalah
kesehatan reproduksi wanita. Yogyakarta: Nuha
Hartanto H (2010). Keluarga Berencana Medika. Pinem S (2009). Kesehatan reproduksi dan
dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
kontrasepsi. Jakarta: Media Info Trans.
Heejung SK, David KS, Shelley ET (2008).
Budaya dan Dukungan Sociap. Psikolog Amerika. Prawirohardjo S (2009). Ilmu Kebidanan.
Jakarta: YBP-SP. Rayala BZ, Viera AJ (2013).
Hidayati R (2009). Asuhan Keperawatan Pertanyaan umum
pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta: Tentang Vasektomi. Dokter Keluarga Amerika 88
Salemba Medika. Survei Demografi dan Kesehatan (11). Samandari G, Speizer IS, O'Connell K
Indonesia
(IDHS) (2013). Statistik Penduduk Nasional dan (2010). Peran dukungan sosial dan kesetaraan pada
Keluarga Indonesia penggunaan kontrasepsi di Cam-
bodia. Perspektif Internasional tentang Kesehatan Tukiran (2010). Keluarga Berencana dan
Seksual dan Reproduksi, 26 (3). Reproduksi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.