Anda di halaman 1dari 3

Hakekat Manusia

Hakekat manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT, memiliki berbagai
potensi untuk tumbuh berkembang menuju kepada kesempurnaan. Pada dasarnya, manusia
adalah makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila, makhluk beragama dan makhluk
yang beragam. Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsip berbeda dengan hewan
meskipun jika dilihat dari segi biologisnya manusia dengan hewan memiliki banyak sekali
persamaan. Ciri khas manusia yang membedakannya dengan hewan disebut sifat hakikat
manusia. Berikut beberapa hal yang membedakan manusia dengan hewan yaitu:1
1. Kemampuan menyadari diri
Di sinilah kita dapat membedakan diri manusia dengan hewan. Karena kita sebagai
manusia telah dikaruniai akal untuk memikirkan siapa manusia itu sendiri.
2. Kemampuan berekistensi
Adanya kemampuan bereksistensi inilah yang membedakan manusia sebagai mahluk
uman dari hewan dimana hewan menjadi onderdil terhadap lingkungan dan sedangkan
manusia sebagai manejernya.
3. Kata Hati
Kata hati sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati, suara hati, atau pelita hati.
Kata hati adalah pengertian yang ikut serta atau pengertian yang mengikuti perbuatan.
4. Moral
Yang disebut dengan moral atau juga sering disebut dengan etika, adalah perbuatan itu
sendiri.
5. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesediaan untuk menanggung semua akibat atas yang dikerjakan
oleh seseorang. Wujud tanggung jawab adalah :
a. Tanggung jawab pada diri sendiri berarti menanggung tuntutan kata hati.
b. Tanggung jawab kepada masyarakat berarti menggung semua aturan yang ditetapkan
dalam masyarakat.
c. Tanggung jawab kepada Sang Pencipta. Kepada TUHAN, apabilas seseorang telah
melakukan dosa bahwa dia merasa dirinya memiliki kehilafan kepadanya.
6. Rasa Kebebasan
Bebas artinya berbuat sepanjang tidak bertentangan dengan tuntutan kodrat manusia.

1
Umar, Tirtarahardja. Pengantar Pendidikan (Jakarta : PT Rineka Cipta. 2008)
7. Kewajiban dan Hak
Tidak ada hak tanpa kewajiban karena untuk menuntut sesuatu maka tentu ada pihak lain
yang berkewajiban untuk memenuhi hak tersebut.
8. Kemampuan Menghayati Kebahagiaan.
Kebahagiaan merupakan penghayatan hidup karena kebahagiaan adalah suatu istilah yang
lahir dari kehidupan manusia dengan kata lain kebahagiaan merupakan integrasi/rentetan
dari sejumlah kesenangan, bahwa kebahagiaan tidak cukup digambarkan hanya terhimpun
dari pengalaman-pengalaman yang menyenangkan. Ada 2 hal yang dapat dikembangkan
agar kebahagiaan itu dapat di usahakan peningkatannya antara lain:
a. Kemampuan berusaha
b. Kemampuan menghayati hasil usaha dalam kaitannya dengan takdir.

Fungsi dan Peranan Manusia sebagai Mahluk Individu dan Sosial

Sebagai mahluk hidup yang berada di muka bumi ini keberadaan manusia adalah
sebagai mahluk individu dan mahluk sosial, dalam arti manusia senantiasa tergantung dan
atau berinteraksi dengan sesamanya. Dengan demikian, maka dalam kehidupan lingkungan
sosial manusia senantiasa terkait dengan interaksi antara individu manusia, interaksi antar
kelompok, kehidupan sosial manusia dengan lingkungan hidup dan alam sekitarnya, berbagai
proses sosial dan interaksi sosial, dan berbagai hal yang timbul akibat aktivitas manusia
seperti perubahan sosial.
Secara sosial sebenarnya manusia merupakan mahluk individu dan sosial yang
mempunyai kesempatan yang sama dalam berbagai hidup dan kehidupan dalam masyarakat.
Artinya setiap individu manusia memiliki hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dalam
menguasai sesuatu, misalnya bersekolah, melakukan pekerjaan, bertanggung jawab dalam
keluarga serta berbagai aktivitas ekonomi, politik dan bahkan beragama. Namun demikian,
kenyataannya setiap individu tidak dapat menguasai atau mempunyai kesempatan yang sama.
Akibatnya, masing-masing individu mempunyai peran dan kedudukan yang tidak sama atau
berbeda. Banyak faktor yang menyebabkan itu bisa terjadi, misalnya kondisi ekonomi (ada si
miskin dan si kaya), sosial (warga biasa dengan pak RT, dll), politik (aktivis partai dengan
rakyat biasa), budaya (jago tari daerah dengan tidak) bahkan individu atau sekelompok
manusia itu sendiri. Dengan kata lain, stratifikasi sosial mulai muncul dan tampak dalam
kehidupan masyarakat tersebut. (Husni Mubarak: Hakikat Manusia Sebagai Mahluk Individu
dan Sosial)
Dalam artikel dari Melinda Prasetyo yang berjudul “Manusia Sebagai Mahluk Individu
dan Sosial”, dijelaskan bahwa masyarakat dibentuk oleh individu yang beradab dalam
keadaan sadar. Sedangkan untuk individu yang hilang ingatan, pikiran dan mental terganggu
merupakan individu yang tidak dapat menjadi anggota masyarakat permanen melainkan
hanya bergantung atau mengikat dirinya dengan individu lain.
Membentuk satu kesatuan dapat disebut individu sebagai anggota masyarakat. Kita
dapat membedakan antara individu sebagai perseorangan dan individu sebagai makhluk
sosial. Individu perseorangan berarti individu tidak sedang berhubungan dengan individu
lainnya atau memutuskan hubungannya dengan lingkungan sekitar khususnya masyarakat.
Individu sebagai makhluk sosial berarti individu tersebut sedang berhubungan dengan
individu lain atau dengan lingkungan sekitarnya dalam hal ini masyarakat. Manusia dengan
sadar menghubungkan tingkah laku dan perbuatannya dengan individu lain yang akhirnya
terbentuklah suatu kelompok yang besar dan apabila kelompok tersebut berjalan dengan
stabil maka itulah yang kita sebut dengan masyarakat.
Individu dalam hal ini juga dikatakan sebagai seorang manusia yang tidak hanya
memiliki peranan-peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkahlaku spesifik tentang dirinya. Akan tetapi dalam
banyak hal banyak pula persamaan disamping hal-hal yang spesifik tentang dirinya dengan
orang lain. Disini jelas bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peranan khas didalam lingkungan sosaialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian, serta
pola tingkah laku spesifik dirinya. Persepsi terhadap individu atau hasil pengamatan manusia
dengan segala maknanya merupakan suatu keutuhan ciptaan Tuhan yang mempunyai tiga
aspek yang melekat pada dirinya, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan
aspek sosial. Apabila terjadi kegoncangan pada salah satu aspek, maka akan membawa akibat
pada aspek yang lainnya.
Manusia mempunyai pengaruh penting dalam kelangsungan ekosistem serta habitat
manusia itu sendiri, tindakan-tindakan yang diambil atau kebijakan-kebijakan tentang
hubungan dengan lingkungan akan berpengaruh bagi lingkungan dan manusia itu sendiri.
Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan bagaimana hubungan
kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini memerlukan pembiasaan diri yang dapat
membuat kita menyadari hubungan manusia dengan lingkungan. Manusia memiliki tugas
untuk menjaga lingkungan demi menjaga kelansungan hidup manusia itu sendiri dimasa akan
datang.

Anda mungkin juga menyukai