Anda di halaman 1dari 13

TINDAK PIDANA

PENCUCIAN UANG

Oleh :
PROF.DR.H.M. SAID KARIM, SH. MH. M.Si. CLA
BIODATA

1. Nama lengkap : Prof.DR.H.M. Said Karim, SH. MH. M.Si. CLA


2. Tempat/ Tgl Lahir : Pare-Pare, 11 Juli 1962
3. Kelamin : laki-Laki
4. Agama Islam : Islam
5. Jabatan/Pekerjaan Sekarang :
1. Dosen di Fakultas Hukum & Program Pasca Sarjana
Universitas Hasanuddin Makassar.
2. Dosen di Beberapa PTS & Penyelenggara Program Pasca
Sarjana di Indonesia.
3. Guru Besar Hukum Pidana & H.Acara Pidana Fak.Hukum Unhas.
4. Konsultan Hukum di Beberapa Perusahaan Swasta &
Instansi Pemerintah.
5. Ketua Yayasan LBH Cita Keadilan Makassar.
6. Pendidikan : S3 Doktor Ilmu Hukum Pascasarjana Unhas
7. Alamat : Jln Andi Mangerangi I No. 29
Makassar HP. 0811 41 0890 – 08123 800 0890
PENGERTIAN

Pengertian tindak pidana pencucian uang dapat dilihat


ketentuan dalam Pasal (3), (4), dan (5) UU No. 8 Tahun
2010 tentang Pencegahan Tindak Pidana Pencucian
Uang. Intinya dalah tindak pidana pencucian uang
merupakan suatu bentuk kejahatan yang dilakukan
baik oleh seseorang dan/atau korporasi dengan
sengaja menempatkan, mentransfer,
mengalihkan,membelanjakan,membayarkan,
menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar
negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata
uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas
harta kekayaan yang diketahuinya atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana dengan
tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal
usul harta kekayaan itu, termasuk juga yang
menerima dan mengusainya.
DASAR HUKUM
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DI INDONESIA

Saat ini yang menjadi dasar hukum pencucian uang adalah


“Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang” (UU 8/2010),
dimana Undang-Undang tersebut menggantikan undang-undang
sebelumnya yang mengatur pencucian uang yaitu, “Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2002″ (UU 15/2002) sebagaimana telah diubah
dengan “Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003″ (UU 25/2003)
PENYIDIK
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
Pada suatu perkara pidana, yang berwenang melakukan
penyidikan adalah penyidik sebagaimana disebut dalam
Pasal 1 angka 1 Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (“KUHAP”):

“Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik


Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu
yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang
untuk melakukan penyidikan.”

Adapun arti penyidikan berdasarkan Pasal 1 angka 2


KUHAP adalah:

“Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik


dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak
pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya.”
PENYIDIK
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Penyidik Kepolisian Penyidik KPK

Berdasarkan Pasal 14 ayat (1) huruf Namun, jika perkara pindana itu
g Undang-Undang Nomor 2 Tahun terjadi dalam ranah perbankan
2002 tentang Kepolisian Negara dan melibatkan juga tindak pidana
Republik Indonesia, kepolisian korupsi di dalamnya, maka
bertugas menyelidik dan menyidik penyidik yang berwenang
semua tindak pidana sesuai hukum melakukan penyidikan tidak hanya
acara pidana dan peraturan penyidik kepolisian, tapi juga
perundang-undangan lainnya. Ini penyidik KPK yang diberi
artinya, Polri jug aberwenang untuk wewenang khusus oleh undang-
bertindak sebagai penyidik dalam undang.
tindak pidana pencuciang uang
DASAR HUKUM KPK SEBAGAI PENYIDIK
PADA TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
KPK diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan
dalam tindak pidana korupsi. Hal ini terdapat dalam Pasal 6 huruf c Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi yang
mengatur bahwa KPK mempunyai tugas melakukan penyelidikan, penyidikan,
dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c UU
KPK, KPK berwenang melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan
tindak pidana korupsi yang (Pasal 11 UU KPK):
a. melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara, dan orang lain
yang ada kaitannya dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat
penegak hukum atau penyelenggara negara;
b. mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat; dan/atau
c. menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar
rupiah).
Sebagai contoh wewenang KPK sebagai penyidik dalam kasus korupsi yang juga
berkaitan dengan kejahatan perbankan adalah kasus korupsi fasilitas pendanaan
jangka pendek (FPJP) dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal
berdampak sistemik.
TAHAP PENYIDIKAN
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
Penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang dapat dilakukan setelah menerima
Laporan Hasil Analisis dari PPATK ataupun setelah dilakukan penyelidikan
terhadap Laporan Hasil Analisis tersebut terlebih dahulu. Selanjutnya langkah-
langkah yang diambil oleh Penyidik adalah berupa penelitian Laporan Hasil
Analisis atau hasil pelaksanaan penyelidikan, pembuatan administrasi
penyidikan, kegiatan penyidikan dan perlindungan saksi dan pelapor.

Penelitian Laporan Hasil Analisis / Hasil Pelaksanaan Penyelidikan


Laporan yang diterima oleh penyidik dari PPATK berupa Laporan
Hasil Analisis harus dipelajari dan diteliti, dengan maksud agar
1 kronologis dugaan tindak pidana pencucian uang yang telah dianalisis
oleh PPATK dapat dimengerti oleh Penyidik. Sehingga penyidik
memiliki keyakinan bahwa informasi dari Laporan Hasil Analisis
tersebut dapat dilakukan penyidikan.
TAHAP PENYIDIKAN
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
Administrasi Penyidikan
Setelah Penyidik menerima Laporan Hasil Analisis dari PPATK,
dan Penyidik mencermati serta meneliti Laporan Hasil Analisis 2
tersebut dan selanjutnya dapat langsung dilakukan Penyidikan

Kegiatan Penyidikan TPPU


Setelah melakukan pemblokiran dan permintaan harta kekayaan
3 kepada Penyedia Jasa Keuangan dan didapatkan transaksi
keuangan yang diperlukan maka dilakukan penelitian terhadap
transaksi keuangan yang tersebut;

Pengumpulan Alat Bukti TPPU


Penyitaan terhadap barang bukti yang tersangkut dalam perkara
TPPU dapat berupa:Terhadap barang bergerak; Terhadap barang
tidak bergerak; Terhadap dokumen: Penyitaan terhadap hasil
kejahatan yang berupa uang yang masih terdapat direkening
4
tersangka dapat dilakukan penundaan sementara
transaksi/pemblokiran terhadap rekening tersebut
KEWENGANGAN MENGADILI
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Kewenangan pengadilan tindak pidana korupsi diatur dalam Pasal 6 UU No. 46


Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi), mengatur:

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5


berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara:
a. tindak pidana korupsi;
b. tindak pidana pencucian uang yang tindak pidana asalnya adalah tindak
pidana korupsi; dan/atau
c. tindak pidana yang secara tegas dalam undang-undang lain ditentukan
sebagai tindak pidana korupsi
Pengadilan Tipikor hanya memiliki kewenangan terhadap tindak pencucian uang
yang tindak pidana asalnya adalah tindak pidana korupsi, sedangkan tindak pidana
pencucian uang yang tindak pidana asalnya selain korupsi bukan merupakan
kewenangan Pengadilan Tipikor melainkan kewenangan Pengadilan Negeri
KESIMPULAN

Tindak Pidana Pencucian uang (Money Laundry) sebagai suatu kejahatan


mempunyai ciri khas yaitu bahwa kejahatan ini bukan merupakan
1 kejahatan tunggal tetapi kejahatan ganda. Hal ini ditandai dengan bentuk
pencucian uang sebagai kejahatan yang bersifat lanjutan, sedangkan
kejahatan utamanya atau kejahatan asalnya yang menghasilkan uang
yang kemudian dilakukan proses pencucian.

Polri dan KPK, berdasarkan Pasal 14 ayat (1) huruf g UU Polri serta Pasal

2 6 huruf c UU KPK, memiliki kewenangan untuk melakukan penyidikan


pada tindak pidana korupsi (khususnya kejahatan perbankan yang di
dalamnya menyangkut kasus korupsi)

Tahap Penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang yaitu: penelitian Laporan


3 Hasil Analisis atau hasil pelaksanaan penyelidikan, pembuatan
administrasi penyidikan, kegiatan penyidikan dan perlindungan saksi dan
pelapor.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai