Anda di halaman 1dari 3

Latihan 03 – SIM untuk keunggulan kompetitif

Nama : M.ILYAS APRIANDO


NIM : 01011381520141
Kelas : B KAMPUS BUKIT PALEMBANG
Tanggal : 04 SEPTEMBER 2017

Petunjuk
1. Kerjakan latihan sesuai perintah soal
2. Upload pada thread upload sesuai dengan kelas Anda
3. Simpan dalam format pdf

Berikut adalah gambar Porter’s Five Forces

Soal
1. Berikan contoh penerapan SIM untuk keunggulan kompetitif pada Segmen “Industrial
Rivalry”
2. Berikan contoh penerapan SIM untuk keunggulan kompetitif pada Segmen “Potential entrant”
3. Berikan contoh penerapan SIM untuk keunggulan kompetitif pada Segmen “Subtitutes
product”
4. Berikan contoh penerapan SIM untuk keunggulan kompetitif pada Segmen “Buyers”
5. Berikan contoh penerapan SIM untuk keunggulan kompetitif pada Segmen “Suppliers”
Latihan 03 – SIM untuk keunggulan kompetitif

1. Force ini ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: jumlah pesaing, perbedaan kualitas,
loyalitas pelanggan, diferensiasi produk, perbedaan harga, exit barriers, dan sebagainya. Contoh
industri dengan intensitas persaingan yang tinggi adalah industri telekomunikasi. Industri
telekomunikasi sendiri punya prospek growth yang tinggi, karena orang selalu membutuhkan
komunikasi dan ditunjang oleh pertumbuhan penduduk. Kemudian, exit barriers juga tinggi, karena
perusahaan tentunya sudah menginvestasikan infrastruktur telekomunikasi yang tidak murah. Saat ini,
operator melakukan perang harga dalam menjaring konsumen, sementara switching cost pun rendah.
Analisa Five Forces Porter ini digunakan pada level industri, dan dapat diaplikasikan pada segala
macam industri. Pengertian industri disini adalah serangkaian bisnis yang menawarkan produk/jasa
yang sejenis. Seandainya satu perusahaan bergerak di berbagai macam industri, maka ia tidak bisa
hanya membuat satu analisis saja. Analisa ini perlu dibuat pada masing-masing industri dimana ia
bergerak. Demikian adalah ulasan dan contoh mengenai Analisa Five Forces Porter yang powerful,
terutama dalam melakukan SWOT Analysis dan Strategic Plan. Dengan memahami bagaimana posisi
kita dalam industry, maka selanjutnya dapat dirancang strategi yang tepat untuk memenangkan
persaingan.
2.
3. Dalam Five Forces Model Persaingan terhadap produk dihasilkan perusahaan tidak hanya berasal
dari perusahaan yang memproduksi produk yang sama sehingga menimbulkan persaingan langsung
(direct competition), melainkan bisa juga berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang
memiliki kesamaan fungsi dengan produk yang dihasilkan perusahaan. Produk seperti itu dinamakan
produk subsitusi (substitute products).
Contoh: Perusahaan bis yang melayani rute AKAP (Antar Kota Antar Propinsi) tidak hanya
menghadapi persaingan dari perusahaan bis lainnya, namun juga menghadapi persaingan dari moda
transportasi lainnya seperti kereta api, perusahaan penerbangan, maupun perusahaan travel. Saat ini
perusahaan otobis seperti Prima Jasa, Kramat Jati, dan sebagainya yang melayani rute Bandung-
Jakarta saingannya tidak hanya maskapai penerbangan yang melayani rute penerbangan Bandung-
Jakarta,tapi jua memperoleh saingan yang sangat berat dari berbagai perusahaan travel seperti
Cipaganti, Baraya, dan lain-lain yang melayani rute yang sama.
4. Dalam Five Forces Model pembeli memiliki posisi penting terhadap keberlangsungan hidup
perusahaan karena sales revenue yang diperoleh perusahaan berasal dari penjualan produk perusahaan
kepada buyer. Posisi tawar menawar pembeli terhadap perusahaan yang menjual barang dan jasa
ditentukan oleh dua hal utama yakni bargaining leverage dan price sensitivity. Bargaining Leverage
pembeli selanjutnya ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut: buyer concentration vs firm
concentration, buyer volume, buyer integrate, substitute products.
Para pengusaha hasil bumi di daerah Lampung akan memiliki bargaining power yang rendah
seandainya mereka menjual hasil buminya seperti kopi, cengkeh, lada hitam maupun damar hanya
kepada satu pembeli besar di Jakarta, karena dengan struktur perdagangan seperti ini para pengusaha
hasil bumi tidak memiliki alternatif harga jual selain yang ditetapkan oleh pembeli besar dari Jakarta
tersebut.
Faktor lain yang menjadi determinan kekuatan pembeli adalah sensitivas harga yang ditentukan oleh
beberapa faktor seperti: price/total purchases, product differences, brand identity, buyer profits &
decision makers’ incentives.
5. Supplier merupakan tempat dimana kita membeli input yang digunakan untuk bahan produksi.
Force ini ditentukan oleh beberapa factor diantaranya: switching cost ke supplier lain, jumlah
supplier, konsentrasi supplier, ketersediaan substitusi input, tingkat diferensiasi input, hingga tingkat
hubungan dengan supplier.
Latihan 03 – SIM untuk keunggulan kompetitif

Misalnya, supplier obat-obatan untuk rumah sakit, pada umumnya punya tingkat konsentrasi tinggi.
RS biasanya punya langganan kepada segelintir perusahaan farmasi tertentu. Dalam kasus ini, berarti
bargaining power of supplier tinggi karena supplier terkonsentrasi pada sekian kecil saja.

Anda mungkin juga menyukai