Anda di halaman 1dari 21

DAMPAK COVID-19 TERHADAP BUDAYA ORGANISASI DAN

KOMITMEN ORGANISASI PERUSAHAAN

Saqif Haidarravy, Dila Ayu Nofyantarin

Dosen Pembimbing Lapangan

Dr. Nikmah Suryandari, S.Sos., M.Si

Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Trunojoyo Madura

E-mail : tsaqifhaidarravy@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menyimpulkan fenomena


mengenai dampak Covid-19 terhadap budaya organisasi dan komitmen organisasi
yang dirasakan oleh perusahaan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah literatur review, artikel dikumpulkan dengan menggunakan mesin pencari
seperti google chrome, mozila firefox, dan Microsoft edge. Kriteria artikel dan
jurnal yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang diterbitkan pada tahun
2010 – 2020. Berdasarkan artikel dan jurnal yang dikumpulkan dalam penelitian
ini di dapatkan sebuah hasil kesimpulan yang menunjukkan bahwa dampak
Covid-19 terhadap budaya organisasi dan komitmen organisasi yaitu dengan
adanya kebijakan perusahaan berupa menjaga jarak atau social distancing yang
telah merubah pola perilaku karyawan perusahaan di dalam kehidupan sehari-
sehari. Bahkan cara karyawan bekerja pun telah digantikan dengan cara bekerja
secara daring atau online. Maka, perusahaan harus mempersiapkan diri untuk
menghadapi persoalan tersebut agar perusahaan dapat survival di tengah persoalan
yang telah mengglobal tersebut salah satunya yaitu perusahaan memberikan dan
meningkatkan komitmen kepada para karyawan yaitu berupa perhatian dari segi
kesehatan mental dan emosional maupun keselamatan karyawan.

Kata Kunci : Dampak Covid-19, Budaya Organisasi, Adaptasi ditengah Situasi


Krisis, Komitmen Organisasi
ABSTRACT

This study aims to describe and infer phenomena regarding the impact of Covid-
19 on organizational culture and organizational commitment felt by organizations.
The design used in this study was literature review, articles were collected using
search engines such as Google Chrome, Mozilla Firefox, and Microsoft Edge. The
criteria for articles and journals used in this study were those published in 2010 -
2020. Based on the articles and journals collected in this study, a conclusions
were obtained which showed that the impact of Covid-19 on organizational
culture and organizational commitment is the presence of company policy in the
form of maintaining distance or social distancing that has changed the behavior
patterns of company employees in their daily lives. Even the way employees work
has been replaced by working online or online. So, companies must prepare
themselves to deal with these problems so that the company can survive in the
midst of globalizing problems, one of which is the company gives and increases
commitment to employees in the form of attention in terms of mental and
emotional health and employee safety.

Keywords: Covid-19 Impact, Organizational Culture, Adaptation Amid Crisis


Situations, Organizational Commitment

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Seiring dengan adanya pandemi COVID-19 yang mengglobal telah


mempengaruhi terhadap segala aspek kehidupan baik dibidang sosial budaya,
ekonomi, fisik atau lingkungan, pemerintah desa atau kelurahan, dan bahkan di
dunia bisnis sumber daya manusia. Pada 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) secara resmi menyatakan virus corona sebagai wabah pandemi dan
telah menyerukan semua negara untuk melanjutkan upaya yang efektif dalam
membatasi jumlah kasus dan memperlambat penyebaran virus tersebut. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa Coronaviruses (Cov) adalah virus
yang menginfeksi sistem pernapasan. Virus infeksi ini disebut COVID19. Virus
Corona menyebabkan penyakit flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti
Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut
Parah (SARS-CoV). Virus Corona adalah zoonosis yang berarti ditularkan antara
hewan dan manusia. Berdasarkan Kementerian Kesehatan Indonesia,
perkembangan kasus COVID-19 di Wuhan berawal pada tanggal 30 Desember
2019 dimana Komite Kesehatan Kota Wuhan mengeluarkan "pemberitahuan
segera tentang pengobatan pneumonia yang penyebabnya tidak diketahui".
Penyebaran virus Corona ini sangat cepat bahkan sampai lintas negara. Sampai
saat ini terdapat 188 negara yang mengkorfirmasi virus Corona. Virus
penyebaran, Corona yang telah meluas ke berbagai belahan dunia, membawa pada
pemerintahan Indonsia, baik dari sisi perdagangan, investasi dan pariwisata.
Secara global, kasus penyebaran COVID-19 ini masih bertambah setiap harinya.
Pemerintah Indonesia merespons mewabahnya virus yang berasal dari Negara
China dengan Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Keputusan Presiden
(KEPPRES) Nomor 7 Tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan penanganan
COVID-19 dengan menunjuk Doni Monardo sebagai Ketua BNPB dan juga
sekaligus sebagai Ketua Gugus Tugas COVID-19 tersebut. Menyikapi kondisi
wabah COVID-19 dan upaya dalam mendukung Gugus Tugas Percepatan
Penangan COVID-19, maka Pemerintah membuka kembali sektor menuju fase
masyarakat yang produktif dan aman dari Covid-19 harus melalui tahapan-
tahapan yang ketat dan hati-hati. Kebijakan ini merupakan langkah yang terkait
adaptasi kebiasaan baru agar masyarakat tetap produktif dan aman dari penularan
Covid-19. Hampir semua lini kehidupan termasuk sektor ekonomi mengalami
pelemahan yang sangat terasa. Pada fase masa transisi menuju kebiasaan baru,
sektor ekonomi harus segera bangkit, melewati penanganan Covid-19 dari sisi
kesehatan. Kondisi keuangan global telah berubah signifikan dengan merebaknya
Covid-19 di awal 2020. Perubahan ini diperhitungkan dengan menurunnya
kondisi keuangan di berbagai sektor setelah WHO mengumumkan secara resmi
Covid-19 sebagai pandemi. Kerugian diakibatkan oleh penyebaran Covid-19 telah
diterima oleh berbagai sektor di tanah air, dimulai dari sektor manufaktur hingga
pariwisata yang meningkat.
Pemerintah telah mengeluarkan beberapa strategi dan kebijakan mencegah
jika berupaya meminimalisasi risiko penyebaran Covid-19. Presiden
mengeluarkan kebijakan pengelompokan sosial sebagai antisipasi penyebaran
virus yang diikuti oleh pejabat daerah yang mengeluarkan juga kebijakan WFH
(Bekerja dari Rumah) dan belajar dari rumah. Strategi kebijakan yang dilakukan
untuk setiap perusahaan agar tetap dapat berfungsi optimal dalam kebijakan ini
dengan menyetujui berbagai skenario Covid-19 termasuk budaya organisasi dan
komitmen organisasi. Rangkaian kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat
saat ini mendapat tanggapan beragam dari berbagai kalangan, ada yang setuju dan
ada juga yang tidak pantas. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) seperti meminta
pemerintah tidak ragu dalam mengambil kebijakan isolasi diri (dikunci) diminta
yang pernah dilakukan oleh beberapa negara. IDI disetujui sebagai isolasi diri
merupakan cara yang efektif untuk memindahkan virus covid-19
(m.republika.co.id, 22/3/2020). Kebijakan jarak sosial yang diambil pemerintah
saat ini diambil kurang berhasil. Hal ini dibuktikandengan jumlah tambahan
pasien positif-19 di Indonesia yang mencapai 100 orang setiap hari. Kegagalan
kebijakan sosial menjauhkan dari tingkat partisipasi masyarakat yang masih
rendah.Pasca himbauan "di rumah saja" oleh pemerintah, masyarakat di berbagai
daerah masih bisa melakukan aktivitas seperti biasa, di Jakarta misalnya, Kota
Tua, Kemang, Sabang dan Hayam Wuruk masih ditemukan kerumunan orang
(kompas.com, 27/3/2020). Hal serupa juga terjadi di wilayah lain seperti di
Provinsi Kepulauan Riau. Di Tanjungpinang, berbagai tempat usaha kuliner masih
ramai dikunjungi pemerintah daerah sudah mengeluarkan surat edaran. Sementara
pihak kepolisian mengeluarkan lapangan melakukan pembubaran warga yang
sedang rapat. Meskipun mendapat kritikan dari berbagai kalangan, hingga 30
Maret 2020 pemerintah masih memfokuskan kebijakan pengelompokan
sosial.Kebijakan pemerintah ini juga didukung oleh berbagai pengaduan dan
pengamat ekonomi yang memperkirakan penguncian kebijakan yang sangat buruk
bagi ekonomi Indonesia. Direktur Riset Pusat Reformasi Ekonomi (CORE)
Indonesia mengutip yang menyatakan lockdownbagi Indonesia jauh lebih buruk
dibandingkan negara lain. Hal ini merupakan sebagian besar warga Indonesia
yang bekerja di sektor informal. Ekonom Bank Central Asia Tbk (BCA) David
Sumual mengatakan jika Jakarta diberlakukan penguncian maka dampaknya akan
mempengaruhi nasional, karena 75% uang dalam pergerakan ekonomi nasional
terjadi di Jakarta (harianhaluan.com, 18/3/2020). Dari sisi sosial, penguncian
kebijakan dikhawatirkan akan menimbulkan kepanikan, penjarahan hingga
kerusuhan masal.

Perdebatan tentang Tarik penguncian kebijakan juga terjadi di kalangan


masyarakat umum. Dalam berbagai jejaring sosial online seperti facebook,
instagram, dan whatsap bertukar komentar rakyat kecil mengenai kebijakan
karantina tersebut. Mereka yang mengeluarkan uang dengan topik ini akan
menggunakan sumber uang mereka. Di satu sisi kebutuhan hidup keluarga mereka
terus berjalan sementara di sisi lain mereka tidak memiki cukup tabungan untuk
memenuhi kebutuhan selama penguncian karena alasan yang pas-pasan.
Ketidakmampuan ekonomi barangkali juga akan dipertahankan oleh masyarakat
kelas menengah di kota-kota besar. Hal ini karena masyarakat kelas menengah
memiliki gaya hidup konsumtif dan memiliki tagihan untuk menaikkan status
sosial mereka. Kadence International Indonesia merilis hasil dari Dompet mereka
pada tahun 2013 yang menunjukkan 28 persen masyarakat Indonesia tergantung
pada kondisi “pecah” yaitu kondisi di mana jumlah pengeluaran lebih besar,
sehingga meningkatkan defisit sebesar 35 persen. Orang-orang yang memiliki
terjemahan Rp. 4,3 juta per bulan memiliki penambahan Rp. 5,8 juta, sehingga
defisit Rp. 1,5 juta per bulan (tirto.id, 6/7/2016). Jika kelas menengah ini
dihadapkan pada kebijakan penguncian yang diharapkan mereka juga tidak akan
sanggup bertahan lama.

TINJAUAN PUSTAKA

Pandemi Covid-19

Pandemi COVID-19 merupakan wabah penyakit yang berasal dari


Tiongkok yang menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. COVID-19 menyebar di
Indonesia pada awal Maret 2020. Penyebaran virus ini menyebabkan kerugian
untuk banyak negara terutama dalam bidang ekonomi. Beberapa orang telah
mengamati berbagai pandemi yang membahayakan dunia. Pengamatan melalui
tahapan yang sangat sulit karena lawan virus yang menyebabkan penyakit mulai
dari gejala ringan hingga berat, jenis coronavirus diketahui menyebabkan penyakit
yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) (Kementerian
Kesehatan, 2020). World Health Organization memberi nama virus baru tersebut
Servere acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARSCoV-2) dan nama
penyakitnya sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) (WHO, 2020 dalam
(Fakultas Kedokteran Universitas Lampung & Yuliana, 2020). Gejala COVID-19
yang paling umum antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam,
sesak napas, dan batuk kering. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh
bereaksi melawan virus Corona. (Pane, 2020). Tenaga kesehatan berperan penting
dalam memberikan tanggap terhadap wabah COVID-19 dan menjadi ditulang
punggung pertahanan suatu negara untuk membatasi atau menanggulangi
penyebaran penyakit. COVID-19 (Coronavirus Disease 2019). COVID-19
merupakan sebuah virus yang menyerang pernafasan manusia (Kementerian
Kesehatan, 2020). COVID-19 ini masih berhubungan dengan penyebab SARS
dan MERS yang sempat muncul pada tahun 2019. Ketiga virus ini diketahui
disebarkan oleh hewan dan mampu menjangkit dari satu spesies ke spesies lainya
termasuk manusia. Penyebaran coronavirus dari hewan ke manusia sangat jarang,
akan tetapi hal ini yang terjadi pada COVID-19, SARS, dan MERS. Manusia
dapat tertular coronavirus melalui kontak langsung dengan hewan yang terjangkit
virus ini. Cara penyebarannya disebut transmisi zoonosis. Beberapa hal yang
harus dilakukan dalam pencegahan virus ini menurut (Kementerian Dalam Negeri,
2020) yaitu melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan
tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor,
menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut, terapkan etika batuk atau bersin
dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu
buanglah tisu ke tempat sampah, pakailah masker medis jika memiliki gejala
pernapasan dan melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker, menjaga
jarak (minimal 1 m) dari orang yang mengalami gejala gangguan pernapasan.

Diduga COVID-19 pertama kali muncul di Wuhan, Provinsi Hubei,


Tiongkok virus ini diduga muncul karena adanya sebuah pasar makanan di
Wuhan yang menjual bebagai jenis hewan hidup maupun sudah mati (Nuraini,
2020) Virus ini telah tersebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia sejak awal
bulan Maret 2020. Pemerintah Indonesia langsung menindak lanjuti kasus
tersebut. Salah satu tindakan pemerintah adalah melakukan Social Distancing
selama 14 hari untuk meminimalisir penyebaran virus tersebut. Menurut Center
for Disease (CDC) dalam (Kosasih, 2020) Social Distancing yaitu menjauhi
perkumpulan, menghindari pertemuan massal, dan menjaga jarak antar manusia.
Pembatasan sosial/menjaga jarak yang dilakukan untuk mencegah penularan
COVID-19 agar tidak menyebar luas di Negara Indonesia. Social Distancing
sangat berpengaruh untuk menghambat penyebaran COVID-19. Dampak dari
adanya COVID-19 tersebut, menyebabkan perekonomian di Indonesia menjadi
merosot, menjatuhkan nilai tukar rupiah, harga barang naik, terutama alat-alat
kesehatan. Hal ini juga berdampak pada sistem yang terdapat di perusahaan.

Budaya Organisasi

Luthans dalam Asri Laksmi (2011 : 6) menyatakan: ” Budaya organisasi


merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota
organiassi. Setiap anggota akan berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku
agar diterima oleh lingkungannya.” Selanjutnya Feter F. Druicker dalam
Muhammad Ras Muis, J Jufrizen, dan Muhammad Fahmi (2018) menyatakan:
Budaya organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah eksternal dan
internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok
yang kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat
untuk memahami, memikirkan dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait
serperti di atas. Menurut Sutrisno (2010 : 72) : Budaya organisasi adalah sebagai
perangkat sistem nilai-nilai (values), atau norma-norma (beliefs), asumsi-asumsi
(asssumptions), atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti
oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan
masalah-masalah organisasinya. Djokosantoso dalam Anwar Ikhsan (2016)
mendefinisikan bahwa budaya perusahaan adalah sistem nilai-nilai yang diyakini
oleh semua anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan, serta
dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem paket, dan
dapat dijadikan acuan berperilaku dalam organisasi untuk menciptakan tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan. Sedangkan definisi lain menurut McKenna dan
Beech dalam Anwar Ikhsan (2016) yaitu budaya perusahaan merupakan nilai,
kepercayaan, sikap dan perilaku yang dipegang anggota. Menurut Schein dalam
Erni Tisnawati Sule dan Donni Juni Priansa (2018:331) bahwa budaya organisasi
merupakan berbagai asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan, dan dikembangkan
oleh suatu kelompok tertentu dengan maksud agar organisasi belajar mengatasi
atau menangani masalah-masalah yang timbul akibat adaptasi eksternal dan
integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik sehingga perlu diajarkan
kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami,
memikirkan, dan merasakan yang berkenan dengan berbagai masalah. Mondy dan
Noe dalam Erni Tisnawati Sule dan Donni Juni Priansa (2018:331-332)
menyatakan bahwa budaya organisasi adalah system dari shared values,
keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling
berinteraksi dengan struktur formalnya untuk mendapatkan norma-norma
perilaku. Budaya organisasi juga mencakup nilai-nilai dan standar-standar yang
mengarahkan perilaku pelaku organisasi dan menentukan arah organisasi secara
keseluruhan.
Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat sistem nilai-nilai
(values), keyakinan-keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi (assumption), atau norma-
norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu
organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah
organisasinya. Budaya organisasi juga disebut budaya perusahaan, yaitu
seperangkat nilai-nilai atau norma-norma yang telah relatif lama berlakunya,
dianut bersama oleh para anggota organisasi (karyawan) sebagai norma perilaku
dalam menyelesaikan masalah-masalah organisasi (perusahaan). Dalam budaya
organisasi terjadi sosialisasi nilai-nilai dan menginternalisasi dalam diri para
anggota, menjiwai orang per orang di dalam organisasi. Dengan demikian, maka
budaya organisasi merupakan jiwa organisasi dan jiwa para anggota organisasi
[14]. Budaya organisasi yang kuat mendorong tujuan-tujuan perusahaan,
sebaliknya yang lemah atau negatif menghambat atau bertentangan dengan tujuan-
tujuan perusahaan. Dalam suatu perusahaan yang budaya organisasinya kuat,
nilai-nilai bersama dipahami secara mendalam, dianut, dan diperjuangkan oleh
sebagian besar para anggota organisasi (karyawan perusahaan) (Wagiman S. dan
Himawan Arif Sutanto, 2018). Budaya organisasi merupakan filosofi dasar
organisasi yang memuat keyakinan, normanorma, dan nilai-nilai bersama menjadi
karakteristik inti tentang bagaimana melakukan sesuatu dalam sebuah organisasi
(Tintami, Pradhanawati & Nugraha, 2013). Mangkunegara (2011) menguraikan
kinerja merupakan pencapain hasil kerja karyawan secara kualitas dan kuantitas
dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan.
Ndraha dalam Anwar Ikhsan (2016) dalam berpendapat bahwa budaya
perusahaan (corporate culture) merupakan aplikasi dari budaya organisasi
(organizational culture) terhadap badan usaha atau perusahaan. Kedua istilah ini
sering dipergunakan untuk maksud yang sama secara bergantian. Brahmasari dan
Suprayetno dalam Anwar Ikhsan (2008:126) mengemukakan bahwa budaya
perusahaan sebagai suatu konsep dapat menjadi suatu sarana untuk mengukur
kesesuaian dari tujuan organisasi, strategi dan organisasi, tugas, serta dampak
yang dihasilkan. Sedangkan Mangkunegara dalam Anwar Ikhsan (2005:113)
menyimpulkan pengertian budaya perusahaan adalah seperangkat asumsi atau
sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi
yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggotaanggotanya untuk mengatasi
masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Robin dalam Anwar Ikhsan
(2016) mendefinisikan budaya sebagai system makna bersama yang dianut oleh
anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi yang
lain. Daft dalam Anwar Ikhsan (2016) mengartikan budaya sebagai sekumpulan
nilai kunci, kenyakinan, pemahaman, dan norma pokok yang dibagi bersama oleh
anggota suatu organisasi. Budaya merupakan pola nilai dan asumsi bersama
mengenai bagaimana sesuatu hal dapat dilakukan dalam sebuah organisasi. Pola
ini dipelajari oleh para anggota karena mereka berhubungan dengan persoalan
ekternal dan internal, sekaligus mengajarkan anggota baru bahwa pola ini
merupakan cara yang benar untuk diterima, dipikirkan, dan dirasakan. Istilah
budaya organisasi ternyata semakin marak berkembang sejalan dengan
meningkatnya dinamika iklim dalam organisasi. Dengan demikian konsep budaya
organisasi dikembangkan dengan berbagai versi mengingat istilah budaya
dipinjam dari disiplin ilmu antropologi dan sosiologi, sesuai dengan makna
budaya yang mengandung konotasi kebangsaan, ditambahkan lagi implikasinya
begitu luas sehingga dapat ditelaah beragam sudut pandang. Namun dalam proses
adaptasi, kebanyakan berpendapat bahwa inti budaya adalah sistem nilai yang
dianut secara bersama – sama (Trice dan Bayer, 2009:128).
Komitmen Organisasi
Sebagai definisi yang umum, Luthans dalam Agung Prihantoro (2012)
mengartikan komitmen organisasional merupakan sikap yang menunjukkan
loyalitas karyawan dan merupakan proses berkelanjutan bagaimana seorang
anggota organisasi mengekspresikan perhatian mereka kepada kesuksesan dan
kebaikan organisasinya. Adapun indikatornya ialah : memiliki hasrat, memiliki
kemauan, dan memiliki ikatan emosional. Keberhasilan pengelolaan organisasi
sangatlah ditentukan oleh keberhasilan dalam mengelola SDM. Dalam studi
manajemen sumber daya manusia, komitmen organisasional sebagai salah satu
aspek yang mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi telah menjadi hal
penting yang telah banyak didiskusikan dan diteliti. Alasannya sangat sederhana,
contohnya sebaik apapun visi, misi, dan tujuan organisasi, tidak akan tercapai jika
tidak ada komitmen dari anggota organisasinya (Dongoran dalam Agung
Prihantoro, 2012). Salah satu definisi komitmen organisasi dijelaskan oleh Russ
dan McNeily dalam Agung Prihantoro (2012) yang menyatakan bahwa:
“Komitmen organisasi merupakan identifikasi seseorang dan loyalitas pada
organisasi. Porter dalam Muhammad Ras Muis, J Jufrizen, dan Muhammad Fahmi
(2018) menyatakan : ”komitmen organisasi adalah kuatnya pengenalan dan
keterlibatan seseorang dalam suatu organisasi tertentu. Sedangkan Becker dalam
Muhammad Ras Muis, J Jufrizen, dan Muhammad Fahmi (2018) juga menyatakan
bahwa: ”komitmen organisasi adalah kecenderungan untuk terikat dalam garis
kegiatan yang konsisten karena menganggap adanya biaya pelaksanaan kegiatan
yang lain (berhenti bekerja).” Menurut Mathis dalam Muhammad Ras Muis, J
Jufrizen, dan Muhammad Fahmi (2018): ”Komitmen organisasi adalah derajat
yang mana pegawai percaya dan menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan
tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasi.
Komitmen organisasi adalah kemampuan individu dan kemauan
menyelaraskan perilakunya dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi dan
bertindak untuk tujuan atau kebutuhan organisasi. Komitmen merupakan sikap
yang menunjukkan lebih dari sekedar keanggotaan formal, tetapi juga meliputi
sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang
tinggi bagi kepentingan organisasi demi mencapai tujuannya. Di samping itu juga
mencakup unsur loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan
identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Komitmen organisasi
sebagai sebuah konsep yang memiliki tiga dimensi (bentuk) yaitu : affective,
normative, dan continuance commitment. Affective Commitment adalah tingkat
seberapa jauh seorang pegawai secara emosional terikat, mengenal, dan terlibat
dalam organisasi. Continuance Commitment adalah suatu penilaian terhadap biaya
yang terkait dengan meninggalkan organisasi. Normative Commitment merujuk
kepada tingkat seberapa jauh seseorang secara phsychological terikat untuk
menjadi pegawai dari sebuah organisasi yang didasarkan kepada perasaan seperti
kesetiaan, afeksi, kehangatan, kepemilikan, kebanggaan, kesenangan,
kebahagiaan, dan lain-lain (Wagiman S, dan Himawan Arif Sutanto, 2018).
Sopiah dalam Kardinah Indrianna Meutia dan Cahyadi Husada (2019)
mengemukakan bahwa komitmen organisasional adalah gabungan dari tiga
dimensi perilaku yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kecenderungan
karyawan untuk tetap bertahan sebagai anggota organisasi, atau memiliki karir
jangka panjang di dalam organisasi. Komitmen organisasional merupakan
identifikasi dam keterlibatan seseorang yang relatif kuat terhadap organisasasi.
Artinya, seorang karyawan yang memiliki komitmen tinggi memiliki keinginan
yang kuat untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan
bersedia bekerja keras bagi pencapaian tujuan organisasi.
Robbins dan Judge dalam Franli Londo, Bernhard Tewal, Farlane S.
Rumokoy (2016) mendefinisikan komitmen sebagai suatu keadaan dimana
seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk
mempertahankan keangotaannya dalam organisasi .Mathis dan Jackson dalam
Franli Londo, Bernhard Tewal, dan Farlane S. Rumokoy (2016) mendefinisikan
komitmen sebagai derajad dimana karyawan percaya dan mau menerima tujuan-
tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak meninggalkan organisasinya.
PEMBAHASAN

Dampak Covid-19 Terhadap Perusahaan Pada Sector Perekonomian


Perusahaan

Adanya pandemi ini negara memiliki krisis ekonomi yang diperkirakan


menjadi lemah dari tahun-tahun sebelumya ,bahkan menurut penuturan Menteri
Keuangan bahwa pertumbuhan ekonomi bisa tertekan hingga level 2,5 % hingga 0
% hal itu bisa terjadi ketika tidak di lakukan strategi pencegahan yang baik dan
tepat untuk mengatasi hal tersebut, dan saat ini negara telah menambahkan
intensive untuk petugas kesehatan sebesar 20 % dan jumlah bidang kesehatan
sebesar 6,1 Triliun dan juga pada saat ini dan juga hal ini menjadi perhatian bagi
ekonomi global pada saat ini termasuk negara asean karena itu Menteri keuangan
menyampaikan bahwa dalam rapat bersama Gubernur Bank dan para Menteri
keuangan se ASEAN membicarakan strategi-strategi penanganan covid-19 di
perusahaan untuk tetap menjaga kestabilan perekonomian global yang sedang
terancam saat ini karena covid-19 termasuk ekonomi nasional juga mengalami
dampak dari Covid19 saat ini dan dalam rapat di sampaikan bagaimana ekonomi
global merespon Covid-19 ini karena menjadi perhatian khusus saat ini. Dalam
rapat di sampaikan juga bagimana mencari vitamin atau obat-obatan untuk
mencegah Covid-19 bagi para karyawan perusahaan. Akan tetapi, pada saat ini
belum di temukan obat untuk Covid-19.
Dampak Covid-19 yang dialami sector ekonomi perusahaan pada saat ini,
sebagai berikut :

1. Untuk pekerja yang dirumahkan dan kena PHK, lebih dari 1,5 juta,” . Dari
jumlah ini, 90 persen dirumahkan dan 10 persen kena-PHK. Sebanyak 1,24
juta orang adalah pekerja formal dan 265 ribu pekerja informal.
2. Selanjutnya dampak kedua, PMI Manufacturing Indonesia mengalami
kontraksi atau turun hingga 45,3 pada Maret 2020. Padahal dari angka terakhir
yaitu Agustus 2019, PMI Manufacturing masih berada di angka 49. Adapun
PMI Manufacturing ini menunjukkan kinerja industri pengolahan, baik dari
sisi produksi, permintaan baru, hingga ketenagakerjaan.
3. Ketiga, impor pada triwulan I 2020 turun 3,7 persen year-to-date (ytd).
4. Inflasi/ peningkatan harga secara umum dan terus menerus pada bulan Maret
2020 mencapai 2,96 persen year-on-year (yoy). Inflasi ini disumbangkan oleh
harga emas perhiasan dan beberapa komoditas pangan.
5. Kelima, 12.703 penerbangan di 15 bandara dibatalkan sepanjang Januari-
Maret 2020. Rinciannya yaitu 11.680 untuk penerbangan domestik dan 1.023
untuk penerbangan internasional.
6. Angka kehilangan pendapatan di perusahaan yang bergerak dibidang udara
mencapai Rp 207 miliar. Sekitar Rp 4,8 di antaranya disumbang dari
penerbangan ke Cina.
7. Penurunan okupansi/penempatan pada 6 ribu hotel yang merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata turun hingga 50 persen. Selain
itu, kata Sri, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama juga
memperkirakan potensi kehilangan devisa pariwisata bisa mencapai setengah
dari tahun lalu.

Komitmen Organisasi dan Budaya Organisasi PT. Hino Motors


Manufacturing Indonesia ditengah Pandemi Covid-19

Perusahaan Hino yang telah berkomitmen untuk membantu Pemerintah


Indonesia untuk mencegah covid-19. Wabah Covid-19 yang melanda lebih dari
200 negara tak hanya mengancam kesehatan masyarakat. Pandemi yang kini telah
menjangkiti lebih dari 1,2 juta jiwa di dunia ini juga membawa implikasi ekonomi
luas sehingga menuntut pemerintah dan pihak-pihak terkait harus cepat
mengambil tindakan tepat agar roda perekonomian tetap berputar. Pandemi yang
terus merenggut korban jiwa ini menggugah Hino mengambil langkah-langkah
drastis demi membantu pemerintah untuk menekan angka korban jiwa dan
mencegah penyebaran lebih lanjut. Dalam masa tanggap darurat, produsen
kendaraan komersial ternama di dunia ini tetap berkomitmen menjaga kepuasan
dan kepercayaan konsumen setia, dengan tidak mengurangi aspek keselamatan
dan keamanan dari ancaman Covid-19. Hino memiliki komitmen untuk terus
memberikan yang terbaik untuk pelanggan dalam kondisi sulit sekalipun. Seperti
yang disampaikan Presiden Direktur HMSI Masato Uchida dalam suratnya yang
ditujukan kepada seluruh konsumen Hino Indonesia. “Lebih dari 37 tahun, Hino
Indonesia berkomitmen menjaga kepuasan dan kepercayaan konsumen setia kami.
Komitmen yang sama mendorong kami untuk terus memberikan yang terbaik
untuk Anda dalam kondisi sulit sekalipun. Seiring Covid-19 yang telah
dinyatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pandemi global, kami
Hino Indonesia telah mengambil berbagai langkah pencegahan,” ujar Uchida.
Langkah pencegahan yang dimaksud terutama kesehatan dan keselamatan bagi
karyawan, konsumen, dan masyarakat. Karena hal ini sangat penting bagi
masyarakat dan roda perekonomian. Saat ini, lanjut Uchida, semua bisnis
operasional Hino Indonesia (termasuk dealer) tidak terdampak. Tidak ada
halangan dari Hino untuk terus memberikan pelayanan Total Support guna
memastikan kepuasan konsumen. “Kami pun terus memantau perkembangan
situasi dan melakukan penyesuaian agar layanan kepada konsumen tetap dapat
diberikan. Kami tidak berharap adanya disrupsi dari pelayanan yang dapat kami
berikan untuk Anda yang dikarenakan virus Covid-19 ini,” tegas Uchida.
PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) berkomitmen menjamin layanan
purnajual di tengah pandemi virus korona. Layanan purnajual adalah sesuatu yang
dibutuhkan dan tak bisa ditunda. Karena itu, perlu adanya peningkatan pelayanan
di tengah kondisi sulit seperti saat ini akibat wabah Covid-19. Untuk turut
membantu kelancaran bisnis konsumen, Hino menghadirkan banyak program
layanan (service program). Hino menawarkan servis kendaraan yang terjangkau
untuk membantu kelangsungan dan kemudahan bisnis bagi pelanggan setia Hino.
Program tersebut antara lain, Service Campaign untuk servis berkala kelipatan
10.000 kilometer kendaraan Hino. Dalam program ini, diberikan ekstra diskon
hingga 37 persen untuk baterai HMSI Original Part (HOP), gratis pengecekan,
gratis filter oli, gratis jasa servis ganti oli, dan yang terpenting adalah gratis
layanan Home Service. Pembersihan disinfektan pada handle pintu dan semua
permukaan dalam kabin juga dilakukan untuk membantu kendaraan bebas virus
korona. Promo Service Campaign ini berlaku hingga Juni 2020. Hino juga
memberikan program Servis Hemat Mobil Terawat, di mana untuk perbaikan dan
overhaul terdapat diskon hingga 45 persen untuk suku cadang dan diskon 20
persen untuk jasa servis. Selain itu diberikan juga gratis oli setiap overhaul,
seperti oli mesin, oli transmisi, dan oli differential. Selain itu, khusus bagi suku
cadang overhaul, diskon mencapai 50 persen. Khusus periode ini semua ongkos
kirim gratis. Promo Servis Hemat Mobil Terawat ini berlaku hingga Juni 2020.
Budaya organisasi perusahaan Hino yang selama ini telah terbentuk,
dengan adanya beberapa kebijakan pemerintah yang dikeluarkan saat pandemi
maka perusahaan harus mulai bersahabat dan melakukan penyesuaian dengan
kondisi saat ini. Membangun budaya organisasi perusahaan hino yang tangguh
dan relevan dengan kondisi saat ini merupakan salah satu cara yang paling efektif
untuk bisa menyesuaikan dengan perkembangan kondisi pandemi sehingga
perusahaan memiliki kemampuan yang cukup. Harapannya tetap unggul dan
mampu bersaing pada masa ketidakpastian yang tinggi. Budaya selalu
menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Budaya adalah
cermin dari masyarakatnya termasuk pada komunitas paling kecil. Budaya
merupakan “the way of life” bagi suatu masyarakat yang didefinisikan sebagai
sistem nilai masyarakat yang mencirikan suatu nilai-nilai yang dianut dan diterima
bersama dalam satu pemahaman dengan latar belakang anggota organisasi yang
berbeda-beda serta digunakan sebagai dasar dalam aturan perilaku dalam
organisasi tersebut. Budaya perusahaan merupakan keinginan kelompok untuk
berbuat sesuai harapan dan manifestasi kehidupan dalam mencapai nilai-nilai
yang dianut organisasi. Membangun budaya organisasi yang efektif di masa
pandemi saat ini, perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, sehubungan dengan
banyaknya perubahan-perubahan yang terjadi pada tatanan kehidupan, mulai dari
kehidupan sosial dan juga dalam berorganisasi. Dampak dari kebijakan dengan
menjaga jarak atau social distancing, telah merubah pola perilaku para karyawan
perusahaan hino di dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan cara kerjapun telah
digantikan dengan cara daring atau virtual demi mencegah penyebaran pandemi
covid-19. Dengan demikian bagaimana penyesuaian yang harus dilakukan pada
budaya organisasi perusahaan. Dimana dan apakah unsur budaya yang memiliki
peranan terpenting dalam perusahaan pada masa pandemi covid-19. Inilah
pertanyaan yang muncul dalam setiap benak pengelola organisasi. Mau dibawa
kemana organisasi perusahaan yang selama ini menjadi sandaran orang banyak
disektor ekonomi.
Adaptasi ditengah Situasi Krisis dengan Pendekatan Budaya Organisasi
Sudah saatnya segera lakukan adaptasi ditengah situasi krisis saat ini,
jangan sampai menunggu pandemi surut bahkan hilang, yang kemudian akan
menyurutkan tingkat pendapatan perusahaan secara signifikan. Langkah apa yang
harus diambil agar perusahaan tetap survival? Untuk mengatasinya, perusahaan
harus mempersiapkan diri dalam menghadapi hal terburuk dengan kemampuan
bertahan hidup (survival skill) dibawah karakteristik budaya organisasi
perusahaan sebagai pijakan. Paling tidak ada Lima karakteristik budaya
organisasi perusahaan yangbisa digunakanuntuk menganalisis agar perusahaan
menjadi tegar menghadapi baik pada saat Covid-19 masih berlangsung maupun
pasca-covid-19. Pertama, adanya Inovasi dan Pengambilan Resiko. Berinovasi
dan bereksperimen dalam bekerja serta berani mengambil resiko merupakan
karakteristik pertama dari budaya organisasi perusahaan. Bersikap selalu inovatif
dan bereksperimen dalam bekerja khususnya terutama pada penyelesaian masalah
yang timbul di masa pandemic ini. Tujuannya, agar perusahaan tetap berinovasi
dalam menghasilkan dan mendistribusikan produk serta menata tatanan dalam
berorganisasi dengan tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan anggota-
anggota organisasi atau karyawan, termasuk anggota keluarganya di rumah. Hal
ini perlu diperhatikan karena inovasi tidak akan terbentuk jika karyawan atau
anggota organisasi masih khawatir dengan kesehatan dan keselamatan diri sendiri
juga anggota keluarganya. Selain itu karyawan dituntut untuk berani dalam
mengambil resiko dengan berdasarkan pada perhitungan kerja yang tepat dan
matang. Kedua, memperhatikan secara mendetail. Karakteristik budaya organisasi
perusahaan menuntut agar anggota organisasi diminta fokus dan cermat dalam
bekerja serta ketepatan dalam menganalisis hasil pekerjaan. Selain itu perhatian
pada hal-hal yang rinci dengan selalu teliti dan mendetail dalam menganalisis,
baik produk, proses dan juga pelanggan, karena prilaku pelanggan akan berubah
ketika muncul Covid-19. Perhatian secara mendetail ini, dalam masa pandemi
diperluas tidak hanya fokus pada hal yang dikerjakan dan juga pelanggan tetapi
memberi perhatian detail pada kesehatan dan keselamatan karyawan dengan
memberikan bentuk perhatian. Bentuk perhatian ini bisa berupa pemberian
informasi dari sumber-sumber terpercaya sampai pada pemberian dukungan baik
moril maupun materiil dan memberikan rasa aman dan nyaman dalam situasi yang
tidak pasti ini sehingga tidak terjadi kepanikan dan ketakutan. Hal ini dilakukan
karena perlu juga membangun kesehatan mental dan emosional anggota
organisasi, walaupun kerja dilakukan secara daring atau virtual. Ketiga,
berorientasi pada kebermanfaatan. Fokus pada kebermanfaatan berbagai fihak
dengan fokus pada hasil akhir pekerjaan dengan harapan yang tinggi atas hasil
akhir pekerjaan tersebut merupakan karakteristik budaya organisasi yang ketiga.
Akan tetapi di masa pandemi Covid-19 ini harapan yang tinggi tidak hanya fokus
pada hasil akhir pekerjaan tetapi juga kesehatan dan keselamatan selama proses
yang dilakukan. Untuk membantu hasil akhir yang tinggi, perlu adanya suatu
teknologi yang dapat mendukung dengan memasukkan alat kerja digital yang
bisa dilakukan dari jarak jauh, sehingga walaupun kebijakan WFH dilakukan,
hasil akhir yang tinggi tetap tercapai. Keempat, berorientasi pada tim. Kegiatan
kerja yang diorganisasikan dalam tim-tim bukan dalam individu-individu dengan
melakukan kolaborasi merupakan karakteristik budaya organisasi perusahaan
yang strategis. Berorientasi pada tim dalam segala hal termasuk pada tiap
keputusan yang diambil oleh organisasi harus melalui pertimbangan bahwa
dampaknya harus positif terhadap anggota dalam organisasi. Dalam masa
pandemi seperti ini karyawan hendaknya diberikan kepercayaan yang lebih besar
agar kemandirian karyawan terbangun. Selalu menjaga komunikasi dengan tim
dan melakukan interaksi antar tim dengan menyediakan fasilitas komunikasi yang
lebih efektif.Fungsi kontrol sosial dari budaya organisasi mampu mempengaruhi
keputusan dan perilaku karyawan. Cara yang efektif mengarahkan karyawan
untuk mencapai tujuan atau sasaran organisasi sesuai dengan yang diharapkan
yaitu dengan melakukan peninjauan ulang prioritas perusahaan ditengah kondisi
pandemi ini. Selanjutnya pastikan bahwa sasaran dan yang menjadi prioritas
utama tersebut tersosialisasikan dan dipahami oleh para karyawan hingga level
yang paling bawah. Komunikasi yang sangat intens dan jelas atas inisiatif-
inisiatif brilian sangat dibutuhkan pada situasi seperti ini, sehingga karyawan
disamping merasa diperhatikan, juga akan termotivasi dengan komunikasi intens
seperti ini. Kelima, bersifat agresif. Memiliki inisiatif dan adanya semangat
berkompetisi dalam bekerja serta membuat anggota bertindak agresif merupakan
karakteristik terakhir dari budaya organisasi. Dimasa pandemi Covid-19 ini tinjau
kembali seluruh perspektif biaya, inventaris, pertumbuhan, rencana, dan strategi
dari sudut pandang yang berbeda. Evaluasi rencana bisnis dengan menemukan
hal-hal yang perlu diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam menghadapi masa
selama dan pasca pandemi. Terapkan strategi yang paling tepat dengan selalu
menghormati dan memperkuat hubungan dengan pelanggan agar target
pendapatan tetap tercapai dengan memberikan kepuasan pelanggan yang optimal.
Tujuannya keuntungan yang maksimal dapat diperoleh dengan selalu mengikuti
protokol kesehatan dan keselamatan baik di tempat kerja, di jalan maupun di
rumah yang tidak luput dari pantauan organisasi. Berdasarkan berbagai perubahan
tatanan kehidupan baik personal maupun usaha, maka hendaknya dengan segera
membentuk budaya organisasi baru yang sehat, bersih, nyaman, aman dan tetap
menguntungkan. Dengan demikian di masa pandemi Covid-19 perusahaan
mampu bertahan hidup dan menyesuaikan diri dalam pola hidup yang dipedomani
protokol kesehatan yang dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran sambil
beraktivitas seperti biasa, sehingga keuntungan tetap diraih walaupun ditengah
ketidakpastian yang cukup tinggi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari


analisis ini adalah untuk melihat dampak dari Covid-19 bagi perekonomian
Indonesia termasuk perekonomian perusahaan ini yang lebih komprehensif dari
berbagai alternatif skenario penanganan pandemi Covid-19, dalam hal ini skenario
budaya organisasi dan skenario komitmen organisasi melalui pembatasan sosial
berskala besar yg efektif); dan skenario budaya organisasi dibarengi dengan
skenario komitmen organisasi. Hasil analisis menyimpulkan bahwa, betul
skenario budaya organisasi dan komitmen organisasi untuk meminimalisasi
penyebaran virus Covid-19 dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi perusahaan.
Kedua, kesimpulan yang berbeda didapatkan dalam konteks jangka panjang,
dimana justru pertumbuhan ekonomi perusahaan jangka panjang dapat lebih
tertekan jika skenario yang terjadi adalah perusahaan tidak mengambil keputusan
dalam mencega covid-19. Dapat disimpulkan bahwa kerugian yang diakibatkan
oleh pandemi covid-19 menyebabkan perusahaan mengalami penurunan
produktivitas kinerja perusahaan dan pertumbuhan ekonomi perusahaan apabila
perusahaan tidak mengambil langkah atau strategi dalam mempertahankan
produktivitas perusahaan tersebut sendiri

Saran tentunya perekonomian perusahaan sangat penting sebagai implikasi


dari strategi membangun budaya organisasi dan komitmen organisas perusahaan.
Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia harus sebaik-sebaiknya melindungi
Perekonomian Indonesia termasuk perekonomian perusahaan dari dampak covid-
19 tersebut. Indonesia bisa melakukannya karena mempunyai sistem perlindungan
sosial yang relatif maju dibandingkan negara-negara berkembang lainnya. Mari
bergandengan tangan bersama-sama untuk memelihara Perekonomian Indonesia
termasuk perekonomian perusahaan dengan mematuhi protokol kesehatan yang
telah ditetapkan oleh Pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA

Agung Prihantoro, 2012. Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Melalui


Motivasi, Disiplin, Lingkungan Kerja, dan Komitmen (Studi Kasus Madrasah di
Lingkungan Yayasan Salafiyah, Kajen, Margoyoso, Pati). Jurnal Manajemen
Sumber Daya Manusia, Vol. 8, No. 2
Anwar Ikhsan, 2016. Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Non Dosen Pada Universitas Mercu Buana
Jakarta. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, Vol. 2, No. 1.
Amir, Taufiq, 2017, Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana
Chaterina Melina Taurisa, Intan Ratnawati, 2012. Analisis Pengaruh Budaya
Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional Dalam
Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi pada PT. Sido Muncul Kaligawe
Semarang. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 19, No. 2, Hal. 170 – 187.
Ericha Windhiyana Pratiwi, 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Kegiatan
Pembelajaran Online Di Sebuah Perguruan Tinggi Kristen Di Indonesia. Vol. 34,
No. 1.
Fachreza, Said Musnadi, & M. Shabri Abd Majid, 2018. Pengaruh Motivasi
Kerja, Lingkungan Kerja, dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
dan Dampaknya Pada Kinerja Bank Aceh Syariah Di Kota Banda Aceh. Jurnal
Magister Manajemen, Vol. 2, No. 1.
Franli Londo, Bernhard Tewal, & Farlane S. Rumokoy, 2016. Pengaruh
Lingkungan Organisasi, Komitmen, dan Pembagian Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. Bank Sulutgo Kantor Pusat Manado. Jurnal EMBA, Vol. 4,
No. 1, Hal. 143 – 152.
Febby Febriyandi YS, 2020. Penanganan Wabah Covid-19 dengan Pendekatan
Budaya. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/penanganan-wabah-
covid-19-dengan-pendekatan-budaya/
Kardinah Indrianna Meutia, Cahyadi Husada, 2019. Pengaruh Budaya Organisasi
dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Riset Manajemen
dan Bisnis (JRMB), Vol. 4, No. 1, Hal. 119 – 126.
Kompas Klasika, 2020. Komitmen Hino ditengah Pandemi Covid-19.
https://adv.kompas.id/baca/komitmen-hino-di-tengah-pandemi-covid-19/
Muhammad Ras Muis, J Jufrizen, & Muhammad Fahmi, 2018. Pengaruh Budaya
Organisasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan, Jurnal
Ekonomi & Ekonomi Syariah, Vol. 1, No. 1.
Iswahyudi, 2017. Pengaruh Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi, Terhadap
Komitmen Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada UPT
Perpustakaan Universitas Jember, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Hal. 50 – 61.
Rudi Setiawan, Etty Puji Lestari, 2016. Pengaruh Budaya Organisasi,
Komunikasi, Lingkungan Kerja dan Motivasi Terhadap Komitmen Organisasi
Dalam Meningkakan Kinerja Pegawai, Jurnal Organisasi dan Manajemen, Vol.
12, No. 2, Hal. 169 – 184.
Silpa Hanoatubun, 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia,
Vol. 2, No. 1.
Tisnawati, Erni, & Priansa Donni Juni, 2018. Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi ( Membangun Organisasi Unggul Di Era Perubahan), Bandung: PT.
Refika Aditama.
Wagiman S, Himawan Arif Sutanto, 2018. Pengaruh Budaya Organisasi,
Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi
Pada PT.Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) TBK Kantor Wilayah Semarang).
Yuni Rosdiana, 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Budaya Organisasi.
https://www.ayosemarang.com/read/2020/06/15/58742/dampak-covid-19-
terhadap-budaya-organisasi-perusahaan

Anda mungkin juga menyukai