Anda di halaman 1dari 15

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian komposit


Komposit merupakan suatu. material yang tersusun dari atau lebih 2
bahan yang membentuk suatu material baru dengan sifat-sifat yang berbeda
dan lebih baik dari sifat-sifat material penyusunnya. Penggabungan pada
material komposit ini merupakan penggabungan secara makroskopis, dimana
material-material tersebut tidak saling melarutkan satu sama lain. Oleh
Dominick V. Rosato, komposit didefinisikan sebagai “Sebuah kombinasi
material yang terbentuk secara sintetik dari 2 atau lebih material, yaitu filler
atau reinforcing agents dan komponen matriks sebagai pengikat. Kombinasi
ini dimaksudkan untuk mendapatkan sifat-sifat yang spesifik”.
Tujuan pembuatan material komposit iniadalah untuk mengkombinasikan
material yang sama atau berbeda guna mengembangkan sifat-sifat spesifik
yang diinginkan. Dalam komposit, kedua komponen filler dan matrix tidak
saling melarutkan atau menyatu kedalam satu sama lain, tetapi tetap
menunjukkan sifatnya masing-masing. Banyak sifat-sifat komposit yang lebih
superior dari sifat-sifat material pembentuknya.
Meskipun tersusun dari beberapa material yang berbeda, komposit dapat
dikatakan sebagai satu produk yang tunggal. Sangat sulit untuk membedakan
antara matrix dan filler, karena fungsi-fungsinya yang saling melingkupi.
Pada umumnya, komposit terdiri dari serat karbon yang direkat berlapis
dengan polimer menjadi satu lapisan. Sampai saat ini komposit digunakan
antara lain pada pesawat terbang, mobil balap dan kapal. Karena bidang-
bidang tersebut membutuhkan struktur yang ringan, tetapi mempunyai
kekuatan flexural dan tensile yang tinggi serta tahan terhadap beban benturan
yang baik. Kekuatanwtarikwdariwkompositwseratwkarbonwlebihwtinggi
daripadawsemuawpaduanwlogam.wSemuawituwmenghasilkan berat pesawat
yangwlebihwringan,wdayawangkutwyangwlebih besar,hematwbahanwbakar
danwjarakwtempuhwyangwlebihwjauh.
6

Gambar 2.1: Skema Komposit

2.1.1 Penggunaan komposit


Material komposit telah digunakan dalam banyak bidang. Karakteristik
material komposit dimana pabrikan dan atau konsumen dapat menentukan
sifat-sifat bahan yang sesuai dengan yang diinginkan menjadi alasan utama
mengapa material ini sangat menonjol. Material ini memberikan ruang seluas-
luasnya bagi peneliti untuk mengembangkan desain-desain dengan
penggunaan material-material yang mendukung.

Penggunaan meterial kompositwsangatwluas,wyaituwuntuk ;


a. Aerospace : Komponen pesawat terbang,wkomponen
helikopter,wkomponenwsatelit.
b. Kesehatan : Kakiwpalsu,wsambunganwsendiwpada penggang.
c. Marine : Kapalwlayarwdan kapal selam.
d. Industri pertahanan : Komponenwjetwtempur, tank amfibi dan bullets.
e. Industri pembinaan : Jembatan,wrumah dan terowongan.
f. Sports Rec. : Sepeda,ustikugolf,uraketutenis dan sepatu olahraga.
g. Automobile : Komponen mesin, komponen kereta.

2.1.2 Kekurangan dan Kelebihan Komposit


Komposit memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan. logam.
Kelebihan tersebut, umumnya dilihat dari berbagai sudut pandang penting,
seperti sifat-sifat mekanik, fisika, dan cost efficiency. Namun, material
komposit juga memiliki kekurangan yaitu diantaranya adalah tidak tahan
terhadap beban shock (kejut) dan crash (tabrak) dibandingkan dengan metal.
Keuntungan yang dimaksud adalah:
7

1. Mempunyai kekakuan spesifik dan kekuatan spesifik yang lebih


tinggi;
2. Tidak. terkorosi;
3. Mempunyai ketahanan fatigue tinggi;
4. Mempunyai sifat tailoring.
Sedangkan kerugiannya adalah:
1. Harganya mahal;
2. Jenis prepreg perlu cold storage;
3. Kerusakan akibat tumbukan sulit dideteksi secara visual;
4. Tidak mempunyai sifat plastis;
5. Sifatnya dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban.

2.2 Klasifikasi Komposit


Dalam menyusun lapisan-lapisan struktur komposit atau yang disebut
dengan stacking sequence, perlu didasarkan pada kebutuhan dari produk
akhir komposit. Mulai dari sifat-sifat mekanikal yang dibutuhkan, beban
kerja, kondisi lingkungan kerja, hingga kontak komponen dengan struktur
komposit dengan komponen-komponen lain. Setelah mengetahui kondisi-
kondisi tersebut, maka designer harus merancang lapisan-lapisan dalam
struktur komposituntuk memenuhinya. Secara garis besar, struktur komposit
diklasifikasikan sebagai berikut:

2.2.1 Komposit Serat ( Fiber Composite)


Komposituserat ialah salah satu jenisukomposituyangumenggunakan
seratusebagaiereinforce.rSeratryangtdiygunakanwberupawseratwglass,wserat
karbon,eseratearamid..danesebagainya. Serar ini susunannya dapat secara
acakwmaupunrdenganworientasiqtertentutbahkanmbis jugardalamkkbentuk
yang lebih rumit, sepertiuanyaman.
Bila ujuan utama yang dinginkan ialah peningkatan kekuatan, komponen
penguatwharuswmempunyaiwrasiowaspekwyangwbesar, yaitu rasio panjang
terhadapwdiameteruharusutinggi,uagarubebanubisauditransferumelewati titik
dimanaumungkinwterjadiwperpatahan. Tinggi atau rendahnyawkekuatan
komposit,usangatutergantungudariwseratwyang di gunakan, karenautegangan
8

yang di kenakan. pada komposit yang diterimauolehumatrikuakanuditeruskan


ke serat, sehinggauseratuakanumenahanubeban hingga bebanwmaksimum.
Olehuukarenauituuseratuharusuumempunyaiuteganganutarikudanwumodulus
elastisitaswyangulebihutinggiudaripadaumatrikupenyusun komposit (Van
Vlack, 1985). Pada gambar 2.2 di bawah ini menunjukan bahwa komposit
serat di susun secara searah memanjang dan bisa juga di susun secara acak
atau random.

Gambar 2.2: Susunan Komposit Serat


Komposit. yang di perkuat dengan serat. dapat di golongkan
menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Komposit serat pendek
Berdasarkan arah. Orientasi. material komposit yang di perkuat dengan
serat pendek dapat di bagi lagi dengan dua bagian yaitu. serat acak. dan
serat satu/ arah.
b. Komposit serat panjang
komposit serat panjang memiliki keistimewaan yaitu lebih mudah
diorientasikan dibanding serat pendek. Secara teoritis serat panjang dapat
menyalurkan beban atau tegangan dari titik pembebanannya.

2.2.2 Komposit Laminat/Monolitik


Konstruksi monolitik adalah suatu struktur komposit dimana material-
material penyusunnnya adalah lembaran-lembaran lamina (1 lembar komposit
dengan arah serat tertentu) yang diatur dan ditata satu - persatu membentuk
elemen struktur secara .integral pada komposit. Proses penyusunan lamina
dinamakan proses laminasi. Komposit dibuat dalam bentuk laminate, yang
terdiri dari susunan berbagai macam lamina atau lapisan yang diorientasikan
sesuai arah yang diinginkan, dan digabungkan bersama sebagai satu unit
9

struktur. Susunan laminate dapat divariasikan jenis lamina dan orientasi


lembarannya untuk mendapat sifat tertentu

2.2.3 Komposit Serpihan


Komposit serpihan, terdiri dari serpihan-serpihan yang saling menahan
dengan .mengikat permukaan/ atau di masukkan didalam matriks. Serpihan
ialah, partikel kecil yang telah di tentukan sebelumnya yang di hasilkan dari
perawatan yang[khusus ‘dengan orientasi serat sejajar dengan permukaaanya.
Sifat sifat khusus yang di peroleh dari serpihan adalah bentuknya besar dan
datar sehingga bisa di susun dengan rapat untuk menghasilkan suatu bahan
penguat yang tinggi untuk luas penampang lintang tertentu. Pada umumnya
serpihan serpihan saling tumpang tindih pada suatu komposit sehingga dapat
membentuk lintasan fluida ataupun uap yang dapat mengurangi kerusakan
mekanis karena penetrasi atau perembesan. Komposit serpihan dapat dilihat
pada gambar di bawah ini

Gambar 2.3: Susunan Komposit Serpihan

2.2.4 Komposit Partikel


Komposit yang menggunakan partikel atau serbuk sebagai penguatanya
dan didistribusikan secara merata dalam matriks, disebut komposit partikel.
Contoh komposit dari partikel dan matriks, adalah butiran (pasir, batu) yang
diperkuat semen yang biasa dijumpai sebagai beton. Komposit partikel, ialah
suatu produk yang dihasilkan dengan cara menempatkan partikel-partikel dan
diikat dengan matriks bersama-sama. Dengan satu atau lebih unsur-unsur
perlakuan, seperti panas, tekanan,. kelembaban, katalisator, dll. Komposit
partikel, tidak sama dengan komposit. jenis serat acak, sehingga bersifat
10

isotropis. Bentuk komposit yang tersusun dari partikel dapat dilihat sebagai
berikut :

Gambar 2.4: Bentuk Komposit Partikel


2.2.5 Komposit Sandwich
Konstruksi sandwich mirip dengan struktur laminat, namun yang
membedakan adalah penggunaan Honeycomb Core. Tiap bagian memiliki
fungsi tersendiri yang akan menunjang kerja dan kinerja struktur sandwich.
Struktur sandwich, terdiri dari 3 elemen:
1. Sepasang komposit laminate yang kuat, atau disebut skin;
2. Inti yang ringan dan tebal yang berfungsi untuk memisahkan kedua
lapisan skin, dan memuat beban dari satu lapisan ke lapisan lainnya;
3. Lapisan adhesive yang mampu meneruskan beban gesekan dan
aksial ke dan dari inti.

Gambar 2.5: Struktur Sandwich

2.3 Material Penyusun Komposit


Komposit, seperti telah dijelaskan dalam pengertiannya, merupakan
gabungan dari 2 atau lebih material. Material-material itu sendiri terbagi
menjadi 2 macam, yaitu penguat (reinforcement) dan matriks. Bahan serat
bermacam-macam. Namun yang umum digunakan adalah serat glass,
carbon,rdan aramid. Sedangkan bahan yang sering digunakan sebagai resin
11

adalah epoxydan phenolic. Gabungan kedua bahan inilah yang kemudian


disebut komposit.
Baik matriks maupun penguat memiliki sifat fisik dan sifat mekanik
sendiri-sendiri. Untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu pada komposit,
pabrikan harus menggabungkan matriks dan penguat dengan
mempertimbangkan sifat-sifat fisik dan mekanikal dari bahan matriks dan
penguat. Perbedaan campuran matriks dan penguat memberi sifat yang
berbeda-beda pada komposit.

2.3.1 Penguat
Penguat (Reinforcement) atau filler, yang mempunyai sifat kurang elastis,
tetapi lebih kaku serta lebih kuat. Secara umum,bentuk penguat bisa berupa
serat, bubuk, kristal, atau serat pendek (whiskers) dan juga organik,
anorganik, metal, ataupun material keramik. Reinforcing agents utama yang
digunakan pada produksi komposit sekarang adalah glass, paper (cellulosic
fiber), cotton, polyamide, dan serat alami lainnya, asbestos, sisal, dan rami.
Agen spesial meliputi karbon, grafit, boron, steel, dan whiskers (serat yang
sangat pendek untuk penguat, biasanya terbuat dari material kristalin). Filler
juga dapat berupa serat panjang. Filler menawarkan keuntungan yang
bervariasi: meningkatkan kekuatan dan kekakuan, ketahanan terhadap panas,
konduktivitas panas, stabilitas, kekuatan basah (wet strength) mobilitas
fabrikasi, vislositas, ketahanan abrasi, dan kekuatan impak, mengurangi
ongkos, penyusutan panas exothermic, koefisien ekspansi thermal, sifat
merembes, dan crazing. Dan meningkatkan surface appearent.
Bagaimanapun, filler juga memiliki kekurangan. Mereka mungkin membatasi
metode fabrikasi, menghambat pengawetan dari resin tertentu, dan
memendekkan sifat pot life dari resin.

a. Serat alami
Serat alami telah menunjukkan keunggulan dalam beberapa tahun
terakhir. Keunggulan dari serat alami dibandingkan dengan serat sintetis
adalah harganya murah, densitas rendah, mudah lepas, bahan terbarukan dan
terbiodegradasi dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Akibatnya, ada
12

peningkatan upaya untuk mengeksplorasi serat alam baru dan penggunaan


serat tanaman oleh sektor industri yang berbeda, seperti komposit untuk
aplikasi otomotif dan untuk menggantikan serat sintetis (Suryanto et al.,
2014). Beberapa alternatif serat alam dari tanaman yang sudah dieksplorasi
antara lain serat jerami, jerami padi, serat rerumputan seperti rumput switch,
rumput India, rumput napier, dan rumput mendong. Beberapa serat tersebut
telah diterapkan sebagai penguat komposit polimer (Suryanto et al., 2015).
Serat-serat alam dapat dikelompokan berdasarkan pada sumbernya yaitu
berasal dari tanaman, binatang atau mineral. Serat tanaman terdiri atas
selulosa, sementara serat hewan (rambut, sutera, dan wol) terdiri atas protein-
protein. Serat tanaman meliputi serat kulit pohon (atau stem atau sklerenkima
halus), daun atau serat-serat keras, benih, buah, kayu, sereal gandum, dan
serat-serat rumput lain. Banyak diantara serat-serat alam ini, telah
dikembangkan sebagai penguat dalam bahan komposit. Bahan-bahan
komposit serat alam telah meningkat penggunaan karena harganya relatif
murah, mampu untuk didaur ulang dan dapat bersaing dengan baik
berdasarkan kekuatan per berat dari material.
Serat yang berasal dari tanaman, pada umumnya dikelompokkan menjadi
2 kelompok, yaitu serat non-kayu dan serat kayu. Serat non-kayu dibagi
menjadi (Suryanto et al., 2012):
1. Jerami, contoh: jagung, gandum, dan padi;
2. Kulit pohon, contoh: kenaf (Hibiscus cannabicus), flax (Linum
usitatissimum), jute (Corchorus), rami (Boehmeira nivea), dan hemp
(Cannabis sativa);
3. Daun, contoh: sisal (Agave sisalana), daun nanas (Ananas comosus), dan serat
henequen (Agave four croydes);
4. Serat rumput/grass, contoh: serat bambu, rumput, rotan, switch grass
(Panicum virgatum), dan rumput gajah (Erianthus elephantinus);

Karakteristik serat alam sangatlah bervariasi. Beberapa karakteristik serat alam


diantaranya seperti kandungan selulosa dalam serat, derajat polimerisasi selulosa
dan sudut mikrofibril serat akan mempengaruhi kekuatan tarik dan modulus
(Mohanty et al., 2005).
13

Tabel 2.1: Sifat-sifat serat alami dan serat buatan

Sedangkan kekuatan tarik dari serat pelepah salak yang didapat dari
penelitian milik Darmanto et al, di tahun 2016, adalah 160 Mpa pada kondisi
murni tanpa perlakuan kimia ataupun fisika.

2.3.2 Matriks
Matriks, umumnya lebih elastis, tetapi mempunyai kekuatan dan
kekuatan yang lebih rendah. Resin umumnya mencakup polyester, phenolic,
epoxy, cillicone, alkyd, melamin polyimide, fluorocarbon, polycarbonat,
acrylic, acetal, polypropylenne, ABS (acrylonitile-bbutadiene-styrene)
copolymer, polyethylene, dan polystyrene. Resin dapat diklasifikasikan
sebagai thermoplastik (dapat dikeraskan dan dilembutkan secara berulang-
ulang dengan meningkatkan dan mengurangi temperatur) dan thermoset
(tidak dapat diawetkan berulang kali setelah diawetkan oleh aplikasi panas
atau bahan kimia).
Dalam dunia aerospace, yang paling umum digunakan adalah resin
thermoset, terutama jenis epoxy dan phenolic. Pada manufaktur pesawat
terbang, resin epoxy digunakan untuk komponen eksterior, dan Phenolic
untuk komponen interior. Pembagian ini dikarenakan, epoxy memiliki stregth
yang lebih dari phenolic, sehingga cocok untuk komponen eksterior yang
menerima lebih banyak bebean kerja daripada komponen interior. Selain itu,
phenolic digunakan pada interior karena sifatnya yang tidak mendukung
pembakaran.
Secara umum, fungsi matriks atau resin pada komposit adalah:
14

1. Mendistribusikan beban pada laminate dan menghindari premature


failure bahan komposit;
2. Melindungi serat dari abrasi dan impak;
3. Penentu kekuatan tekan, sifat mekanik arah transversal, ILSS, dan
service temperatur komposit.

a. Polyester
Polyseter ialah resin termoset yang berbentuk cair, dan memiliki
viskositas rendah, jika ditambahkan katalis, polyester akan mengeras pada
suhu ruang. Karena banyaknya kandungan monomer stiren pada resin
polyester, sehingga suhu deformasi termalnya lebih rendah daripada resin
termoset lainnya dan ketahanannya jangka panjangnya kira kira 110- 1400 C.
Ketahanan. resin ini termasuk baik.
Polyester umumnya tahan terhadap asam kecuali asam peroksida, namun
lemah .terhadap .alkali. Bila dimasukkan kedalam air mendidih dalam jangka
waktu. lama (300 jam), bahan akan pecah dan retak-retak. Jika dimasukkan
dalam pelarut yang melarutkan polimer stiren, bahan ini mudah
mengembang. Ketahanan terhadap. cuaca sangat baik. Tahan kelembababan
dan sinar UV bila dibiarkan di luar, netapi sifat tembus cahayanya akan rusak
dalam beberapa tahun. Bahan ini digunakan secara luas sebagai bahan
komposit. (Surdia, 1995)
Penelitian ini menggunakan resin polyester merk Yucalac BTQN-157
dengan kekuatan impak 0.046 J/mm2 dan Modulus Young sebesar 320,867
N/mm2. (Saefudin M, 2014)

b. Katalis
Katalis merupakan bahan kimia yang di tambahkan pada matriks resin
yang bertujuan untuk proses pembekuan matriks. Klatalis yang di gunakan
untuk plyester adalah Methyl Ethyl Ketone Peroxide (MEKP). Bahan ini di
gunakan untuk penggunaan setting dingin. Kecepatan resin untuk menjadi
padat pada saat proses curing dapat di kontrol dengan pemberian katalis
sebesar 0,5 % - 3% dari jumlah fraksi volume matriks. Penambahan katalis
yang terlalu sedikit mengakibatkan proses curing tidak sempurna.
15

2.4 Pembuatan Komposit dengan Metode hand lay-up


Dalam hand lay-up, proses dilakukan manual oleh manusia. Layer dalam
struktur komposit disusun satu persatu. Pada proses ini, komponen-komponen
resin masih belum digabungkan. Jadi, operator harus mencampur komponen-
komponen resin sebelum mengaplikasikannya pada komposit. Pada metode
ini, filler atau penguat ditata di cetakan. Lalu campuran resin dimasukkan ke
dalam cetakan hingga terikat dengan penguat. Kelebihan dari metode ini
adalah, pemanufaktur dapat mengatur sendiri besaran Resin Content dan
Fiber Content pada campuran serat dan resinnya. Namun, kekurangan metode
ini adalah nilai RC pada campuran pertama dan kedua bisa berbeda. Selain
itu, kehalusan laminasi juga kurang baik apabila dibandingkan automatic lay-
up.

2.5 Resin Content dan Fiber Content


Material penguat (serat) dan matriks memiliki sifat-sifat tersendiri. Kedua
material ini memiliki nilai sifat mekanik yang berbeda-beda. Sesuai dengan
pengertian dan tujuan dibuatnya material komposit, bahwa material komposit
harus dapat memenuhi sifat-sifat mekanik yang diperlukan, sesuai dengan
kebutuhan dari komponen dan produk akhir. Campuran dari serat dan resin,
akan memunculkan sifat-sifat fisik baru, yaitu sifat-sifat milik komposit
sebagai satu kesatuan material.
Komposisi dari resin dan serat secara langsung mempengaruhi sifat-sifat
komposit. Rasio fiber to resin adalah perbandingan prosentase serat terhadap
resin. Rasio ini dapat ditinjau dari volume atau berat komposit. Sifat-sifat
komposit sangat ditentukan oleh proporsi kedua komponen.
Kekuatan dan kekakuan dari komposit polimer berpenguat serat alami
sangat bergantung pada pembebanan serat. Kekuatan tarik dan modulus
meningkat seiring meningkatnya fiber weight ratio hingga jumlah tertentu.
Jika fiber weight ratio meningkat dibawah nilai optimal, beban
didistribusikan ke lebih banyak serat, yang mana terikat dengan baik pada
matrik. Yang menghasilkan sifat tarik yang lebih baik. Kenaikan lebih jauh
16

pada fiber weight ratio telah menghasilkan penuruan sifat tarik. (Jia Ying
Tong et al., 2014).
Menambahkan terlalu sedikit penguat serat dalam komposit justru akan
menurunkan sifat-sifat material terlalu banyak fiber volume juga dapat
menurunkan kekuatan komposit Karena kurangnya ruang bagi matriks untuk
sepenuhnya mengelilingi dan terikat dengan serat. (Fu, Shao Tun, et al,
2009).
Resin Content (RC) adalah prosentase kandungan resin dalam komposit.
Sedangkan Fiber Content (FC) adalah prosentase kandungan fiber dalam
komposit. Sekarang, nilai RC yang umum digunakan oleh pabrikan adalah
40% RC dan 60% FC.
Dengan penentuan komposisi polimer dan penguat (serat) diharapkan
nanti diperoleh komposit yang dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh
fraksi volume bisa menggunakan rumus dibawah ini :
 Volume cetakan (Vc)
Vc = p x l x t
 Volume resin (Vf)
𝑉𝑐 𝑥 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑓𝑖𝑏𝑒𝑟
Vf =
100%
 Massa fiber (Mf)
Mf = Vf x ρf
 Volume matrik (Vmatrik)
𝑉𝑐 𝑥 (100% − 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑓𝑖𝑏𝑒𝑟)
𝑉𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘 =
100%
 Massa matrik (Mmatrik)
𝑀𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘 = 𝑉𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑥 𝜌𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘

2.6 Sifat Sifat Mekanik Komposit Polimer


Sifat mekanis bahan polimer adalah sesuai dengan kelakuan
viskoelastiknya yang. dominan. Pengujian dengan sampel bertujuan untuk
mengetahui sifat-sifat polimer. yang dibuat, baik sifat fisis, sifat .mekanis,
maupun sifat termal. Akan diketahui kelebihan dan kekurangan suatu bahan,
diketahui taraf kelayakan pemakaian serta kualitasnya.
17

a. Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik ialah salah satu sifat dasar yang dimiliki bahan. Hubungan
regangan dan tegangan pada tarikan tergantung dari laju tegangan,
temperatur, kelembaban, dst. Kekuatan tarik di ukur dengan menarik sampel
dengan dimensi sesuai standar.
Kemampuan maksimum bahan. dalam menahan. beban di sebut Ultimate
Tensile Strength di singkat (UTS). Untuk semua bahan, pada tahap awal uji
tarik, hubungan antaran beban atau gaya yang di berikan, berbanding lurus
dengan perubahan panjang bahan tersebut. Ini disebut daerah linier atau
linear zone. Daerah ini, kurva pertambahan panjang vs beban mengikuti
aturan hooke, yaitu rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah
konstan. Hubungan kurva tegangan dan regangan dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :

Gambar 2.6: Kurva Tegangan Dan Regangan


Stress adalah ‘beban di bagi luas penampang bahan’ dan strain adalah
‘tambahan panjang dibagi dengan panjang awal bahan’. Rumus yang
digunakan untuk mengetahui nilai kekuatan tarik dalam ASTM D 638 – 02a
Standard Test Method for Tensile Properties of Plastics sebagai berikut :

𝐹
σ=
𝐴
Dimana σ : Tegangan tarik
F : Gaya tarikan (N)
A : Luas penampang (mm2)
18

Hubungan perpanjangan tarik :

∆𝐿
ε=
𝐿
Dimana ε : Perpanjangan tarik
ΔL : Pertambahan panjang (mm)
L : Panjang awal (mm)

Hubungan antara stress dan strain dirumuskan :

σ
E=
ε
Dimana E : Modulus Elastisitas (N/mm2)
σ : Stress (N/mm2)
ε : Strain (%)
b. Impak
Pengujian Impak adalah suatu pengujian material yang mengukur
ketahanan bahan terhadap beban kejut (impak). Dasar dari pengujian impak
ini adalah. penyerapan energi. potensial dari pendulum. beban yang berayun
dari suatu ketinggian tertentu, dan menghantam benda kerja sehingga
mengalami deformasi.

Gambar 2.7: Alat Uji Impak


Pada pengujian. ini, banyaknya energi yang di serap oleh. bahan untuk
terjadi perpatahan, merupakan. ukuran ketahan impak (HI). Nilai ketahanan
impak material yang di uji dengan metode charpy dapat di ketahui
19

persamaaan dalam ASTM D6110 – 04 Standard Test Method for


Determining the Charpy Impact Resistance of Notched Specimens of Plastic
sebagai berikut:
a. Kekuatan impak
𝐸
HI =
𝐴

Dimana : HI : Kekuatan Impak (joule/mm2)


E : Energi yang di serap oleh bahan (joule)
A : Luas penampang di bawah takik (mm2)

b. Rata – rata kekuatan impak

Ʃ𝐻𝐼
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐻𝐼 =
𝑛

Dimana : Rata – rata HI : Nilai rata – rata grup spesimen


Ʃ𝐻𝐼 : Jumlah HI grup spesimen
n : Jumlah spesimen dalam grup

Secara umum, analisis perpatahan impak di golongkan menjadi tiga jenis


yaitu :
1 .Patah ulet (Ductile Fracture)
Patahan ulet merupakan jenis patahan yang diiringi dengan
perubahan bentuk plastis (plastis deformation).
2. Patah Getas (Brittle fracture)
Patahan ulet merupakan jenis patahan yang diiringi dengan
perubahan bentuk elastis (elastic deformation).
3. Perpatahan campuran ialah kombinasi dari dua jenis. patahan di atas.

Anda mungkin juga menyukai