DOSEN PEMBIMBING:
OCTA RENI SETIAWATI,.M.Psi.,Psikolog
DISUSUN OLEH
1. AYU FARA DIANNA (1914401060)
2. CINDY RATNA DELLA (1914401074)
3. NUR TSALSABILA MOELLY (1914401057)
4. UMI NAFIAH (1914401063)
5. RACHMAT GRIYA PERMANA (1914401101)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya
lah kami dapat menyelasaikan makalah Psikologi ini.
Makalah ini kami buat bertujuan untuk memjelaskan materi tentang Berfikir dan Pemecahan
Masalah. Makalah in kami buat dengan semaksimal mungkin, walaupun masih bnyak sekali
kekurangan-kekurangan yang harus kami perbaiki. Oleh karena itu untuk memperbaiki makalah
ini kami mengharapkan saran dari teman-teman semua.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah memberikan kesempatan dan
kepercayaan kepada kelompok kami untuk menyampaikan materi ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Berpikir
B. Aplikasi Berfilir Deduksi dan Induksi
C. Proses Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan
B. TUJUAN
Tujuan kami membuat makalah ini untuk mengetahui:
1. Pengertian Berpikir
2. Aplikasi Berfilir Deduksi dan Induksi
3. Proses Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Berfikir
A. Berfikir
Berfikir adalah proses tingkah laku menggunakan pikiran untuk mencari makna an
pemahaman terhadap sesuatu, membuat pertimbangan dan keputusan atau penyelesaian masalah.
Berfikir merupakan aktifitas kognitif[1] manusia yang cukup kompleks. Seseorang berfikir
biasanya karena ada suatu masalah yang sedang menimpanya, misalnya: ketika seseorang sedang
kehilangan uang, maka dia akan berfikir, membuka memorinya untuk menemukan uang yang
hilang tersebut. Berikut ini adalah pendapat para ahli tentang berfikir.
a. Solso (1988) mengatakan bahwa berfikir merupakan proses yang menghasilkan representasi
mental yang baru melalui transformasi informasi yang melibatkan interaksi yang kompleks
antara berbagai proses mental, seperti penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi, dan pemecahan
masalah
b. Mayer (1988) mengatakan bahwa berfikir meliputi 3 komponen pokok, yaitu:
1) Berfikir merupakan aktifitas kognitif
2) Berfikir merupakan proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan di dalam
sistem kognitif
3) Berfikir diarahkan dan menghasilkan perbuatan pemecahan masalah.
2. Masalah
Masalah adalah suatu kondisi yang memilioki potensi untuk menimbulkan kerugian atau
menghasilkan keuntungan yang luar biasa.
3. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan
akibat buruknya atau memanfaatkan peluang.
B. Langkah – Langkah Proses Berfikir
Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu :
1. Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga tingkatan, yaitu:
a. Menganalisis ciri-ciri dari sejumalah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita perhatikan unsur
– unsurnya satu demi satu, maupun membentuk pengertian manusia. Kita ambil manusia dari
berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-ciri misalnya :
Manusia Indonesia, ciri – cirinya :
* Mahluk hidup
* Berbudi
*Berkulit sawo mateng
* Berambut hitam
* Dan sebagainya
Manusia Eropa, ciri – cirinya :
* Mahluk hidup
* Berbudi
* Berkulit Putih
* Berambut pirang atau putih
* Bermata biru terbuka
* Dan sebagainya
b. Membanding – bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri – ciri mana yang sama, mana
yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada mana yang hakiki dan
mana yang tidak hakiki.
c. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap ciri-
ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri – ciri yang hakiki itu ialah: Makhluk hidup yang
berbudi.
2.Pembentukan Pendapat.
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih.
Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok kalimat atau
subyek dan sebutan atau predikat.
Selanjutnya pendapat dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu : a. Pendapat positif, yaitu
pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu, Misalnya Sitotok itu pandai, Si Ani Rajin dan
sebagainya.b. Pendapat Negatif, Yaitu Pendapat yang menidakkan, yang secara tegas
menerangkan tentang tidak adanya seuatu sifat pada sesuatu hal : Misalnya Sitotok itu Bodoh Si
Ani Malas dan sebagainya.c. Pendapat Modalitas atau kebarangkalian, Yaitu Pendapat yang
menerangkan kebarangkalian, kemungkinan – kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal ;
misalnya hari ini mungkin hujan, Si Ali Mungkin tidak Datang. Dan sebagainya.
3.Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-
pendapat yang telah ada. Ada 3 macam keputusan, Yaitu:
a.Keputusan induktif
yaitu keputusan yang diambil dari pendapat – pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum.
Misalnya :
Tembaga di panaskan akan memuai
Perak di panaskan akan memuai
Besi di panaskan akan memuai
Kuningan di panaskan akan memuai Jadi (kesimpulan). Bahwa semua logam kalau dipanaskan
akan memuai (Umum)
b.Keputusan Deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus , Jadi berlawanan dengan
keputusan induktif. Misalnya : Semua logam kalau dipanaskan memuai (umum), tembaga adalah
logam. Jadi (kesimpulan) : tembaga kalau dipanaskan memuai Contoh lain : Semua manusia
terkena nasib mati, Si Karto adalah manusia Jadi pada suatu hari si Karto akan mati.
c. Keputusan Analogis
Keputusan Analogis adalah Keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau
menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada. Misalnya : Totok anak pandai,
naik kelas (Khusus). Jadi (kesimpulan) Si Nunung anak yang pandai itu, tentu naik kelas
C. Macam – Macam Kegiatan Berfikir
1. Berfikir asosiatif
Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan
pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide
timbul secara bebas. Jenis-jenis berpikir asosiatif:
Asosiasi bebas
Suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada batasnya. Misalnya, ide tentang
makan dapat merangsang timbulnya ide tentang restoran, dapur, nasi atau anak yang belum
sempat diberi makanan atau hal lainnya
Asosiasi terkontrol
Satu ide tertentu menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-batas tertentu. Misalnya, ide
tentang membeli mobil, akan merangsang ide-ide lain tentang harganya, pajaknya,
pemeliharaannya, mereknya, atau modelnya, tetapi tidak merangsang ide tentang hal-hal lain di
luar itu seperti peraturan lalu lintas, polisi lalu lintas, mertua sering meminjam barang-barang,
piutang yang belum ditagih, dan sebagainya.
Melamun
Menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang tidak realistis.
Mimpi
Ide-ide tentang berbagai hal yang timbul secara tidak disadari pada waktu tidur. Mimpi ini
kadang-kadang terlupakan pada waktu terbangun, tetapi kadang-kadang masih dapat diingat.
Berfikir artistik
Proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat dipengaruhi oleh pendapat dan
pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Ini sering dilakukan oleh para
seniman dalam mencipta karya-karya seninya.
2. Berfikir terarah
Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumya. Dan diarahkan pada
sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahannya persoalan. Dua macam berpikir terarah, yaitu:
Berfikir analitis
Berpikir AnalitisadalahBerpikir Konvergen (cenderung menyempit dan menujujawaban yang tun
ggal.)
Berfikr kreatif
Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antara berbagai hal,
menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan sistem baru, menemukan bentuk
artistik baru dan sebagainya untuk memperoleh lebih dari satu jawaban.
Dalam berpkir selalu dipergunakan simbol, yaitu sesuatu yang dapat mewakili segala hal dalam
alam pikiran. Misalnya perkataan buku adalah simbol uang mewakili benda yang terdiri dari
lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan tertulis huruf-huruf.
Di samping kata-kata, bentuk-bentuk simbol antara laibn angka-angka dan simbol musik, mata
uang, dan sebagainya.
A. Metode Deduksi
B. Metode Induksi
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Hasil dari aktivitas pemecahan masalah adalah solusi. Memikirkan masalah sebagai sesuatu hal
yang selalu buruk adalah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, karena kita jarang mengartikan
frase mengambil keuntungan dari sebuah situasi sama halnya dengan kita mengartikan frase
memperbaiki sebuah situasi yang buruk. Kita akan memperhitungkan peraihan kesempatan ke
dalam pemecahan masalah dengan mendefinisikan masalah (problem) sebagai suatu kondisi atau
peristiwa yang merugikan atau memiliki potensi untuk merugikan bagi sebuah perusahaan atau
yang menguntungkan atau memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan. Selama proses
pemecahan masalah, manajer akan terlibat dalam pengambilan keputusan, yaitu tindakan
memilih berbagai alternatif tindakan. Keputusan adalah tindakan tertentu yang dipilih. Biasanya,
pemecahan satu masalah akan membutuhkan beberapa keputusan.
Tahapan-tahapan Pemecahan Masalah
Menurut Herbert A. Simon, pemecah masalah akan terlibat dalam empat hal:
a. Aktivitas Intelijen. Mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi di dalam lingkungan.
b. Aktivitas perancangan. Menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan-
kemungkinan tindakan.
c. Aktivitas pemilihan. Memilih satu tindakan tertentu dari berbagai tindakan yang tersedia.
d. Akitivitas peninjauan. Menilai pilihan-pilihan masa lalu.
A. Pengambilan Keputusan
Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan.
Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat
keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusn alternatif
yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli,
diantaranya adalah :
1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang
didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh
kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan,
penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril O’Donnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah
pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu
rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat
dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu
masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.
B. Fase Pengambilan Keputusan
1. Aktivitas intelegensia ; Proses kreatif untuk menemukan kondisi yang mengharuskan
keputusan dipilih atau tidak.
2. Aktifitas desain ; Kegiatan yang mengemukakan konsep berdasar aktifitas intelegensia untuk
mencapai tujuan.
Aktifitas desain meliputi :
- menemukan cara-cara/metode
- mengembangkan metode
- menganalisa tindakan yang dilakukan
3. Aktifitas pemilihan ; Memilih satu dari sekian banyak alternatif dalam pengambilan keputusan
yang ada. Pemilihan ini berdasar atas kriteria yang telah ditetapkan.
Dari tiga aktifutas tersebut diatas, dapat disimpulkan tahap pengambilan keputusan adalah :
a. Mengidentifikasi masalah utama
b. Menyusun alternatif
c. Menganalisis alternatif
d. Mengambil keputusan yang terbaik
DAFTAR PUSTAKA
http://www.psb-psma.org/content/blog/proses-berpikir
http://www.tugaskuliah.info/2009/06/makalah-psikologi-umum-berpikir-dan.html
http://www.psikologizone.com/pengertian-ilmu-psikologi/0651110
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Rakhmat Jalaluddin, 2005. Psikologi komunikasi. Bandung: PT remaja rosdakarya
Partanto Pius A, Al Barry M Dahlan. 2001. Kamus ilmiah populer. Surabaya: Arkola