Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah gizi tidak jauh dari pola makan dimana asupan nutrisi yang

diterima akan ditentukan oleh pola makan. Pola makan yang sehat akan

memberikan gizi yang seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh.

Gizi seimbang mempunyai 4 (empat) prinsip yaitu pertama adalah

mengkonsumsi makanan yang beragam seperti buah – buahan, sayur –

sayuran, daging dan nasi, dalam proporsi yang seimbang yang dibutuhkan

oleh tubuh. Prinsip yang kedua adalah membiasakan perilaku hidup bersih.

Hidup bersih akan mencegah berbagai penyakit yang dapat menyebabkan

terganggunya nafsu makan dan berubahnya jumlah nutrisi yang diperlukan.

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014)

Prinsip yang ketiga yaitu melakukan aktivitas fisik seperti olahraga dengan

tujuan untuk meningkatkan metabolisme dan menyeimbangkan asupan dan

pengeluaran zat gizi tubuh. Prinsip yang keempat adalah memantau dan

mempertahankan berat badan (BB) normal. Salah satu indikator yang

menunjukan gizi seimbang adalah berat badan yang normal sesuai dengan

tinggi badannya. Untuk mengukur berat badan yang normal dapat menghitung
1
indeks masa tubuh (IMT) dengan mengambil berat badan dibagi dengan tinggi

badan (m) kuadrat. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013)


2

Masyarakat Indonesia banyak mengalami penyakit gizi kurang terutama

golongan anak yang berada pada masa peka akan kecukupan gizi bagi tubuh

kembangnya (Rosadi, 2014). Dengan mengukur indeks masa tubuh

dibandingkan dengan umur (IMT/U) secara nasional prevalensi kurus sebesar

11.2% pada anak 5-12 tahun dimana 4.0% tergolong sangat kurus dan 7.2%

tergolong kurus. Sebanyak 16 provinsi dengan prevalensi sangat kurus diatas

nasional, yaitu Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur,

Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan

Selatan, Kalimantan Barat, Papua, Papua Barat, Sulawesi Tengah, Banten,

Jawa Tengah, Maluku, Riau, dan Gorontalo. (Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia, 2013).

Secara nasional masalah gemuk pada anak umur 5 – 12 tahun masih tinggi

yaitu 18.8%, terdiri dari gemuk 10.8% dan sangat gemuk (obesitas) 8.8%.

Sebanyak 15 provinsi dengan prevalensi obesitas diatas nasional yaitu,

Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Timur, Bali,

Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Papua, Bengkulu,

Bangka Belitung, Lampung dan DKI Jakarta. (Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia, 2013).

Kasus gizi buruk di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2017 sebanyak 262 anak

yang tersebar di 7 kabupaten/kota, terbanyak berada di Kota Batam sebesar

154 anak dan paling sedikit jumlahnya di Kabupaten Anambas (3 orang)

(Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2018).


3

Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin meneliti bagaimana hubungan

pola makan dengan status gizi IMT pada siswa dan siswi pada SD Negeri 006

Batam Kota.

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara pola makan dengan status gizi IMT pada siswa dan

siswi di SD Negeri 006 Batam Kota.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum :

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan

pola makan dengan status gizi IMT pada siswa dan siswi di SD Negeri 006

Batam Kota.

2. Tujuan Khusus :

a. Untuk mengetahui pola makan anak

b. Untuk mengetahui status gizi IMT anak

c. Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan status gizi IMT

pada anak.
4

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti

Untuk memperoleh pengalaman belajar dan wadah latihan untuk

memperoleh wawasan serta pengetahuan dalam rangka menerapkan ilmu yang

didapat selama perkuliahan.

2. Manfaat bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan masukan atau bacaan di perpustakaan untuk menambah

pengetahuan mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Batam.

3. Manfaat bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan kepada kepala sekolah dan para guru untuk lebih

memperhatikan pola makan dan status gizi pada siswa dan siswi di SD Negeri

006 Batam Kota.

Anda mungkin juga menyukai