mengingat besarnya tingkat kerusakan lingkungan yang telah terjadi. Upaya–upaya tersebut
berkaitan erat dengan kegiatan-kegiatan manusia yang selama ini dianggap dapat mengancam
kelestarian dan kestabilan lingkungan. Dengan dilakukannya upaya tersebut diharapkan dapat
mengurangi bahkan menghilangkan kerusakan lingkungan
Salah satu hal yang harus menjadi perhatian adalah tingginya tingkat pencemaran lingkungan, seperti
pencemaran tanah yang diakibatkan oleh pembuangan sampah yang sembarangan. Pencemaran
tersebut mempunyai dampak yang sangat luas dan sangat merugikan manusia. Oleh karena itu, harus
diupayakan pengurangan pencemaran lingkungan bila perlu meniadakan sama sekali
Untuk mengatasi tingkat kerusakan lingkungan berbagai upaya yang telah dilakukan guna
meminimalisir dampak kerusakan tersebut, antara lain
AMDAL (Analisi Mengenai Dampak Lingkungan) didefinisikan sebagai suatu hasil studi
mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan
sebagai bahan pertimbangan pengambilan suatu keputusan.
Dengan adanya AMDAL dampak kegiatan yang dilakukan khususnya yang berkaitan dengan
lingkungan dapat diminimalkan, karena telah ada perencanaan yang matang sebelum melakukan
suatu kegiatan.
Dasar hukum AMDAL adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang "Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup".
Dokumen AMDAL terdiri dari :
a) Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
b) Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
c) Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)\
d) Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
76
e) Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan
atau kegiatan
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:
a) Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL
b) Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan yang akan dilaksanakan, dan
c) masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam
proses AMDAL.
Penelitian/studi tentang masalah dampak( pos, neg) yang terjadi karena adanya rencana
kegiatan manusia dalam pembangunan, sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan,
sehingga - tidak terjadi perubahan yang tidak direncanakan- dapat meningkatkan dampak
positif yang timbul
77
TAHAP PELAKSANAAN ANDAL
1. Memahami rona lingkungan awal sebelum terkena dampak: biofisik-kimia & sosial-
ekonomi-budaya
2. Memahami bentuk kegiatan yang diusulkan: kegiatan pembangunan itu sendiri &
kegiatan lainnya yang terkait
3. Memproyeksikan (meramalkan) kemungkinan damDak pada~kondisi/ciri-ciri lingkungan
hidup Dada temDat dan sekitar kegiatan Dembangunan
4. Menyusun hasil analisis dampak lingkungan (ANDAL). sehingga perkiraan
Akiba/dampak usulan kegiatan dapat dijadikan bahan Pertimbangan dalam
pengambilan keputusan .
METODOLOGI ANDAL
1.IDENTIFIKASI:
. Kondisi lingkungan hidup awal
. Komponen/unsur kegiatan yang diusulkan
. Komponen/unsur lingkungan yang mungkin terkena darilpak
2.PRAKIRAAN (PERAMALAN):
. Akibat nyata dari suatu usulan kegiatan manusia
. Dampak kegiatan manusia terhadap ling kung an hidup
3.PENILAIAN:
Rugil laba us ulan kegiatan pembangunan tersebut bagi kelompok masyarakat
yang akan menikmati hasil dan akan terkena dampaknya
Keuntungan/kerugian terhadap keleslarian sumber dava alam dan kualitas
linakungan hidup dalam jangka pendek dan paniang
Penentuan alternatif selain dari kegiatan pembangunan yang diusulkan
Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Bab I, Pasal 1)
menyatakan bahwa:
”Pengelolaan Iingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup" .
78
Sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. maka pengelolaan
dilakukan dengan melihat tiga asas penting, yaitu:
2. AGENDA 21; tidak mengikat, berisi rencana kerja terperinci yang mengarahkan
negara-negara di dunia untuk melaksanakan pembangunan berkelaniutan dan melindungi
lingkungan global
6. Pendirian komisi PBB-untuk Pembangunan Berkelanjutan, yang terdiri dari perwakilan tingkat
tinggi dari Pemerintahan dengan tugas untuk melaksanakan dan mengawasi implementasi
perjanjian tersebut
AGENDA 21 INDONESIA
79
PENGELOLAAN LIMBAH
7. Perlindungan Atmosfer
8. Pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya
9. Pengelolaan limbah Bahan Berbahaya & Beracun
10. Pengelolaan limbah Radioaktif
11. Pengelolaan limbah Padat dan Cair
UNDANG-UNDANG
PERATURAN PEMERINTAH
1. PP. No. 82 Th. 2001: Pengendalian Pencemaran Air
2. PP. No. 19 Th. 1994: Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
3. PP. No. 12 Th. 1995: Perubahan PP No. 19 Th. 1994 .
4. PP. No. 27 Th. 1999: Analisis menger:fai Dampak Lingkungan
KEPUTUSAN PRESIDEN
I. KEP.PRES. No. 196 Th. 1998: Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
80
pengaruh pada 2 (dua) hal, yaitu menebasi pohon-pohon hutan yang terkena peta pembukaan jalan
dan terganggunya kestabilan tanah-tanah sekitarnya.
Hal itu juga bisa menimbulkan banjir dan terganggunya sistem habitat manusia dan habitat fauna
serta flora lainnya.
Semua hal ini dapat memberikan pengaruh atau risiko kepada lingkungan. Tetapi tidak ada
suatu tindakan yang tidak berhubung dengan risiko termasuk dalam hubungannya dengan aktivitas
lingkungan. Dengan kearifan dan kebijaksanaannya manusia dapat mengantisipasi semua dampak
dan mencari solusi supaya interaksi manusia dengan lingkungan dapat seimbang serasi.Pengaruh
tersebut bila dibandingkan dengan manfaat selanjutnya dinikmati oleh subsistem-subsistem
lingkungan sekitarnya dan bila berbarter Dengan pembangunan tersebut diperkirakan menimbulkan
berbagai risikonya yang merugikan sekali pada sumber-sumber lingkungan setempat, dan sebaliknya
semua faktor dapat diarahkan supaya memberikan keserasian baik bagi lingkungan. Pengaruh positif
dari pembukaan jalan itu, misalnya menambah mata pencarian penduduk dan tingkat pendapatan
perkapita, meningkatkan pendayagunaan sumber daya lingkungan, dan lain-lain.
Dan kalaupun timbul ekses-ekses lain secara ekalogi setelah proyek terealisasi, maka ekses-
ekses tersebut harus ditekan seminimal mungkin dan diadakan pemulihan secara optimal.Melalui
contoh di atas, nampak bahwa antara pembangunan dan lingkungan hidup tidaklah bertentangan.
Hal-hal yang bertentangan baru akan terjadi apabila ap pembangunan yang dijalankan selalu
membawa kerugian-kerugian yang lebih bila dibandingkan dengan pengorbanan-pengorbanan
ekologis. Timbulnya ebagai risiko yang berasal dari aktivitas yang ditujukan terhadap lingkungan
sebelumnya tidak dipertimbangkan seberapa jauh kemampuan suatu dapat menerima aktivitas
(pembangunan) yang ada. Kita ketahui bahwa igkungan memiliki sifat keterbatasan kemampuan.
Kemampuan lingkungan dapat dilihat dari sifat produktifnya, sifat daya pulihnya, sifat adaptasinya,
dan sifat kemampuan menerima segala keadaan eksternal sebagai faktor yang mempengaruhi
kemampuan lingkungan, yang dapat dilihat dari sudut sifat atau faktor-faktor tersebut menjadi
landasan penting untuk menilai kualitas lingkungan.
Makin produktif suatu alam semakin baik kualitas lingkungan itu. Semakin cepat suatu
lingkungan beradaptasi atas aktivitas eksternal yang tertuju padanya, maka lingkungan itu juga
disebut berkualitas. Sebaliknya, jika tingkat kemampuan lingkungan tetap terlampaui oleh aktivitas
pembangunan, maka teriadilah kerusakan lingkungan. Faktor yang terjadi seringkali karena faktor
eksternal lebih besar dari pada kemampuan suatu lingkungan. Misalnya ketika pabrik tekstil masih
mencapai 10.000 m/hari, kondisi lingkungan masih mampu menerima segala aktivitas yang
berhubungan dengan proses produksi. Tetapi ketika pabrik ditingkatkan mencapai 35.000 m/hari
terjadi berbagai gangguan lingkungan di sekitar pabrik. Misalnya, rusaknya saw ladang dan ternak
penduduk karena limbah pabrik, jalan menjadi rusak karena sering dilintasi kendaraan berbobot
81
besar untuk pengangkutan bahan-bahan produksi tekstil, atau kebisingan pabrik terjadi hingga malam
had karena pabrik aktif hingga hari.
Oleh karena itulah, untuk menghindari konflik yang terlalu besar ant kepentingan di
atas, maka UUPLH 1982, menggariskan Prinsip Pembangunanh Berwawasan Lingkungan. Dalam
pasal 1 butir ke 13 UUPLH dikatakan bahwa pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya
sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam
pembangunan yang kesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup.
Menerapkan Prinsip Pemeliharaan Daya Dukung Lingkungan Dalam Pengelolaan Sumber Daya
Alam
mencari sumber alternatif yang bersifat ramah lingkungan dan banyak tersedia di alam.
Prinsip Memakai Ulang (Reuse) yaitu hasil-hasil produksi primer sumber daya alam yang dapat
terpakai tetapi masih memiliki nilai guna untuk kebutuhan lainnya tanpa proses daur ulang.
82
Prinsip Daur Ulang (Recycle) yaitu pengolahan kembali bahan bekas dalam bentuk sampah yang
tidak mempunyai nilai ekonomi menjadi suatu barang yang berharga dan berguna bagi kehidupan
manusia.
Hal–hal yang berhubungan dengan pelestarian daya dukung lingkungan harus senantiasa
dilakukan, sehingga lingkungan juga dapat memberikan yang terbaik bagi makhluk yang hidup di
bumi ini.
84
PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Pembangunan Infrastuktur
Analisis Kelayakan
Proyek terlaksana
85