Anda di halaman 1dari 7

Darussalam Nutrition Journal, November 2018, 2(2):14-20 ISSN 2579-8588

E-ISSN 2579-8618
TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN ENERGI – PROTEIN
DAN STATUS GIZI PASIEN KANKER NASOFARING
YANG MENDAPATKAN KEMOTERAPI

(Nutrition Knowledge Level, Energy - Protein Intake and Nutrition Status of


Nasopharyngeal Cancer Patients Undergoing Chemotherapy)
Erma Galuh Sofiani1*, Setyaningrum Rahmawaty1

ABSTRAK

Defisiensi energi dan zat gizi sering menjadi problem gizi pada pasien dengan kanker nasofaring,
yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menge-
tahui hubungan tingkat pengetahuan gizi, asupan energi dan protein dengan status gizi pada pasien
kanker nasofaring. Jenis penelitian ini adalah observasional den ganrancangan cross sectional.
Sampel sebanyak 45 pasien kanker nasofaring dengan kemoterapi yang dirawat inap di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Data
pengetahuan gizi diperoleh menggunakan kueasioner, sedangkan data asupan energi dan protein
dihitung berdasar food frequency questionnire (FFQ) dan diolah dengan program Nutrisurvey.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan gizi tergolong baik=37.8%, sedang=35.5%,
dan kurang=26.7%; asupan energi tergolong kurang=64.4%, baik=35.6%; asupan protein
tergolong kurang=62.2%, baik=31.1%; sedangkan status gizi tergolong kurang=53.4%,
baik=26.6%, lebih=20%. Hasil uji korelasi menggunakan Rank Spearman menunjukkan ada
hubungan antara asupan energi dengan status gizi pasien (p=0.036), namun tidak untuk tingkat
pengetahuan gizi dan asupan protein dengan status gizi (p>0.05).

Kata Kunci: asupan energi-protein, pengetahuan gizi, status gizi, kanker nasofaring, kemoterapi.

ABSTRACT

Energy and nutrients deficiency are common problems in nasopharyngeal cancer, which could
increase morbidity and mortality of the patients. The aims of this study were to determine the rela-
tionship between the level of nutritional knowledge, energy and protein intake and nutritional sta-
tus of patients with nasopharyngeal cancer. The research was observational with cross sectional
design. Fourty five inpatients with nasopharyngeal cancer with chemotherapy at Dr. Moewardi
hospital were recruieted using random sampling to participate in this study. Nutritional
knowledge data were obtained using a questionnaire, while energy and protein intake data were
measured using a food frequency questionnaire (FFQ) and analysed using Nutrisurvey
programme. Results showed that the average of respondents’knowlegde about nutrition were
chategorized into good=37.8%, medium=35.5%, and low=26.7%; energy intake were grouped
into low=64.4% and good=35.6%); protein intake were clasified into low=62.2% and
good=31,1%; while nutritional status were classed into low=53.4%, normal=26.6% and
overweigh=20%. The correlation test using Rank Spearman showed that there was a correlation
between enery intake and nutritional status (p=0.036) but not for protein intake as well as level of
nutritional knowlegde and nutritional status (p>0.05).

Keywords: energy-protein intake, nutritional knowledge, nutritional status, nasopharyngeal can-


cer, chemotherapy.

*Korepondensi 1 Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surel: ermagaluhs@gmail.com

14
Sofiani dan Rahmawaty Vol. 2, No. 2, November 2018

PENDAHULUAN infeksi, dan penurunan status gizi


(Aziz dkk, 2010).
Kanker nasofaring merupakan
Masalah gizi lain yang paling
penyakit keganasan yang ditandai
sering ditemukan pada pasien kanker
dengan adanya pertumbuhan sel yang
nasofaring adalah defisiensi energi
tidak normal yang terjadi pada bagi-
dan protein akibat kaheksia. Hal ini
an rongga belakang hidung dan
disebabkan penderita kanker naso-
belakang langit-langit rongga mulut,
faring mengalami turnover protein
letaknya kadang tersembunyi dan
yang meningkat sehingga dapat
berhubungan langsung dengan ban-
meningkatkan kecepatan metabo-
yak daerah vital. Penyakit kanker
lisme basal dan glukoneogenesis ser-
nasofaring menempati urutan keem-
ta mengakibatkan terjadinya
pat di Indonesia diantara penyakit
penurunan sintesis protein di dalam
kanker yang lain. Berdasarkan sur-
tubuh.
vey pendahuluan yang didapatkan
Kaheksia merupakan kumpulan
dari data rekam medis di RS Dr.
gejala yang ditandai dengan gejala
Moewardi Surakarta, penyakit
klinik berupa anoreksia, perubahan
kanker nasofaring memiliki preva-
ambang rasa kecap, penurunan berat
lensi cukup tinggi, yaitu sebanyak
badan, gangguan rileks, lemas, ane-
21,16% di tahun 2014 dan
mia, kurang energi, kurang protein
meningkat menjadi 23,4% pada ta-
dan kedaan deplesi secara kese-
hun 2015, dari total pasien kanker
luruhan. Apabila keadaan ini berke-
keseluruhan.
lanjutan, maka akan berpengaruh
Tindakan kemoterapi dan
terhadap status gizi pasien dan akan
radioterapi merupakan terapi yang
menurunkan sistem imunitas pasien,
sering dilakukan pada pasien dengan
akibatnya morbiditas dan mortalitas
kanker nasofaring dan
pasien meningkat.
memungkinkan kelangsuhan hidup
Dilaporkan bahwa mortalitas
pasien hingga 55-80% (Paulino &
pasien dengan kaker nasofaring
Louis, 2017). Namun kemoterapi
kurang lebih 60% di dunia (Mah-
sering menimbulkan efek yang
davifar et al., 2016). Maka dari itu,
merugikan pada status gizi pasien.
penanganan gizi yang tepat pada
Penelitian menunjukkan bahwa 40%
pasien kanker perlu diupayakan,
pasien yang menjalani kemoterapi
bukan hanya melalui asupan zat gizi
mengalami malnutrisi akibat kese-
yang sesuai kebutuhan pasien yang
imbangan nitrogen negatif dan
meningkat, juga melalui tindakan
penurunan berat badan yang tidak
konseling gizi yang tersistematis
diinginkan selama pasien menderita
untuk meningkatkan kesadaran
kanker (Geirsdottir & Thorsdottir,
pasien pada penyakit dan
2008). Disamping itu, obat-obatan
penanganan dietnya.
yang diberikan selama kemoterapi
Konseling gizi individual pada
dapat mempengaruhi sel kanker
pasien kanker dilaporkan
maupun sel normal dan dalam
berhubungan dengan peningkatan
jumlah yang tertentu dapat men-
berat badan, peningkatan kualitas
imbulkan efek samping berupa
hidup, peningkatan asupan zat gizi,
anoreksia, penurunan daya tahan
peningkatan status gizi (Food and
tubuh sehingga pasien mudah terkena
Nutrition Board et al., 2016). Artikel

15
Sofiani dan Rahmawaty Vol. 2, No. 2, November 2018

ini bertujuan untuk menganalis Data asupan energi dan pro-


keterkaitan antara pengetahuan gizi tein di dapatkan dari wawancara
dan asupan energi-protein dengan makanan yang dikonsumsi responden
status gizi pasien kanker nasofaring menurut kebiasaan makan
yang telah mendapatkan konseling menggunakan food frequency
gizi dan menjalani kemoterapi. questionnaire (FFQ) dan diolah
menggunakan program Nutrisurvey.
Daftar makanan yang diperoleh dari
METODE data asupan energi dan protein
Jenis penelitian ini termasuk dibandingkan dengan kebutuhan in-
penelitian observasional dengan pen- dividu setiap pasien berdasar formula
dekatan cross-sectional yaitu Haris Benedict dan dikategorikan
mempelajari hubungan antara varia- menurut menjadi kurang jika <90%,
bel bebas (faktor risiko) dengan vari- normal antara 90-120% dan lebih
abel terikat (efek) dengan melakukan jika >120%.
pengukuran sesaat (Satroasmoro dan Data status gizi berupa data
Ismail, 2011). Sampel sebanyak 45 sekunder yang diperoleh dari data
pasien kanker nasofaring dengan rekam medis pasien berdasarkan
kemoterapi yang dirawat inap di indeks massa tubuh (IMT). Pen-
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. golahan dan analis data
Pengambilan sampel menggunakan menggunakan program SPSS 20.0
teknik random sampling berdasar for windows. Analisis uji hubungan
kriteria inklusi yang meliputi pasien antara tingkat pengetahuan gizi,
diagnosis menderita kanker naso- asupan energi, asupan protein dengan
faring, bersedia menjadi responden, status gizi pada pasien kanker naso-
dan mendapatkan kemoterapi rawat faring meng-gunakan Uji Rank
inap. Spearman
Data tingkat pengetahuan gizi
didapatkan dengan cara wawancara HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan kuesioner yang terdiri
Karakteristik Subjek Penelitian
dari 24 item soal (6 soal tentang ma- Karakteristik subjek
kanan sehat, 7 soal tentang kan- penelitian meliputi umur, jenis ke-
dungan gizi pada bahan makanan, 7
lamin, pen-didikan, pekerjaan, ting-
soal tentang anjuran makanan untuk kat pengetahuan gizi, asupan energi
pasien kanker dan 6 soal makanan dan protein, serta status gizi tersaji
yang tidak dianjurkan untuk pasien pada Tabel 1.
kanker) dan telah diujicobakan Tabel 1 menunjukkan bahwa
sebelumnya kepada pasien maupun umur sebagian besar responden ≥47
keluarga pasien (nilai alpha tahun (68,8%) dengan usia minimum
cronbach 0.75). Kuesioner penge- 25 tahun dan maksimum 73 tahun,
tahuan dikembangkan dari leaflet jenis kelamin laki-laki 3 kali lebih
untuk pasien kanker yang dikeluar- banyak (75,5%) dibandingkan per-
kan oleh Instalasi Gizi RSUD Dr. empuan (25%), pendidikan dasar
Moewardi Surakarta. Data tingkat
mendominasi sebesar 86,6%, hanya
pengetahuan dikategotikan menurut 11% yang berstatus tidak bekerja.
menjadi 3 yaitu baik (>80%), sedang Menurut Mucthar (2009) kanker na-
(60-80%) dan kurang (<60%). sofaring paling banyak menyerang

16
Sofiani dan Rahmawaty Vol. 2, No. 2, November 2018

orang dewasa yang berusia di atas 40 Hal ini disebabkan sebagian besar
tahun. responden pasien lama dan sudah
Mayoritas tingkat penge- pernah mendapatkan edukasi gizi
tahuan responden dalam kategori atau konseling dan penyuluhan oleh
baik (37,8%) dan sedang (35,5%). ahli gizi di bangsal rumah sakit

Tabel 1. Karakteristik pasien kanker nasofaring dengan kemoterapi yang dirawat inap di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta (n=45)

Variabel Klasifikasi N Persentase


Umur 25-35 tahun 2 4,4%
36-46 tahun 12 26,8%
≥47 tahun 31 68,8%
Jenis kelamin Laki-laki 33 73,3%
Perempuan 12 26,7%
Tingkat pendidikan Dasar 39 86,6%
Lanjut 6 13,3%
Tingkat pekerjaan Tidak bekerja 5 11,1
Bekerja 40 88,9
Pengetahuan gizi >80% (Baik) 17 37,8
60-80% (Sedang) 16 35,5
<60% (Kurang) 12 26,7
Asupan energi <90% (Kurang) 29 64,4
90-120%(Normal) 16 35,6
>120%(Lebih) 0 0,0
Asupan protein <90% (Kurang) 28 62,2
90-120%(Normal) 14 31,1
>120% (Lebih) 3 6,7
Status gizi <18,5 (Kurang) 24 53,4
18,5-22,9( Baik) 12 26,6
≥23,0 (Lebih) 9 20

Asupan energi pada pasien sebagi- perut sebah setelah menjalani pros-
an besar kurang (64.4%), demikian es kemoradiasi sehingga dapat
halnya untuk protein sebagian besar mempengaruhi asupan makan
juga tergolong kurang (62,2%). pasien menjadi defisit.
Rendahnya asupan dibanding kebu- Status gizi kurang lebih ban-
tuhan individual pasien ini disebab- yak dijumpai (53,4%), diikuti status
kan karena responden mengalami gizi baik (26,6%) dan lebih (20%).
penurunan nafsu makan dan pada Rendahnya status gizi pasien kanker
saat di rumah sakit tidak pernah dapat disebabkan oleh beberapa
menghabiskan makanan yang di faktor yaitu efek penyakit keganasan
berikan dari rumah sakit. Menurut kanker seperti obstruksi mekanis,
Grant (2008) pengobatan terapi pemakaian subtract/nutris oleh
kemoradiasi pada pasien kanker kanker, produksi setokin oleh sel
nasofaring yaitu penurunan nafsu kanker yang berdampak pada
makan, kesulitan menelan, mual penurunan nafsu makan, gangguan
dan muntah responden juga merasa

17
Sofiani dan Rahmawaty Vol. 2, No. 2, November
2018
rasa kecap, dan stress psikologi pengetahuan gizi dan status gizi pa-
(Bruera, 2003). da responden pasien kanker naso-
faring dalam penelitian ini tersaji
Hubungan Tingkat Pengetahuan pada Tabel 2.
Gizi dengan Status gizi
Hasil analisis statistik
hubungan antara tingkat
Tabel 2. Hubungan tingkat pengetahuan gizi, asupan energi dan protein dan status gizi
pasien kanker nasofaring dengan kemoterapi yang dirawat inap di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta (n=45)

Variabel Minimal Maksimal Mean±SD p


Pengetahuan gizi (%) 48 97,0 71,82±14,44
0,415
Status gizi 17,37 29,33 20,90±2,97
Asupan energi (%) 36,74 101,9 84,46±13,104 0,036*
Status gizi 17,37 29,33 20,90±2,97
Asupan Protein (%) 41,90 135,10 93,31±19,11 0,571
Status Gizi 17,37 29,33 20,90±2,97
Keterangan: Uji Rank Spearman’s

Tabel 2 menunjukkan nilai akibat kemoterapi meliputi rasa mual


p<0,05 adalah asupan energi dengan dan muntah, perubahan pola kebia-
status gizi (0,036), sedangkan penge- saan makan, mulut kering, perubahan
tahuan dengan status gizi dan asupan rasa, bau, kehilangan nafsu makan
protein dengan status gizi menunjuk- dan perubahan fungsi khusus yang
kan nilai p>0,05. Dengan demikian berdampak pada asupan makanan
dapat disimpulkan bahwa bahwa ada dan status gizi pasien. Lina (2013)
hubungan signifikan antara asupan melaporkan bahwa tingkat penge-
energi dengan status gizi sedangkan tahuan gizi dan kebiasaan makan
tidak ada hubungan antara penge- pasien kanker di RS Dharmais
tahuan dengan status gizi dan asupan berhubungan dengan status gizi
protein dengan status gizi pasien pasien.
kanker nasofaring yang di rawat inap Tidak adanya hubungan antara
di RSUD Dr Moewardi Surakarta. asupan protein dengan satus gizi, se-
Hasil penelitian ini sejalan jalan dengan Geirsdottir & Thorsdot-
dengan hasil penelitian sebelumnya tir (2008), dimana malnutrisi pada
yang dilakukan Soertano (2010) yang pasien kanker akibat keseimbangan
menyatakan bahwa terdapat hub- nitrogen negatif dan penurunan berat
ungan antara asupan energi dan sta- badan yang tidak diinginkan selama
tus gizi pasien kanker yang men- pasien menderita kanker, bukan ka-
jalani kemoterapi. Penelitian Sri rena asupan yang kurang. Dengan
Mulyani (2010) melaporkan tidak kata lain turnover protein yang
terdapat hubungan antara asupan pro- meningkat yang meningkatkan ke-
tein dengan status gizi pasien kanker cepatan metabolisme basal dan glu-
yang menjalani kemoterapi. Menurut koneogenesis lebih dominan
teori Grant (2009) menyatakan gejala mengakibatkan kaheksia dan
masalah gizi yang dialami pasien

18
Sofiani dan Rahmawaty Vol. 2, No. 2, November 2018

penurunan status gizi dibandingkan 2016 Aug 26. 2, Current


dengan asupan yang kurang. Knowledge and Status of Nutri-
Tidak adanya hubungan antara tion Practices in Oncology
tingkat pengetahuan gizi dengan sta- Outpatient Care. Available
tus gizi karena pengetahuan gizi from:
merupakan faktor tidak langsung https://www.ncbi.nlm.nih.gov/
mempengaruhi status gizi, tetapi books/NBK384589/
memerlukan perubahan dalam hal Geirsdottir OG, Thorsdottir I. 2008.
pengaruhnya terhadap kebiasaan Nutritional status of cancer pa-
makan maupun asupan makan tients in chemotherapy; dietary
seseorang. Menurut Khomsam intake, nitrogen balance and
(2008) seseorang yang memiliki screening. Food Nutr Res. 52:
pengetahuan gizi yang baik belum doi: 10.3402/fnr.v52i0.1856.
tentu mengubah kebiasaan makann- Grant, Babara. 2008. Medical Nutri-
ya. tion Therapy for Cancer Pre-
vention, Treatment, and Recov-
KESIMPULAN ery. Di dalam: Mahan LK,
Ada hubungan antara asupan Stump SE, editor. Krause’s
energi dan status gizi, sedangkan tid- Food, Nutrition, & Diet Thera-
ak ada hubungan antara pengetahuan py. USA: Saunders Elsevier.
dan asupan protein dengan status gizi Hardinsyah, B., Retnaningsih,.
pasien kanker nasofaring rawat inap Herawati, T. 2004. Analis
yang mendapat kemoterapi di RSUD Kebutuhan Konsumsi Pangan,
Dr Moewardi Surakarta. Dukungan Pusat studi kebijakan pangan
gizi dan konseling gizi yang tepat dan Gizi, Lembaga Penelitian
pada pasien kanker nasofaring perlu dan Pemberdayaan Masyara-
ditingkatkan guna untuk mengurangi kat. IPB
risiko menurunnya asupan zat gizi Khomsan, A. 2008. Teknik Penguku-
dan status gizi pasien. ran Pengetahuan Gizi. [Diktat]
Jurusan Gizi Masyarakat dan
DAFTAR PUSTAKA Sumber daya keluarga. Bogor:
Almatsier, S.2010.Prinsip Dasar Institut Pertanian Bogor.
Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Mahdavifar N, Towhidi F, Reza M,
Utama; Jakarta Behnam, Pakzad R, Moini A,
Aziz M.F, Andrijono dan Saifuddin Ahmadi A, Lotfi S, Salehiniya
A.B. 2006. Buku acuan na- H (2016). Incidence and Mor-
sional onkologi ginekologi. Ja- tality of Nasopharynx Cancer
karta: Yayasan Bina Pustaka and Its Relationship with Hu-
Sarwono Prawirohardjo. man Development Index in the
Food and Nutrition Board; Health World in 2012. World Journal
and Medicine Division; Na- of Oncology. 7. 109-118. Doi:
tional Academies of Sciences, 10.14740/wjon980w.
Engineering, and Medicine. Muchtar, 2009. Rahasia Hidup Sehat
Examining Access to Nutrition dan Bahagia. Jakarta: PT
Care in Outpatient Cancer Cen- Bhuana Ilmu Populer.
ters: Proceedings of a Work- Mulyani. 2010. Hubungan Tingkat
shop. Washington (DC): Na- Asupan Energi dan Protein
tional Academies Press (US); pada Pasien Kanker di Rumah

19
Sofiani dan Rahmawaty Vol. 2, No. 2, November 2018

Sakit Dr. Moewardi. [Skripsi]. Sastroasmoro, S., dan Ismael, S.


Program Sarjana Universitas 2011. Dasar-Dasar Metodologi
Muhammadiyah Surakarta. Su- Pene-litian. Jakarta: Binarupa
rakarta. Aksara.
Notoadmojo. 2010. Ilmu Perilaku Sugita, Lina. 2013. Hubungan Ting-
Kesehatan. Rineka Cipta; Ja- kat Pengetahuan Gizi, Asupan
karta. Energi dan Protein pada
Paulino AC, Louis CU. 2017. Naso- Pasien Kanker di Rumah Sakit
pharyngeal cancer. Medscape. Dharmais. [Skripsi]. Program
https://emedicine.medscape.co Sarjana Institut Pertanian Bo-
m/article/988165-overview gor. Bogor.

20

Anda mungkin juga menyukai