Anda di halaman 1dari 38

1

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiridari

suami isteri, atau suami isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau

ibu dan anaknya. (UU No. 10 tahun 1992. Dalam buku keperawatan

keluarga, Abi Muhlisin tahun 2012)

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,

kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

budaya, dan meingkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta

sosial dari tiap anggota keluarga. (Duvall dan Miller 1986. Dalam buku

keperawatan keluarga, Abi Muhlisin tahun 2012)

Keluarga adalah kumpulan dua orang manusia atau lebih, yang satu

sama lain saling terikat secara emosional, serta bertempat tinggal yang

sama dalam satu daerha yang berdekatan. (Friedman, 2002. Dalam buku

keperawatan keluarga, Abi Muhlisin tahun 2012)

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah

beberapa individu yang tinggal dalam sebuah keluarga yang mmepunyai

ikatan perkawinan, ada hubungan keluarga, anak, dengan tujuan keluarga

yang sama.
2

2. Tipe keluarga

Dalam buku keperawatan keluarga , Abi Muhlisin tahun 2012. Tipe

keluarga diabi menjadi 2 bagian yaitu :

a. Tipe Keluarga Tradisional

1) The Nuclear Family (keluarga inti)

Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak

(kandung atau angkat).

2) The Extended Family (keluarga besar)

yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai

hubungan darah,  misalnya kakek,  nenek,  paman, bibi, atau

keluarga yang terdiri dari 3 generasi yang hidup bersama dalam

satu rumah,  seperti Nuclear Family disertai: aman, tante, orang tua

(kakek nenek), keponakan kan

3) The dyad family (keluarga “dyad”) 

keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup

bersama dalam satu rumah.

4) Single-parent (Orang tua tunggal)

yaitu  suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan

anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh

perceraian atau kematian.


3

5) The single adult living alone/single adult family

yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa

yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian

atau ditinggal mati)

6) Blended family

Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan

membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.

7) Kin-network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling

berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan

yang sama  (contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon, dan

lain-lain)

8) Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang

tinggal bersama dalam satu rumah.

9) Commuter family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu

kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di

luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat “

weekend”

10) Keluarga usila

Yaitu suatu  rumah tangga yang terdiri dari suami-istri yang

berusia lanjut dengan anak yang sudah memisahkan diri


4

11) Composit family

yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup

bersama

12) The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk

mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena

mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita

b. Tipe Keluarga Non-tradisional

1) The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak

dari hubungan tanpa menikah 

2) Commune family

Beberapa pasangan keluarga yang tidak ada hubungan saudara

yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang

sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui

aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama

3) The nonmarital heterosexsual cohabiting family

keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa

melalui pernikahan

4) Gay and lesbian family

Dua individu yang sejenis atau mempunyai persamaan sex hidup

bersama dalam satu rumah tangga sebagaimana “marital pathners”


5

5) Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena

beberapa alasan tertentu

6) Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga

bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu dengan

yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk seksual dan membesarkan

anak

7) Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh aturan/nilai-nilai, hidup

berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang

rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab

membesarkan anaknya

8) Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan

keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua

anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan

kembali keluarga yang aslinya.

9) Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang

permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan

keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental


6

10) Gang/together family

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda

yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai

perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam

kehidupannya.

3. Ciri – ciri keluarga

Ciri – ciri keluarga menurut (setiadi 2008) yaitu :

a. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan ditandai semangat gotong

royong

b. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran

c. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan

secara musyawarah

4. Fungsi keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman (1986), dalam buku keperawatan

keluarga, Sulistyo Andmarmoyo, tahun 2016)

1) Fungsi afektif 

Yaitu perlindungan psikologis, rasa aman, interaksi mendewasakan

dan mengenali identitas diri individu.

2) Fungsi sosialisasi peran

Adalah fungsi dan peran di masyarakat, serta sasaran untuk kontak

sosial di dalam atau di luar rumah

3) Fungsi reproduksi
7

Adalah menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup

masyarakat.

4) Fungsi memenuhi kebutuhan fisik dan perawatan

Merupakan pemenuhan sandang, pangan dan papan serta perawatan

kesehatan.

5) Fungsi ekonomi

Adalah fungsi untuk pengadaan sumber dana, lokasi Andana serta

pengaturan keseimban

6) Fungsi pengontrolan/pengaturan

Adalah memberikan pendidikan dan norma-norma

5. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga

Tahap dan tugas perkembangan keluarga menurut Duval (1997), dalam

Friedman, (2010).

a. Tahap I : Pasangan yang baru menikah

Mencipta atau membina hubungan yang harmonis saling

menguntungkan kan. Family planning: setelah dua individu mengikat

hubungan dengan satu perkawinan mereka harus mempersiapkan

untuk hidup bersama saling belajar menyesuaikan diri dan memulai

kegiatan rutin secara bersama, pasangan mulai merencanakan Kapan

Mereka menginginkan anak

b. Tahap II : Dimulai dengan kelahiran anak pertama sampai 30 bulan

adaptasi menjadi orang tua, memenuhi kebutuhan-kebutuhan bayi atau

anak, kelahiran anak membawa anggota baru, mempelajari dan


8

menerima pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah,

persiapan kelahiran berikutnya

c. Tahap III : Keluarga di mana anak pertama usia prasekolah (30 bulan

sampai 6 tahun), mengasuh anak, menyesuaikan atau menyediakan

anak usia prasekolah, persiapan kelahiran anak berikutnya

d. Tahap IV : Keluarga dengan anak pertama usia sekolah (6 sampai 13

tahun)  Salah satu tugas dari orangtua ada tahap ini sosialisasi anak,

mendorong anak, mencapai prestasi sekolah, dan memelihara

hubungan perkawinan yang harmonis

e. Tahap V : Keluarga dengan anak pertama usia remaja (13 sampai 20

tahun). Menjaga keseimbangan tanggung jawab bagi remaja ,  pada

tahap ini sering terjadi konflik antara orangtua remaja

f. Tahap VI : Keluarga dengan anak pertama usia dewasa muda (anak

pertama meninggalkan rumah untuk membina keluarga baru sampai

anak terakhir), melepaskan anak untuk membina perkawinan, biasanya

Ibu lebih sulit untuk menerimanya, nya sedangkan Bapak karirnya

sudah memuncak dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja

g. Tahap VII : Orang tua dengan anak usia pertengahan (mulai anak

terakhir meninggalkan rumah), menjalin kembali hubungan

perkawinan, membina hubungan dengan generasi baru

h. Tahap VIII : Tahap akhir dari siklus keluarga, keluarga usia tua (salah

satu/ keduanya pensiun, salah satu meninggal dan pada akhirnya

keduanya meninggal dunia) 


9

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Keluarga

Menurut Ross, Mirowsaky dan Goldstein (1990), dalam santun setiawati

dan Agus Citra Dermawan 2008)

a. Faktor fisik

Memberikan gambaran bahwa ada hubungan positif antara perkawinan

dengan kesehatan fisik

b. Faktor psikis

Terbentuknya keluarga akan menimbulkan dampak psikologis yang

besar, perasaan nyaman karena saling memperhatikan, saling

memberikan penguatan atau dukungan

c. Faktor sosial

Status sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap fungsi

kesehatan sebuah keluarga

d. Faktor budaya

1) Keyakinan dan praktik kesehatan

Setiap suku atau bahkan bangsa memiliki keyakinan dan penilaian

yang berbeda-beda terhadap fungsi kesehatan. keyakinan keluarga

terhadap fungsi kesehatan sangat dipengaruhi oleh nilai dan

keyakinan yang dibawa sebelumnya.

2) Nilai-nilai keluarga

Nilai-nilai yang dimiliki oleh keluarga mempengaruhi kesehatan

keluarga yang bersangkutan


10

3) Peran dan pola komunikasi keluarga

Dampak keluarga terhadap peran,  kekuatan dan komunikasi

keluarga berbeda-beda pada tiap keluarga.  Jika terjadi perubahan

terhadap budaya dengan semestinya terjadinya pergeseran peran, 

aturan-aturan,  kekuatan dan pola komunikasi

4) Koping keluarga

Koping keluarga dipengaruhi oleh budaya. coping diartikan

sebagai respon positif baik k kognitif, Afektif, maupun psikomotor

bagi kehidupan keluarga dalam menyelesaikan masalah yang

terjadi pada keluarga.

7. Peran Perawat Keluarga

Peran perawat menurut Suharto (2007) adalah sebagai berikut :

a. Sebagai pendidik,   perawat bertanggung jawab memberikan

pendidikan kesehatan kepada keluarga,  terutama untuk memandirikan

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang memiliki masalah

kesehatan

b. Sebagai koordinator,  pelaksanaan pelayanan perawatan,  perawat

bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang

berkesinambungan diberikan untuk menghindari Kesenjangan antara

keluarga dan unit kesehatan (Puskesmas dan rumah sakit)

c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan,  pelayanan keperawatan dapat

diberikan kepada keluarga melalui kontak pertama dengan anggota


11

keluarga yang sakit dapat menjadi “ entry Point”  bagi perawat untuk

memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga secara komprehensif

d. Sebagai supervisor pelayanan Keperawatan,  perawat melakukan

supervisi ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan

rumah secara teratur atur,  baik terhadap keluarga

e. Sebagai pembela (advokat), perawat berperan sebagai advokat

keluarga untuk melindungi hak-hak keluarga ,perawat diharapkan

mampu mengetahui harapan serta memodifikasi sistem pada perawatan

yang diberikan untuk memenuhi hak dan kewajiban mereka sebagai

selain mempermudah tugas perawat untuk memandirikan keluarga

f. Sebagai fasilitator,  perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, 

keluarga dan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan

keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu

memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah

g. Sebagai peneliti,  perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat

memahami masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota

keluarga

8. Interaksi Keluarga Dalam Rentang Sehat Sakit

Friedman dengan mengadaptasi Doherti dan Sussman (1998), dalam

Santun Setiawan dan Agus Citra Dermawan 2008).

Memberikan gambaran bahwa terdapat interaksi keluarga dengan

renatang sehat sakit dalam bentuk uapaya-upaya sebagai berikut :


12

a. Upaya keluarga dalam peningkatan (promosi) kesehatan

Kegiatan peningkatan kesehatan atau lebih dikenal dengan promosi

kesehatan bisa dimulai dengan keluarga contoh nya upaya promosi

kesehatan di keluarga adalah berolahraga teratur, mengutamakan gizi

seimbang pada keluarga,  melakukan imunisasi pada anak sesuai dengan

umur

b. Tahapan ini dimulai saat anggota keluarga mengeluhkan gejala gejala

penurunan kesehatan yang dialami,  mencari tahu penyebabnya dan ada

tidaknya pengaruh bagi anggota keluarganya yang lain. Ekonomi juga

sangat berpengaruh pada penafsiran gejala gejala yang muncul

c. Pencarian perawatan

Tahapan ini dimulai pada saat anggota keluarga merasakan sakit dan

anggota keluarga yang lainnya mengetahui, maka dimulailah upaya

mencari tahu kemana akan dirawat. Pada tahap ini juga keluarga dituntut

untuk mengambil keputusan ini ditentukan oleh respon keluarga terhadap

kondisi sakit.

d. Perolehan perawatan dan rujukan ke pelayanan kesehatan

Tahapan ini dimulai saat kontak pertama anggota keluarga dengan

pelayanan kesehatan atau pengobatan alternatif. Penentuan jenis pelayanan

yang didatangi dipengaruhi oleh pengetahuan keluarga, pengalaman masa

lalu dan seringkali Ibu memberikan kontribusi  yang banyak terhadap

pengambilan keputusan tersebut.


13

e. Respon akut terhadap penyakit oleh klien dan keluarga

Tahap ini ditandai dengan terjadinya perubahan peran pada orang sakit,

misalnya saja peran ibu yang sedang sakit akan digantikan oleh ayah

terutama anak saat anak-anaknya masih kecil

f. Adaptasi terhadap penyakit dan penyembuhan 

Tahap adaptasi adalah tahap dimana keluarga memerlukan bantuan dari

tenaga kesehatan dalam menentukan koping keluarga terhadap sakitnya

9. Struktur keluarga

a. Pola dan proses komunikasi

b. Pola interaksi keluarga yang berfungsi: bersifat terbuka dan jujur, 

selalu menyelesaikan konflik keluarga,  berpikir positif

c. Struktur peran

peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan

posisi sosial yang diberikan

d. Struktur ke kuatan

Kekuatan merupakan kemampuan buka (potensial dan aktual) dari

individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah

perilaku orang lain ke arah positif. (http://repository.ump.ac.id/)

10. Struktur peran keluarga

Sebuah peran didefinisikan sebagai kumpulan dari perilaku yang

secara relatif homogen dibatasi secara normatif dan diharapkan dari

seseorang yang menempati posisi sosial yang diberikan. peran berdasarkan

pada pengharapan atau penetapan peran yang membatasi apa saja yang
14

harus dilakukan oleh individu di dalam situasi tertentu agar memenuhi

harapan diri atau orang lain terhadap mereka . posisi atau status

didefinisikan sebagai letak seseorang dalam suatu sistem sosial. 

Menurut Friedman 2010 peran keluarga dapat diklasifikasikan

menjadi dua yaitu:

a. Peran formal keluarga

Peran formal adalah peran ekspresi yang terkandung dalam

struktur peran keluarga (ayah - suami , dll) . yang terkait

dengan masing-masing posisi keluarga formal adalah peran

terkait atau sekelompok perilaku yang kurang lebih  homogen

keluarga membagi peran kepada anggota keluarganya dengan

cara yang serupa dengan cara masyarakat membagi  perannya:

berdasarkan pada Seberapa pentingnya performa peran

terhadap berfungsinya sistem tersebut.  beberapa peran

membutuhkan keterampilan atau kemampuan khusus: peran

yang lain kurang kompleks dan dapat diberikan kepada mereka

yang kurang terampil atau jumlah kekuasaannya  paling sedikit

b. Peran informal keluarga

Peran informal bersifat implisit, seringkali tidak tampak

pada permukaan, dan diharapkan memenuhi kebutuhan

emosional anggota keluarga dan atau memelihara

keseimbangan keluarga. keberadaan peran informal diperlukan

untuk memenuhi kebutuhan integrasi dan adaptasi dari


15

kelompok keluarga. (http://repository.ump.ac.id/)

B. Keluarga Resiko Tinggi

1. Pengertian

Keluarga beresiko tinggi adalah keluarga yang kemungkinan besar

menimbulkan stres gambar terhadap orang tua dan keluarga . stressor

stressor yang menimbulkan keluarga beresiko tinggi,  berasal dari ibu

(seperti dari ibu yang masih remaja), anak (seperti seorang anak yang

menderita sakit yang membahayakan hidup ), atau lingkungan

keluarga (seperti   bencana lokal) 

2. Prioritas utama tergolong resiko

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,  yang

menjadi prioritas utama adalah keluarga keluarga yang tergolong

resiko tinggi dalam bidang kesehatan,  meliputi:

a. Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah

b. Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan

sendiri

c. Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/ keluarga dengan

penyakit keturunan

d. Dari ketidaktahuan keluarga mengenal  penyakit 

e. Akibat dari pola hidup yang kurang baik atau kebiasaan akibat dari

merokok,  minum alkohol dan penggunaan obat-obatan.(Effendy

2005, dalam keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik

dalam keperawatan).
16

C. Konsep Penyakit

1. Pengertian Vertigo

Vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau

lingkungan sekitarnya,  dapat disertai gejala lain,  terutama dari

jaringan otonomi akibat gangguan Alat keseimbangan tubuh vertigo

mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja,  melainkan

kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik, 

otonomik  (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing (manjoer, 

Dkk. 2010)

Vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti

rotasi (memutar) tanpa sensasi Perputaran yang sebenarnya,   dapat

sekelilingnya terasa berputar atau badan yang berputar.  vertigo bisa

mengenai semua golongan umur,  dengan jumlah insiden 25% pada

pasien usia lebih dari 25 tahun 40% pada pasien usia lebih dari 40

tahun( kwong, 2005 dalam chayati, 2017)

2. Anatomi Fisiologi Sistem Persyarafan

Sistem saraf dengan neuron sebagai unit fungsional secara

anatomis dibagi menjadi sistem saraf pusat yang terdiri dari otak dan

medulla spinalis,  dan sistem saraf perifer yang  terdiri dari sistem

saraf somatik dan sistem saraf visveral. Sistem saraf mempunyai

peranan yang penting dalam mempertahankan homeostatis,  dan untuk

peranan tersebut,  seluruh komponen sistem saraf harus bekerjasama

mengarahkan dan mengintegrasikan berbagai respon adaptasi terhadap


17

perubahan lingkungan Baik lingkungan internal maupun lingkungan

eksternal.  kerja ini dilakukan melalui:

a.  Hubungan sinaptik antara neuron di dalam tubuh

b.  Jaringan sistem saraf perifer yang menyampaikan informasi

menuju dan dari sistem saraf pusat

c. Jaras konduksi pada badan putih medula spinalis yang

meneruskan impuls menuju dan dari sistem saraf pusat 

d. Pusat sinaptik pada badan kelabu medula spinalis sebagai

mediator respons refleks

e. Hubungan yang rumit di dalam otak yang memfasilitasi untuk

memulai , mengintegrasikan,  mengkoordinasikan,  dan

menginterpretasikan impuls.

Sistem saraf mempunyai sifat alami saling ketergantungan ,

oleh karena itu gangguan pada salah satu tingkatan di atas dapat

menyebabkan kondisi patologis.  Selain itu, karena sistem saraf

juga berfungsi mengatur umur mempengaruhi berbagai aktivitas

fungsional utama oleh karena itu patologi pada sistem saraf dapat

menyebabkan fungsi multi sistem baik  langsung ataupun tidak

langsung.  gangguan pada sistem saraf mempunyai potensi untuk

menyebabkan masalah yang bervariasi dan kompleks,  dan untuk

mempermudah dalam pembahasannya maka akan dikelompokkan

menjadi 2 area,  yaitu patologi pada watak dan patologi pada


18

medula spinalis (Zahara Farhan dan Devi Ratnasari, dalam buku

patofisiologi keperawatan tahun 2017)

3. Etiologi

Keseimbangan dikendalikan oleh otak kecil yang mendapatkan

informasi tentang posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga

tengah dan mata.  penyebab dari umum dari vertigo  (Marril K.A 2012)

a. Keadaan lingkungan: mabuk darat, mabuk laut

b. Obat-obatan: alkohol, gentamisin

c. Kelainan telinga: endapan kalsium pada salah satu kanalis

semisirkularis di dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan

kan benign paroxysmal positional

d. Vertigo, Infeksi telinga bagian dalam karenna bakteri,  labirintis, 

penyakit meniere.

e. Peradangan saraf vestibuler,  herpes zoster

f. Kelainan neurologis: tumor otak, tumor yang menekan saraf

vestibularis, sklerosis multipel , dan  patah tulang otak yang

disertai cedera pada labirin persyaratannya atau keduanya.

g. Kelain  sirkularis : gangguan fungsi otak sementara karena

berkurangnya aliran darah ke Salah satu bagian otak (transient

ischemic attack) pada arteri vertebral dan basiler.


19

4. Patofisiologi

Vertigo disebabkan dari berbagai hal antara lain dari otologi seperti

meniere,  parese N VIII,  otitis media.  Dari berbagai jenis penyakit yang terjadi

pada telinga tersebut menimbulkan gangguan keseimbangan pada saraf ke VIII,

dapat terjadi karena penyebaran bakteri maupun virus (otitis media). Selain dari

segi otologi,  juga disebabkan karena neorologik. Seperti gangguan visus, multiple

sklerosis, gangguan cerebellum, dan penyakit neurologik lainnya. Selain saraf ke

VIII  yang tergangu,  vertigo juga diakibatkan oleh terganggunya saraf III, IV, dan

VI  yang menyebabkan terganggunya pengelihatan sehingga mata menjadi kabur

dan menyebabkan sempoyongan jika berjalan dan merespon saraf ke VIII dalam

mempertahankan keseimbangan.  tekanan yang tinggi diteruskan hingga ke

pembuluh darah di telinga,  akibatnya fungsi telinga akan keseimbangan

terganggu dan menimbulkan vertigo.  Begitu pula dengan tekanan darah yang

rendah dapat mengurangi pasokan darah ke pembuluh darah di telinga sehingga

dapat menyebabkan parese N VIII. psikiatrik meliputi depresi,  phobia,  ansietas,

psikotomotis yang dapat mempengaruhi tekanan darah pada seseorang. Sehingga

menimbulkan tekanan darah naik turun dan dapat menimbulkan vertigo dengan 

perjalanannya seperti di atas. Selain itu faktor fisiologi juga dapat menimbulkan

gangguan keseimbangan. Karena persepsi seseorang berbeda-beda .

( http://repository.stik-sitikhadijah.ac.id/)
20

5. Manifestasi klinis 

Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala berhubungan

dengan reak dan lembab yaitu :

a. Mual

b. muntah ah, 

c. rasa kepala berat, 

d. nafsu makan turun,

e. lelah, 

f. lidah pucat dengan selaput putih lengket, 

g. nadi lemah, 

h. puyeng(dizziness), 

i. nyeri kepala,

j. penglihatan kabur, 

k. tinitus,

l. mulut pahit, 

m. mata merah,  

n. mudah tersinggung, 

o. gelisah, 

p. lidah merah dengan selaput.

(mardiono, 2008, http://repository.stik-sitikhadijah.ac.id/)


21

6. Pathway

Gambar 2.1
Pathway

Trauma Ukuran Aliran Infeksi pada


cerebellu lensa mata darah ke telinga dalam
m tidak sama otak (vestibuler)

Vertigo

Penurunan
Tekanan intra Stress Tekanan pada
fungsi
kranial meningkat otot leher
kognitif

Koping
Nyeri individu tidak Gangguan
Cemas efektif pola tidur

(Nanda Nic-Noc, 2015)


22

7. Komplikasi Vertigo

Komplikasi penyakit Vertigo ini biasanya penyakit meniere trauma

telinga dan labimiritis, epidemic,  atau akibat otitis media kronika.

Vertigo juga dapat disebabkan karena penyakit pada saraf  akustikus

cerebellum atau sistem kardiovaskuler (mardiono 2008)

Komplikasi vertigo dapat menyebabkan:

a. Cidera  fisik  :  pasien dengan vertigo ditandai dengan

kehilangan keseimbangan akibat gangguan saraf VIII

(Vestibularis), tidak mampu mempertahankan diri untuk tetap

berdiri dan berjalan.

b.  Kelemahan otot: yang mengalami vertigo Seringkali tidak

melakukan aktivitas. Mereka lebih sering untuk berbaring atau

tiduran, sehingga berbaring terlalu lama dan gerak yang

terbatas dapat menyebabkan kelemahan otot

c. Stroke

d. Obstruksi peredaran darah di labirin

e. Labirinitis (viral,bacterial)

f. Penyakit meniere

g.  Infeksi, inflamasi

h. Tumor

i. Pencegahan
23

8. Pencegahan

1. supaya tidak terganggu dengan kedatangan vertigo, penderita bisa

menghindari dengan beberapa cara tertentu.  Misalnya, cobalah

tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi lalu ketika bangun dari

tempat tidur,  janganlah membuat gerakan yang mengejutkan.  Ada

baiknya bangun tidur secara perlahan dan  duduk terlebih dahulu

sebelum berdiri.

2. Harus hati-hati saat menggerakkan leher dalam posisi mendongak 

jadi,  jika mengambil suatu barang atau benda dari ketinggian

hindarilah posisi mendongakan kepala

3. Makan yang tidak berlebihan dan menjaga pola  asupan makan

9. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang menurut (Muttaqin, 2008)

a. Pemeriksaan CT Scan atau MRI kepala dapat menunjukkan tumor

yang menekan saraf.  Jika diduga infeksi maka bisa diambil contoh

cairan dari telinga atau sinus atau dari tulang belakang

b. Pemeriksaan angiogram,  dilakukan karena diduga terjadi

penurunan  aliran darah ke otak.  Pemeriksaan ini bertujuan untuk

melihat adanya sumbatan pada pembuluh darah yang menuju ke

otak

c. Pemeriksaan khusus: ENG,  audiometri  dan BAEP. Psikiatrik

d. Pemeriksaan tambahan: EEG, EMG, EKG, laboratorium,

radiologik
24

e. Pemeriksaan fisik : mata, alat keseimbangan tubuh, neurologik,

otologik, pemeriksaan fisik umum

10. Penatalaksanaan medis

a.  Penatalaksanaan medis

Terapi menurut (Kang 2008), terdiri dari:

1) Terapi kausal

2) Terapi simtomatik

3) Terapi rehabilitatif

b. Langkah-langkah untuk meringankan atau mencegah gejala vertigo

1) Tarik nafas Dalam-dalam dan  Pejamkan mata 

2) Tidur dalam posisi kepala yang agak tinggi

3) Buka mata pelan-pelan, miringkan badan atau kepala ke kiri

dan ke kanan

4) Bangun secara perlahan dan duduk dulu sebelum beranjak dari

tempat tidur

5) Hindari posisi membungkuk bilang mengangkat barang

6) Gerakan kepala secara hati-hati

D. Proses Keperawatan Keluarga


1. Pengkajian keluarga

a. Identitas kepala keluarga

Terdiri dari identitas klien dan identitas penanggung jawab yang

meliputi :

1) Data umum
25

a) Identitas kepala keluarga : nama, umur, alamat, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, tanggal pengkajian

b) Bentuk komposisi

c) Genogram

d) Tipe keluarga

e) Suku bangsa

f) Agama

g) Status sosial ekonomi keluarga

h) Aktivitas rekreasi keluarga

2) Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga :

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua

dari keluarga inti

b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum

terpenuhi oleh keluarga serta kendala Mengapa tugas

perkembangan tersebut belum terpenuhi

c) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, 

yang meliputi riwayat penyakit keturunan,  riwayat kesehatan

masing-masing anggota keluarga,  perhatian terhadap

pencegahan penyakit (status imunisasi),  upts sumber


26

pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta

pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

d) Riwayat keluarga sebelumnya

Di jelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari

pihak suami dan istri

e) Pengkajian  Lingkungan

(1) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas

rumah,  tipe rumah,  jumlah ruangan, Jumlah jendela,  jarak

septictank dengan sumber air,  sumber air minum yang

digunakan serta denah rumah

(2) Karakteristik tetangga 

Jelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas

tempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan

kesepakatan penduduk setempat,  budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan

(3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga

untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan

sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat

(4) Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah

Jumlah anggota yang sehat,  fasilitas-fasilitas yang dimiliki


27

keluarga untuk menunjang kesehatan.  fasilitas mencakup

fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari

anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari

masyarakat setempat

f) Struktur keluarga 

g) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota

keluarga

h) struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan

mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku

i) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga

baik secara formal maupun informal

j) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh

keluarga yang berhubungan dengan kesehatan

k) fungsi keluarga

(1) Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota

keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, 

dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,  

Bagaimanakah angkatan tercipta pada anggota keluarga dan


28

bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling

menghargai

(2) Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji adalah Bagaimana interaksi atau

hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga

belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku

(3) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,

pakaian, an-nur lindungan serta merawat anggota keluarga

yang sakit.  sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai

sehat sakit.

(4) Pemenuhan tugas keluarga

Hal-hal  yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana

keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga

l)  Stres dan koping keluarga

(1) Stressor jangka panjang dan pendek

(2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau

stressor

(3) Strategi koping yang digunakan

(4) Strategi adaptasi disfungsional

(5) Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga

bila menghadapi permasalahan

(6) pemeriksaan fisik 


29

(7) harapan keluarga

2. Analisa Data

Tabel

Analisa Data 2.1

NO DATA ETILOGI MASALAH

KEPERAWATAN
1 Ds : klien mengatakan Agen injuri Nyeri akut

pusing berputar-putar , biologis

nyeri seperti di tusuk-

tusuk, dengan skala 9,

Do : TD : 170/100 mmHg

S : 36,5℃

N : 96x/menit

RR : 22x/menit

Klien tampak merasakan

kesakitan
2 Ds : klien mengatakan Tirah baring atau Intoleransi aktivitas

pusing jika berjalan, duduk imobilisasi

dan berpindah posisi

Klien merasa lemah

Do : klien tampak lemah,

klien tampak susah berdiri

lama karena pusing


3 Ds : klien mengatakan Ketidak mampuan Ketidak seimbangan
30

adanya mual-mual dan menelan makan nutrisi kurang dari

muntah 2x, klien kebutuhan tubuh

mengatakan nafsu makan

menurun

Do : mukosa bibir tampak

kering

3. Menentukan prioritas masalah

Setelah data analisa akan ditemukan beberapa masalah kesehatan dan

keperawatan keluarga, yang tidak ditangani sekaligus. Maka untuk

menangani masalah ini, perawat dapat menyusun masalah yang telah

diidentifikasikan sesuai dengan prioritas.

Table 2.2
Skala Untuk Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga Dengan Prioritas
No Kriteria Nilai Bobot
1 Sifat masalah :

a. Ancaman kesehatan 2 1
31

b. Tidak / kurang sehat 3

c. Krisis 1

2 Kemungkinan masalah dapat

diubah :

a. Mudah 2 2

b. Sebagian 0

c. Rendah 2
3 Potensi masalah untuk dicega :

a. Mudah 3 1

b. Sebagian 2

c. Rendah 3
4 Menojolnya masalah :

a. Masalah berat harus 2 1

segera ditangani

b. Adanya masalah tapi 1

tidak perlu segera

ditangani

c. Masalah tidak dirasakan 0


Sumber : Perawat kesehatan keluarga, S.G. Bailon dan Aracelli Magala. Depkes

RI, 1989 : SI

Tentukan skor untuk setiap kriteria dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan

dengan bobot :

Jumlah skor untuk semua kriteria adalah 5 sama dengan jumlah seluruh bobot
32

Skor
x Bobot
Angka Tertinggi

4. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring/imobilisasi

c. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan menelan makan

5. Rencana Tindakan Keperawatan

Table 2.3
Perencanaan
No Diagnosa Tujuan NOC Intervensi NIC

Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan a. Manajemen nyeri

b.d agen tindakan keperawatan Aktifitas :

cidera 1x24 jam klien 1) Lakukan penilaian nyeri

biologi menunjukkan perbaikan secara komprehensif dimulai

Ds : klien pada : dari lokasi, karakteristik, dan

mengatakan a. Kontol nyeri penyebab

kepala nyeri Indikator : 2) Kaji ketidak nyamanan non-

diseluruh 1) Menilai faktor verbal

bagian, klien 2) penyebab 3) Tentukan dampak nyeri pada

mengatakan 3) Monitor TTV kehidupan sehari-hari

jika berdiri untuk memantau 4) Kurangi atau hapuskan faktor-


33

dan duduk nyeri faktor yang mempercepat atau

terasa b. Tingkat kenyaman meningkatkan nyeri (seperti

pusing, jika Indikator : ketautan, fatique, sifat

berpindah 1) Melaporkan membosankan, ketiadaan

posisi perkembangan pengetahuan)

Do : Skal fisik 5) Ajari untuk menggunakan

nyeri 7 2) Melaporkan tehnik non farmakologi

Klien perkembangan (hypnosis, relaksasi nafas

tampak kepuasan dalam) sebelum, sesudah dan

meringis 3) Melaporkan jika memungkinkan selama

TD : 120/70 kepuasan dengan puncak nyeri, sebelum nyeri

mmhg tingkat nyeri terjadi atau meningkatkan dan

Nadi : c. Tingkat nyeri sepanjang nyeri itu terjadi atau

72x/menit 1) Melaporkan nyeri meningkatkan dan sepanjang

Respirasi : 2) Persen respon nyeri itu masih terukur

24x/menit tubuh 6) Anjurkan untuk istirahat atau

Suhu : 37,2 3) Frekuensi nyeri tidur yang adekuat untuk

℃ 7) mengurangi nyeri

b. Pemberian analgesik

Aktifitas :

1) Tentukan lokasi,

karakteristik, mutu dan

intensitas nyeri sebelum


34

mengobati klien

2) Periksa order medis untuk

obat, dosis dan frekuensi

yang ditentukan

3) Cek riwayat alergi obat

4) Utamakan pemberian

secara IV
2 Intoleransi Setelah dilakukan a. Terapi aktivitas

aktivitas b.d tindakan keperawatan Aktivitas :

baring/imobi selama 1x24 jam, klien 1) Meningkatkan komitmen

lisasi menunjukkan perbaikan pasien dalam beraktivitas

Ds : klien pada : 2) Membantu mengeksplorasi

mengatakan a. Toleransi aktifitas aktivitas yang bermanfaat

pusing jika Indikator : bagi pasien

berjalan, 1) Saturasi oksigen 3) Membantu mengidentifikasi

duduk dan dengan aktivitas sumber daya yang dimiliki

berpindah 2) Tingkat dalam beraktivitas

posisi, klien pernapasan dengan 4) Membantu mengidentifasi

merasa aktivitas aktivitas yang disukai

lemah 3) Tekanan darah 5) Membantu pasien/keluarga

Do : klien sistolik dengan dalam beradaptasi dengan

tampak aktivitas lingkungan

lemah, klien 4) Temuan 6) Membantu menyusun

tampak tidak elektrocardiogram aktivitas fisik


35

bisa berdiri 5) Kemudahan 7) Pastikan lingkungan aman

lama karena aktivitas hidup untuk pergerakan otot

pusing sehari-hari (ADL 8) Jelaskan aktivitas motorik

melakukan) untuk menigkatkan tonus

b. Daya tahan otot

Indikator : 9) Berikan reinforcemen positif

1) Kinerja kegiatan selama beraktivitas

rutin 10) Motorik respon emosional,

2) Aktivitas fisik fisik, sosial dan spiritual

3) Konsentrasi 11) Manajemen energi

4) Ketahanan otot b. Manajemen nyeri

5) Pemulihan energy Aktivitas

setelah istirahat 1) Temukan pasien/persepsi

6) Kadar oksigen penting lainnya dari

darah saat penyebab kelelahan

beraktivitas 2) Pilih intervensi untuk

7) Kelebihan menurunkan kelelahan

berkurang menggunakan kombinasi

antara farmakologi dan

kategori nonfarmakologi,

untuk ketetapan

3) Monitor intake nutrisi

untuk memastikan sumber


36

energi yang adekuat

4) Konsultasi dengan ahli diit

tentang cara untuk

menambah intake dari

makanan energi tinggi

5) Monitor pasien untuk

menunjukkan fisik

berlebihan dan kelelahan

emosional
3 Ketidak Setelah dilakukan a. Manajemen nutrisi

seimbangan tindakan keperawatan Aktivitas :

nutrisi selama 1x24 jam, klien 1) Tentukan status gizi pasien

kurang dari menunjukkan perbaikan dan kemampuan untuk

kebutuhan pada memenuhi kebutuahn gizi

tubuh b.d a. Status nutrisi 2) Identifikasi alergi makanan

ketidak Indikator : pada pasien atau intoleransi

mampuan 1) Asupan gizi 3) Tentukan jumlah kalori dan

menelan 2) Asupan makan jenis nutrisi yang dibutuhkan

makan 3) Asupan cairan untuk memenuhi kebutuhan

Ds : klien 4) Energy nutrisi

mengatakan 5) Perbandingan 4) Berikan makanan pilihan

adanya berat/tinggi sambil menawarkan

mual-mual, 6) Hidrasi bimbingan terhadap pilihan

klien b. Status nutrisi : yang lebih sehat, jika perlu


37

mengatakan intake nutrisi 5) Atur pola makan, yang

nafsu makan Indikator : diperlukan

menurun 1) Intake kalori b. Terapi nutrisi

Do : mukosa 2) Intake protein Aktivitas :

bibir tampak 3) Intake lemak 1) Mengontrol penyerapan

kering 4) Intake makanan cairan dan

korbohidrat menghitung intake kalori

5) Intake vitamin harian, jika diperlukan

6) Intake mineral 2) Memantau ketepatan urutan

7) Intake zat besi makan untuk memenuhi

8) Intake kalsium kebutuhan nutrisi harian

9) Intake sodium 3) Menetapkan dalam

kolaborasi dengan ahli diet,

banyaknya kalori dan tipe

kebutuhan nutrisi untuk

memenuhi kebutuhan nutirisi

4) Anjurkan pasien untuk

memilih makanan ringan,

jika kekurangan air liur

menganggu proses menelan

5) Memastikan mengkonsumsi

makanan berapa makanan

yang tinggi serat untuk


38

mencegah konstipasi
Sumber : NANDA 2012-2015, NOC Edisi 5, NIC Edisi 6

6. Catatan perkembangan

Catatan perkembangan merupakan catatan tentang perkembangandari

keadaan klien yang didasarkan pada setiap masalah yang ditemukan pada

klien. Revisi atau pembaruan rencana dan tindakan mengikuti perubahan

dari keadaan klien. Catatan perkembangan ini berisi perkembangan atau

kemajuan dari setiap masalah kesehatan klien. Catatan perkembangan

dapat digunakan dalam bentuk : SOAP, SOAPIER, dan PIE.(http://osf.io)

Anda mungkin juga menyukai