Anda di halaman 1dari 13

Visi

Pada tahun 2020 menghasilkan ahli madya keperawatan yang berkarakter dan
berwawasan global, serta unggul dalam pengusaan teknologi di neurosains.

Kesehatan Reproduksi

Program Studi : D III Keperawatan

Mata Kuliah : Konsep Dasar Keperawatan

Kelompok : 05

Anggota : 1. Deva Maharani Dwi Putri

2. Firda Mulyani

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2017

Email : bhaktibangsasmk@yahoo.com Website : tingali.com / smkbhaktibangsa.com


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah “Sistem Reproduksi”
dengan tepat dan pada waktunya. Banyak rintangan dan hambatan yang kami hadapi dalam
penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman serta
bimbingan dari segala pihak, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Dengan adanya
makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat menambah
pengetahuan para pembaca.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu,
kritik,saran, dan masukkan masih sangat penyusun harapkan untuk perbaikan isi makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Bekasi,9 Sepetember 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

C. Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Sistem Reproduksi


Salah satu sifat mahluk hidup adalah adanya kemampuan untuk reproduksi, yaitu
kemampuan makhluk hidup untuk berkembang biak dan kemampuan untuk
mempertahankan kelangsungan generasi berikutnya. ( Tarwoto, Aryani, & Wartonah )
Fungsi dari sistem reproduksi wanita menghasilkan sel benih (ovum, dan biila telah
dibuahi membesarkan nya sampai dilahir kan

A. Sistem Reproduksi Pria


Sistem reproduksi pria terdiri dari genetalia eksternal dan organ-organ internal yang
berada dalam rongga pelvis. Perkembangan sistem reproduksi pria dipengaruhi oleh
hormon testosteron yang diproduksi pada awal pubertas untuk stimulasi pertumbuhan
dan perkembangan reproduksi. Produksi hormon progesteron meningkat pada usia
pubertas. ( Tarwoto, Aryani, & Wartonah, 2010 )

1. Genetalia Eksternal Pria


a. Skrotum
Merupakan kantong longgar yang tersusun atas kulit yang berkerut, fasia dan
otot polos. Kantong ini memungkinkan adanya pembesaran jika terjadi
kontraksi otot polos dan pembesaran testis yang berada didalamnya. Skrotum
terdiri dari 2 buah yang masing-masing berisi testis untuk memproduksi
sperma. Skrotum bagian kiri lebih rendah karena funiculus spermaticus kiri
slebih panjang. Satu kantong skrotum terdiri atas satu testis. Skrotum
diperdarahi oleh arteri pudenda eksternal, dan dipersarafi oleh nervus skortalis
posterior. Pengerutan dan pengenduran kantong skrotum disebabkan oleh
adanya kontraksi otot kremaster pada dinding skrotalis. ( Tarwoto, Aryani, &
Wartonah, 2010 )
b. Penis
Penis merupakan organ seks utama pria, tempat mengeluarkan sperma pada
saat koitus dan pengeluaran urin pada saat miksi. Organ ini berbentuk silindris
dan terletak pada dua pangkal paha. Panjang penis bervariasi,tetapi rata-rata
orang indonesia sekitar 9 – 12 cm dan pada saat ereksi rata-rata 10 – 14 cm.
(Tarwoto, Aryani, & Wartonah, 2010 )

Terjadi nya ereksi diawali oleh dilatasi arteriol-arteriol penis. Sewaktu jaringan
erektil penis terisi darah, vena mengalami tekanan dan aliran keluar terhambat
sehingga turgor organ bertambah. (Ganong, 2002)

Organ penis dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian akar atau radiks, bagian
badan dan glan penis yang berbentuk kerucut bulat. Bagian radiks penis
melekat pada ramus ischiopubis pelvis. Badan penis berbentuk bulat panjang
yang merupakan bagian utama, pada badan penis terdapat 3 jaringan kontraktil
yang dapat berkontraksi atau melembek yaitu korpus kavernosa dibagian kanan
dan kiri atas sedangkan pada bagian tengahnya disebut korpus spongiosa.
Ketiga masa kontraktil tersebut dilapisi oleh jaringan yang disebut tunika
albuginea. (Tarwoto, Aryani, & Wartonah, 2010 )

2. Genetalia Internal Pria


a. Testis
Organ kelamin laki-laki unutk pengembangbiakan, tempat spermatozoa
dibentuk dan hormon kelamin laki-laki, testosteron dihasilkan oleh sel lydig.
Pengeluaran testosteron bertambah dengan nyata pada masa pubertas dan
bertanggung jawab atas pemgembangan sifat-sifat kelamin sekunder yaitu
janggut, suara lebih berat. ( Pearce, )

Testis bentuknya oval dengan diameter sekitar 3 cm , panjangnya 4-5 cm,


lebarnya 2.5 cm dengan berat sekitar 10.5 – 14 gram. Testis dilapisi oleh
beberapa lapisan yaitu, lapisan terluar disebut tunika vaginalis, dan lapisan
paling dalam adalah tunika vaskulata. (Tarwoto, Aryani, & Wartonah, 2010 )

b. Epididimis
Merupakan saluran halus yang berkelok-kelok berhubungan dengan tubulus
seminiferus. Melalui duktus eferen, Fungsi epididimis yaitu mengumpulkan
sperma dari testis dan menyedikan ruang serta lingkungan untuk proses
pematangan sperma dan memproduksi semen. (Tarwoto, Aryani, & Wartonah,
2010 )

Semen atau disebut air mani diejakulasikan pada saat orgasme, mengandung
sperma dan sekresi. Volume rata-rata per ejakulat adalah 2,5 -3,5 mL setelah
beberapa hari tidak di keluarkan. ( Pearce, )

c. Vasdeferen
Sebuah saluran yang berjalan dari bagian bawah epididimis, naik di belakang
testis atau kanalis inguinalis kemudian berjalan masuk ke rongga abdomen di
belakang kandung kemih kemudian berhubungan dengan vesikula seminalis.
( Pearce, )

d. Vesikula Seminalis
Disebut kandung mani yang terletak di kanan dan kiri belakang leher kandung
kencing. ( Pearce, )

merupakan saluran yang berkelok-kelok, terletak antara vesika urinaria dan


rectum. Pada bagian bawahnya menyempit dan bergabung dengan duktus
deferen membentuk duktus ejakulatorius. (Tarwoto, Aryani, & Wartonah, 2010
)

e. Ejakulatorius
Duktus ini dibentuk oleh penyatuan dari vesikula seminalis dengan duktus
deferen. Mulai dari dasar prostate dan berakhir pada utrikel prostate di uretra.
(Tarwoto, Aryani, & Wartonah, 2010 )

f. Glandula Prostate / Kelenjar Prostate


Kira-kira sebesar buah walnut atau buah kenari besar, letaknya di bawah
kandung kencing, mengelilingi uretra, dan terdiri atas kelenjar majemuk,
saluran-saluran, otot polos. ( Pearce, )

Terdiri dari 4 lobus yaitu lobus posterior, lateral, anterior dan medial. Kelenjar
prostat berfungsi menghasilkan cairan seperti susu yang bersifat alkali untuk
menetralisir asiditas vagina dan melindungi spermatozoa terhadap tekanan
pada uretra dan vagina, dan mengingkatkan motilitas sperma yang optimal
pada PH 6.0 sampai 6.5. (Tarwoto, Aryani, & Wartonah, 2010 )

g. Kelenjar cowpery
Merupakan kelenjar kecil yang bentuknya bundar seperti kacang polong,
berwarna kuning dan panjangnya sekitar 2.5 cm. Kelenjar ini mensekresikan
cairan basa yang mengandung mucus ke dalam uretra untuk melumasi dan
melindungi serta menambah semen. pada PH 6.0 sampai 6.5. (Tarwoto,
Aryani, & Wartonah, 2010 )

B. Sistem Reproduksi Wanita


Sama halnya dengan sistem reproduksi pria pada wanita juga memiliki beberapa
bagian terdiri dari ggenetalia eksternal dan genetalia internal namun fisiologi
reproduksi wanita jauh lebih rumit. (Tarwoto, Aryani, & Wartonah, 2010 )

1. Genetalia Eksternal Wanita


a. Vulva atau Pudendum
Merupakan area genetalia eksterna wanita yang membentang dari mons pubis
sampai tepi perineum. Vulva terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia
minora, klitoris, vestibulum, vagina, dan perineum. (Tarwoto, Aryani, &
Wartonah, 2010 )

b. Mons pubus atau mons veneris


Disebut juga bantalan lemak, merupakan jaringan lemak subkutan dari
jaringan konektif yang melapisi simpisis pubis. Pada setelah masa pubertas
daerah ini ditumbuhi oleh rambut halus dan dilengkapi oleh kelenjar sebasea.
(Tarwoto, Aryani, & Wartonah, 2010 )

c. Labia Mayora (Bibir Besar Kemaluan)


Dua lipatan tebal yang terdiri atas kulit dan lemak, dan jaringan otot polos,
pembuluh darah dan serabut saraf, labia mayora panjangnya kira-kira 7,5
sentimeter. ( Pearce, )

Fungsi dari labia mayora yaitu menutup dan mencegah masuknya organ pada
pulva. (Tarwoto, Aryani, & Wartonah, 2010 )

d. Labia Minora (Bibir Kecil Kemaluan)


Merupakan lipatan jaringan tipis dibawah labia mayora, tidak mempunyai
folikel rambut, membentang dari bawah klitoris sampai dengan fourchette.
Pada labia minora banyak terdapat pembuluh darah, saraf dan otot sehingga
berwarna merah dan lebih sensitif serta bersifat erektil. (Tarwoto, Aryani, &
Wartonah, 2010 )

e. Klitoris
Berbentuk pendek, silindris dengan ukuran 6 x 6 mm. Temasuk organ yang
sangat erektil dan sensitif terutama pada ujung badan kliktoris. Jika wanita
terangsang seksual gland dan badan kliktoris akan membesar. Banyaknya
pembuluh darah dan saraf membuat klitoris sangat sensitif terhadap sentuhan,
suhu maupun sensasi tekanan. (Tarwoto, Aryani, & Wartonah, 2010 )

f. Introitus atau orificium vagina


Merupakan daerah dibawah vestibulum, pada daerah disekitar introitus vagina
terdapat lipatan tipis yang tertutup mukosa bersifat elastis yang disebut hymen
atau selaput dara. Pada wanita masih gadis hymen masih utuh tanpa robekan
dan hymen dapat rusak karena trauma. Pada dinding bagian dalam terdapat
kelenjar vestibular atau kelenjar bartholin’s yang memproduksi sekret untuk
membantu pada saat koitus, (Tarwoto, Aryani, & Wartonah, 2010 )

g. Perineum
Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit, terletak antara introitus
vagina dan anus. Jaringan otot ini juga menopang rongga panggul dan
menjaga panggul tetap pada tempatnya. (Tarwoto, Aryani, & Wartonah,
2010 )

2. Genetalia Internal Wanita


a. Vagina
Merupakan saluran muskular elastis mulai dari vestibulum sampai dengan
serviks. Terletak antara kandung kemih, uretra dan rektum. Pada dinding
vagina terdapat otot polos, keadaan dinding vagina makin menebal dengan
bertambahnya usia. Pada daerah vagina tidak memiliki kelenjar, tetapi dilumasi
oleh cairan servik. Cairan vagina bersifat asam dengan PH sekitar 4.5 sehingga
berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri. Tingkat keasaman cairan cairan
vagina dipengaruhi oleh hormon estrogen. Pada masa produktif seiring
meningkatnya hormon estrogen cairan menjadi lebih asam, tetapi pada masa
sebelum pubertas dan menopause cairan vagina menjadi basa. (Tarwoto,
Aryani, & Wartonah, 2010 )

Dinding vagina terdiri atas 3 lapis yaitu lapisan dalam adalah selaput lendir
( membran mukosa ) yang dilengkapi lipatan-lipatan atau rugae, sehingga
mempunyai rupa seakan-akan ditutupi papila ( selaput lendir vagina terdiri atas
sel epitel gepeng berlapis ) lapisan luar adalah lapisan berotot yang terdiri atas
selaput longitudinal dan melingkar. ( pearce, )

b. Uterus
Organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis, antara
rektum di belakang dan kandung kencing didepan. Ototnya disebut
miometrium dan selaput lendir yang melapisi sebelah dalamnya disebut
endometrium. Peritoneum menutupi sebagian besar ( tidak seluruhnya)
permukaan luar uterus. ( pearce, )

Dinding uterus tersusun oleh tiga lapisan yaitu luar perimetrium, lapisan tengah
miometrium dan lapisan dalam endomesium. (Tarwoto, Aryani, & Wartonah,
2010 )
c. Ovarium ( Indung Telur )
Kelenjar berbentuk biji buah kenari, terletak di kanan dan kiri uterus, dibawah
tuba uterina, dan terikat disebelah belakang oleh ligamentum latum uteri.
Ovarium berisi sejumlah besar ovum belum matang, yang disebut oosit primer.
( pearce, )

Ovarium merupakan kelenjar yang berada dipermukaan posterior, berwarna


putih keruh. Memiliki panjang 4 cm, lebar 0.4 cm dan berat sekitar 3 gr.
Ovarium dibungkus oleh peritoneum dan ditopang oleh ligamen mesovarium.
(Tarwoto, Aryani, & Wartonah, 2010 )

Ovarium terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian korteks atau kulit dan bagian
medulla. Korteks merupakan lapisan terluar, terdiri atas stroma dan folikel
ovarian yaitu unit fungsional pada ovarium yang sangat penting dari proses
oogenosit. Sedangkan medulla terdiri dari stroma, pembuluh darah, limfatik,
serabut saraf, dan otot polos. (Tarwoto, Aryani, & Wartonah, 2010 )

3. Menstruasi
a. Pengertian menstruasi
Wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulannya secara teratur
mengeluarkan darah dari alat kandungannya yang disebut menstruasi(haid).
Siklus menstruasi, selaput lendir rahim dari hari ke hari mengalami perubahan-
perubahan yang berulang, selama satu bulan mengalamai empat masa
(stadium). (Syaifudin,2001)

b. Siklus Menstruasi
1) Stadium menstruasi
Pada masa ini, endometrium terlepas dari dinding rahim disertai dengan
pendarahan. Hanya lapisan tipis yang tinggal disebut stratum basale. Ini
berlangsung selama empat hari. Dengan haid keluar darah, potongan-
potongan endometrium, dan lendir dari serviks. Darah ini tidak membeku
karna ada fermen (biokatalisator) yang mencegah pembekuan darah dan
mencairkan potongan-potongan mukosa, banyaknya pendarahan selama
haid kira-kira 50cc. (Syaifudin,2001)

2) Stadium postmenstruum (regenerasi)


Luka yang terjadi karena endometrium terlepas dan berangsur-angsur
diitutup kembali oleh selaput lendir baru yang terbentuk dari sel epitel
kelenjar endometrium. Pada masa ini, tebal endometrium kira-kira 0,5
mmyang berlangsung selama empat hari. (syaifuddin,2001)

3) Stadium intermenstruum (proliferasi)


Pada masa ini, endometrium tubuh menjadi tebal kira-kira 3,5 mm,
kelenjar itu tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain. Ini berlangsung kira-
kira lima sampai 15 hari dari hari pertama haid. (syaifuddin,2001)

4) Stadium Praemenstrum (sekresi)


Pada stadium ini, endometrium tetep tebalnya tapi bentuk kelenjar terlepas
menjadi panjang berliku-liku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium
telah tertimbun glikogen danb kapur yang diperlukan untuk makanan sel
telur. Perubahan ini mempersiapkan endometrium untuk menerima telur.
Pada endometrium Pada endometrium sudah dapat dibedakan Lapisan atas
yang padat yang hanya ditembus oleh saluran-saluran yang keluar dari
kelenjar. Lapisan stratum spongeosum banyak memiliki lubang-lubang
karen disini terdapat rongga dari kelenjar dan lapisan bawah yang disebut
stratum basale. Stadium ini berlangsung 14-28 hari. Jika tidak terjadi
kehamilan maka endometrium dilepas dengan pendarahan dan berulang
lagi siklus menstruasi. (syaifuddin,2001)

Anda mungkin juga menyukai