Anda di halaman 1dari 23

http://sisirahmawati09.blogspot.co.id/2013/03/sistem-reproduksi-manusia.

html

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

Reproduksi merupakan ciri utama makhluk hidup yang bertujuan untuk mempertahankan
kelestarian jenisnya. Reproduksi pada manusia diawali oleh peleburan sel kelamin jantan
(sperma) dengan sel kelamin betina (ovum) yang menghasilkan zigot. Berdasarkan
kepemilikan alat kelaminnya, manusia dikelompokkan menjadi organisme yang bersifat
gonochoris (satu individu memiliki satu alat kelamin).

Sistem reproduksi manusia, baik laki-laki maupun wanita, memiliki empat komponen utama
dalam sistem reproduksinya, yaitu:

1. Organ penghasil sel kelamin,

2. Saluran reproduksi,

3. Kelenjar tambahan, dan

4. Alat kopulasi (senggama)

1. Sistem Reproduksi Laki-laki

Sistem reproduksi laki-laki dirancang untuk menghasilkan, menyimpan dan mengirimkan


sperma. Sistem reproduksi laki-laki terdiri dari:

§ Alat kelamin luar : terdiri dari skrotum dan penis.

§ Alat kelamin dalam : terdiri atas testis, kelenjar aksesori dan tubulus.

image

Gambar Sistem Reproduksi Laki-Laki

a. Testis

Testis merupakan bagian alat kelamin yang berfungsi menghasilkan sperma dan hormon
testosteron. Di dalam testis terdapat beberapa bagian sebagai berikut.
1) Tubulus seminiferus : saluran berkelok-kelok tempat pembentukan sperma (terjadi
spermatogenesis).

2) Sel leydig (sel intestisial) : berfungsi menghasilkan hormon testosteron.

3) Tunica albicans : lapisan pembungkus testis, berupa lapisan fibrosa.

4) Sel sertoli : berfungsi untuk menyediakan makanan bagi sperma.

b. Skrotum

Merupakan sebuah kantung yang berfungsi untuk menjaga agar suhu testis di bawah suhu
tubuh atau tidak jauh di bawah suhu tubuh. Ketika udara di luar skrotum rendah, skrotum
akan mendekat pada tubuh (mengerut) supaya testis mendapat suhu lebih tinggi. Sebaliknya,
jika suhu normal, skrotum akan menjauhi tubuh supaya suhu testis tidak terlalu tinggi. Hal ini
disebabkan karena spermatogenesis tidak berlangsung baik pada suhu tubuh normal manusia
( ).

c. Vas deferens

Berfungsi menyalurkan sperma menuju uretra (saluran air seni yang juga sebagai saluran
ejakulasi sperma). Di bagian ujungnya terdapat ampula, yang merupakan pelebaran saluran
ini, fungsinya sebagai muara dari kantong semen (vesica seminalis).

d. Epididimis

Sebuah saluran berkelok-kelok yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pematangan
sperma.

e. Uretra

Uretra merupakan saluran sperma. Uretra berfungsi membawa sperma ke luar tubuh.

f. Tubulus recti

Tempat bermuaranya saluran dari tubulus seminiferus.

g. Penis

Penis merupakan alat kopulasi. Kopulasi merupakan peristiwa masuknya penis ke dalam
vagina untuk melakukan reproduksi (menyalurkan sel sperma).
h. Kelenjar tambahan

1) Kantung semen (vesica seminalis)

Kantung penampung semen (pemberi nutrisi bagi sperma).

2) Kelenjar prostat

Menghasilkan cairan berwarna putih susu yang bersifat basa (cairan ini berfungsi untuk
melindungi sperma dari suasana asam yang membahayakan sperma saat berada di dalam
vagina sehingga sperma dapat bergerak aktif.

3) Kelenjar Cowper (Bolbouretra)

Berfungsi menghasilkan cairan pelicin (lendir) dan menambah cairan semen.

2. Sistem Reproduksi wanita

Sistem reproduksi wanita terdiri dari:

§ Alat kelamin luar (eksternal), meliputi klitoris, labia mayora dan labia minora, lubang
saluran kencing, lubang vagina, fundus (lipatan paha).

§ Alat kelamin dalam (internal), meliputi sepasang ovarium (gonad), tuba fallopi (oviduk),
dan uterus (rahim).

image

Gambar Sistem Reproduksi Wanita

a. Ovarium (indung telur)

Sepasang ovarium terdapat di rongga perut dan berfungsi menghasilkan sel telur (ovum) dan
hormon (estrogen dan progesteron). Proses pembentukan ovum di ovarium bersiklus selama
30 hari sekali dan disebut oogenesis,. Sel telur yang sudah matang akan dikeluarkan dari
ovarium. Peristiwa ini disebut ovulasi.

b. Tuba fallopi (oviduk)


Merupakan saluran telur yang berjumlah sepasang (kanan dan kiri) dengan panjang 12 cm.
Bentuknya mirip corong dan berfungsi untuk menangkap sel telur (ovum) serta menyalurkan
ovum ke arah rahim dengan gerakan peristaltik dan dibantu oleh gerakan silia yang terdapat
di dinding tuba fallopi. Pada saluran inilah terjadi pembuahan ovum oleh sperma.

c. Rahim (uterus)

Organ ini berbentuk seperti kantong dan berfungsi sebagai tempat implantasi embrio (ovum
yang dibuahi sperma akan menjadi embrio). Dinding rahim tersusun atas tiga lapis jaringan,
yaitu lapisan luar (serosa), lapisan tengah (myometrium) dan lapisan dalam (endometrium).

Pada saat ovulasi, dinding rahim menebal. Namun jika tidak terjadi pembuahan, maka
dinding rahim yang seharusnya menjadi tempat melekat (implan) embrio akan meluruh.
Peristiwa ini disebut menstruasi.

Aktivitas ovulasi dan menstruasi memiliki empat tahapan:

1) Tahap menstruasi; tahap dikeluarkannya dinding rahim dari dalam tubuh karena kurangnya
kadar hormon progesteron.

2) Tahap praovulasi ; masa pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium karena
dipicu oleh hormon estrogen.

3) Tahap ovulasi; Keluarnya sel telur dari ovarium.

4) Tahap pascaovulasi ; masa kemunduran sel telur jika tidak terjadi pembuahan. Tahap ini
terjadi penambahan junlah hormon progesteron sehingga dinding rahim menebal. Jika tidak
terjadi pembuahan maka dinding sel akan meluruh, disebabkan berkurangnya hormon
progesteron.

d. Vagina

Merupakan alat kopulasi wanita sekaligus jalan keluarnya janin dari dalam rahim ke dunia.
Selain sebagai organ kelamin, vagina juga berfungsi sebagai alat untuk mengeluarkan dinding
endometrium yang meluruh saat menstruasi.

3. Sperma dan Ovum

Sel sperma dan sel telur memiliki tahap pembentukan yang berbeda dengan sel tubuh. Sel
kelamin terbentuk melalui pembelahan meiosis. Selama pembelahan, setiap sel membelah
dua kali berturut-turut sehingga membentuk empat sel anakan. Satu spermatosit akan
membentuk empat sperma matang. Sedangkan pada sel telur, satu oosit akan membentuk satu
ovum fungsional yang ukurannya lebih besar dari tiga ovum disfungsional lainnya. Ukuran
sel telur jauh lebih besar dari sel sperma, oleh karena itu saat akan terjadi pembuahan ribuan
sel sperma berebut uuntuk bisa membuahi sebuah sel telur saja.

image

Gambar Sel Sperma yang Mencoba Menembus Dinding Sel Ovum

3.1 Proses pembentukan gamet

Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis dan pembentukan sel telur (ovum)
disebut oogenesis.

§ Spermatogenesis

image

Gambar Proses Spermatogenesis yang Berlangsung di Testis

Spermatogonium (sel induk sperma) ? spermatosit primer (diploid) ? mengalami meiosis I


menjadi 2 spermatosit sekunder (haploid)? mengalami meiosis II menjadi spermatid (haploid)
? 4 spermatozoa (sel sperma).

Spermatozoa mengalami pematangan di epididimis, masuk ke vas deferens bercampur


dengan produk kelenjar (dari vesikula seminalis, prostate, cowper) yang berfungsi menjaga
kehidupan sperma dan memberi suasana basa pada semen. Kemudian masuk ke uretra dan
siap dikeluarkan.

§ Oogenesis

image

Gambar Proses Oogenesis yang Berlangsung di Ovarium (Indung Telur)


Oogonium (sel induk telur) ? oosit primer ? mengalami meiosis I? oosit sekunder dan sel
kutub/polar (polosit primer) ? oosit sekunder mengalami meiosis II menjadi ootid dan sel
polar/polosit primer membelah menjadi sel polosit sekunder ? Ootid berkembang menjadi 1
sel telur (haploid) à hasil akhirnya terbentuk satu sel telur fungsional dan 3 polosit
nonfungsional à telur yang telah masak disalurkan melalui tuba fallopi melalui infundibulum.
Pembuahan terjadi di sepertiga bagian permulaan tuba fallopi atau oviduk.

3.2 Fertilisasi dan Perkembangan Embrio

Fertilisasi merupakan peristiwa meleburnya gamet jantan (sperma) dengan gamet betina
(ovum) menghasilkan zigot. Pada peristiwa ini, sel telur hanya akan dibuahi oleh satu sel
sperma. Dengan fertilisasi, bersatu pula materi genetik pembawa sifat dari dua individu. Sifat
induk jantan akan berpadu dengan sifat induk betina. Zigot yang terbentuk akan berkembang
menjadi embrio.

Berikut ini adalah tahap-tahap perkembangan embrio.

a. Zigot: hasil peleburan sel kelamin jantan dengan betina.

b. Morula: kumpulan sel berbentuk bola yang merupakan hasil pembelahan sel secara terus
menerus dari zigot.

c. Blastula: kumpulan sel berbentuk bola yang berongga. Rongga ini disebut blastocoel dan
semula berisi cadangan makanan.

d. Gastrula: kumpulan sel yang terdiri dari tiga lapisan (ektoderm, mesoderm dan endoderm).
Ketiga lapisan ini terbentuk dari hasil migrasi (pengkutuban) sel-sel blastula.

e. Morfogenesis dan organogenesis: Tahap pembentukan organ dan morfologi tubuh.

Ketika embrio menempel (implantasi) ke rahim, akan terbentuk plasenta dan tiga sistem
membran yang terdiri dari :

a. Amnion: membungkus embrio dan menghasilkan cairan amnion yang berfungsi


melindungi embrio dari benturan.

b. Korion: lapisan tempat terjadinya pertukaran unsur makanan, limbah metabolisme,


antibodi antara ibu dan embrio.
c. Alantois: membran yang menghubungkan embrio dengan ibu, membran inilah yang
kemudian akan membentuk plasenta (tali pusar).

3.3. Hormon yang berperan dalam tahapan menstruasi

image

Gambar Siklus Menstruasi pada Wanita

a. Fase menstruasi: hormon yang berpengaruh adalah estrogen dan progresteron yang
berfungsi menebalkan endometrium. Saat menstruasi, hormon ini mengalami reduksi dan
dinding endometrium robek dan meluruh.

b. Fase praovulasi: hormon yang berperan adalah FSH dan LH yang merangsang sel-sel
folikel menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.

c. Fase ovulasi: Hormon yang berperan adalah LH (Luthenizing Hormon).

d. Fase pascaovulasi: FSH (Folikel Stimulating Hormon).

3.4. Hormon kehamilan dan persalinan

a. Estrogen dan progesteron sampai bulan ke-4 untuk menjaga penebalan dinding uterus dan
menjaga kebutuhan zigot.

b. HCG, yang dihasilkan plasenta.

c. Hormon relaksin (dihasilkan plasenta) yang mempengaruhi fleksibilitas simfisis pubis


(tulang kelamin) dan organ lainnya untuk mempermudah kelahiran.

d. Oksitosin memacu kontraksi uterus untuk melepaskan janin.

3.5. Prinsip kontrasepsi dalam reproduksi

a. KB susuk, suntik dan pil, bekerja dengan menghambat atau menghentikan secara hormonal
terjadinya ovulasi dengan sintetik progestin dan estrogen.
b. Diafragma atau spiral (IUD) bagi perempuan untuk menghambat bertemunya spema
dengan ovum secara mekanik, bagi laki-laki menggunakan kondom.

c. Spermatisida, jeli, buih, atau vaginal doushe untuk mencegah bertemunya sperma dan sel
telur .

d. Sterilisasi, yaitu vasektomi pada laki-laki (pemotongan saluran sperma) dan tubektomi
pada perempuan (pemutusan saluran telur).

e. Kalender, yaitu hubungan kelamin dilakukan pada waktu hari-hari dimana wanita sedang
tidak dalam masa subur.

http://www.artikelmateri.com/2016/08/sistem-reproduksi-pada-manusia-lengkap-9-xi-
organ.html

A. Organ Reproduksi Pria / Laki-laki

Alat reproduksi laki-laki terdiri dari alat kelamin bagian luar dan alat kelamin bagian dalam.

1. Alat Reproduksi Pria Luar

a. Penis (zakar) adalah alat kelamin luar pada pria. Penis berfungsi untuk memasukkan
sperma ke dalam alat kelamin wanita melalui pertemuan keduanya (Kopulasi). Penis
merupakan organ yang tersusun atas otot yang dapat tegang dan dilapisi oleh lapisan kulit
tipis. Proses tegangnya penis disebut Ereksi, hal ini dikarenakan adanya rangsangan yang
membuat pembuluh darah pada penis terisi. Setelah di sunat (khitan) kulit tipis (preputium)
yang melapisi glan penis akan dipotong.

Penis Juga memiliki fungsi untuk ejakulasi, yaitu mengeluarkan sperma melalui uretra

(saluran dalam penis), selama ejakulasi otot-otot pada kandung kemih akan mengkerut, untuk

mencegah sperma masuk ke kandung kemih, oleh karena itu kita tidak bisa kencing sambil

ejakulasi. Penis terdiri atas beberapa bagian yaitu :

 Glan Penis, bagian kepala yang apabila telah dikhitan tidak dilapisi kulit
 Batang (corpus) Penis
 Pangkal Penis
b. Skrotum
 
Skrotum adalah kantong kulit yang melindungi testis dan berfungsi sebagai tempat
bergantungnya testis. Skrotum berwarna gelap dan berlipat-lipat. Skrotum mengandung otot
polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut. Dalam menjalankan fungsinya, skrotum
dapat mengubah ukurannya. Jika suhu udara dingin, maka skrotum akan mengerut dan
menyebabkan testis lebih dekat dengan tubuh dan dengan demikian lebih hangat. Sebaliknya
pada cuaca panas, maka skrotum akan membesar dan kendur. Akibatnya luas
permukaan skrotum meningkat dan panas dapat dikeluarkan.

2. Alat Reproduksi Pria Dalam 

SUMBER GAMBAR KLIK DISINI


a. Testis

Testis adalah organ kelamin dalam pria berbentuk oval yang terletak di dalam skrotum. Testis

berjumlah sepasang dan berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa) dan

hormon seks testosteron. Testis terletak di dalam skrotum yang merupakan organ berugae

(memiliki lipatan kulit), berfungsu untuk menjaga suhu testis agar spermatogenesis dapat

tetap berlangsung. Jika Suhu rendah (dingin) maka skrotum akan berkerut dan mendekat ke

arah tubuh, sedangkan jika suhu tinggi, maka skrotum akan mengendur, menjauh dari tubuh.
Tempat pembentukan sperma dalam testis adalah tubulus seminiferus. Kemudian terdapat

pintalan-pintalan tubulus seminiferus yang terdapat di dalam ruang testis yang disebut

lobulus testis, satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis.

b. Epididimis

Epididimis adalah organ kelamin dalam pria berbentuk saluran berkelok – kelok yang terletak

di dalam skrotum, diluar testis. Epididimis berbentuk seperti huruf C. Epididimis berfungsi

dalam pengangkutan, penyimpanan, dan pematangan sperma. Sebelum memasuki epididimis,

sperma tidak memiliki kemampuan untuk bergerak dan belum subur, namun setelah

epididimis menjalankan fungsinya, sperma sudah subur dan mampu bergerak walaupun

belum sempurna. Setelah dari epididimis sperma akan masuk ke vas (duktus) deferens, lalu

disalurkan menuju vesikula seminalis.

c. Vas (duktus) Deferens

Vas Deferens adalah saluran berbentuk tabung yang berfungsi untuk menyalurkan sperma ke

vesikula seminalis dan sebagai tempat penampungan sperma. Dalam proses pematangan dan

penyimpanan sperma, duktus deferens ini mendorong sperma dengan gerak peristaltik lambat

menuju vesikula seminalis. Sedangkan saat ejakulasi, gerakan yang dilakukan cepat dan kuat

sehingga sperma yang keluar dapat muncrat.

d. Kelenjar Kelamin

Kelenjar kelamin adalah organ – organ kelamin dalam pria yang berfungsi untuk

menghasilkan cairan tempat berenangnya sperma, dan cairan ini akan menjaga sperma tetap

hidup dengan cara menetralisir asam, karena cairan itu bersifat basa. Dalam bahasa sehari –

hari cairan ini kita kenal dengan air mani, sedangkan dalam bahasa ilmiah dikenal dengan

nama semen. Dalam 1 ml air mani, terdapat sekitar 60 – 100 juta sel sperma. Normalnya

semen memiliki pH 7,2 dengan volume 3-5 ml, dan berwarna putih susu sampai kekuning –
kuningan serta sedikit kental. Berikut adalah organ yang termasuk ke dalam kelenjar

kelamin :

 Vesikula Seminalis (Kantung air mani), yaitu organ berupa saluran berbentuk
tabung berjumlah sepasang di kanan dan kiri tubuh. Vesikula Seminalis memiliki
panjang sekitar 5 – 10 cm. Vesikula Seminalis berfungsi untuk mensekresikan cairan
bersifat basa y (pH 7,3) mukus, vitamin, fruktosa (sebagai nutrisi bagi sperma),
protein, enzim, dan prostaglandin. Cairan dari vesikula seminalis ini merupakan 60%
dari seluruh volume semen. Vesikula Seminalis akan menyatu dengan vas deferens
dan kelenjar prostat untuk membentuk saluran ejakulasi.
 Kelenjar Prostat, yaitu organ yang berada di bawah kandung kemih yang berfungsi
untuk mensekresikan cairan berwarna putih keabu-abuan yang bersifat basa. Cairan
ini disekresikan ke dalam saluran ejakulasi dan menyumbangkan sekitar 30% dari
seluruh volume semen. Cairan kelenjar prostat akan bersatu dengan cairan dari
vesikula seminalis dan akan menjadi tempat hidup dan bergeraknya sperma. Cairan
yang disekresikan organ ini terdiri atas fosfolipid, asam sitrat (untuk nutrisi) dan juga
antikoagulan.
 Kelenjar Bulbouretra (Cowpery), yaitu kelenjar berjumlah sepasang yang berfungsi
untuk menghasilkan cairan lendir bersifat basa ke dalam saluran ejakulasi. Kelenjar
ini terletak di bawah kelenjar prostat. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
Bulbouretra ini keluar sebelum ejakulasi, dan dalam agama islam disebut mazi yang
merupakan najis dan cara mensucikannya sama seperti mencucui kencing.

e. Uretra (Saluran Ejakulasi)


Uretra adalah saluran yang terletak di dalam penis, berfungsi untuk tempat keluarnya sperma

dan juga sebagai tempat keluarnya urin. 

Proses Spermatogenesis

Proses pembentukan dan pemasakan sperma disebut spermatogenis. Pada pembahasan

sebelumnya dikatakan bahwa sperma dihasilkan oleh testis. Spermatogenis terjadi di tubulus

seminiferus testis. Dalam tubulus tersebut terdapat sel sperma, yang disebut spermatogonium.

Spermatogonium kemudian membelah secara mitosis menghasilkan spermatogonium yang

haploid (Lihat gambar di bawah).


Spermatogenesis

Spermatogonium ini kemudian membesar membentuk spermatosit primer. Spermatosit

primer seterusnya akan membelah secara meiosis I untuk menghasilkan dua spermatosit

sekunder yang haploid. Kemudian setiap spermatosit sekunder akan membelah secara
meiosis II untuk menghasilkan dua spermatid yang hapolid. Sel-sel spermatid akan

berdiferensiasi menjadi spermatozoa atau sperma.

B. Organ Reproduksi Wanita

Secara garis besar alat reproduksi wanita terbagi kedalam dua kelompok, yaitu Alat

Reproduksi (Genetalia) luar dan Alat Reproduksi (Genetalia) dalam.

1. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) LUAR

SUMBER GAMBAR KLIK DISINI


a. Mons Veneris
Mons veneris adalah bagian yang sedikit menonjol dan bagian yang menutupi tulang

kemaluan (simfisis pubis). Bagian ini disusun oleh jaringan lemak dengan sedikit jaringan

ikat. Mons Veneris juga sering dikenal dengan nama gunung venus, ketika dewasa bagian

mons veneris akan ditutupi oleh rambut – rambut kemaluan dan membentuk pola seperti

segitiga terbalik.

b. Labia Mayora (Bibir Besar Kemaluan)

Seperti namanya, Bagian ini berbentuk seperti bibir. Labia Mayora merupakan bagian

lanjutan dari mons veneris yang berbentuk lonjok, menuju ke bawah dan bersatu membentuk
perineum. Bagian Luar dari Labia Mayor disusun oleh jaringan lemak, kelenjar keringat, dan

saat dewasa biasanya ditutupi oleh rambut – rambut kemaluan yang merupakan rambut dari

mons veneris. Sedangkan selaput lemak yang tidak berambut, namun memiliki banyak ujung

– ujung saraf sehingga sensitif saat melakukan hubungan seksual.

c. Labia Minora (Bibir Kecil Kemaluan)

Labia Minora merupakan organ berbentuk lipatan yang terdapat di dalam Labia Mayora. Alat

ini tidak memiliki rambut, tersusun atas jaringan lemak, dan memiliki banyak pembuluh

darah sehingga dapat membesar saat gairah seks bertambah. Bibir Kecil Kemaluan ini

mengelilingi Orifisium Vagina (lubang Kemaluan). Labia Minora analog dengan Kulit

Skrotum pada Alat Reproduksi Pria.

d. Klitoris

Klitoris adalah organ bersifat erektil yang sangat sensitif terhadap rangsangan saat hubungan

seksual. Klitoris memiliki banyak pembuluh darah dan terdapat banyak ujung saraf padanya,

oleh karena itu Organ ini sangat sensitif dan bersifat erektil. Klitoris Analog dengan Penis

pada Alat Reproduksi Pria.

e. Vestibulum

Vestibulum adalah rongga pada kemaluan yang dibatasi oleh labia minora pada sisi kiri dan

kanan, dibatasi oleh klitoris pada bagian atas, dan dibatasi oleh pertemuan dua labia minora

pada bagian belakang (bawah) nya.

 Vestibulum merupakan tempat bermuaranya :


 Uretra (saluran kencing)
 Muara Vagina (liang Senggama)

Masing – Masing Dua Lubang Saluran Kelenjar Bartholini dan Skene (Kelenjar ini

mengeluarkan cairan seperti lendir saat pendahuluan hubungan untuk memudahkan

masuknya penis)

f. Himen (Selaput Dara)


Himen merupakan selaput membran tipis yang menutupi lubang vagina. Himen ini mudah

robek sehingga dapat dijadikan salah satu aspek untuk menilai keperawanan. Normalnya

Himen memiliki satu lubang agak besar yang berbentuk seperti lingkaran. Himen merupakan

tempat keluarnya cairan atau darah saat menstruasi. Saat Melakukan hubungan seks untuk

pertama kalinya himen biasanya akan robek dan mengeluarkan darah. Setelah melahirkan

hanya akan tertinggal sisa – sisa himen yang disebut caruncula Hymenalis (caruncula

mirtiformis).

2. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) DALAM

SUMBER GAMBAR KLIK DISINI


a. Vagina
Vagina adalah muskulo membranasea (Otot-Selaput) yang menghubungkan rahim dengan

dunia luar. Vagina memiliki panjang sekitar 8 – 10 cm, terletak antara kandung kemih dan

rektum, memiliki dinding yang berlipat – lipat, lapisan terluarnya merupakan selaput lendir,

lapisan tengahnya tersusun atas otot-otot, dan lapisan paling dalam berupa jaringan ikat yang

berserat. Vagina berfungsi sebagai jalan lahir, sebagai sarana dalam hubungan seksual dan

sebagai saluran untuk mengalirkan darah dan lendir saat menstruasi.

Otot pada vagina merupakan otot yang berasal dari sphingter ani dan levator ani (Otot

anus/dubur), sehingga otot ini dapat dikendalikan dan dilatih. Vagina tidak mempunyai
kelenjar yang dapat menghasilkan cairan, tetapi cairan yang selalu membasahinya berasal

dari kelenjar yang terdapat pada rahim.

b. Uterus (Rahim)

Uterus adalah organ berongga yang berbentuk seperti buah pir dengan berat sekitar 30 gram,

dan tersusun atas lapisan – lapisan otot. Ruang pada rahim (Uterus) ini berbentuk segitiga

dengan bagian atas yang lebih lebar. Fungsinya adalah sebagai tempat tumbuh dan

berkembangnya janin. Otot pada uterus bersifat elastis sehingga dapat menyesuaikan dan

menjaga janin ketika proses kehamilan selama 9 bulan.

Pada bagian uterus terdapat Endometrium ( dinding rahim) yang terdiri dari sel –sel epitel

dan membatasi uterus. Lapisan endometrium ini akan menebal pada saat ovulasi dan akan

meluruh pada saat menstruasi. Untuk mempertahankan posisinya uterus disangga oleh

ligamentum dan jaringan ikat.

Uterus memiliki beberapa bagian :

 Korpus Uteri, yaitu bagian yang berbentuk seperti segitiga pada bagian atas
 Serviks uteri, yaitu bagian yang berbentuk seperti silinder
 Fundus Uteri, yaitu bagian korpus yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi

Pada saat persalinan, rahim merupakan jalan lahir yang penting karena ototnya mampu

mendorong janin untuk keluar, serta otot uterus dapat menutupi pembuluh darah untuk

mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Setelah proses persalinan, rahim akan

kembali ke bentuk semula dalam waktu sekitar 6 minggu.

c. Tuba Fallopi (Oviduk)

Tuba Fallopi (Oviduk) adalah organ yang menghubungkan Uterus (Rahim) dengan Indung

Telur (Ovarium). Tuba Fallopi (Oviduk) juga sering disebut saluran telur karena bentuknya

seperti saluran. Organ ini berjumlah dua buah dengan panjang 8 – 20 cm. Tuba Fallopi

berfungsi untuk :
 Sebagai saluran spermatozoa dan ovum
 Penangkap ovum
 Bisa menjadi tempat pembuahan (fertilisasi)
 Sebagai tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu masuk ke bagian
dalam Uterus (Rahim).

Tuba Fallopi (Oviduk)  terdiri atas 4 bagian :

1. Infundibulum, yaitu bagian berbentuk seperti corong yang terletak di pangkal dan
memiliki Fimbriae. Fimbriae berfungsi untuk menangkap ovum
2. Pars ampularis, yaitu bagian agak lebar yang merupakan tempat bertemunya ovum
dengan sperma (Pembuahan/fertilisasi)
3. Pars Ismika, yaitu bagian tengah tuba yang sempit
4. Pars Interstitialis, yaitu bagian tuba yang letaknya dekat dengan uterus.

d. Ovarium (Indung Telur)

Ovarium adalah kelenjar reproduksi utama pada wanita yang berfungsi untuk menghasilkan

ovum (Sel telur) dan penghasil hormon seks utama. Ovarium berbentuk oval, dengan panjang

2,5 – 4 cm.  Terdapat sepasang Ovarium yang terletak di kanan dan kiri, dan dihubungkan

dengan rahim oleh tuba fallopi. Umumnya setiap Ovarium pada wanita yang telah pubertas

memiliki 300.000-an, dan sebagian besar sel telus ini mengalami kegagalan pematangan,

rusak atau mati, sehingga benih sehat yang ada sekitar 300 - 400-an benih telur dan 1 ovum

dikeluarkan setiap 28 hari oleh ovarium kiri dan kanan secara bergantian melalui proses

menstruasi, sehingga saat benih telur habis, terjadilah menopause . Ovarium juga

menghasilkan hormon estrogen dan progesteron yang berperan dalam proses Menstruasi. 

Proses Oogenesis

Proses pembentukan ovum disebut oogenesis dan terjadi di ovarium. Pembentukan ovum

diawali dengan pembelahan mitosis lapisan luar ovarium untuk membentuk oogonium yang

diploid. Setiap oogonium dilapisi oleh sel folikel. Keseluruhan struktur ini disebut folikel

primer. Ketika folikel tumbuh, oosit primer membelah secara meiosis I menghasilkan satu
oosit sekunder dan badan kutub. Oosit sekunder kemudian berkembang menjadi ovum

haploid yang siap untuk dibuahi oleh sperma.

Oogenesis

C. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio

Fertilisasi adalah proses pembuahan. Ovum matang dilepas ovarium dan ditangkap rumbai-

rumbai pada corong tuba fallopi. Jika ada sperma masuk, maka ovum dibuahi sperma. Ovum

yang sudah dibuahi membentuk zigot, kemudian zigot bergerak menuju rahim. Jika ovum

tidak dibuahi sperma, jaringan dalam dinding rahim yang telah menebal dan banyak

pembuluh darah akan rusak dan luruh sehingga terjadi menstruasi.

Bersamaan dengan terjadinya pematangan ovum, sel-sel dinding rahim tumbuh menebal dan

banyak pembuluh darah sehingga pada saat zigot datang dan menempel tidak terjadi
gangguan. Pematangan ovum dan penebalan dinding rahim dipengaruhi hormon esterogen

dan progesterone. Di rahim embrio berkembang selama 9 bulan untuk menjadi bayi.

Perkembangan embrio:

1. Usia 4 minggu, sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga.

embrio usia 4 minggu

2. Usia 8 minggu, sudah terbentuk janin yang mirip dengan bayi, mulai tampak tangan, jari

tangan, hidung, dan kaki.

embrio usia 8 minggu

3. Usia 10 minggu, panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat seperti bayi. Ukuran

kepalanya lebih besar dari pada ukuran badan.

4. Usia 16 minggu, panjang janin telah mencapai 40 cm dan memilliki organ yang sudah

lengkap.
embrio usia 16 minggu

5. Usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan. Selama dalam rahim, embrio

mendapatkan nutrisi dari induknya melalui plasenta. Plasenta mempunyai fungsi sebagai

berikut.

􀂉 Menyalurkan zat makanan dari induk ke embrio.

􀂉 Mengalirkan zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah induknya.

􀂉 Melindungi janin dari berbagai zat racun atau kuman penyakit.

D. Siklus Menstruasi

Menstruasi disebut juga haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding

sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan

endometrium dipersiapkan untuk

menerima pelekatan embrio. Jika tidak terjadi pelekatan embrio, maka lapisan ini akan luruh,

kemudian darah keluar melalui serviks dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik,

jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu

siklus menstruasi. Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari.

Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri

atas 4 fase, yaitu:

1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum

menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan

progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya

endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5

hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.

2. Fase pra-ovulasi

Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Pada fase ini hormon pembebas

gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan

FSH. FSH singkatan dari folikel stimulating hormon. FSH memacu pematangan folikel dan

merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen menyebabkan

pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar esterogen juga

menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi

untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.

3. Fase ovulasi

Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14.

Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise

mengeluarkan LH. LH singkatan dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH merangsang

pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.

4. Fase pasca ovulasi

Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.  Walaupun panjang

siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum

menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit

sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormon

progesteron dan masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika

berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan


menumbuhkan pembuluhpembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan

endometrium untuk menerima pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika

tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya

sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah.

Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.

https://www.youtube.com/watch?v=3SLuHIONqzU

https://www.youtube.com/watch?v=n8h4mrMBZXM
Hymen Imperforata adalah hymen (selaput dara) yang menutupi seluruh bagian introitus
vagina sehingga tidak terdapat lubang vagina sama sekali. Biasanya pada wanita dengan
hymen imperforata akan memiliki keluhan tidak keluar darah haid dan timbul nyeri di perut
bagian bawah. Nyeri yang timbul pada perut bagian bawah ini biasanya datang secara
periodic (setiap waktu haid). Darah haid yang tidak keluar pada hymen imperforata
disebabkan karena lubang vagina nya tertutup oleh selaput hymen, sehingga darah bertumpuk
didalam vagina dan menyebabkan nyeri setiap waktu haid. Penanganan pasien hymen
imperforata adalah dengan merobek hymen tersebut, dan biasanya setelah dirobek akan
keluar darah yang sangat banyak.

tergantung dari individu itu sendiri.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Frank H. Netter MD yang termuat dalam buku
The Human Sexuality, bentuk dari selaput dara ini terbagi menjadi 4 bentuk, yaitu:

1. Annual hymen, bentuk selaput dara ini melingkari penuh lubang vagina.

2. Septate hymen, bentuk selaput dara ini ditandai dengan beberapa lubang yang terbuka.

3. Cibriform hymen, bentuk selaput dara ini ditandai dengan beberapa lubang yang terbuka,
tapi lubang ini lebih kecil dan jumlahnya lebih banyak.

4. Introitus, pada perempuan yang sangat berpengalaman dalam hubungan seksual bisa saja
lubang selaputnya membesar, namun masih menyisakan jaringan selaput dara.

Anda mungkin juga menyukai