Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERAWATAN KESEHATAN PADA POPULASI RENTAN DALAM BENCANA


Makalah ini ditunjukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Trauma I

Disusun Oleh
INTAN PUSPITA SARI
CKR0170191

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KAMPUS II
2020-2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul” Dampak Covid-19 Terhadap
Psokososial Masyarakat”. Di susun untuk memenuhi syarat salah satu tugas
Keperawatan Trauma I Tahun Ajaran 2020.
Makalah ini berisikan tentang Perawatan Kesehatan Pada Populasi Rentan
Dalam Bencana Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua.
Adapun, penyusunan makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, saya menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat keselahan dalam makalah
ini. Saya pun berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya
kepada saya agar di kemudian hari saya bisa menyusun makalah yang lebih sempurna
lagi.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir khususnya:
1. Ns. H. Kanapi., S. Kep., M.Kep. selaku koordinator Kampus II STIKKU.
2. Ns. Nanang Saprudin., S.Kep., M.kep selaku ketua Prodi SI Ilmu Keperwatan
Kampus STIKKU.
3. Ns. Asmadi., S.kep., M.Kep selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan
Trauma.
4. Orang tua saya yang selalu mendukung saya.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin

Cirebon, 30 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................................
1.5 Sistematika Penulisan...................................................................................................
BAB II TINJUAN TEORI
2.1 Definisi Bencana Alam...............................................................................................
2.2 Klasifikasi Bencana Alam...........................................................................................
2.3 Dampak Bencana Alam...............................................................................................
BAB III PEMBASAHAN
3.1 Respons kesehatan jiwa dan psikososial untuk COVID-19........................................
3.2 Cara mengatasi masalah psikososial untuk COVID-19.............................................
3.2.1 Membantu Lansia mengatasi stress selama wabah COVID-19........................
3.2.2 Pesan dan kegiatan untuk membantu anak-anak menghadapi stres selama
wabah COVID-19.............................................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................................................
4.2 Saran ..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

3
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia berdasar data
yang dikeluarkan oleh badan perserikatan bangsa-bangsa untuk strategi internasional
pengurangan risiko bencana (un-isdr). Tingginya posisi indonesia ini dihitung dari jumlah
manusia yang terancam risiko kehilangan nyawa bila bencana alam terjadi. Indonesia
menduduki peringkat tertinggi untuk ancaman bahaya tsunami, tanah longsor, gunung berapi.
Dan menduduki peringkat tiga untuk ancaman gempa serta enam untuk banjir.
Badan nasional penanggulangan bencana (bnpb) selama januari 2013 mencatat ada 119
kejadian bencana yang terjadi di indonesia. Bnpb juga mencatat akibatnya ada sekitar 126
orang meninggal akibat kejadian tersebut. Kejadian bencana belum semua dilaporkan ke
bnpb. Dari 119 kejadian bencana menyebabkan 126 orang meninggal, 113.747 orang
menderita dan mengungsi, 940 rumah rusak berat, 2.717 rumah rusak sedang, 10.945 rumah
rusak ringan. Untuk mengatasi bencana tersebut, bnpb telah melakukan penanggulangan
bencana baik kesiapsiagaan maupun penanganan tanggap darurat. Untuk siaga darurat dan
tanggap darurat banjir dan longsor sejak akhir desember 2012 hingga sekarang, bnpb telah
mendistribusikan dana siap pakai sekitar rp 180 milyar ke berbagai daerah di indonesia yang
terkena bencana.
Namun, penerapan manajemen bencana di indonesia masih terkendala berbagai masalah,
antara lain kurangnya data dan informasi kebencanaan, baik di tingkat masyarakat umum
maupun di tingkat pengambil kebijakan. Keterbatasan data dan informasi spasial
kebencanaan merupakan salah satu permasalahan yang menyebabkan manajemen bencana di
indonesia berjalan kurang optimal. Pengambilan keputusan ketika terjadi bencana sulit
dilakukankarena data yang beredar memiliki banyak versi dan sulit divalidasi kebenarannya.
Dari uraian diatas, terlihat bahwa masih terdapat kelemahan dalam sistem manajemen
bencana di indonesia sehingga perlu diperbaiki dan ditingkatkan untuk menghindari atau
meminimalisasi dampak bencana yang terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi bencana alam itu ?
2. Apa saja klasifikasi bencana alam itu ?
3. Apa saja dampak yang terjadi akibat bencana alam itu ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui tinjauan terori perawatan komunitas di masyarakat dan
untuk memenuhi tugas Keperawatan Trauma I pada semester VI.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi bencana alam itu
2. Untuk mengetahui klasifikasi bencana alam itu
3. Untuk mengetahui dampak yang terjadi akibat bencana alam itu
1.4 MANFAAT PENULISAN
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Bagi Institusi Pendidikan STIKKU
Penulisan ini dapat dijadikan masukan kepada pendidik dan mahasiswa, serta
menambah wawasan baru tentang Perawatan Kesehatan Pada Populasi Rentan Dalam
Bencana
2. Bagi Ilmu keperawatan
Penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan mahasiswa khususnya
pada ilmu keperawatan sehingga dapat memberikan pelayanan yang maksimal.
1.4.2 Manfaat praktis
1. Bagi Praktek Keperawatan
Hasil penulisan ini dapat dijadikan sumber informasi dalam upaya meningkatkan
pelayanan kesehatan.
2. Bagi Penulis
Hasil penulisan ini dapat menambah wawasan dan dapat diaplikasikan dalam praktik
keperawatan dan juga sebagai dasar informasi ilmu keperawatan

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan ini disusun secara sistematis yang terdiri dari 4 BAB yaitu :
BAB I PENDAHULUAN : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN MATERI : Definisi bencana alam, klasifikasi becana alam,
dampak bencana alam
BAB III PEMBAHASAN :
BAB IV PENUTUP : Kesimpulan dan Saran
BAB II

2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Bencana Alam
Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana menyebutkan
bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Definisi
tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia.
Oleh karena itu, undang-undang nomor 24 tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan
mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan  bencana sosial.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa  bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana non alam adalah
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain
berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi. Dan wabah penyakit. Bencana sosial
adalah  bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atauserangkaian peristiwa yang diakibatkan
oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat,
dan teror.

2.2 Klasifikasi Bencana alam


Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Bencana alam geologis
Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi (gaya
endogen). Yang termasuk dalam bencana alam geologis adalah gempa bumi, letusan
gunung berapi, dan tsunami.
2. Bencana alam klimatologis
Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh faktor angin
dan hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir, badai, banjir bandang, angin
puting beliung, kekeringan, dan kebakaran alami hutan (bukan oleh manusia).
Gerakan tanah (longsor) termasuk juga bencana alam, walaupun pemicu utamanya adalah
faktor klimatologis (hujan), tetapi gejala awalnya dimulai dari kondisi geologis (jenis dan
karakteristik tanah serta batuan dan sebagainya).
3. Bencana alam ekstra-terestrial

3
Bencana alam Ekstra-Terestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar angkasa, contoh :
hantaman/impact meteor. Bila hantaman benda-benda langit mengenai permukaan bumi
maka akan menimbulkan bencana alam yang dahsyat bagi penduduk bumi. 
2.3 Dampak Bencana Alam
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau
menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan
pernyataan: “bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan”.
Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah
tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni.
Konsekuensinya, pemakaian istilah “alam” juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan
hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga
tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan
individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban
umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta
memiliki kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak
yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana
(disaster resilience).
Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-
infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang
hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk
yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.Bencana berarti
juga terhambatnya laju pembangunan. Berbagai hasil pembangunan ikut menjadi korban
sehingga perlu adanya proses membangun ulang. Kehidupan sehari-hari juga menjadi
tersendat-sendat. Siswa yang hampir menempuh ujian terpaksa berhenti bersekolah.
Kenyataan seperti ini berarti pula muncul kemungkinan kegagalan di masa mendatang.
Pemenuhan kebutuhan seharihari juga menjadi sulit padahal penggantinya juga tidak bisa
diharapkan segera ada.

4
BAB III

PEMBAHASAN

Selama ini banyak relawan dari masyarakat terutama dari kalangan mahasiswa ataupun dari
organisasi atau komunitas manapun yang terjun langsung membantu korban bencana alam.
Mereka juga turut andil dalam penanganan masalah trauma pada korban anak-anak. Namun
penanganan trauma pada anak yang selama ini dilakukan dinilai kurang efektif, karena tidak
berdasarkan sumber masalahnya dan juga tidak semua di tempat terjadinya bencana ada
relawan yang melakukan penanganan trauma padaanak.

Usaha yang dilakukan hanya sekedar menghibur anak-anak dengan kegiatan yang spontanitas
dan seadanya, seperti bermain dan kegiatan seni agar anak-anak lupa akan masalahnya
(pengalihan sementara). Kegiatan- kegiatan tersebut tidak bertujuan untuk menghilangkan
trauma secara permanen. Selain itu, kegiatan-kegiatan tersebut biasanya hanya berlangsung
beberapa minggu pasca bencana dan kurang ditindak lanjuti perkembangannya. Hal di atas
terjadi karena sebagian besar relawan kurang memahami psikologi anak, sehingga
penanganan dampak traumatis pada anak-anak kurangterstruktur.

Dalam hal ini pemerintah sudah mengatur penanganan anak-anak korban bencana alam
dalam bentuk Undang-Undang. Undang- Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak mengamanatkan dalam beberapa pasal, sebagai berikut: Pertama, pada pasal 59,
diamanatkan bahwa pemerintah dan lembaga negara lainnya, berkewajiban dan
bertanggungjawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak dalam situasi
darurat. Kedua, pada pasal 60 dinyatakan antara lain bahwa anak dalam situasi darurat adalah
anak korban bencana alam. Ketiga, pada pasal 62 dinyatakan bahwa perlindungan khusus
tersebut dilaksanakan melalui:

Pemenuhan kebutuhan dasar yang terdiri atas pangan, sandang, pemukiman, pendidikan,
kesehatan, belajar dan berekreasi, jaminan keamanan, dan persamaan perlakuan;dan
Pemenuhan kebutuhan khusus bagi anak yang menyandang cacat dan anak yang mengalami
gangguan psikososial. (http://www.komnasperempuan.or.id)

Beberapa tahapan dalam menangani trauma pada anak-anak korban bencana alam antara
lain :

Tahap pertama

Langkah awal program ini adalah identifikasi masalah, yaitu mengumpulkan data korban
anak-anak yang meliputi usia, jenis kelamin, kondisi fisik, dan kondisi keluarganya melalui
survei lapangan atau wawancara kepada korbanbencana.

Tahap kedua

Melakukan spesifikasi masalah. Setelah data terkumpul maka anak-anak korban bencana
alam dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sesuai kriteria-kriteria dari masing- masing
anak yang memiliki kurang lebih kriteria yang sama ataupunmirip.

5
Tahap Ketiga

Setelah identifikasi dan spesifikasi masalah, tahap ketiga adalah penanganan trauma
disesuaikan dengan permasalahan yang dimiliki anak. Penanganan ini memiliki empat titik
poin dalam pencarian solusi masalah trauma, yaitu fisik, emosional, intelektual dan spiritual.
Karena keempat titik poin tersebut merupakan prinsip keseimbangan dalam hidup manusia.

Dengan pemulihan fisik diharapkan korban mampu menerima pembinaan dan penanganan
tahap selanjutnya. Titik poin dalam pencarian masalah dengan fisik misalnya jika ada korban
yang terluka atau cacat akibat bencana solusinya untuk anak adalah dengan memberikan
semangat dan motivasi dan juga memberikan sesuatu yang bisa membuat korban bisa tetap
sehat dan kuat. Emosional, anak biasanya memiliki emosi yang labil sehingga untuk
meredakan emosi pada anak bisa dilakukan dengan bermain agar anak selalu gembira.

DAFTAR PUSTAKA
Pasal 1 Undang-Undang No. 24 Tahun 2007. Jakarta: DPR RI dan Presiden RI

Anda mungkin juga menyukai