Anda di halaman 1dari 4

Praktikan : Aprianto

NIM : 1811050039
Kelas : 4A TLM
Tanggal Praktikum : Rabu, 22 Juli 2020
Probandus : Nn. Ella (21 tahun)/Perempuan
Nn. Afpriana (21 tahun)/Perempuan
Pemeriksaaan HIV (Human Immunodeficiency Virus)
I. Tujuan
a. Mampu melakukan pemeriksaan skrining HIV tipe 1 dan 2 dari sampel serum
b. Mendeteksi keberadaan Virus HIV atau antibody HIV dalam sampel serum

II. Metode
Imunokromatografi

III. Prinsip
Bila antibodi HIV 1+2 berikatan secara spesifik dengan anti HIV 1+2 yang terikat pada
membrane nitroselulosa sebagai fase padat kemudian berikatan dengan anti HIV yang
telah membentuk kompleks dengan colloidal gold conjugates yang digunakan untuk
deteksi antigen rekombinan kemudian terjadi perubahan warna pink pada zona test.

IV. Alat dan Bahan


A. Alat
1 Alat tulis 6. Spuite
2 Cup serum 7. Tourniquate
3 Mikropipet dan Tip Pipet 8. Tabung Vacuntainer
4 Pipet tetes 9. Centrifuge
5 Timer
B. Bahan
1 Strip imunokromatografi atau cassette (HIV Test Strip) 4. Kapas Alkohol
2 Diluent atau buffer 5. Tisue/ Kapas Kering
3 Sampel serum
V. Cara kerja
1 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada suhu ruang,
2 Dilakukan pengambilan darah vena dan dimasukkan kedalam tabung vacunteiner
yang tidak ber antikoagulan,
3 Dicentrifuge, untuk memisahkan antara sel darah dengan serum,
4 Cassatte diletakkan pada tempat yang horizontal,
5 Serum dipipet sebanyak 30µl dengan menggunakan mikropipet, dimasukkan kedalam
sumuran cassatte,
6 Ditambahkan 1 tetes buffer, di diamkan selama 15 menit supaya hasil lebih maksimal,
namun pembacaan tidak boleh dibaca lebih dari 20 menit,
7 Hasil yang didapatkan dicatat.

VI. Interpretasi hasil


Positif : Jika terbentuk perubahan warna pada zona control dan test
Negatif : Jika terbentuk perubahan warna pada zona control
Invalid : Tidak terjadi perubahan warna pada zona control dan zona tes, terjadi zona
merah muda hanya pada zona test

VII. Hasil pemeriksaan


Probandus:
Nama : Nn. Ella (21 tahun) dan Nn. Afpriana (21 tahun)
Tanggal Praktikum : 22 Juli 2020
Hasil Pemeriksaan:

(A) (B)

Keterangan:
A. Sampel Nn. Ella (21 th)/Perempuan
Hasil: Negatif (adanya zona merah muda hanya pada zona control saja)
B. Sampel Nn. Afprina (21)/Perempuan
Hasil: Negatif (adanya zona merah muda hanya pada zona control saja)
VIII. Pembahasan
Praktikum HIV ini bertujuan untuk pemeriksaan skrining HIV tipe 1 dan 2 dari
sampel serum dan untuk mengetahui adanya antibody terhadap antigen Human
Imunodefisiency Virus (HIV) pada serum pasien. Cara kerja yang dilakukan untuk test
HIV ini adalah, di siapkan alat dan bahan yang digunakan, kemudian tempatkan
cassatte pemeriksaan pada tempat yang steril dan rata. Sampel diambil dengan
menggunakan mikropipet sebanyak 30 µl kemudian ditambah dengan buffer sebanyak
1 tetes. Baca hasil setelah 15 menit. Pada pemeriksaan ini hasil yang kami dapatkan
dari kedua probandus adalah negative. Pembacaan tidak boleh dilakukan lebih dari 20
menit karena zona yang terbentuk bersifat tidak permanen atau dapat menghilang
ketika sudah terlalu lama, dan dapat menyebabkan hasil menjadi negative palsu atau
terbentuk warna merah muda sehingga menjadi positive palsu (Dian Utari, 2016)
Pemeriksaan HIV dengan menggunakan serum merupakan cara yang umum
dan efisien untuk menentukan seseorang terinfeksi oleh HIV atau tidak, karena serum
merupakan cairan dalam tubuh yang dapat secara spesifik mengetahui tubuh
menghasilkan antibody untuk melawan antigen HIV. Tes antigen P24 pada respon
antibodi pada tahap awal antigen ini akan di produksi dalam jumlah yang tinggi dan
ditemukan di dalam serum. Fungsi buffer pada pemeriksaan ini adalah untuk
melarutkan elemen-elemen yang ada di dalam serum, sehingga dapat memisahkan
derivate lain selain antigen HIV pada serum (Anonim, 2013).
Berdasarkan hasil yang didapatkan pada sampel Nn. Ella (21 th) dan Nn.
Afpriana (21) dapat diketahui bahwa hasil yang didapatkan adalah Negatif atau dalam
sampel serum kedua probandus tersebut tidak mengandung antigen HIV 1+2. Rapid
test untuk deteksi HIV 1+2 ini menggunakan metode immunokromatografi. Apabila
hasil positif akan membentuk warna merah muda pada zona control dan test, jika hasil
negative hanya akan terbentuk warna merah muda pada zona control saja namun
apabila hasil invalid maka timbul warna merah hanya pada zona test saja (Dita
Pratiwi, 2020)
Infeksi HIV dapat merusak sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh
menjadi rentan terhadap berbagai infeksi bakteri, virus, fungi, dan protozoa. Kondisi
demikian menyebabkan seseorang menderita Acquired Immune Deficiency Syndrome
(AIDS). Satu sampai tiga minggu pasca infeksi, ditemukan respon imun spesifik HIV
berupa antibodi terhadap protein gp 120 dan p24, juga ditemukan sel T sitotoksik HIV
yang spesifik. Dengan adanya respon imun yang adaptif tersebut, viremia menurun
dan tidak disertai gejala klinis. Hal ini berlangsung 2-12 tahun, dengan menurunnya
jumlah CD4+ akan menunjukkan gejala klinis. Dalam 3-6 minggu pascainfeksi
ditemukan kadar antigen HIV p24 dalam plasma yang tinggi. Antibodi HIV spesifik
dan sel T sitotoksik menurun, sedangkan p24 meningkat. Perjalanan infeksi HIV
ditandai oleh beberapa fase yang berakhir dengan defisiensi imun. Jumlah sel CD4+
dalam darah mulai menurun di bawah normal 1500 sel/mm3 dan penderita menjadi
rentan terhadap infeksi dan disebut menderita AIDS (Baratawidjaya, 2009).

IX. Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan HIV yang telah dilakukan pada probandus Nn. Ella (21
tahun) dan Nn. Afpriliana (21) tahun, dapat disimpulkan bahwa sampel serum kedua
probandus tidak mengandung antibody HIV 1 dan 2. Karena pada saat dperiksa hanya
muncul warna merah muda pada zona control saja.

Anda mungkin juga menyukai