Disusun Oleh :
Pembimbing Klinik :
Elizabeth E. Wattimena, SKp
Ns. Sara Hutagalung, S.Kep
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
tuntunan dan bimbingan-Nya, sehingga laporan manajemen keperawatan ini boleh
tersusun dan boleh terlaksana.
Adapun judul dari laporan yang kami susun adalah Belum Optimalnya
Catatan Perencanaan Harian Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap Ruangan
G. Maksud kami membuat laporan ini adalah merupakan bagian tugas atau
laporan pertanggung jawaban kelompok selama praktikum klinik Profesi Ners di
Rumah Sakit PGI Cikini – Jakarta Pusat, khususnya untuk Mata Kuliah
Manajemen Keperawatan di Instalasi Rawat Inap Ruangan G. Di samping itu
kami membuat laporan ini untuk menambah pengetahuan mengenai manajemen
keperawatan khususnya tentang Perencanaan Harian Perawat Pelaksana di
ruangan G. Sehingga bisa menjadi acuan ataupun bahan ajaran pada instansi-
instansi yang terkait, terutama bagi mahasiswa, dosen ataupun tim kesehatan
lainnya yang berkecimpung di bidang manajemen keperawatan, terlebih khusus
bagi perawat pelaksana yang ada di Ruangan G RS PGI Cikini.
Kepada semua pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung telah
membantu terlaksananya praktikum profesi ners dan tersusunnya laporan ini,
diantaranya:
1. Direktur Rumah Sakit PGI Cikini – Jakarta Pusat.
2. Rektor Universitas Katolik De la Salle Manado.
3. PPSDM Rumah Sakit PGI Cikini – Jakarta Pusat.
4. Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado.
5. Ketua Program Studi Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Katolik
De La Salle Manado.
6. Pembimbing akademik Profesi Ners.
7. CI/Pembimbing Klinik Profesi Ners di Rumah Sakit PGI Cikini – Jakarta
Pusat.
8. Kepala Ruangan Instalasi Rawat Inap ruangan G Rumah Sakit PGI Cikini –
Jakarta Pusat.
9. Seluruh perawat, dokter dan karyawan yang bertugas di ruangan G yang telah
banyak membantu kelompok selama praktek.
Kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya.
Kami menyadari bahwa laporan yang kami susun ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kami terbuka terhadap kritik ataupun saran yang dapat
menyempurnakan laporan ini. Semoga dengan adanya laporan ini, dapat
bermanfaat bagi para pembaca dalam memperluas dan meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan, khususnya dalam manajemen keperawatan. Tuhan
memberkati kita semua.
Tim penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................4
C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................4
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................5
E. Identifikasi Masalah .....................................................................................6
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep dan Proses Manajemen Keperawatan .............................................7
B. Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) .....................................10
C. Peran dan Fungsi Perawat pada MPKP ......................................................25
D. Perencanaan ................................................................................................29
BAB III ANALISA SITUASI
A. Pengumpulan Data (Man, Material, Method, Machine) ...........................33
B. Analisa SWOT ...........................................................................................52
C. Identifikasi dan Perumusan Masalah .........................................................58
D. POA (Planning Of Action) ........................................................................60
E. Penyelesaian Masalah ................................................................................61
BAB IV PEMBAHASAN
A. Data Pre Implementasi ...................................................................................
B. Implementasi ..................................................................................................
C. Evaluasi ..........................................................................................................
D. Hambatan .......................................................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
LAMPIRAN ...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan adalah suatu proses menyelesaikan suatu
pekerjaan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dengan menggunakan sumber daya secara efektif, efisien dan
rasional dalam memberikan pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang
komprehensif pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik yang sakit
maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Asmuji, 2012).
Profesionalisasi keperawatan merupakan proses dinamis dimana
profesi keperawatan yang telah terbentuk mengalami perubahan dan
perkembangan karakteristik sesuai dengan tuntutan profesi dan kebutuhan
masyarakat. Profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu
yang dirasakan, dinilai, dan diterima secara spontan oleh masyarakat.
Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses
mewujudkan keperawatan sebagai profesi. Sebagai profesi, keperawatan
dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, interpersonal, kemampuan
teknis, dan moral. Keperawatan sebagai pelayanan/asuhan profesional bersifat
humanistis, menggunakan pendekatan holistis, dilakukan berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan, berorientasi pada kebutuhan objektif klien, mengacu pada
standar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai
tuntutan utama. Perawat dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan
keperawatan dengan benar atau rasional dan baik atau etis (Nursalam, 2011).
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi
tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Proses registrasi dan legislasi
keperawatan mulai terjadi sejak diakuinya keperawatan sebagai profesi, sejak
tumbuhnya pendidikan tinggi keperawatan (S1 Keperawatan dan Ners), serta
sejak berlakunya Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan
Permenkes No. 1239/2001 tentang Registrasi dan Praktek Perawat. Namun
pelaksanaan Permenkes No. 1239/2001 tersebut masih perlu mendapatkan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, adapun
masalah yang dapat dirumuskan yaitu belum optimalnya catatan perencanaan
harian perawat pelaksana di Ruang G RS PGI Cikini.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari laporan manajemen keperawatan ini adalah untuk
meningkatkan pelayanan sebagai perawat pelaksana lewat penggunaan
rencana kerja harian perawat pelaksana.
2. Tujuan Khusus
a. Institusi Pendidikan
Untuk menjadi pedoman atau masukan dalam penelitian kesehatan
dan pengembangan Mata Kuliah Manajemen Keperawatan sebagai
bimbingan terhadap mahasiswa yang berkecimpung di bidang
keperawatan khususnya untuk Program Studi Profesi Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado.
b. Rumah Sakit
Untuk menjadi acuan/perbandingan dalam meningkatkan efektifitas
dan efisiensi pelayanan Rumah Sakit khususnya lewat penggunaan
rencana kerja harian perawat pelaksana.
c. Mahasiswa
Untuk menuntun mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan
praktikum Manajemen Keperawatan, mulai dari tahap pengumpulan
data sampai mengimplementasikan serta mengevaluasi masalah yang
ditemui di ruangan.
d. Perawat
Untuk memberikan wawasan, masukan, pembaharuan, bahkan jalan
keluar mengenai masalah-masalah yang terjadi di ruangan terkait
dengan manajemen keperawatan khususnya rencana harian perawat
pelaksana.
e. Pasien
Untuk membantu mengatasi masalah pasien dan kebutuhan pasien
dapat terpenuhi.
D. Manfaat Penulisan
1. Institusi Pendidikan
Dapat menjadi pedoman atau masukan dalam penelitian kesehatan dan
pengembangan Mata Kuliah Manajemen Keperawatan sebagai bimbingan
terhadap mahasiswa yang berkecimpung di bidang keperawatan
khususnya untuk Program Studi Profesi Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Katolik De La Salle Manado.
2. Rumah Sakit
Dapat menjadi acuan/perbandingan dalam meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pelayanan Rumah Sakit khususnya lewat penggunaan rencana
kerja harian perawat pelaksana.
3. Mahasiswa
Dapat menuntun mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan praktikum
Manajemen Keperawatan, mulai dari tahap pengumpulan data sampai
E. Identifikasi Masalah
1. Tinjauan Teoritis
a. Konsep dan Proses Manajemen Keperawatan
b. Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
c. Peran dan Fungsi Perawat pada MPKP
d. Perencanaan
2. Analisa Situasi
1. Pengumpulan Data (Man, Material, Method, Machine)
2. Analisa SWOT
3. Identifikasi dan Perumusan Masalah
4. Planning of Action (POA)
5. Penyelesaian Masalah.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
PA PA PA
PAGI
PA PA PA
PA PA PA
SORE
PA
PA PA PA
MALAM
PA
LIBUR/
PA PA PA
CUTI PA PA
PA
9-10 pasien 9-10 pasien 9-10 pasien
3) Pengarahan
Dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise,
menciptakan iklim motifasi, manajemen waktu, komunikasi
efektif yang mencangkup pre dan post conference, dan
manajemen konflik. Pengarahan yaitu penerapan perencanaan
dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan
sebagai padanan pengarahan adalah pengkoordinasian,
pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan pada akhirnya yang
c. Proses Keperawatan
Proses keperawatan merupakan proses pengambilan keputusan
yang dilakukan perawat dalam menyusun kegiatan asuhan secara
bertahap. Kebutuhan dan masalah pasien merupakan titik sentral
dalam pengambilan keputusan. Pendekatan ilmiah yang fragmatis
dalam pengambilan keputusan adalah :
1) Identifikasi masalah.
2) Menyusun alternatif penyelesaikan masalah.
3) Pemilihan cara penyelesaian masalah yang tepat dan
melaksanakannya.
4) Evaluasi hasil dari pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah.
Seluruh langkah pengambilan keputusan ini tertuang pada langkah-
langkah proses keperawatan yaitu :
1) Pengkajian fokus pada keluhan utama dan eksplorasi lebih
holistic.
2) Diagnosis yaitu menetapkan hubungan sebab akibat dari
masalah masalah keperawatan.
3) Rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah.
4) Implementasi rencana, dan
5) Evaluasi hasil tindakan.
d. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam
sistem pelayanan keperawatan, karena melalui pendokumentasian
yang baik, maka informasi mengenai keadaan Kesehatan pasien
dapat diketahui secara berkesinambungan.
Di samping itu, dokumentasi merupakan dokumen legal tentang
pemberian asuhan keperawatan. Secara lebih spesifik, dokumentasi
berfungsi sebagai sarana komunikasi antar profesi Kesehatan,
sumber data untuk pemberian asuhan keperawatan, sumber data
untuk penelitian, sebagai bahan bukti pertanggung jawaban dan
pertanggung gugatan asuhan keperawatan.
Dokumen dibuat berdasarkan pemecahan masalah pasien.
Dokumentasi berdasarkan masalah terdiri dari format pengkajian,
rencana keperawatan, catatan tindakan keperawatan, dan catatan
perkembangan pasien.
Berdasarkan MPKP yang sudah dikembangkan di berbagai
rumah sakit, Hoffart & Woods (1996) menyimpulkan bahwa MPKP
tediri lima komponen yaitu nilai – nilai professional yang merupakan
D. Perencanaan
Perencanaan merupakan fungsi dasar manajemen. Perencanaan adalah
pandangan ke depan dan merupakan fungsi yang paling penting tentang suatu
rencana kegiatan yang berisi tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara
mencapainya, tempat kegiatan tersebut dilaksanakan, bagaimana
indikator/tolak ukur untuk mencapai tujuan serta kegiatan apa yang harus
dilakukan selanjutnya atau berkelanjutan.
Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan
profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan
keperawatan dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan melihat
pentingnya fungsi perencanaan, dibutuhkan perencanaan yang baik dan
profesional. Perencanaan yang baik harus berdasarkan sasaran, bersifat
sederhana, mempunyai standar, fleksibel, seimbang, dan menggunakan
BAB III
ANALISA SITUASI
A. Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data ini dilakukan di Ruangan G Rumah Sakit
PGI Cikini – Jakarta Pusat. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 19
– 23 April 2016 dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan
angket. Adapun yang menjadi sasaran dari pengumpulan data ini adalah Man,
Material, Method, dan Machine yang ada di ruangan G tersebut. Selain itu,
yang menjadi responden dalam pengumpulan data adalah perawat dan pasien.
1. Sumber Daya Manusia (M1-Man)
a. Struktur Organisasi
Instalasi Rawat Inap G RS PGI Cikini dipimpin oleh Kepala
Ruangan dan dibantu oleh CCM (Clinical Care Manager), 2 Ketua
Tim, 19 Perawat Pelaksana, Pegawai Administrasi bersama
Pembantu Perawat (POS) 3 orang, serta Cleaning Service 3 orang.
Adapun Struktur Organisasi Ruang G adalah sebagai berikut.
Kepala Ruang
CCM
Perawat Associate I
1.
Perawat Associate II
1. PAD
2.
2. POS
3.
3.
4.
4.
5.
5.
6.
6.
7.
7.
8.
8.
9.
9.
10.
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
S-1 Ners DIII
Keperawatan
12
10
0
PK 0 PK 1 PK 2 PK 3
PK 0 PK 1 PK 2 PK 3
c. Pasien
Adapun jumlah pasien selama 1 bulan (Bulan Maret 2016)
berdasarkan data di ruangan adalah sebagai berikut:
Rata-rata pasien
Tingkat Ketergantungan Pasien Jumlah Pasien
per hari
Perawatan Minimal (Self Care) 1 0,03
Perawatan Parsial (Intermediate
578 18,67
Care)
Perawatan Total (Total Care) 111 3,58
JUMLAH 690 22.28
d. Pengaturan Ketenagaan
Jumlah tenaga yang diperlukan bergantung dari jumlah pasien
dan tingkat ketergantungannya. Dalam mengetahui jumlah tenaga
yang dibutuhkan menggunakan perhitungan tenaga menurut metode
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Kepuasan Jam Kerja Kejelasan Pembagian Tugas
Ya Tidak
b. Fasilitas Ruang G
Daftar Inventaris Alat Kesehatan
No. Nama Alat Jumlah Keterangan
1. Tensimeter Nova 3 2 baik, 1
rusak
2. Stetoskop 4 Baik
3. Thermometer 2 Baik
4. Nebulizer 2 Baik
5. Kursi Roda 2 Baik
6. Suction Unit 1 Baik
7. Brancard + Transfer Bed 1 Baik
8. Infus Pump 4 Baik
9. Alat tes gula darah Aqu Check 1 Baik
10. Pube Oxymetri 1 Baik
11. Syringe Pump 2 Baik
3. Metode (M3-Method)
a. Penerapan MAKP
Dari hasil pengumpulan data tentang Model Asuhan Keperawatan
yang digunakan saat ini didapatkan bahwa model yang digunakan adalah
modifikasi Metode Tim Primer. Sebanyak 13 dari 15 perawat yang
dibagikan angket (87 %) menyatakan mengerti/memahami model yang
digunakan dan 67 % menyatakan cocok dengan model yang ada.
Mengenai efektifitas dan efisiensi model asuhan keperawatan,
didapatkan bahwa dengan menggunakan model yang sekarang ini 53 %
perawat menjawab bahwa model asuhan keperawatan tersebut
menjadikan lama rawat inap bagi pasien semakin pendek dan 47 %
menjawab bahwa model asuhan keperawatan tersebut tidak manjamin
lama perawatan pasien menjadi pendek. Dengan adanya model asuhan
keperawatan tersebut telah terjadi peningkatan kepercayaan pasien
terhadap ruangan. Model asuhan keperawatan tersebut tidak mempersulit
pekerjaan yang ada. Di samping itu, 60 % perawat mengatakan bahwa
model asuhan keperawatan tersebut tidak memberatkan dalam
pembiayaan. Model asuhan keperawatan ini tidak banyak mendapat
kritikan dari pasien.
Pelaksanaan model asuhan keperawatan dengan metode modifikasi
tim primer telah mendukung terlaksananya komunikasi adekuat antar
perawat dan tim kesehatan lain. 87 % perawat mengatakan bahwa
b. Overan
Berdasarkan pengumpulan data diperoleh bahwa overan dilakukan
tiga kali dalam sehari, yaitu dari malam ke pagi pukul 07.00 WIB, dari
pagi ke sore pukul 14.00 WIB, dan dari sore ke malam pukul 21.00 WIB.
Berdasarkan observasi overan dilaksanakan sudah lebih dari 30 menit
dan seringkali selesai tidak tepat waktu. Hal ini disebabkan karena saat
overan berlangsung, ada perawat yang langsung memberikan tanggapan
tentang masalah yang dioverkan, sehingga waktu overan menjadi
semakin panjang. Sebaiknya kesempatan untuk memberikan
tanggapan/masukan nanti seluruh kegiatan overan selesai, sehingga dapat
menghemat waktu overan. Di samping itu, penyebab overan berlangsung
lama yaitu adanya visite dokter bertepatan dengan waktu overan,
sehingga kegiatan overan sering terganggu. Overan dipimpin oleh Kepala
Ruangan dan dihadiri oleh semua perawat yang berkepentingan. Sebelum
operan dilaksanakan para perawat yang ada mempersiapkan hal-hal yang
berkaitan dengan pasien seperti status pasien, list pasien, terutama
rencana tindakan yang akan dilakukan terhadap masing-masing pasien.
Seluruh perawat yang ada telah mengetahui hal-hal apa yang harus
disampaikan saat pelaporan operan. Semua yang dilaporkan saat overan,
baik sebelum maupun sesudah overan, semuanya dicatat dalam buku
laporan. 70 % perawat mengatakan bahwa tidak ada kesulitan dalam
mendokumentasikan laporan.
Setelah melakukan overan di Kantor Perawat, masing-masing tim
langsung menuju ke ruang perawatan pasien untuk melakukan interaksi
80%
60%
40%
20%
0%
Ronde Keperawatan
Sudah Optimal Belum Optimal
d. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh
perawat (Nursalam,2002). Terdapat 87 % perawat mengatakan bahwa
sudah mengetahui tentang sentralisasi obat. 80 % perawat menyatakan
bahwa sudah pernah diberi wewenang dalam urusan sentralisasi obat.
100 % perawat menyatakan bahwa sudah ada format daftar pengadaan
tiap-tiap macam obat seperti: oral, injeksi, supositoria, infus, insulin, dan
obat gawat darurat.
Mengenai format persetujuan sentralisasi obat dari pasien/keluarga
pasien, 73 % perawat menyatakan bahwa di ruangan telah menggunakan
format tersebut. Selama ini juga proses penerimaan obat dari
pasien/keluarga pasien sudah berjalan dengan baik. Di ruangan telah
tersedia lemari khusus untuk penyimpanan/sentralisasi obat, bahkan obat-
obatan untuk pasien telah diletakkan dalam kotak obat dan
dikelompokkan berdasarkan kamar dan bed pasien yang bersangkutan.
Selain itu, untuk meminimalisir kesalahan pemberian obat, obat-obatan
tersebut telah diberi label/barcode. Semua perawat sudah mengetahui
cara penyimpanan obat secara baik dan benar atau sesuai dengan SOP
Rumah Sakit.
100%
98%
96%
94%
92%
90%
88%
86%
84%
Pendokumentasian Askep
4. Pembiayaan (M4-Money)
tidak dikaji
5. Mutu (M5-Machine)
Dari hasil Audit pada Bulan September – Desember 2016, mutu asuhan
keperawatan berdasarkan persepsi pasien memiliki nilai rata-rata 73,27 %.
Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan mutu pelayanan dari tahun
sebelumnya.
Sedangkan berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan, diperoleh
bahwa 78 % pasien mengatakan bahwa perawat memperkenalkan diri pada
pasien. Dalam melayani pasien, perawat selalu bersikap sopan dan ramah.
Saat menerima pasien baru, perawat selalu menjelaskan peraturan dan tata
tertib Rumah Sakit, fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit, dan tempat-tempat
mana yang paling penting untuk kelancaran perawatan seperti kamar mandi,
ruang perawat, administrasi.
Perawat juga selalu menjelaskan tujuan perawatan yang akan dilakukan
pada pasien, sehingga pasien/keluarga dapat mengerti mengenai tindakan
yang akan diberikan. Kepala ruang maupun perawat pelaksana lainnya wajib
B. Analisa SWOT
No. Pengumpulan Data Strengths Weaknesses Opportunities Threats
(Kekuatan/Kelebihan) (Kelemahan/Kekurangan) (Peluang/Kesempatan) (Ancaman)
1. M1- Man 1. Sudah 1. 80 % perawat tidak 1. Adanya kemauan 1. Masih ada
(Sumber Daya menggunakan puas dengan pemberian dari perawat untuk perawat yang
Manusia) Struktur Organisasi beasiswa atau pelatihan meningkatkan belum memiliki
dengan MPKP pendidikan kemampuan kerja STR/dalam
modifikasi Tim keperawatan. melalui kepengurusan
Primer. 2. Kurangnya pelatihan/pendidik 2. Adanya tuntutan
2. Jenis Ketenagaan : kesejahteraan perawat an tambahan. akreditasi Rumah
S1-Ners 5 orang seperti tidak sesuainya 2. Adanya program Sakit dengan UU
D3 Keperawatan 18 jumlah pendapatan akreditasi RS Akreditasi
orang dengan latar belakang dimana MPKP Rumah Sakit No
POS 3 orang nama. adalah salah satu 12 tahun 2012
PAD 1 orang 3. 52,17 % perawat masih penilaian. bahwa akreditasi
Cleaning Service 3 PK 1/ pengalaman bertujuan
orang masih minim. meningkatkan
3. PK0 sebanyak 3 4. 60 % Perawat tidak keselamatan
orang (13,04 %), merasa puas dengan pasien Rumah
PK1 sebanyak 12 jumlah jam kerja. Sakit dan
orang (52,17 %), 5. Kesempatan untuk meningkatkan
PK2 sebanyak 2 mengambil cuti dalam perlindungan
orang (8,69 %), dan waktu 1 minggu masih bagi pasien,
PK3 sebanyak 6 belum merata. masyarakat,
orang (26,08 %) 6. 53 % perawat sumber daya
4. BOR 89,35 % mengatakan bahwa manusia Rumah
5. Tenaga pembagian tugas di sakit dan rumah
keperawatan ruangan belum jelas sakit sebagai
RS PGI Cikini – Jakarta Pusat
51
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
PROFESI NERS
baik. melengkapi
4. Peralatan yang ada sarana dan
sudah lengkap prasarana.
untuk perawatan 4. Tuntutan
pasien. akreditasi Rumah
5. Jumlah alat sudah Sakit.
sesuai dengan rasio 5. Makin tingginya
pasien. kebijakan
6. Perawat mengerti pemerintah
cara menggunakan dalam pelayanan
semua alat kesehatan dengan
perawatan pasien. adanya program
BPJS.
6. Adanya
pembangunan
gedung
bertingkat di
sekitar RS yang
menyebabkan
pergeseran tanah
sehingga
beberapa ruangan
tidak beroperasi.
3. M3-Method 1. Ruang G sudah 1. Overan terlalu lama dan 1. Adanya 1. Tuntutan
(Metode) menggunakan seringkali selesai tidak kesempatan akreditasi Rumah
MPKP model tepat waktu. mendukung Sakit.
modifikasi Metode 2. Perawat pelaksana terlaksanya 2. No. 36 tahun
Tim Primer. tidak memiliki komunikasi 2009 tentang
keperawatan)
9. Sebagian besar
perawat telah
mengerti dengan
pelaksanaan ronde
keperawatan.
10. Perawat sudah
mengerti dengan
sentralisasi obat.
11. Tersedia format
daftar pengadaan
tiap-tiap obat.
12. Terdapat media
penyimpanan obat
dan barcode untuk
label obat.
13. Perawat sudah
mengerti tentang
supervisi.
14. Supervisi dilakukan
oleh Kepala
Ruangan setiap
bulan dan setiap
minggu.
15. Semua perawat
sudah mengerti
tentang Discharge
Planning.
manusia Rumah
sakit dan rumah
sakit sebagai
Institusi.
3. Adanya tuntutan
yang tinggi dari
masyarakat untuk
pelayanan yang
lebih profesional
4. Adanya tuntutan
dari Rumah sakit
untuk setiap
tindakan
keperawatan
harus mengikuti
SOP yang telah
dibuat oleh
Rumah Sakit
5. Adanya UU
Keperawatan No.
36 tahun 2009
tentang
keselamatan
pasien, terdapat
pada pasal 53
ayat 3.
Masalah : Belum optimalnya penggunaan rencana harian perawat pelaksana yang mempengaruhi efektifitas dan efisiensi kerja harian
perawat.
Indikator Alat dan
Tujuan Uraian kegiatan Waktu Prosedur/ Strategi PIC Sasaran
keberhasilan Metode
Meningkatkan 1. Perawat 1. Pembuatan desain 29 April – 1. Mendesain format rencana Cyntia Perawat
efektifitas dan mengetahui rencana kerja harian 01 Mei kegiatan harian agar bisa Lumintang yang
efisiensi rencana kerja 2016 lebih mudah dan efisien bertugas
pelayanan yang akan dalam pengisiannya. di
sebagai dilakukannya ruangan
perawat setiap hari 2. Sosialisasi tentang 10 Mei 2. Melakukan presentasi awal Fidy Sada G Format
pelaksana 2. Perawat format rencana kerja 2016 di ruangan untuk rencana kerja
dengan menggunaka harian sesuai shift menjelaskan tentang harian
menggunakan n format format pembuatan rencana
lembar rencana rencana kerja kerja harian perawat.
kerja harian harian setiap
perawat hari sesuai 3. Implementasi 10 – 11 3. Bersama dengan perawat Christien Format
shift tentang penggunaan Mei 2016 pelaksana melakukan Bopeng rencana kerja
format rencana kerja implementasi tentang dan harian
harian penggunaan format rencana Sustianti
kerja harian sesuai shift. Tamara
E. Penyelesaian Masalah
Pengumpualan data dilakukan dengan memberi angket tentang M1
(Manusia/ketenagaan), M2 (material/sarana dan prasarana), M3 (metode), M5
(mutu); dan mengobservasi situasi serta kondisi diruangan, terkait dengan
manajemen keperawatan yang dilaksanakan di ruang G. Untuk lebih
memfokuskan masalah, kelompok melakukan wawancara dengan kepala
ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana sehingga kelompok menemukan
beberapa masalah tentang manajemen keperawatan. Dari beberapa masalah
tersebut kelompok menyusun prioritas masalah terkait manajemen
keperawatan. Prioritas masalah yang telah tersusun, kelompok diskusikan
dengan kepala ruangan untuk menentukan masalah mana yang
implementasinya paling dibutuhkan oleh ruangan. Hasil diskusi dengan
kepala ruangan adalah prioritas masalah yang akan diangkat oleh kelompok
yaitu: Belum optimalnya Catatan Perencanan harian perawat pelaksana
berhubunganan dengan tidak ada keseragaman catatan harian perawat
pelaksana sehingga pencatatannya belum teratur yang mempengaruhi
efektifitas dan efisiensi kerja harian perawat.
Perencanaan tindakan yang dilakukan oleh kelompok dalam mengatasi
masalah tersebut adalah dengan membuat format rencana kerja harian
perawat pelaksana dengan tujuan akan sangat membantu perawat dalam
mengarahkan kegiatan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien serta
menunjang dalam serah terima dengan ketua tim.
Implementasi dilakukan selama 2 hari yang dimulai dengan
mensosialisasikan format rencana kerja harian perawat pelaksana dan
meminta masukan untuk perbaikan format agar sesuai dengan keperluan
perawat pelaksana. Hari kedua dilanjutkan dengan membagikan format
rencana kerja harian perawat pelaksana dan memberikan petunjuk
penggunaan format tersebut pada perawat dinas pagi, sore dan malam.
Evaluasi dilakukan pada hari ketiga.
BAB IV
PEMBAHASAN
53% 47%
Baik
Kurang Baik
b. Serah Terima
Serah terima dilakukan tiga kali sehari yaitu pada setiap pergantian
Shift. Serah terima seharusnya dilaksanakan 30 menit namun yang
dilaksanakan dibangsal G sering lebih dari waktu yang ditentukan.
Menurut Nursalam (2012) yang perlu diperhatikan dalam serah
terima adalah informasi yang disampaikan harus akurat, singkat,
sistematis dan menggambarkan kondisi pasien saat itu. Informasi tersebut
dapat diperoleh dari Perawat Pelaksana.
Berdasarkan hasil observasi, 100% Perawat pelaksana diruang G
hanya memiliki catatan pribadi yang berbeda antara perawat yang satu
dengan yang lain sehingga Informasi yang disampaikan Ketua Tim
kepada Anggota Tim kurang dipahami dan diperlukan pengulangan
informasi yang membutuhkan waktu untuk menjelaskan kembali. Hal ini
dikarenakan perawat belum memiliki format rencana kerja yang seragam
yang akan mempengaruhi juga dalam pelaksanaan serah terima sebagai
bentuk komunikasi antar perawat.
B. Implementasi
Implementasi dimulai pada tanggal 10 Mei 2016 dengan sosialisasi,
penjelasan penggunaan format rencana kerja harian dan berdiskusi dengan
perawat pelaksana, ketua tim, CCM dan kepala ruang tentang format tersebut
yang telah direncanakan dan didesain terlebih dahulu.
Dari diskusi tersebut, kelompok mendapatkan masukan, kelompok
merevisi format rencana kerja harian tersebut agar sesuai dengan keperluan
perawat pelaksana diruangan G.
Implementasi selanjutnya pada tanggal 11 Mei 2016 – 12 Mei 2016
dengan membagikan format rencana kerja harian perawat pelaksana dan
memberikan petunjuk penggunaan format tersebut pada perawat dinas sore,
malam dan pagi.
C. Evaluasi
Tabel 4.1 Presentase perawat pelaksana yang menggunakan catatan
perencanaan harian pada saat implementasi.
Perawat pelaksana
Shift
Menggunakan Presentase Tidak Presentase
Sore 5 100% 0 0%
Malam 2 100% 0 0%
Pagi 4 100% 0 0%
Jumlah 11 100% 0 0%
Tahap evaluasi dilakukan selama 2 hari yaitu pada tanggal 11 Mei 2016
(shift sore dan shift malam) sampai 12 Mei 2016 (shift pagi). Dari
keseluruhan perawat pelaksana yang berjumlah 19 orang, 11 diantaranya
dinas saat kelompok melakukan implementasi. 11 orang perawat pelaksana
tesebut telah menggunakan catatan perencanaan harian yang dibuat dan
dibagikan oleh kelompok dengan presentasi 100%.
Dengan Pemberian implementasi maka kelompok mendapatkan hasil sebagai
berikut :
1. Tersedianya catatan perencanaan harian perawat pelaksana yang
seragam.
Setelah dilakukan implementasi dengan memberikan format catatan
perencanaan harian perawat pelaksana dan telah digunakan oleh perawat
pelaksana yang dinas pada saat dilakukan implementasi maka kelompok
menyimpulkan bahwa telah ada keseragaman dalam penulisan catatan
perencanaan harian perawat pelaksana yang ada di ruang G.
2. Serah terima
Setelah adanya keseragaman dalam penulisan catatan perencanaan harian
perawat pelaksana di ruang G, serah terima yang dilaksanakan berjalan
lancar dan selesai tepat pada waktunya.
3. Ketua tim lebih mudah mengevaluasi rencana keperawatan yang telah
dilaksanakan oleh perawat pelaksana.
D. Hambatan
Format yang diisi belum lengkap, hal ini disebabkan karena format yang
diberikan masih baru sehingga masih perlu penyesuaian perawat pelaksana
dalam penggunaannya dan perlu diberikan sosialisasi, motivasi, supervisi
setiap hari dari ketua tim dan kepala ruangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Manajemen keperawatan adalah suatu proses menyelesaikan suatu
pekerjaan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dengan menggunakan sumber daya secara efektif, efisien dan
rasional dalam memberikan pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang
komprehensif pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik yang sakit
maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Asmuji, 2012)
2. Model Praktik Keperawatan Profesional merupakan penataan struktur dan
proses sistem pemberian asuhan keperawatan pada tingkat ruang rawat
sehingga memungkinkan pemberian asuhan keperawatan profesional
(Ratna Sitorus dan Rumondang Panjaitan, 2011).
3. Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara
matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990).
4. Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan di ruangan G, prioritas
masalah yang diperoleh adalah belum optimalnya penggunaan
perencanaan harian perawat pelaksana yang mempengaruhi efektifitas dan
efisiensi kerja harian perawat
5. Rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk
sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya. Kegiatan tersebut
meliputi: serah terima, pre conference dan post conference, melaksanakan
tindakan asuhan keperawatan, dan mendokumentasikan asuhan
keperawatan.
6. Dengan adanya format catatan perencanaan kegiatan harian perawat
pelaksana maka semua catatan harian perawat pelaksana akan ada
keseragaman, dapat menjadi referensi saat serah terima, membantu Kepala
Ruang dan Ketua Tim dalam mengevaluasi kinerja perawat pelaksana,
B. Saran
1. Institusi Pendidikan
Diharapkan makalah ini dapat menjadi pedoman atau masukan dalam
penelitian kesehatan dan pengembangan Mata Kuliah Manajemen
Keperawatan sebagai bimbingan terhadap mahasiswa yang berkecimpung
di bidang keperawatan khususnya untuk Program Studi Profesi Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado.
2. Rumah Sakit
Diharapkan penggunaan format catatan perencanaan kerja harian perawat
pelaksanaan, dapat menjadi acuan/perbandingan dalam meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pelayanan Rumah Sakit.
3. Perawat
Diharapkan dengan adanya format catatan perencanaan harian perawat
pelaksana, perawat tidak lagi menggunakan buku catatan pribadi tetapi
dapat menggunakan format yang telah tersedia untuk keseragaman dan
kemudahan dalam pencatatan rencana harian.
4. Mahasiswa
Setelah menyelesaikan praktikum Manajemen Keperawatan, diharapkan
mahasiswa sudah mampu melakukan pengumpulan data dengan metode 5
M (Man, Material, Method, Money, dan Machine) serta mampu
menerapkan proses manajemen keperawatan (Planning, Organizing,
Actuating, dan Controling). Serta menjadi change agent dalam penerapan
format catatan perencanaan harian perawat pelaksana
DAFTAR PUSTAKA
Kelliat, Budi Anna dan Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional
Jiwa. Jakarta : EGC.