Anda di halaman 1dari 4

Analisis Perancangan Sebuah Evaporator Jenis Shell And Tube Bagi

Sistem Pengkondisian Udara


Ramon Trisno1 & Joko Binangun2
1
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, Jakarta.
Jalan Limau II, Kebayoran Baru, Jakarta 12130. Indonesia.
Telp: +62-21-7256659, Fax: +62-21-7256659.
2
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Pancasila, Jakarta.
Kampus Srengseng Sawah, Jagakarsa
Jakarta 12640, Indonesia
Telp.+62-21-7270086 Ext. 104 dan 112
Fax.:+62-21-7864721/7271868
E-mail: ramontrisno@gmail.com

Abstrak:
Evaporator jenis shell and tube dengan fluida kerja propana (R-290)
dan air pada sistem pengkondisian udara dirancang untuk menurunkan
temperatur ruangan sebesar 12ºC membutuhkan laju perpindahan kalor
sebesar 240,86 kW. Untuk kemudian dilakukan langkah perhitungan
perancangan dan optimasi sebagai solusi untuk memperoleh hasil disain
yang ekonomis dengan jumlah pipa dan diameter shell yang seminimal
mungkin.

Kata kunci: pengkondisian udara, sistem tata udara, perpindahan kalor

1 PENDAHULUAN Penelitian ini membatasi perancangan


evaporator jenis shell and tube menggunakan
Penggunaan freon sintetis pada mesin
bahan tembaga yang akan digunakan pada
pengkondisi udara akan berdampak negatif
sistem pengkondisian udara untuk gedung bank
terhadap lingkungan. Freon tersebut akan
Resona Perdania lantai 8 di jalan Jend. Sudirman
terdifusi pada lapisan stratosfer dan mengalami
Kav 40-41 Jakarta 10210 Indonesia, dengan luas
pemutusan ikatan kimia oleh radiasi sinar
bangunan ialah 759 m2.
ultraviolet sehingga menghasilkan klorida bebas
yang dapat mengikat suatu atom oksigen dari 2 TINJAUAN PUSTAKA
molekul ozon (O3), kemudian mengubahnya
menjadi molekul oksigen (O2). Alat penukar kalor adalah suatu alat yang
Salah satu solusi dalam mengatasi dapat menghasilkan perpindahan kalor dari satu
permasalahan tersebut adalah mengganti fluida ke fluida lain. Proses perpindahan kalor
penggunaan freon sintetis dengan freon terjadi antara dua fluida yang dipisahkan oleh
non sintetis yang ramah lingkungan dengan suatu batas dengan temperatur yang berbeda.
merancang sistem pengkondisian udara yang Suatu evaporator dalam sistem refrigerasi
menggunakan evaporator jenis shell and tube adalah alat penukar kalor yang memindahkan
dengan fluida kerja berupa propana (R-290) dan panas dari zat yang didinginkan ke refrigeran
air untuk menurunkan temperatur aliran udara yang menguap.
pada koil pendingin sebesar 12ºC Tujuan dari sistem refrigerasi tersebut
Penelitian ini bertujuan untuk merancang adalah membebaskan panas dari udara, air, atau
evaporator jenis shell and tube pada sistem beberapa fluida lainnya.
pengkondisian udara dengan fluida kerja propana
(R-290) dan air. Pada sistem pengkondisian
udara diketahui temperatur aliran udara keluar
koil pendingin yang diinginkan adalah sebesar
17ºC dengan temperatur aliran udara masuk koil
pendingin sebesar 29ºC.
Rekayasa Teknologi Vol. 2, No. 2, 2011 41
Gambar 1 Komponen-komponen shell and tube
Gambar 3 Skema sederhana diagram aliran
udara pendingin ruangan
Tujuan utama perhitungan perancangan
sebuah alat penukar kalor, termasuk didalamnya
evaporator, adalah menentukan dimensi utama 2 ANALISIS PERHITUNGAN
tersebut yaitu luas permukaan perpindahan
panasnya yang kemudian diwakili oleh besaran Sebagai langkah awal perhitungan
jumlah pipa yang harus disediakan dan diameter perancangan dibutuhkan data-data kondisi aliran
shell-nya untuk menentukan kriteria perancangan udara yang melewati koil pendingin beserta
tertentu. debitnya, aliran air dingin yang melewati koil
pendingin beserta laju alir massanya, dan aliran
Makalah ini berisi tentang langkah-langkah
refrigeran yang melewati evaporator. Perincian
perhitungan termal perancangan sebuah
data tersebut adalah :
evaporator jenis shell and tube, langkah
utama perhitungan tersebut diawali dengan 1. Temperatur udara masuk, (Tui) = 29ºC = 302 K
perhitungan temperatur rata-rata aliran fluida, 2. Temperatur udara keluar, (Tuo) = 17ºC = 290 K
laju perpindahan kalor, beda temperatur rata- 3. Temperatur air masuk, (Twi) = 31ºC = 304 K
rata logaritmik, diameter shell, jumlah pipa dan
lainnya. 4. Temperatur refrigeran masuk, (Tri) = 5ºC= 278 K
Evaporator jenis shell and tube yang menjadi 5. Temperatur refrigeran yang keluar, (Tro) = 5 ºC
objek studi berfungsi sebagai pendingin aliran = 278 K
air seperti dijelaskan pada skema di bawah ini. 6. Debit udara yang masuk, (qu) = 16,89 m3/s
Air dingin tersebut kemudian digunakan untuk
mendinginkan aliran udara ruangan melalui koil 7. Laju alir massa air yang masuk, () = 40 kg/s
pendingin. Skema sederhana instalasi mesin Dengan data-data tersebut dapat dilakukan
pendingin tersebut adalah berikut : langkah-langkah perhitungan perancangan
evaporator jenis shell and tube tersebut.
Besarnya temperatur rata-rata udara dapat
diperoleh menggunakan persamaan :

Tuo + Tui
Tu = = 296 K
2
Maka diperoleh :
a. Massa jenis aliran udara, ρu = 1,1801 kg/m3
b. Kalor jenis aliran udara, cpu = 1007 J/kg K

Laju perpindahan kalor yang dibutuhkan


untuk menurunkan temperatur aliran udara dapat
diperoleh dengan menggunakan persamaan:
Qu = m u c pu (Tuo − Tui ) = 240857W
Gambar 2 Instalasi mesin pendingin udara ruangan
yang menggunakan evaporator jenis shell and tube

42 Rekayasa Teknologi Vol. 2, No. 2, 2011


Besarnya temperatur aliran air keluar dapat kondensasi sebesar 40ºC. Sehingga dari tabel
dihitung dengan menggunakan persamaan: sifat termodinamik R-290 (propane) didapatkan
hg,e = 578720 J/kg dan hf,k = 304480 J/kg.
Besarnya laju alir massa refrigeran dapat
 Q  
Two = −  u  −T  dihitung dengan menggunakan persamaan:
 m w c pw  wi  Qr
   m r = = 0,8783 kg/s
h g ,e − h f , k
Pada langkah perhitungan ini harga cpw tidak
diketahui, maka dilakukan langkah trial and Besarnya nilai beda temperatur rata-rata
error untuk mencari besarnya harga Two, sehingga logaritmik, ∆Tm dapat diperoleh dari persamaan:
didapatkan cpw = 4178 J/kg.K dan Two = 302,6 K.

Dari besarnya temperatur rata-rata air tersebut


dapat diperoleh sifat aliran air, yaitu: ∆Tm =
(Twi − Tro ) − (Two − Tri )
= 25 ,3 K
a. Massa jenis aliran air, ρw = 995,57 kg/m3  T − Tro 
ln  wi 
b. Kalor jenis aliran air, cpw = 4180,1 J/kg K  Two − Tri 
c. Viskositas dinamik air, µw = 7,95 x 10-4 Pa s Besarnya beda temperatur rata-rata logaritmik
d. Konduktivitas termal aliran air, dipengaruhi oleh nilai faktor koreksi-nya. Alat
penukar kalor jenis shell and tube pada umumnya
kw = 0,61567 W/m K memiliki nilai faktor koreki sebesar 0,9. Besarnya
e. Bilangan Prandtl aliran air, Prw = 5,3988 beda temperatur rata-rata sebenarnya, LMTD
f. Viskositas kinematik aliran air, dapat diperoleh menggunakan persamaan:
υw = 7,98708 × 10-7 m2/s
LMTD = Fc ∆Tm = 2 ,7 K

Besarnya temperatur rata-rata aliran Dengan menggunakan data tabel hambatan


refrigeran diperoleh dengan menggunakan termal fluida dan pemilihan nilai surface over
persamaan: design, dimana :
Af/Ac = 1,25
Rfi = 0,0002 m2K/W
Tro + Tri
Tr = = 278 K Rfo = 0,0001 m2K/W
2 ΣRf = 0,0003 m2K/W
Dari besarnya temperatur rata-rata aliran Maka besarnya harga koefisien perpindahan
refrigeran tersebut dapat diperoleh sifat aliran panas global pada kondisi bersih dapat dihitung
refrigeran pada lampiran 3 tabel sifat refrigeran dengan menggunakan persamaan:
(R-290), yaitu:
a. Massa jenis aliran refrigeran, ρr = 522,02 kg/m3  Af  
  − 1
b. Kalor jenis aliran refrigeran, cpr = 2540,2 J/  A  
  
Uc = 
c
kg.K = 833,3 W/m 2 K
ΣR f
c. Viskositas dinamik aliran refrigeran, µr =
0,00011954 Pa.s Kemudian besarnya harga koefisien
d. Konduktivitas termal aliran refrigeran, kr = perpindahan panas global dengan
0,10352 W/m.K memperhitungkan lapisan fouling, Uf dapat
diperoleh dengan menggunakan persamaan:
e. Bilangan Prandtl aliran refrigeran, Prr =
2,9333
−1
f. Viskositas kinematik aliran refrigeran, υr =  1 
U f =  + ΣR f  = 666,6 W/m 2 K
2,28995 × 10-7 m2/s Uc 
Mesin pendingin pada sistem pengkondisian
Besarnya luas permukaan luar pipa dapat
udara ini diasumsikan memiliki temperatur
diketahui dengan menggunakan persamaan:
evaporasi sebesar 5ºC dan temperatur
Rekayasa Teknologi Vol. 2, No. 2, 2011 43
panas global sebesar 666,67 W/m2 K
Qw d. Data-data geometrik yang didapat adalah :
Ao = = 15 ,8 m 2 • Luas permukaan pipa = 15,88 m2
U f LMTD
• Diameter shell = 0,229
Dengan menggunakan data hasil perhitungan • Jumlah pipa = 266
sebelumnya dan pemilihan beberapa parameter,
dimana : DAFTAR KEPUSTAKAAN
CL = 0,875 [1] Liu Hongtan, Kakac Sadik. Heat Exchanger
PR = 1,25 Selection, Rating, and Thermal Design. US:
CTP = 0,8 CRC Press (2002).
L =2m
do = 0,00952 m [2] Shah Ramesh K, Sekulic Dusan P.
Fundamental Of Heat Exchanger Design.
Maka, besarnya diameter shell dapat New Jersey: John Wiley & Sons, Inc (2003).
diperoleh dengan menggunakan persamaan :
[3] Zainnudin, Studi Eksperimental Efektivitas
Alat Penukar Kalor Shell and Tube. Medan
: Universitas Sunatra Utara (2006).
[4] Pudjanarsa, Astu. Mesin Konversi Energi.
Sehingga, dari hasil perhitungan diatas, Surabaya: Penerbit ANDI (2006).
jumlah pipa dapat dihitung dari persamaan :
[5] Cengel. A. Yunus.Fundamental of Thermal
Fluid Sciences. University of Nevada, Reno
(2001).
[6] Arora CP. 2001. Refrigeration and air
conditioning second edition. Singapore: Mc
Graw Hill.
3 SIMPULAN
[7] http://sttib.wordpress.com. 1 juli 2011.
Makalah ini membahas tentang perhitungan 13:27.
perancangan bagi sebuah evaporator jenis shell
and tube yang merupakan komponen utama
pada instalasi pengkondisian udara bangunan
perkantoran. Sebagai fluida kerja pendingin
adalah refrieran R-290, sedangkan media
perantaranya adalah aliran air. Rangkaian
perhitungan perancangan evaporator tersebut,
dengan batasan perancangan tertentu telah
ditetapkan sebelumnya. Dari hasil perancangan
ini dapat disimpulkan bahwa :
a. Evaporator jenis shell and tube dengan fluida
kerja propana (R-290) dan air dirancang
untuk menurunkan temperatur aliran udara
pada koil pendingin sebesar 12ºC yang
membutuhkan laju perpindahan kalor 240,86
kW.
b.
Temperatur rata-rata aliran refrigeran
diperoleh sebesar 278 K, dengan laju aliran
sebesar 0,8783 kg/s, didapatkan LMTD
sebesar 22,7 K dengan faktor koreksi sebesar
0,9 untuk alat penukar kalor jenis shell and
tube.
c. Dengan memperhitungkan lapisan fouling,
didapatkan harga koefisien perpindahan
44 Rekayasa Teknologi Vol. 2, No. 2, 2011

Anda mungkin juga menyukai