Bab I, Ii, Iii, Iv
Bab I, Ii, Iii, Iv
BAB I
PENDAHULUAN
120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
Saat ini, angka kematian karena tekanan darah di Indonesia sangat tinggi.
nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 67% dari populasi
hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal,
tubuhnya, merasakan nyeri pada tubuhnya, nyeri kepala yang disertai mual
muntah, ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
pusat.
dan pengobatan yang tepat agar tidak menimbulkan komplikasi dan gangguan
Februari tahun 2017 di ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Islam
mengeluh pusing sebanyak 75%, sulit berbicara 25%, sulit bergerak ekstremitas
100%.
Dari data tersebut maka saya mengambil yang paling dominan adalah
Mojokerto?
a. Tujuan umum
hipertensi.
b. Tujuan khusus
hipertensi.
1.4 Metodologi
baru yang datang ke IGD RSI Sakinah Mojokerto dari 4 Februari sampai
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hipertensi
sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg
didefinisikan sebagai tekanan sistolik di atas 160 mmHg dan tekanan diastolik
90 mmHg.
yaitu angka yang lebih tinggi dan angka yang lebih rendah. Angka yang lebih
kurang dari 120/80 mmHg diartikan sebagai tekanan darah yang normal. Ketika
terjadi tekanan darah tinggi, umumnya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan
diastolik.
kegagalan fungsi ginjal, komplikasi pada otak dan stroke, komplikasi pada mata
bahkan resiko injury kebutaan. Sebelum mengarah pada komplikasi yang lebih
pada imobilitasnya yaitu sulit bergerak, badan kaku, nyeri persendian, dan
1.1.2 Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC (2003) dapat dilihat pada tabel berikut:
6
Indonesia:
1. Hipertensi Primer
Suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak
2. Hipertensi Sekunder
7
1. Hipertensi Primer
hidup yang tak seimbang, keramaian, stress, dan pekerjaan. Sebagian besar
2. Hipertensi Sekunder
gangguan ginjal, endo rin, dan kekakuan dari aorta. Sebenarnya ada
beberapa Hipertensi memang sering tidak kita ketahui dan merasa Hipertensi
tersebut datang dengan sendirinya. Oleh karena itu berikut ini adalah
a. Usia
b. Genetik
8
lebih besar.
a. Kolesterol
meningkat.
b. Rokok
c. Garam
d. Kafein
Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola dan
e. Stress
9
f. Olahraga
perubahan-perubahan pada:
yang dapat menimbulkan gejala sakit kepala dan nyeri kepala, pada retina
10
dapat merusak sel endotel dan mengakibatkan obliterasi pada retina serta
(patofisiologi Hipertensi
dilanjutkan...)
Arteriklerosis
Gangguan sirkulasi
Robekan/obliterasi
*sakit Blood flow vasokontriksi
kepala darah
*vertigo *perdarahan retina
*gangguan penurunan curah
penglihatan *protein urina jantung.
NYERI *kebutaan *hematuria
KEPALA *tachikardi
*pucat
RESIKO INJURY Retensi Na *mudah lelah
*palpitasi
*diaphorosis
Edema
INTOLERANSI
Kelebihan AKTIVITAS
volume cairan
Gangguan
GGK Imobilitas
(KOMPLIKASI)
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini Hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri
tidak teratur.
kebutuhan oksigen.
2. Serangan iskemik pada otak bisa ditandai dengan kesemutan pada wajah
dan anggota badan atau kehilangan kesadaran dan kembali pulih setelah
24 jam.
6. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat,
2.2 Imobilitas
secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
tubuhnya dan aktivitasnya seperti sulit berjalan, nyeri persendian, dan dapat
ayunan langkah kaki yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
Menurut Mubarak (2008) ada beberapa macam keaadan imbolitas antara lain:
3. Imobilitas emosional : kondisi ini bisa terjadi akibat proses pembedahan atau
1. Gaya hidup
sepeti suatu pola makan dan pola hidup yang tidak sesuai takar kesehatan,
2. Ketidak mampuan
Setelah menderita penyakit tersebut akibat gaya hidup yang tidak sehat.
3. Usia
Usia menjadi salah satu penyebab gangguan aktivitas. Pada individu lansia,
dengan penuaan dan seiring tekanan darah pada usia lansia meningkat.
4. Tingkat energi
Energi dibutuhkan untuk banyak hal, salah satunya mobilisasi. Dalam hal ini
tegangan otot yang tidak seimbang sehingga kehilangan daya tahan otot.
metabolik.
dengan tirah baring yang lama akan mengalami kehilangan daya tahan
Dengan tirah baring yang lama jaringan kulit akan tertekan dan kontraksi
pada pembuluh darah di kulit yang membuat sel kulit tersebut mati karena
dekibitus, dan pasien merasa tak nyaman dengan lukanya sehinnga terjadi
Kelemahan
Dekubitus otot
Peningkatan
asam lambung Konstipasi
Gangguan
metabolik
17
BAB III
PEMBAHASAN
Pengkajian mobilitas klien berfokus pada rentang gerak dan keterbatasan dalam
Klien yang yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit atau trauma
Tujuan :
Tahap kerja :
1. Ekstremitas atas.
b) Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk.
c) Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain
b) Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan telapak
c) Letakkan tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien
Fleksi bahu
c) Letakkan satu tangan perwat di atas siku pasien dan pegan tangan pasien
c) Letakkan satu tangan perawat diatas siku pasien dan pegang tangan
Rotasi bahu
b) Atur posisi lengan pasien menjauhi dari tubuh (ke samping) dengan siku
menekuk.
c) Letakkan satu tangan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan pegang
2. Ekstremitas bawah
b) Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan sementara tangan lain
memegang kaki.
b) Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan tangan perawat dan
kaki lainnya.
e) Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaiki menjauhi kaki yang lain.
b) Letakkan satu tangan pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain
c) Tekuk pergelangan kaki, arahan jari-jari kaki ke arah dada/ke bagian atas
tubuh pasien.
e) Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien. Jari dan telapak kaki
diarahkan ke bawah.
22
b) Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tubit pasien
d) Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada pada pasien sejauh mungkin dan
semampu pasien.
b) Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki pasien dan satu
b) Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan pada
tumit.
c) Angkat kaki pasien kurang lebih 8 cm dari tempat tidur dan pertahankan
posisi tetap lurus. Gerakkan kaki menjauhi badan pasien atau ke samping
ke arah perawat.
Dari hasil observasi saya pada tanggal 4 Februari sampai dengan tanggal 16
dengan mayoritas keluhan yang diungkapkan pasien yaitu pusing hebat yang
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
pusing hebat, anggota tubuh sebelah kanan sulit digerakkan, mengatakan nyeri
I. PENGKAJIAN
A. Biodata.
1. Identitas Pasien.
Nama : Suliasih
Umur : 58 tahun
Alamat : Ds.Jambirogol
B. Keluhan Utama.
pada persendian.
Hipertensi.
Hipertensi.
A. Data Subjektif.
digerakkan.
B. Data Objektif.
Gelisah.
Diperoleh TTV :
TD : 190/100 mmHg
RR : 28/menit
HR : 91/menit
°C : 38°C
Data Objektif :
1. Lemas
2. Pucat.
3. Akral hangat.
4. Semua aktivitas
dilakukan di
tempat tidur
seperti makan,
mandi, BAB,
BAK,
danterbatas.
5. TTV :
TD : 190/100
mmHg
RR : 28/menit
HR : 91/menit
°C : 38°C
1. Gangguan peningkatan tekanan darah diatas normal yaitu sistole >140 dan
diastole >90
2. Intoleransi Aktivitas.
V. INTERVENSI
Tabel.3.3. Intervensi
3. Anjurkan pasien
untuk membuat
daftar makan atau
minuman serta
jenis obat-obatan
yang harus
dihindari
berhubungan
dengan penyakit
Hipertensi.
Dilanjutkan...
31
mobilisasi dan
terapi bergerak
dari ekstremitas
atas ekstremitas
bawah.
5. Lakukan KIE
pada pasien dan
keluarga pasien,
jika nyeri muncul
anjurkan untuk
melakukan
tindakan secara
individu tanpa
harus meminum
obat.
6. Lakukan
observasi reaksi
non verbal dari
nyeri
7. Melakukan penilain
terhadap nyeri dari
reaksi pasien.
VI. IMPLEMENTASI
Tabel.3.4. Implementasi
VII. EVALUASI
Jawaban :
“ADUHH..ADUHH”
2. Mengobservasi TTV.
c. Kesimpulan.
tidur.
Jawaban :
34
secara sistemik.
a. Kesimpulan.
Mojokerto ?
Jawaban :
1. Mengobservasi TTV
c. Kesimpulan.
35
terapi mobilitas pada pasien dan memberikan KIE pada pasien bahwa
tidak baik untuk kesehatannya jika tidak mau melatih diri untuk
pada pasien bahwa tidak baik untuk kesehatannya jika tidak mau
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
tubuhnya, merasakan nyeri pada tubuhnya, nyeri kepala yang disertai mual
muntah, ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
pusat.
Kadang kala akibat dari kesulitan bergerak rasa nyeri pun timbul, karena
pada saat melakukan observasi keluhan utama yang diungkapkan pasien adalah
rasa nyeri atau juga diawali pasien tidak mau melatih dirinya bergerak sehingga
Maka dari itu perlu diajukan tindakan keperawatan yang tepat dan benar
mengenai hal tersebut. Dari hasil observasi saya dari tanggal 4 Februari sampai
dengan 16 Februari tahun 2017 di ruang IGD RSI Sakinah Mojokerto yang
37
mengeluh pusing sebanyak 75%, sulit berbicara 25%, sulit bergerak ekstremitas
100%.
5.2 Saran
mampu melakukan usaha preventif atau pencegahan individu mulai dari gaya
boleh dilakukan oleh keluarga pasien seperti tindakan mobilisasi dan mengatasi
rasa nyeri tanpa harus meminum obat dengan pengetahuan yang diperoleh dari
perawat.
38
Daftar Pusaka :
Smelzter, suzana C,2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah. Brunner &
Suddart edisi 8 volume 1,2,3. ECG, Jakarta
Asmadi. 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta : Salemba
Medika.
Perry & Potter. 2006. Buku ajar fundamental keperawatan konsep, proses dan
praktik. Edisi 4, Jakarta: ECG
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku saku diagnosa keperawatan dengan
intervensi NIC dan kriteria hasil NOC. Jakarta : ECG
39