DAN KEWIRAUSAHAAN
Disusun oleh:
1. Nurul Ayuntiana
2. Niswatun Chasanah
3. Akhmad Soleh
4. Sumiyati
5. Danang Hermawan
6. Dian Saiful Arif
7. Mita Lismarantika
JURUSAN S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bisnis sebaiknya memiliki nilai dan bermanfaat. Hal ini bisa dicapai
melalui kegiatan bisnis yang dilakukan dengan menerapkan konsep
kewirausahaan sosial. Konsep kewirausahaan sosial telah menjadi konsep yang
popular di berbagai Negara. Berbagai kalangan mulai memperbincangkan
konsep kewirausahaan sosial sebagai solusi inovatif dalam menyelesaikan
permasalahan sosial. Permasalahan sosial sendiri sudah menjadi permasalahan
bersama sehingga penanggulangannya membutuhkan sinergi dari semua pihak.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan mengaplikasikan kewirausahaan dalam keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep kewirausahaan
b. Untuk mengetahui konsep keperawatan
c. Untuk mengetahui konsep nursepreneurs
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP KEWIRAUSAHAAN
Jadi, kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif,
kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam
rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya atau kiprahnya.
Seseorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan
apa yang telah dicapainya.
1. Tujuan Kewirausahaan
a. Modal Intelektual
Modal Intelektual didefinisikan sebagai kombinasi dari sumberdaya-
sumberdaya intangible dan kegiatan-kegiatan yang membolehkan
organisasi mentransformasi sebuah bundelan material, keuangan dan
sumberdaya manusia dalam sebuah kecakapan sistem untuk
menciptakan stakeholder value (Cut Zurnali , 2008).
b. Modal Sosial dan Moral
Modal sosial dan moral yang dapat disebut sebagai suatu integritas
merupakan suatu hal penting yang membentuk sebuah citra terhadap
kepribadian Anda sebagai seorang wirausaha. Pada saat menjalankan
bisnis, ada etika wirausaha yang tidak boleh Anda langgar.
c. Modal Mental
Mental wirausaha harus ditaman sejak dini. Karena modal mental
merupakan kesiapan sejak dini kemudian diwujudkan dalam bentuk
keberanian untuk menghadapi risiko dan tantangan.
4. Faktor-faktor Pendorong Keberhasilan Wirausaha
Menurut Suryana (2014:108), keberhasilan dalam kewirausahaan
ditentukan oleh tiga faktor, yaitu yang mencakup hal-hal berikut:
a. Kemampuan dan kemauan.
Orang yang tidak memiliki kemampuan, tetapi banyak kemauan dan
orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan,
keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses. Sebaliknya,
orang yang memiliki kemauan dilengkapi dengan kemampuan akan
menjadi orang yang sukses. Kemauan saja tidak cukup bila tidak
dilengkapi dengan kemampuan.
b. Tekad yang kuat dan kerja keras.
Orang yang tidak meiliki tekad yang kuat, tetapi memiliki keamauan untuk
bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras, tetapi tidak memiliki
tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.
c. Kesempatan dan peluang.
Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi tidak akan ada
peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan
mencari-cari atau menunggu peluang yang datang kepada kita.
B. KONSEP KEPERAWATAN
Keperawatan pada masa sekarang ini merupakan suatu seni dan ilmu
yang mencakup berbagai aktivitas, konsep dan ketrampilan yang berhubungan
dengan berbagai disiplin ilmu lain. Keperawatan mempunyai fungsi yang unik
yaitu membantu individu, baik sehat mapun sakit, yang ditampilkan dengan
melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan penyakit
bahkan membantu klien mendapatkan kematian yang damai, hal ini dilakukan
untuk membantu klien mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.
Keperawatan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-
psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh
proses kehidupan masyarakat (Budiono, 2016).
Faye Glenn Abdellah, mendefinisikan perawatan adalah memberikan
pelayanan kepada individu keluarga dan masyarakat yang didasari oleh ilmu
seni, sikap dan kemampuan intelektual serta keterampilan. Perawat berupaya
dengan hasrat dan kemampuannya untuk menolong seseorang yang sakit
maupun yang sehat. Abdellah memperhatikan gambaran perawat melalui
intelegensi, kemampuan dan tehnik yang baik dalam memberikan pertolongan
kepada kliennya. Abdellah mengklasifikasikan 21 tipe masalah keperawatan,
yang dirangkum dalam 3 pola yaitu kebutuhan, fisik, sosial dan emosional
pasien; kubungan interpersonal antara perawat dan pasien dan unsur biasa dari
perawatan pasien yang menyangkut lingkungan fisik (Iyus & Mardhiyah, 2010).
1. Tipe realistik
Menyukai pekerjaan yang sifatnya konkret, yang melibatkan kegiatan
sistematis, seperti mengoperasikan mesin, peralatan. Tipe seperti ini tidak
hanya membutuhkan keterampilan, komunikasi, atau hubungan dengan
orang lain, tetapi dia memiliki fisik yang kuat. Bidang karier yang cocok, yaitu
perburuhan, pertanian, barber shop, dan konstruski.
2. Tipe intelektual/investigative
Menyukai hal-hal yang teoritis dan konseptual, cenderung pemikir daripada
pelaku tindakan, senang menganalis, dan memahami sesuatu. Biasanya
menghindari hubungan sosial yang akrab. Tipe ini cocok bekerja di
laboratorium penelitian, seperti peneliti, ilmuwan, ahli matematika.
3. Tipe sosial
Senang membantu atau bekerja dengan orang lain. Dia menyenangi
kegiatan yang melibatkan kemampuan berkomunikasi dan ketrampilan
berhubungan dengan orang lain, tetapi umumnya kurang dalam kemampuan
mekanikal dan sains. Pekerjaan yang sesuai, yaitu guru/pengajar, konselor,
pekerja sosial, guide, dan bartender.
4. Tipe konvensional
Menyukai pekerjaan yang terstruktur atau jelas urutannya, mengolah data
dengan aturan tertentu. Pekerjaan yang sesuai, yaitu sekretaris, teller, filing,
serta akuntan.
5. Tipe usaha/enterprising
Cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan
menggunakannya untuk memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan, dan
mempromosikan produk atau gagasan. Tipe ini sesuai bekerja sebagai
sales, politikus, manajer, pengacara atau agensi iklan.
6. Tipe artistik
Cenderung ingin mengekspresikan dirinya, tidak menyukai struktur atau
aturan, lebih menyukai tugas-tugas yang memungkinkan dia
mengekspresikan diri. Karier yang sesuai, yaitu sebagai musisi, seniman,
dekorator, penari, dan penulis.
7. Berdasarkan konsep King yang dilengkapi dengan konsep John L Holland,
saat ini dibutuhkan perawat yang memiliki kepribadian Tipe
usaha/enterprising. Perawat tipe ini cenderung mempunyai kemampuan
verbal atau komunikasi yang baik dan menggunakannya untuk memimpin
orang lain, mengatur, mengarahkan, dan mempromosikan produk atau
gagasan. Dengan perawat tipe ini ia akan lebih mandiri secara finansial,
klien akan sehat dan terpenuhi kebutuhan dasarnya (Iyus & Mardhiyah,
2010).
C. KONSEP NURSEPRENEURS
Nursepreneur adalah rangkaian dari dua kata kata yaitu nurse dan
entrepreneur. Nurse artinya seorang perawat, sedangkan entrepreneur sendiri
memiliki berbagai pengertian dan sifat, salah satunya yang disampaikan oleh
John G. Burch dalam http:wikipedia.org/wiki/Entrepreneur. Entreprenuer memiliki
sifat berhasrat mencapai prestasi; seorang pekerja keras; ingin bekerja untuk
dirinya; mencapai kualitas; berorientasi kepada reward dan kesempurnaan;
optimis; berorganisasi dan berorientasi kepada keuntungan. Secara konseptual
nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut (Iyus & Mardhiyah, 2010) :
1. Pengerahan diri: pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman
bekerja untuk diri sendiri.
2. Pengasuhan diri: antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak
seorang pun memilikinya.
3. Orientasi pada tindakan : hasrat menyala untuk memujudkan,
mengaktualisasikan dan mengubah ide-ide Anda menjadi kenyataan.
4. Energi tingkat tinggi : mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional,
mental dan fisik.
5. Toleransi atas ketidakmenentuan : secara psikologis mampu menghadapi
resiko.
1. Pengkajian
Mengkaji keterampilan perawat serta pengalaman perawat dalam praktek
klinis serta mengkaji kebutuhan pasar (klien/masyarakat).
2. Diagnosa
Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkan
diagnosa. Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan pasar
maka yang selanjutnya dilakukan adalah memetakan potensi yang bisa kita
masuki untuk menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam
langkah ini adalah tahap diagnosa.
3. Perencanaan
Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki, maka langkah
selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam pasar yang
sesungguhnya. Tahap perencaan ini merupakan tahap ketika kita harus
memiliki konsep usaha yang jelas dan detail.
4. Implementasi
Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep usaha yang
jelas harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan tahap
yang paling inti dalam proses berbisnis dan tentu saja merupakan tahap
yang paling sulit. Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua orang
berani take action.
5. Evaluasi
Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak boleh
terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi
yang kita lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia bisnis, evaluasi
akan memberikan gambaran kepada kita apakah konsep yang sudah kita
jalankan berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka kita bisa lakukan
peningkatan, namun jika tidak, perubahan rencana dan strategi bisa
dilakukan.
Banyak sekali usaha yang dapat dibangun/ dicoba oleh perawat yang
terkait dengan profesinya. Tetapi itu semua tergantung pada kemauan dan
keyakinan dari perawat itu sendiri yang akan membuka suatu usaha. Karena,
suatu usaha yang di bangun/ dibuka tidak langsung sukses begitu saja. Sebagai
pengusaha, kita harus dapat bersabar dan try and try serta jangan putus asa
dan mudah menyerah. Sikap optimis dan percaya diri harus ada pada seorang
pengusaha. Usaha yang dapat dibangun oleh perawat antara lain mendirikan
praktik mandiri (home care), mendirikan praktik bersama dengan profesi lain
(kolaborasi), membuka jasa konseling keperawatan, membuka jasa terapi,
membuka jasa fisioterapi, menjadi seorang penulis, membuka jasa penyewaan
alat medis, dan sebagainya.
Jadi banyak sekali usaha yang dapat dilakukan oleh perawat dalam
membangun usahanya sendiri. Jika perawat merupakan pegawai negeri, tidak
menutup kemungkinan perawat juga bisa membangun usaha sendiri. Dengan
adanya usaha sendiri kita dapat menciptakan lapangan kerja sendiri untuk orang
lain, dan ini merupakan salah satu lading pahala karena membantu orang lain.
Kebanyakan orang yang mendirikan usaha sendiri lebih sukses daripada orang
yang tida mempunyai usaha sendiri, karena orang yang mempunyai usaha
sendiri bisa memdapatkan keuntungan setiap hari, sedangkan bagi orang yang
tidak mempunyai usaha sendiri hanya menunggu waktu gajian yaitu sebulan
sekali.
Usaha yang dibangun oleh perawat tidak harus yang berkaitan dengan
keperawatan/ kesehatan, tetapi bisa juga tentang bidang yang yang minati/
disukai (hobi) perawat atau yang lainnya. Misalnya perawat mempunyai hobi
masak, perawat bisa buka usaha catering atau warung nasi/ kafe, atau perawat
mempunyai hobi memancing, perawat bisa buka usaha menjual alat- alat
pancing dan lain sebagainya. Jadi perawat tidak perlu pusing memikirkan usaha
apa yang bisa ia buka.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hisrich, R.D., Peters, M.P & Sheperd, D.A. 2008. Entrepreneurship. Mc Graw Hill
International Edition.
Iyus, Y & Mardhiyah, A. 2010. Spririt and Sofrkill of Nursing Entrepreneur. Bandung:
Rafika Aditama.
Yusuf, N. 2006. Wirausaha dan Usaha Kecil. Jakarta: Modul PTKPNF Depdiknas.
https://nursepreneur.blogspot.com/2017/02/konsep-dan-wawasan-nursepreneurship.
Diakses tanggal 3 Maret 2019 15.00.