PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
c. Keamanan (security)
Adanya suatu kepercayaan yang tinggi, pelayanan yang diberikan
memberikan jaminan yang maksimal.
d. Kompetensi (competence)
Ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan pelayanan
agar dalam memberikan pelayanan mendapatkan hasil yang
maksimal.
5. Empati (Emphaty)
Perhatian secara individual yang diberikan rumah sakit terhadap pasien
dan keluarganya seperti kemudahan untuk menghubungi, kemampuan
untuk berkomunikasi, perhatian tinggi dari petugas, kemudahan dalam
mencapai lokasi kemudahan dalam mebayar dan mengurus
administrasi.
3) Media Elektronik
Disampaikan melalui faksimili, email, radio, televisi.
Keuntungannya adalah prosesnya cepat data bisa disimpan.
4. Pihak yang menerima pesan
Adalah pihak yang menerima pesan atau menjadi sasaran pesan yang
dikirim oleh sumber. Penerima biasanya disebut juga dengan khalayak,
sasaran, komunikan atau audi-encelreceiver.
5. Umpan Balik
Merupakan tanggapan penerima terhadap pesan yang diterima. Umpan
balik ini dapat berupa positif atau negatif.
3. Komunikasi Kelompok
Adalah komunikasi yang berlangsung antara komunikator dengan
sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.
2. Pertanyaan terbuka
Teknik ini memberi kesempatan pasien untuk mengungkapkan
perasaannya sesuai dengan kehendaknya tanpa membatasi.
3. Mengulang (Restarting)
Mengulang pokok pikiran yang diungkapkan pasien. Gunanya untuk
menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi perawat mengikuti
pembicaraan pasien.
4. Klarifikasi
Dilakukan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar atau klien
berhenti karena malu menginformasikan, informasi yang diperoleh
tidak lengkap.
5. Refleksi
Merupakan reaksi perawat dan pasien selama berlangsungnya
komunikasi. Teknik refleksi berguna untuk mengetahui dan menerima
ide dan perasaan, mengkoreksi, dan memberi keterangan lebih jelas.
6. Memfokuskan
Membantu pasien berbicara pada topik yang telah dipilih dan yang
penting serta menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yaitu lebih
spesifik, lebih jelas dan berfokus pada realitas.
7. Membagi Persepsi
Meminta pendapat pasien tentang hak yang perawat rasakan dan
pikirkan. Dengan cara ini perawat dapat meminta umpan.
8. Identifikasi Tema
Perawat harus tanggap terhadap cerita yang disampaikan dan harus
mampu menangkap tema dari seluruh pembicaraan.
9. Diam (Silence)
Tujuannya untuk memberi kesempatan berfikir dan memotivasi pasien
untuk berbicara.
14
10. Informing
Teknik ini bertujuan untuk memberi informasi dan fakta untuk
pendidikan kesehatan bagi pasien. Misalnya perawat menjelaskan
penyebab panas yang dialami pasien.
11. Humor
Humor bisa mempunyai beberapa fungsi dalam hubungan teraupetik.
Humor dapat meningkatkan kesadaran mental dan kreativitas.
a. Kenyamanan
Dapat diuraikan dengan lokasi rumah sakit, kebersihan rumah sakit,
kenyamanan ruangan, makanan, dan peralatan ruangan.
b. Hubungan pasien dengan petugas rumah sakit
Dapat diuraikan pada sikap keramahan, komunikatif, responatif,
suportif, dan cekatan.
c. Kompetisi teknis petugas
Dapat diuraikan pada keberanian bertindak, pengalaman, gelar,
terkenal, dan kursus.
d. Biaya
Dapat diuraikan dengan mahalnya pelayanan, sebandingnya, terjangkau
tidaknya, ada tidaknya keringanan, dan kemudahan proses. Walaupun
demikian keempat hal ini tidak selamanya mudah dinilai dan
dipertanyakan (Sabarguna, Boy S, 2008 dalam Desi, 2016).
19
Gambar 2.1
Sumber : (Endang dan Elisabeth, 2015)
Kerangka Teori Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat
Dengan Kepuasan Pasien Paska Operasi
2.4. Kerangka Konsep
Variabel Independent Variabel Dependent
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual Penelitian
2.5. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian (Notoatmodjo,
2012). Selain itu hipotesis adalah penjelasan sementara tentang tingkah laku,
gejala-gejala atau kejadian terjadi. Berdasarkan kerangka konsep dapat
dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah :
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Sandu dan Ali, 2015).
Menurut Notoatmodjo (2012), ada 2 cara dalam pengambilan sampel,
yaitu dengan cara probabilitas atau sering disebut cara acak (Random
sampling) dan cara Non-probabilitas/tidak accak (Non random
sampling). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik Purposive sampling yaitu salah satu teknik
sampling non random sampling dimana peneliti menentukan
pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri – ciri khusus yang
sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab
permasalahan penelitian. Pengambilan sampel didasarkan pada kriteria
sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
1) Pasien Paska Operasi Besar
2) Pasien perawatan hari pertama
b. Kriteria Ekslusi
1) Pasien yang tidak sadar
2) Pasien yang mengalami gangguan jiwa
3) Pasien yang tidak dapat diajak berkomunikasi dengan baik
N
n=
N ( d2 ) +1
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
24
N
n=
N ( d2 ) +1
125
n=
125 ( 0,052 ) +1
125
n=
1.3125
d. Cleaning
Tahap pembersihan (cleaning), tahap ini merupakan tahap
pemeriksaan kembali seluruh data yang telah dientry, agar dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan.
e. Tabulating
Tahap pengelompokan data (tabulating). Pada tahap ini, jawaban-
jawaban dari responden dikelompokkan dengan teliti dan teratur lalu
dihitung dan dijumlahkan, kemudian dituliskan dalam bentuk tabel-
tabel.
Interprestasi
BAB IV
4.3 Pembahasan
1. Komunikasi Terapeutik Perawat
Berdasarkan tabel 4.3 dari 95 pasien diketahui bahwa sebagian
besar pasien menyatakan bahwa komunikasi terapeutik perawat di
RSUD Jend. Ahmad Yani Metro termasuk dalam kategori baik yaitu
sebanyak 63 orang (66,3%).
Komunikasi merupakan suatu proses dimana individu
menyampaikan informasi, ide – ide dan sikapnya kepada orang lain.
Melalui komunikasi seorang individu dapat bertahan hidup, saling
berhubungan satu sama lain (Endang dan Elisabeth, 2015). Perawat
yang berkomunikasi secara efektif akan lebih mampu melakukan
perubahan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya
masalah-maslah legal yang berkaitan dengan proses keperawatan.
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pada bab sebelumnya maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Komunikasi teraupetik perawat menunjukan sebagian besar termasuk
dalam kategori baik yaitu sebanyak 63 orang (66,3%).
2. Kepuasan pasien menunjukan sebagian besar menyatakan puas terhadap
komunikasi teraupetik perawat yaitu sebanyak 62 orang (65,3%).
3. Terdapat hubungan antara komunikasi teraupetik perawat dengan
kepuasan pasien paska operasi (p-value= 0,004 < 0,05).
4. Keluhan ketidakpuasan pasien sebagian besar terjadi karena perawat tidak
memperkenalkan diri dan tidak menawarkan bantuan kepada pasien.
5.2 Saran
1. Bagi pasien paska operasi hendaknya dapat berinteraksi dengan perawatan
guna mendapatkan informasi terkait dengan tindakan keperawatan yang
diberikan serta informasi lainnya misalnya tindakan ataupun perawatan
pasca operasi yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah.
2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat hendaknya menerapkan
komunikasi teraupetik antara perawat – pasien sesuai dengan tindakan
keperawatan yang dilakukan sehingga dapat terjadi hubungan saling
percaya guna menciptakan kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan.
3. Bagi penelitian lain yang ingin melakukan penelitian yang berhubungan
dengan kepuasan pasien hendaknya dapat mengambil variabel lain yang
mungkin berperan terhadap kepuasan pasien seperti kualitas pelayanan
menyangkut fasilitas atau sarana dan prasarana rumah sakit.
4. Bagi RSUD Ahmad Yani Metro hendaknya menghimbau kepada perawat
yang bertugas untuk memperkenalkan diri sebelum melakukan tindakan
dan menawarkan bantuan kepada pasien tanpa diminta.
43
DAFTAR PUSTAKA
Desi Maya Sari. 2016 Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Tingkat
Kepuasan Pasien Rawat Jalan Di Ruang Poli Klinik Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Poltekkes Kemenkes
Tanjung Karang
Dian.L, Sri.R dan Edy Wuryanto 2012. Hubungan Komunikasi Teraupetik
Dengan Kepuasan Pasien Pasca Operasi Rawat Inap Di RSUD Kajen
Kabupaten Pekalongan [online].
(http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/FIKkeS/article/viewFile/1859/1901.p
df) [25 Maret 2018].
Ganiem, Leila Mona. 2018. Komunikasi Kedokteran Kontek Teoritis dan Praktis.
Depok: 2018
Restiana N.I dan Ugung Dwi. A.W. 2014. Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Pada Pasien Rawat Inap Jamkesmas Di Rsud
Banyumas. [online].
(http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php.PSYCHOIDEA/article/view/51
5.pdf) [11 April 2018].