Anda di halaman 1dari 16

55

M E N G A T A S I S U L I T K O N S E N T R A S I P A D A A N A K U S I A DINI

Oleh; A b d u M l i m
Dosen J u r u s a n Pendidikan Kepelatihan FIK U N Y

Abstrak

Pada prinsipnya berkembang adalah h a l yang dinamis


dengan berbagai w a r n a p e r u b a h a n y a n g terjadi. N a m u n
perubahan yang berjalan dengan dinamis pada
kenyataannya harus berhadapan dengan berbagai
perniasalalian perkembangan y a n g a k a n d i t e m u i oleh tiap
indix'idu d a l a m tiap-tiap tahap p e r k e m b a n g a n .
Berkaitan dengan itu sangat penting diketahui
m a s a l a h - m a s a l a h y a n g seringkali terjadi p a d a a n a k agar
dapat d i l k u k a n preventif atau p e n c e g a h a n . M i n i m a l j i k a
menghadapi masalah itu, sudah diketahui apa yang
semestinya dilakukan d a n tidak hanya berdiam d i n atau
bahkan menimbulkan kepanikan ketika ketidaktahuan.
Pada makalah ini akan diuraikan permasalahan tentang
kesuiitan anak berkonsentrasi. Uraian ini mengenai
Apapenyebab a n k a sulit berkonsentrasi? GejaJa-gejala
apa yang tampak pada anak? A p a pengaruhnya terhadap
perkembangan psikologis d a n proses kegiatan belajar
a n a k ? S e r t a inter\'ensi y a n g b a g a i m a n a y a n g b a i k u n t u k
menangani permasalahan anak tersebut?
Kata Kunci: Sulit Konsentrasi, A n a k

Seringkali kita mendengar ada orang tua yang dipanggil oleh

pendidik diakibatkan prestasi belajar anaknya tidak mengalami

peningkatan atau perilakunya di sekolah yang membuat terganggu

teman-temanya. Anak yang demikian seringkali dianggap sebagai

pembuat masalah di sekolah. Mereka dianggap nakal, bodoh, d a n

M E D I K O R A V o l . V , N o 1, A p r i l 2 0 0 9 : 55-70
56

tidak dapat bergaul. dengan baik. Salah satu penyebab anak

berperilal<u seperti itu adalah anak memiliki masalah gangguan

pemusatan perhatian.

Gangguan sulit berkonsentrasi atau gangguan pemusatan

perhatiahn (GPP) adalah suatu gangguan pada otak yang

mengakibatkan kesuiitan konsentrasi dan pemusatan perhatian.

Delapan p u l u h persen anak yang mengalami G P P memperlihatkan

kesuliatan belajar d a n k e l a i n a n p er i l a ku .

Untuk dipertimbangkan sebagai anak yang memiliki

gangguandalam pemusatan perhatian atau kesuiitan

berkonsentrasi, maka gejalanya harus tampak sebelum usia 7

tahun, d a n bertahan paling sedikit 6 b u l a n d a nj a d i tidak konsisten

dalam p e r t u m b u h a n seorang anak. Gejala tersebut j u g a h a r u s bias

diobservasi paling sedikit d i d u a tempat, m i s a l n y a di r u m a h d a n di

sekolah, dengan bukti kelemahan yang mencolok atau nyata dalam

fungsi pekerjaan, akademik atau sosial. Lebih lanjut, gejala

tersebut tidak d i s e b a b k a n oleh gangguan mental, seperti gangguan

s u a s a h a hati atau k e c e m a s a n (Singgih, 2004:87).

M e n u r i i t Singgih 2 0 0 4 : 9 0 , a d a tiga tipe g a n g g u a n pemusatan

perhatian, yaitu:

a. Tipe kombinasi. Ini m u d a h dilihat, sehubungan mereka kurang

mampu memperhatikan aktivitas permainan atau tugas,

perhalianya mudah pecah d a n cenderung mudah kehilangan

bukan hanya miliknya yang disukai melainkan buku atau

p e k e r j a a n (pr) n y a k e r a p h i l a n g a t a u t i d a k l a g i d i k e t a h u i d i m a n a

Mengatasi Sulit Konsentrasi Pada Anak Usia Dini (Ahdul Alim)


57

ia m e n e m p a t k a n n y a . Selain itu j u g a m u d a h b e r u b a h pendirian,

i m p u l s i f d a n s e l a l u aktif, m e r e k a j u g a t i d a k m a m p u a s y i k d a l a m

kegiatan yang menghabiskan waktu, seperti mambaca dan

bermain puzzle.

b. Tipe predomionan kurang mampu memperhatikan, dianggap

sebagai "kadet luar angkasa" dikelas maupun ditempat lain

seerti lapangan sepakbola. Mereka kerap kali tidak

mendapatkan perhatian oleh para pendidik karena diam dan

kecil hati, tetapi b u k a n berarti mereka "tidak ada". Di kelas

mereka tidak memperhatikan pendidik tetapi melihat langit-

langai kelas atau bila dilapangan sepak bola atau bermaian di

luar kelas, mereka justru mengamati rerumputan bukan bola

dan sering tampak melamun. Mereka tidak dapat mengikuti

instruksi s u a t u kegiatan.

c. Tipe p r e d o m i n a n hioeraktif-impulsif, c e n d e r u n g terlalu energik,

lari k e s a n a kemari, tidak bisa diam d a n melompat seenaknya.

Meskipundemikian, mereka kadang membuat heran setiap

orang karena mereka sering dapat m e n a r u h perhatian di kelas

d a n k c l i h a t a n y a m e m a n g belajar, b a h k a n k e t i k a m e r e k a seakan

tidak mendengarkan.

Membicarakan anak yang mengalami gangguan pemusatan

perhatian atau sulit berkonsentrasi berkaitan dengan lemah

belajar, h a r u s d i s a d a r i a d a n y a p e r b e d a a n besar antara keduanya.

Apa yang cenderung biasa dilakukan a n a k - a n a k tersebut adalah

efek m a s a l a h mereka terhadap diri mereka sendiri dan keluarga

M E D I K O R A V o l . V , N o 1, A p r i l 2 0 0 9 : 55-70
58

mereka.Ada tiga b i d a n g u m u m y a n g m e l i p u t i b e b e r a p a gejaladari

a p a y a n g m e n a n d a i a d a n y a s u a t u perbedaan belajar dari a n a k ya n g

mengalami gangguanpemusatan perhatian atau kesuiitan

berkonsentrasi, yaitu:

a) Perkembangan Konsep d a n Bahasa

M a s a l a h d a l a m bidang konsep d a n b a h s a oleh p a r profesional

disebut "intelegensia linguistik" atau keterampilan bahasa

adalah indikator awal dari seorang anak y a n g beresiko. Kalau

b a h a s a t a m p a k jelas tertunda atau tetap tidak m a t a n g sampai

waktu yang berkepanjangan, mungkin ini suatu tanda anak

mengalami kekurangan mampu memahami, memproses atau

m e n g u n g k a p k a n b a h a s a secara lisan. Tentu saja perkembangan

bahasa yang tidak memadai belum tentu m e n u n j u k k a n adanya

perbedaan belajar. Penelitian m e n u n j u k k a n b a h w a meanggapi

kebutuhan anak sejak dini, k h u s u s n y a dibidang bahsa dapat

mencegah atau paling sedikit mengurangi m a s a l a h sekolah.

b) Keterampilan Persepsi

Perbedaan belajar yang melipiiti persepsi, yaitu cara mereka

memahami dan memproses informasi yang masuk melalui

pancaindra. Seseorang melihat dengan mata, tetapi memproses

dan memahami apa yang dilihat dengan pikiran. Titik acuan

pertama seorang anak dalam dunia di sekitarnya adalah

tubuhnya sendiri. Seorang anak dapat mengucapkan

m u n g u c a p k a n h u r u f - h u r u f d a n mengenali h u r u f tertentu ketika

m e l i h a t n y a n a m u n tidak ingat lagi c a r a m e n u l i s h u r u f tersebut,

Mengatasi Suiit Konsentrasi Pada Anak Usia Dini (Abdul Alim)


59

Hal ini meunjukkan bahwa adanya kelemahan dalam

mengkoordinasi panca indra dalam menerima dan

mengintegrasikan informasi yang diterima.

c) MasalaK Perilaku dan Memperhatikan

Seorang anak yang kurang mampu memperhatikan dan

berkonsentrasi sangat sulit mengejar pelajaran dengan atau

t a n p a l e m a h belajar, m e s k i p u n k a d a n g k e d u a n y a k e r a p muncul

secara bersamaan. Banyak anak prasekolah tidak bisa diam,

terus m e n u r u s bergerak dan menggali l i n g k u n g a n mereka dan

tidak dapat bertahan dengan asyik dalam kegiatan yang

m e m b u t u h k a n diam atau berkonsentrasi.

Penyebab Sulit Berkonsentrasi

Permasalahan gangguan atau pemusatan perhatian yang juga

biasa dikenal dengan konsentrasi, diperkirakan berasal dari

berbagai faktor, a n t a r l a i n :

a. Faktor genetik terutama p a d a a n a k laki-Iaki.

b. Gangguan pada masa anak prenatal atau pada m a s a di dalam

kandungan dan pada masa perinatal atau pada saat proses

kelahiran.

c. Ibu h a m i l yang k e c a n d u a n alkohol.

d. Akibai trauma kepala, misalnya karena proses proses

p e r s a l i n a n y a n g m e n g g u n a k a n alat b a n t u .

e. K e r a c u n a n t i m b a l , zat p e w a r n a dosis tinggi d a l a m m a k a n a n .

M E D I K O R A V o l . \'. N o 1. A p r i l 2 0 0 9 : 55-70
60

f. T e k a n a n psikososial seperti tidak m e n d a p a t perhatian d a n k a s i h

sayang dari orang tuanya, sehingga k e b u t u h a n dasar a n a k tidak

terpenuhi.

Gejala-^ejala y a n g T a m p a k

Menurut Singgih 2004:92, biasanya anak mengalami GPP akan

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Ganggiian perhatian. Anak tidak mampu memusatkan

perhatianya kepada sesuatu hal atau obyek tertentu untuk

jangka waktu yang cukup lama.

b. Distraktibilitas. Akibat kekurangna perhatian, anak GPP

mempunyai kecenderungan untuk memperhatikan rangsang

yang k u r a n g menonjol, yang dapat berupa distraktibilitas visual

(peneglihatan) auditoris (pendengaran) dan internal. Pada

distraktibilas visual, konsentrasi visual dialihkan kebenda-

benda yang dilihatnya. Kedua matanya terus menerus

menyelidik dan mencari pengalaman visual yang lebih baru

serta lebih baik. Akibatnya anak G P P sering memperlihatkan

kekeliruan khas sewaktu membaca dan cenderung melompati

k a t a - k a t a a t a u b a h k a n melewati begitu saja k a l i m a t n y a .

c. Hiperaktivitas. Hiperaktivitas m e r u p a k a n aktivitas motorik yang

tingi dcngan ciri-ciri aktivitas selalu berganti, tidak mempunyai

tujuan tertentu, ritmis d a n tidak bermanfaat. Anak hiperaktif

lebih banyak mengalami gerakan mata diluar tugasnya,

sehingga gerakan menoleh lebih banyak dibandingkan anak

normal. Gej a l a tersebut akan berkurang sesuai dengan

Mengatasi Sulit Konsentrasi Pada Anak Usia Dini (Abdul Alim)


61

b e r t a m b a h n y a u m u r dan sebagian a k a n menghilang p a d a w a k t u

masa remaja.

d. Impulsif. Anak dengan GPP cenderung bertindak tanpa

memepVtimbangkan akibat tindakan itu. Mereka cenderung

memberikan respon pertama yang m a s u k dalam pikiranya yang

lebih senang "cepat selesai" dalam mengerjakn sesuatu dan

tidak mngutamakan ketelitian. Akibat impulsivitas: a n a k GPP

tidak tepat d a l a m m e m b a c a , mengeja, d a n berhitung meskipun

konsep d a s a r n y a telah d i k u a s a i dengan baik.

e. Tidak pernah puas. Biasanya anak G P P akan selalu meminta

pada orang tuanya dan bila keinginanya telah terpenuhi anak

G P P tidak a k a n p u a s begitu s a k a a k a n tetapi a k a n m e m i n t a h a l

lain.

f. K u r a n g ulet. A n a k GPP akan menunjukkan sifat kurang ulet

dalam bekerja sehingga pekerjaanya jarang pernah selesai.

A n a k a G P P juaga a k a n m u d a h lelah sehingga bila berfikir l a m a

akan m u d a h menguap, menggeliat.

g. Selalu berubah. Perhatian anak G P P a k a n sangat tergantunga

p a d a motivasinya. Padamotivasi y a n g tinggi fokus pehatian a k a n

lebih tajam, m i s a l n y a : m e n g i k u t i acara televisi tertentu.

h. Inkoordinasi. Anaka GPP sukar melakukan kegiatan motorik

halus, sehingga mengalami berbagai kesuliltasn seperti

mengikat tali sepatu, m e n g a n c i n g k a n baju.

M E D I K O R A V o l . V , N o 1, A p r i l 2 0 0 9 : 55-70
62

Dengan mngetahui penyebab dan gejala-gejalayang tampak

pada anak yang mengalami gangguan npemusatan perhatian atau

kesuiitan dalam berkonsentrasi, akan memberikan pemahaman

bahwa ^ anak dalam kondisi yang demikian juga mengalami

masalah-masalah psikologis. MasaJah-masalah yang dialami dapat

dibagi mnjadi d u a kategori m a s a l a h , yaitu m a s a l a h yang bersifat

primer dan sekunder.

a. Masalah y a n g Bersifat Primer

Yaitu masalah yang berhubungan dengan kognisi, seperti

perceptual kognitif yang mencakup persepsi penglihatan,

pendengaran, visual motorik, daya ingat, kemampuan berfikir

seperti susunan berfikir hingga sulit merencanakan,

mengorgabisasikan sesuatu, memanipulasi, menggunakan konsep-

konsep atau simbol.

b. Masalah y a n g Bersifat S e k u n d e r

Ada masalah yang merupakan kelanjutan dari maslah primer

yang sering kali menyebabkan seorang anak didiagnosa mengalami

gangguan pemusatan perhatian atau kesuiitan berkonsentrasi.

Diagnosa ini diambil dengan memperhatikan beberapa penyebab

yang m u n g k i n m e r e k a alami, sebagai berikut:

1) K e s u i i t a n d a l a m bidang p e n d i d i k a n seperti k e s u l i t a s n m e m b a c a ,

berhitung atau matematika, menulis dan atau mengingat.

2) Kesuiitan dalam berhubungan dengan orang lain. Kesuiitan

dalam bidang pendidikan menyebabkan anak sering ditegur

oleh pihak lingkungan baik rumah maupun sekolah karena

Mengalasi Sulit Konsentrasi Pada Anak Usia Dini (Abdul Alim)


63

p r e s t a s i y a n g d i c a p a i a n a k k u r a n g . H a l ini m e n y e b a b k a n anak

cemas, rendah diri, dan tidak jarang menampilkan perilaku

agresif sehingga mnimbulkan kesuiitan dalam menjalin

hubunjian dengan orang lain.

3) Perkembnagn dalam bicara dan berbahasa, seperti sulit

mengekspresikan ide secara sistematis dan jelas. Sulit

memccahkan masalah atau persoalan-persoalan secara verbal.

Anal^a m e n g a l a m i kesuiitan untuk mempertanyakan sesuatau

dan sulit m e m b a n g u n k o m u n i k a s i .

4) Kesuiitan dalam penyesuaian dengan lingkungan

5) Permasalahan dalam motorik seperti integrasi sensorik dan

motorik, gerakan-gerakan motorik yang kaku atau tidak

hentinya bergerak terus menerus.

6} M a s a l a h d a l a m meregulasi (mengatur) emosi.

7) Toleransi terhadap frustasi rendah.

8) Kesuiitan dalam motivasi. Upaya seringkali tidak menetap dan

konsisten, tampak dari hasil upayanya yang dapat naik n a m u n

juga seringkali dibawah rata-rata atau kurang.

Pengaruh Sulit Berkonsentrasi Terhadap Perkembangan A n a k

Anak dengan masalah ketidakmampuan untuk memusatkan

perhatian sangat berpengaruh tidak h a n y a bagi a n a k itu sendiri,

tetapi juga bagi teman-teman sekelasnya. Karena kurangnya

pemusatan p e r h a t i a n a n a k s r i n g gagal d a l a m m e n g e r j a k a n tugas

secara detail atau kesalahan dalam tugas sekolah, pekerjaan atau

M E D I K O R A V o l . V , N o 1, April 2 0 0 9 : 55-70
64

aktivitas lainya. J i k a perilaku i n i berlanjut, m a k a ia a k a n menjadi

individu kurang bisa menimba ilmu, mengabaikan tugas, kurang

mampumengorganisir aktivitasnya, m u d a h terganggu stimulus dari

luar b a l ^ a n menjadi orang yang m u d a h lupa.

Intervensi

Hal yang perlu dingat dalammemberikan intervensi anak y a n g

memilki konsentrasi yang rendah haruslah sabar dan jangan

memaksa karena anak cenderung memberontak. Cermati

keisengan anak, apakah anak senang melaksanakan program

k e g i a t a n m e l a l u i c e r i t a a t a u b e r m a i n d e n g a n m e n g g u n a k a n alat.

a. M e n e c e r m a t i a k t i f i t a s atau k e g i a t a n y a n g d i s u k a i n y a , d e n g a n ciri

anak a k a n memiliki perhatian yang lebih pada aktivitas tersebut

dibandingkan dengan yang lain. Misalnya: anak suka sekali

memperhatikan gambar-gambar hewan. H a l i n i dapat dijadikan

dasar pendekatan kepada anaka melalui h a lyang disukainya.

b. Mengajarkan dan menguatkan perhatian yang terfokus dan

mendetail. Anak dibimbing bersama untuk memperhatikan

sesuatu dengan seksama. Misalnya: dengan memperhatikan

stimulus yang berupa gambar-gambar untuk mencari

p e r s a m a a n d a n perbedaan. Selain i t u bagi a n a k - a n a k y a n g suka

bemaJn balok d a n puzzle, dapat bersama-sama mengerjakan.

Jenis-jenis mainan educatif seperti itu dapat melatih

konsentrasi anak.

Mengatasi Sulit Konsentrasi Pada Anak Usia Dini (Abdul Alim)


65

c. Dalam menata ruang kelas h a r u s l a h rapi sehingga a n a k tidak

cepat beralih p e r h a t i a n u n y a .

d. Memberi pujian atau ganjaran kepada anak, bila a n a k berhasil

menyelesaikan tugas dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa

tugas yang diberikari jangan terlalu sulit atau terlalu mudah

dan d a l a m proses menyelesaikan tugas.

Selain intervensi diatas, m e n u r u t R i t a E k a Izzatty, 2 0 0 5 : 12,

intervensi praktis melalui langakh-langkah p e n a n g a n a n bagi anak

dengan gangguan perhatian atau sulit berkonsentrasi digambarkan

dalam beberapa pendekatan melalui:

1) Mengelola Kelas oleh Pendidik

a. M e m b e r i k a n instruksi yang jelas atau komentair y a n g jelas

mengenai ritme suara, mimik dan gerakan yang

m e n g u n d a n g perhatian anak tetapi tidak berlebihan

b. Berhenti sejenak untuk memberikan kontrol non-verbal

dengan menatap anak yang bermasalah atau mengabaikan

tugasnya dengan tidak atau kurang memperhatikan,

perlahan mendekati teman sebayanya kemudian

mendekatinya dan mengubah posisi sebagai control non-

verbal.

c. Mengembalikan fokus pada'tugas.

d. Memberikan dorongan dengan penjalasan.

e. Mengecek tugas atau memberikan aturan-aturan dalam

nada rendah.

M E D I K O R A V o l . V , N o 1, A p r i l 2 0 0 9 : 55-70
66

f. Memberikan pertanyaan tentang perilaku, menanyakan apa

yang sedang dilakukan.

g. Diskripsi perilaku untuk mengidentifikasi penyimpangan

atau gangguan dengan mendekati anak dan mengarahkanya

untk mendeskripsikan periluknya dengan nada rendah.

h. Untuk membangun komunikasi d u a arah, diarahkan untuk

bisa berbagi.

i. Memberikan pilihan yang dipaksakan, dengan

menginstruksikan kebebasan memilih alternatif dengan

pengantar kata "atau". D a n konsentrasi pilihan adalah tidak

boleh salah pilih.

j. Pengarahan kembali dengan selang w a k t u atau jeda waktu.

Hal ini dilakukan u n t u k mengantisipasi adanya konfrontasi

atau mereda perdebatan.

2). M e n g e l o l a K o n t i n g e n s i S e k o l a h R u m a h

Manajemen kontingensi sekolah rumah adalah upaya

yangdilakukan untuk menangani anak yang sulit berkonsentrasi,

penaganan ini d i l a k u k a n tidak hanya di sekolah oleh pendidik

melainkan saat dia a d a d i r u m a h oleh orang tuanya.. Manajemen

penanganan dilakukan dengan tetap mengontrol penampilan

akademik m a u p u n tingkah l a k u anak oleh orang t u a d a n pendidik.

Teknik penanganan ini diupayakan untuk membuat anank

dapat mengurangi perilaku mengganggu dikelas serta

meningkatkan kinerja terhadap berbagai tugas sekolah, sekaligus

dapat digunakan untuk memiecahkan masalah di rumah.

Mengatasi Sulit Konsentrasi Pada Anak Usia Dini (Abdul Alim)


67

Penanganan ini dianggap sukses karena disesuaikan dengan

manajemen kelas. Inti penanganan teknik ini adalah memuji

perilaku tepat d a n m e n g a b a i k a n perilku y a n g tidak tepat (Sutadi,

R, K. d a n D M i a n a , S . M , 1996).

3) . P e l a t i h a n K e m a m p u a n S o s i a l

Pelatihan ini bertujuan untuk meolong anak yang kesuiitan

dalam memusatkan perhatian dan kesuliitan berkonsentrasi pada

saat beri n teraksi dengan teman sebayanya. Pelatihan meliputi

teknik untuk masuk suatu kelompok, hubungnan timbal balik

dengan teman, menyelesaikan konflik dan mengontrol kemarahan.

4) . M e n g u r a n g i S t r u k t u r d a n Stimulus

Anak dengan masalah perhatian mudah sekali perhatiannya

berpindah-pindah, maka stimulus yang diberikan pada program

kegiatan belajar atau lingkungan kelas yang tidak relevan harus

dikurangi. Hal yang diinginkan dari pendidik dalam menyikapi hal

ini adalaJi m e n a i k k a n intensitas m e l a l u i p e n g g u n a a n warna-wama

eerah p a d a s t i m u l u s yang b e r h u b u n g a n dengan program kegiatan

belajar t a n p a h a r u s m e n a m b a h j u m l a h n y a (Ngalim P u r w a n t o , MP,

2 0 0 0 : 42).

Pengurangan stimulus dapat dicapai melalui beberapa modifikasi:

a. Dinding pada langitdangit yang kedap u d a r a

b. Berkarpet

c. Jendeia yang tidak tembus pandang

d. Lemari dan rak yang terkunci

e. Pengurangan penggunaan papan yang berwarna

MEDIKORA V o l . \', N o 1, A p r i l 2 0 0 9 : 55-70


68

f. Menggunakan tempat yang berbentuk k u b i k d a n berisi

KESIMPULAN

Seorang anak yang kurang mampu memperhatikan dan

berkonsentrasi sangat sulit mengejar pelajaran , meskipun kadang

keduanya kerap muncul secara bersamaan. Anak yang dalam

kondisi demikian juga akan mengalami masalah-masalah

psikologis.Untuk itu hal yang perlu diperhatikan dalam

memberikan intervensi anak yang memiliki konsentrasi rendah

haruslah sabar d a n jangan mehiaksa karena anak cenderung

memberontak. D a n mencermati anak dengan program kegiatan

melalui kegiatan cerita atau bermaian.

Faktor lain yang dapat menurunkan atau mengurangi

kemampuan anak untuk mengubah perhatian atau konsentrasi

adalah kctika rangsamg lain yang sampai pada dirinya demikian

kuat d a n sangat sulit u n t u k dihindari. Salahsatu rangsang yang

kuat d a n besar pengaruhnya, yang sering mempengaruhi anak

dalam banyak keadaan atau situasi adalah rasa sakit. Tanpa

adanya keterampilan untuk memusatkan perhatian dengan kuat ,

maka rasa sakit seperti munculnya nyeri, dapat berpengaruh

terhadap penampilan anak.

Kemampuan konsentrasi merupakan suatu keterampilan yang

pada hakikatnya dapat dilatih dan ditingkatkan. Konsentrasi

sangat mudah terbentuk melalui latihan. Mempertahankan

kepekaan psikis d a n mengatur energi psikis s e l a m a latihan. H a l i n i

Mengatasi Sulil Konsentrasi Pada Anak Usia Dini (Ahdul Alim)


69

tidak saja dapat m e n i n g k a t k a n k e t a j a m a n konsentrasi, tetapi j u g a

memperbaiki kemampuan melakukan seleksi terhadap perhatian

dan perubahan-perubahan keterampilan.

Bentuk fetihan yang penting sehubungan dengan mengaktifkan

proses berfikir atau faktor intelegensi pada umumnya dalah

melakukaji latihan konsentrasi yang bervariasi. Latihan dapat

dilakukan pada tempat-tempat tertentu yang dapat meningkatkan

stimulus bagi anak. Semua hal itu tentu membutuhkan

penyesuai;m yang baru, sebagaimana telah dikemukakan bahwa

salah satu faktor dari inteligensi adalah kemampuan untuk

m e n y e s u a i k a n d i r i t e r h a d a p h a l - h a l b a r u s e c a r a efektif.

Daftar P u s t a k a

Johannes Hartoto (2000). Peningkatan dan Perkembangan Anak


Melalui Aktivitas J a s m a n i . Dirjen DIKTI.

Ngalim Purwanto, MP. ( 2 0 0 0 ) . Psikologi Pendidikan. Penerbit


Remaja Rosdakarya, Jakarta

Niniek S o c t i n i . ( 2 0 0 7 ) . Cara Meningkatkan Konsentrasi. Diambil


pada tanggal 11 Juni 2008 dari
http/ /surva-CO.id/web/index2.php?option=cQm
c o n t e n t & d o pdf.

R a d M a r s s y ( 2 0 0 7 ) . Meningkatkan Daya Ingat Pada Anak. Diambil


pada tanggal 23 Februari 2007 dari
http: / /uHA^v.mailarchive.com/sukasukamu@vahoogroups
.com /msg00537.html.

Rita E k a Izzatty, ( 2 0 0 5 ) Mengenali Permasalahan Perkembangan


Anak Usia TK. D e p d i k n a s , J a k a r t a 2 0 0 5

M E D I K O R A V o l . V . N o 1, A p r i l 2 0 0 9 : 55-70
70

S i n g g i h D G u n a r s a , (2004). Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta,


Gunung Mulia.

S u t a d i , Si^, K . D e l i a n a , S . M , ( 1 9 9 6 ) . Permasalahan Anak Taman


. Kanak-Kanak. Depdiknas, Dirjen DIKTI

Mengatasi Sulit Konsentrasi Pada Anak Usia Dini (Abdul Alim)

Anda mungkin juga menyukai