Anda di halaman 1dari 2

12.

DENGARKAN  ISI  PERJANJIAN  PENGANGKATANMU

Aku ditegakkan berdiri di antara kedua tangan Nya; lalu ia berseru :

“Tiada kufitrahkan padamu agar engkau tunduk kepada ilmu pengetahuan, tiada pula Ku
didik engkau agar berdiri di depan pintu-pintu selain pintu Ku; tiada pula Aku
mengambil kawan duduk semajelis agar engkau mengajukan permohonan pada Ku untuk
duduk bersama selain Ku. Hendaklah engkau ketahui siapakah engkau, maka
pengetahuanmu tentang dirimu adalah merupakan suatu peraturan bagimu yang tiada
akan roboh, dan suatu ketenangan untuk mu yang tiada akan lenyap”.

“Engkau adalah hamba Ku”.

“Engkau hidup dengan Ku, karena tiupan roh Ku, dan kepada Ku engkau kembali, dan
dengan Ku engkau akan bangkit, dan kepada Ku engkau bernasab. Ku ciptakan engkau
agar engkau menjadi tatapan pandangan Ku, dan engkau akan menjadi pengurai Nama-
nama Ku; Ku ciptakan dunia ini untukmu dan pula Ku sujudkan kepadamu; dan Ku
ciptakan segala sesuatu demi engkau, Ku bentuk engkau demi Aku supaya engkau
menjadi ahli Hadirat Ku; Ku pilih engkau demi kemuliaan himpunan Ku; Ku gemarkan
engkau bersama Ku; Ku fitrahkan engkau sesuai dengan gambaran Ku”.

Dengarkan perjanjian wilayahmu (Pengankatanmu) :

“Jangan engkau bertakwil atas Ku dengan menggunakan ilmu pengetahuanmu, taatilah


hukum-hukum Ku tanpa takwil dan tanpa saling berbantah.

Janganlah engkau menjarak daripada Ku... demi untuk kepentinganmu sendiri...


manakala engkau keluar, hendaklah keluar kepada Ku; dan engkau masuk, hendaklah
mesuk pula kepada Ku; dan engkau tidur, maka tidurlah dalam penyerahan kepada Ku;
dan bila engkau bangun, maka hendaklah engkau bangun penuh dengan rasa tawakal
kepada Ku; dan bila engkau makan hendaklah engkau menyadari bahwa makananmu itu
dari tangan Ku; dan bila engkau minum, hendaklah engkau menyadari pula bahwa engkau
meneguk minuman dari tangan Ku”.

“Mohonlah pertolongan dengan berdo’a kepada Ku, agar engkau bisa tegak berdiri di
dalam maqammu di antara kedua tangan Ku... Kalau tidak ... maka diammu itu menyeru
kepadamu tentang apa-apa yang telah diketahui perihal dirimu, maka waspadalah
engkau kepada Ku, jangan sampai diammu itu menjadi seruan kepada dirimu, sednagkan
engkau mengesankan bahwa diammu itu adalah taqarub (berhampir diri) kepada Ku”.

“Bagaimana engkau melepaskan pendanganmu ke arah langit dan bumi, matahari dan
bulan, dan kepada segala sesuatu apapun, sedangkan engkau telah mengetahui, bahwa
kesemuanya itu terang dan nyata daripada Ku.

Kesemuanya itu mensucikan diri Ku dengan menyampaikan puja-pujiannya kepada Ku dan


mengucapkan kata tulus “Laisa Kamitslihi Syai’un... Tiada satu pun yang menyamai
Nya”... Janganlah engkau menyingkir dari patokan pandangan yang demikian ini, agar
tidak dirampas oleh pandangan-pandangan lain. Dan  jangan lupa engkau mengeluarkan
sifatmu dari cara memandang yang demikian, kaena nantinya engkau dirampas oleh
sifatmu sendiri”.

“Bila engkau tidak melepaskan sifatmu keluar dalam pandangan ini, akan ku tan
engkau akan menulis atas dahimu wilayah Ku (pemeliharaan Ku), dan akan engkau
saksikan bahwa sesungguhnya Aku berada bersamamu di mana pun engkau berada. Dan
akan ku dudukan engkau di dalam maqam ishmad (maqam yang tidak luput dalam
penjagaan Ku), dan akan Ku tetapkan engkau dalam sopan santun dari segala syahwat
keinginanmu, dan engkau kan merasakan malu untuk selalu berada di dalam tata cara
adat-isitadatmu”. SesungBahwa syahwat-syahwat itu menjadi hijab penutup atasmu
untuk menguji kecintaanmu, maka jika engkau menetapkan pilihan kepada Ku dan tidak
memilih keinginan-keinginan lain, niscaya ku ungkapkan untukmu zatmu sendiri dan
tiada lagi Aku menutupi engkau dengan aneka keinginan-keinginan syahwat.
Ketahuilah, bahwa syahwat itu mendatangi engkau melalui jasad tubuhmu. Adapun zatmu
maka Ku ciptakan atas dasar suci murni tiada condong melainkan hanya kepada Ku
sendiri”.

“Katakanlah pada lubuk hati nuranimu, agar berdiri tegak di anatara kedua tangan
Ku, tiada dengan sesuatu dan tiada pula untuk sesuatu, niscaya Ku bangun mahligai
yang sangat besar di belakangmu, dan kekuasaan agung di bawah kedua telapak kakimu.

Hendaklah engkau memohon bantuan hanya dari Ku sahaja, jangan dari Ilmu Ku, dan
jangan pula dari dirimu, dengan demikian engkau menjadi hamba Ku, berada di sisi Ku
dan dapat pengertian perihal Ku.

Hendaklah halmu menjadi demikian laksana TUHAN YANG HADIR, dalam alam semesta yang
gaib dan pudar. Maka inilah hiasan sifatnya barang siapa yang aku malu
daripadanya”.

Anda mungkin juga menyukai