Anda di halaman 1dari 5

Kandita Mahran Nisa dan Rika Lisiswanti| Faktor Risiko Demensia Alzheimer

Faktor Risiko Demensia Alzheimer

KanditaMahran Nisa1, Rika Lisiswanti2


1
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian PendidikanKedokteran, FakultasKedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Demensia adalah suatu sindrom akibat penyakit otak, biasanya bersifat kronik atau progresif serta terdapat gangguan
fungsi luhur. Jenis demensia yang paling sering dijumpai yaitu demensia tipe alzheimer. Faktor risiko demensia alzheimer
yang terpenting adalah usia, riwayat keluarga, dan genetik. Demensia alzheimer ditandai dengan atrofi dan gliosis progresif
dari lobus temporal dan hipokampus lalu disertai oleh korteks lain yang berhubungan dan akhirnya pada korteks motorik
primer dan sensorik. Demensia alzheimer memiliki karakteristik histopatologi, yaitu ditemukannya deposit eosinofilik
ekstraseluler amiloid yang terdiri dari peptida Aβ (produk bersihan APP) yang disebut plak amiloid serta agregat
intraneuronal dari mikrotubule terkait protein tau (neurofibrillary tangles). Gangguan tidur, depresi, dan genotip
apolipoprotein E (APOE) memiliki hubungan dengan demensia alzheimer. Neurotransmiter yang paling berperan dalam
patofisiologi dari demensia Alzheimer adalah asetilkolin dan norepinefrin. Keduanya dihipotesis menjadi hipoaktif pada
penyakit Alzheimer Demensia yang paling sering dijumpai yaitu demensia tipe Alzheimer (Alzheimer’s diseases). Faktor
risiko yang mempengaruhi demensia alzheimer antara lain faktor genetik yang salah satunya adalah apolipoprotein E, faktor
usia, hipertensi, depresi dan gangguan, serta faktor aktivitas sosial.

Kata kunci:alzheimer, apolipoprotein, demensia

Risk Factor of Alzheimer’s Dementia


Abstract
Dementia is a syndrome due to brain disease, usually chronic or progressive and there is a dysfunction of noble function.
The most common type of dementia is alzheimer’s dementia. The most important alzheimer’s dementia risk factors are age,
family history and genetic. Alzheimer’s dementia is characterized by atrophy and progressive gliosis of temporal lobe and
hipocampus then accompanied by other related cortex and finally primary motor and sensory cortex. Alzheimer’s dementia
has a characteristic histopathology, the discovery of deposits of eosinophilic extracelluler amiloid consisting of Aβ peptide
(APP clearance product) that called amyloid plaque and intraneuronal genotype from microtubule related to protein tau
(neurofibrillary tangles). Sleep disorders, depression and apolipoprotein E (APOE) genotype correlated to alzheimer’s
dementia. The most instrumental neurotransmitter in alzheimer’s dementia pathophysiology are asetilcoline and
norepinefrin. Both hypothesized asetilcoline and norepinephrin. Both of them become hipoactive in alzheimer’s disease.
Dementia is the most common type of Alzheimer's dementia ( Alzheimer 's diseases) . The risk factors affecting Alzheimer
dementia include genetic factors , one of which is apolipoprotein E , age, hypertension , depression and disorders , as well
as the factor of social activity.

Keywords:alzheimer, apolipoprotein, demensia

Korespondensi: KanditaMahranNisa, Jalan SMA Negeri 1 Gadingrejo No. 1 kabupatenTanggamus, Pringsewu-


Lampung,082279786478, e-mail kanditamahran@yahoo.com

Pendahuluan pada kondisi lain yang secara primer atau


Demensia adalah suatu sindrom akibat sekunder mengenai otak.1
penyakit otak, biasanya bersifat kronik atau Beberapa faktor risiko demensia, antara
progresif serta terdapat gangguan fungsi luhur. lain usia, konsumsi alkohol, aterosklerosis,
Jenis demensia yang paling sering dijumpai diabetes melitus, sindrom down, genetik,
yaitu demensia tipe Alzheimer,termasuk daya hipertensi, depresi, dan merokok.2Alois
ingat, daya pikir, daya orientasi, daya Alzheimer pertama kali menggambarkan suatu
pemahaman, berhitung, kemampuan belajar, kondisi yang selanjutnya diberi nama dengan
berbahasa, dan daya kemampuan menilai. namanya dalam tahun 1907, saat ia
Kesadaran tidak berkabut, dan biasanya menggambarkan seorang wanita berusia 51
disertai hendaya fungsi kognitif, ada kalanya tahun dengan perjalanan demensia progresif
diawali oleh kemerosotan(deterioration) dalam selama 4,5 tahun. Diagnosis akhir Alzheimer
pengendalian emosi, perilaku sosial, atau didasarkan pada pemeriksaan neuropatologi
motivasi. Sindrom ini terjadi pada penyakit otak dan biasanya didiagnosis dalam
Alzheimer, pada penyakitserebrovaskuler, dan lingkungan klinis setelah penyebab demensia

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 86


Kandita Mahran Nisa dan Rika Lisiswanti| Faktor Risiko Demensia Alzheimer

lain telah disingkirkan dari pertimbangan ketiga variasi determinan disebut autosomal
diagnostik.1 dominant alzheimer’s disease (ADAD).5,6
Menurut World Health Organization Demensia alzheimer ditandai dengan
(WHO), pada tahun 2010 terdapat 35,6 juta atrofi dan gliosis progresif dari lobus temporal
orang di dunia yang menderita demensia, dan hipokampus lalu disertai oleh korteks lain
diperkirakan meningkat menjadi 65,7 juta pada yang berhubungan dan akhirnya pada korteks
tahun 2030 dan 115,4 juta pada tahun 2050.3 motor primer dan sensorik. Demensia
Dari seluruh pasien yang menderita demensia, alzheimer memiliki karakteristik histopatologi,
50-60% diantaranya menderita Alzheimer’s yaitu ditemukannya deposit eosinofilik
diseases. Prevalensi demensia tipe Alzheimer ekstraseluler amiloid yang terdiri dari peptida
meningkat seiring bertambahnya usia. Untuk Aβ (produk bersihan APP) yang disebut plak
seseorang yang berusia 65 tahun prevalensinya amiloid serta agregat intraneuronal dari
adalah 0,6% pada pria dan 0,8% pada wanita. mikrotubule terkait protein (neurofibrillary
Pada usia 90 tahun, prevalensinya mencapai tangles).6
21%. Pasien dengan demensia Alzheimer Terdapat 2 bentuk kelainan
membutuhkan lebih dari 50% perawatan.1 histopatologi pada alzheimer, agregasi
Dengan besarnya masalah dan beban ekstraseluler neuritic plaque (senile plaque)
masyarakat akibat gangguan kognitif lanjut dan neurofibrillary tangles (NFTs) pada regio
usia, upaya pencegahan akan menghasilkan otak tertentu. NFTs merupakan akumulasi
dampak besar terhadap penghematan intraseluler dari hyperphosphorylated tau
sumberdaya masyarakat. Upaya tersebut protein.7Neuritic plaque merupakan deposit
antara lain dapat melalui pengenalan faktor tidak larut dari peptida beta amyloid (Aβ) yang
risiko yang dapat dicegah. Faktor-faktor risiko diturunkan dari APP.8
penurunan fungsi kognitif tersebut bisa berasal
dari faktor genetik (gen APOE, PS), usia, faktor
penyakit/kondisi kesehatan seperti hipertensi,
DM, defisiensi, maupun faktor lingkungan
tempat tinggal.4

Isi
Faktor risiko demensia alzheimer yang
terpenting adalah usia, riwayat keluarga, dan
genetik. Penuaan merupakan faktor risiko
terbesar terhadap kejadian alzheimer.
Kebanyakan orang usia 65 tahun atau lebih tua
memiliki risiko yang lebih tinggi. Seseorang
dengan riwayat orangtua, saudara laki-laki Gambar 1. Neurofibrillary tangles (tanda panah
maupun perempuan dengan penyakit hitam) dan neuritic plaque (tanda panah putih)6
alzheimer memiliki risiko lebih tinggi untuk
menderita penyakit alzheimer. Selain usia dan Polimorfisme pada amyloid precursor
riwayat keluarga, genetik (herediter) berperan protein (APP) yaitu presenilin-1 (PSEN-1) dan
penting dalam peningkatan faktor risiko presenilin-2 (PSEN-2) berhubungan dengan
demensia alzheimer dimana terdapat dua jenis kerentanan terhadap penyakit alzheimer onset
gen yang berperan dalam perkembangan cepat. Sedangkan apolipoprotein E varian ε4
alzheimer. Kedua jenis gen tersebut adalah gen (ApoE) sangat berhubungan dengan
risiko dan gen determinan. Gen risiko peningkatan risiko penyakit alzheimer onset
meningkatkan kemungkinan perkembangan lambat.9
penyakit namun tidak menjamin terjadinya Penelitian neuroanatomi otak klasik
penyakit, yaitu apolipoprotein E ε4. Sedangkan pada pasien dengan penyakit Alzheimer
gen determinan secara langsung menyebabkan menunjukkan adanya atrofi dengan
demensia alzheimer, terdiri dari tiga protein pendataran sulkus kortikalis dan pelebaran
yaitu amyloid precursor protein (APP), ventrikel serebri. Gambaran mikroskopis klasik
presenilin-1 (PSEN-1), dan presenilin-2 (PSEN- dan patognomonik dari demensia tipe
2). Penyakit alzheimer yang disebabkan oleh Alzheimer adalah plak senilis, kekusutan

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 87


Kandita Mahran Nisa dan Rika Lisiswanti| Faktor Risiko Demensia Alzheimer

serabut neuron, neuronal loss (biasanya penyakit Alzheimer masih belum diketahui,
ditemukan pada korteks dan hipokampus), dan akan tetapi banyak kelompok studi yang
degenerasi granulovaskuler pada sel saraf. meneliti baik proses metabolisme yang normal
Kekusutan serabut neuron (neurofibrillary dari protein prekusor amiloid maupun proses
tangles) terdiri dari elemen sitoskletal dan metabolisme yang terjadi pada pasien dengan
protein primer terfosforilasi, meskipun jenis demensia tipe Alzheimer untuk menjawab
protein sitoskletal lainnya dapat juga terjadi. pertanyaan tersebut.1
Kekusutan serabut neuron tersebut tidak khas Sebuah penelitian menunjukkan peran
ditemukan pada penyakit Alzheimer, fenomena gen E4 dalam perjalanan penyakit Alzheimer.
tersebut juga ditemukan pada sindrom Down, Individu yang memiliki satu kopi gen tersebut
demensia pugilistika (punch-drunk syndrome) memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar
kompleks Parkinson-demensia Guam, penyakit daripada individu yang tidak memiliki gen E4
Hallervon-Spatz, dan otak yang normal pada tersebut, dan individu yang memiliki dua kopi
seseorang dengan usia lanjut. Kekusutan gen E4 memiliki kemungkinan delapan kali
serabut neuron biasanya ditemukan di daerah lebih besar daripada yang tidak memiliki gen
korteks, hipokampus, substansia nigra, dan tersebut. Pemeriksaan diagnostik terhadap gen
lokus sereleus. Plak senilis (disebut juga plak ini tidak direkomendasikan untuk saat ini,
amiloid), lebih kuat mendukung untuk karena gen tersebut ditemukan juga pada
diagnosis penyakit Alzheimer meskipun plak individu tanpa demensia dan juga belum tentu
senilis tersebut juga ditemukan pada sindrom ditemukan pada seluruh penderita demensia.1
Down dan dalam beberapa kasus ditemukan Hipertensi pada usia pertengahan
pada proses penuaan yang normal.1 menjadi faktor risiko terjadinya demensia
Mutasi pada gen berikut ini alzheimer onset lambat. Pasien yang
menyebabkan terjadinya demensia alzheimer menggunakan pengobatan β-bloker untuk
dominan autosomal onset cepatyaitu gen mengontrol tekanan darah memiliki lesi otak
amyloid precursor protein (APP) pada tipe alzheimer lebih rendah dibandingkan
kromosom 21, gen presenilin-1 (PSEN-1) pada pasien yang tidak mengonsumsi obat tersebut
kromosom 14, dangen presenilin-2 (PSEN-2) atau yang mengonsumsi obat lain.11
pada kromosom 1.Ketiga gen tersebut Prevalensi demensia alzheimer
mengarah kepada kelebihan produksi bentuk meningkat seiring dengan usia. Demensia
peptida asam amino 42 daripada bentuk asam alzheimer sering terjadi pada individu dengan
amino 40. Hal ini mengakibatkan terjadinya usia lebih dari 60 tahun. Pada populasi yang
kematian neuron, kehilangan sinapsis dan lebih tua, hubungan antara demensia dan
pembentukan NFTs dan SPs. Genotip kelainan patologis demensia alzheimer seperti
apolipoprotein E ε4 tanpa polimorfisme pada neuritic plaques, diffuse plaques, tangles, lebih
gen yang lain ditemukan berhubungan dengan besar pada usia 75 tahun daripada usia 95
demensia alzheimer onset lambat.10 tahun.12
Gen untuk protein prekusor amiloid Depresi telah diidentifikasi sebagai
terletak pada lengan panjang kromosom 21. faktor risiko demensia alzheimer dan juga
Proses penyambungan diferensial, dihasilkan demensia tipe lain. Menurut penelitian
empat bentuk protein prekusor amiloid. framingham, selama 17 tahun periode follow-
Protein beta/A4, yang merupakan konstituen up, 164 peserta mengalami demensia dengan
utama dari plak senilis, adalah suatu peptida 136 diantaranya merupakan demensia
dengan 42-asam amino yang merupakan hasil alzheimer. Terdapat 21,6% peserta yang
pemecahan dari protein prekusor amiloid. mengalami depresi pada awal penelitian
Pada kasus sindrom Down (trisomi kromosom menderita demensia dibandingkan 16,6%
21) ditemukan tiga cetakan gen protein peserta yang tidak mengalami depresi. Depresi
prekusor amiloid, dan pada kelainan dengan memiliki peningkatan risiko demensia lebih
mutasi yang terjadi pada kodon 717 dalam gen dari 50% dengan rasio hazard sebesar 1,72
protein prekusor amiloid, suatu proses sehingga dari penelitian ini ditemukan bahwa
patologis yang menghasilkan deposit protein depresi memiliki hubungan dengan
beta/A4 yang berlebihan. Bagaimana proses peningkatan risiko demensia dan demensia
yang terjadi pada protein prekusor amiloid alzheimer pada pria dan wanita tua.13
dalam perannya sebagai penyebab utama

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 88


Kandita Mahran Nisa dan Rika Lisiswanti| Faktor Risiko Demensia Alzheimer

Gangguan tidur, depresi dan genotip gangguan konsentrasi, dan masalah daya
apolipoprotein E (APOE) memiliki hubungan ingat.17
dengan demensia alzheimer. Kemungkinan Dengan melakukan aktivitas fisik dapat
perkembangan terjadinya demensia alzheimer meningkatkan atensi dan motivasi dengan cara
adalah 8 kali lebih besar pada orang yang baru meningkatkan kadar dopamine dan
saja mengalami depresi dengan adanya norepinefrin. Selain itu adalah meningkatkan
homozigot ε4. Sedangkan pada karier ε4 aktivitas neurotransmitter, memperbaiki aliran
dengan klinis depresi, risiko meningkat menjadi darah, dan memicu produksi faktor
10 kali lebih besar. Risiko pada karier ε4 yang pertumbuhan otak. Dengan demikian, aktivitas
mengalami gangguan tidur adalah 7 kali lebih fisik ini menyiapkan sel saraf untuk terhubung
besar daripada kelompok normal.14 lebih mudah dan lebih kuat. Aktivitas fisik
Penyakit neurodegeneratif termasuk dapat meningkatkan aliran darah ke otak
parkinson, demensia frontotemporal dan sehingga pembuluh darah terstimulasi dan
alzheimer diketahui dikaitkan dengan akses otak untuk mendapatkan energi dan
gangguan aspek tingkah laku sosial. Oleh oksigen meningkat. Meningkatnya aliran darah
karena itu mungkin saja aspek proses kognitif ke otak menyebabkan stimulasi ke suatu area
yang membangun dan mempertahankan otak yang membantu pembentukan memori.
jaringan sosial juga dapat berlaku sebagai Selain itu, meningkatnya serotonin, dopamine,
cadangan terhadap risiko gangguan kognitif dan BDNF akibat suatu aktivitas fisik akan
akibat adanya akumulasi patologi jaringan memperkuat ikatan antar sel saraf. BDNF
otak. Tingkat jaringan sosial mengubah sifat (brain derived nerve factor) bertanggung jawab
kaitan antara beberapa parameter Alzheimer atas pembentukan dan daya tahan saraf
dengan tingkat fungsi kognitif, terutama pada terhadap kerusakan dan stres yang banyak
efeknya terhadap pengurangan jumlah ditemukan di daerah hipokampus.18
neurofibrillary tangles.Efek ini menetap setelah Neurotransmiter yang paling berperan
dikontrol dengan faktor yang berpotensi dalam patofisiologi dari demensia Alzheimer
confounding. Selain itu juga terlihat bahwa adalah asetilkolin dan norepinefrin. Keduanya
meskipun orang dengan jaringan sosial yang dihipotesis menjadi hipoaktif pada penyakit
lebih luas lebih mungkin terlibat lebih aktif Alzheimer. Beberapa penelitian melaporkan
dalam aktivitas sosial, kognitif dan fisik, yang pada penyakit Alzheimer ditemukannya suatu
semuanya dikaitkan dengan menurunkan risiko degenerasi spesifik pada neuron kolinergik
gangguan kognitif dan demensia, pengaruh pada nukleus basalis meynert. Data lain yang
jaringan sosial masih menetap setelah faktor- mendukung adanya defisit kolinergik pada
faktor tersebut dikontrol.15 Alzheimer adalah ditemukan konsentrasi
Ada beberapa alasan mengapa aktivitas asetilkolin dan asetilkolintransferase
1
sosial dalam bentuk apapun berhubungan menurun.
dengan fungsi kognitif di usia lanjut, di
antaranya bahwa aktivitas tersebut juga Ringkasan
memperbaiki kondisi kesehatan umum, Demensia merupakan suatu sindrom
mengurangi depresi, dan menumbuhkan akibat penyakit otak, biasanya bersifat kronik
kebiasaan hidup sehat.16 Penelitian atau progresif serta terdapat gangguan
menunjukkan bahwa aktivitas fisik berperan fungsiluhur.Sindrom ini terjadi pada penyakit
dalam fungsi kognitif. Kaitannya dalam Alzheimer, pada penyakit serebrovaskuler, dan
aktivitas fisik, terdapat unsur gerak. Bergerak pada kondisi lain yang secara primer atau
berfungsi untuk menyiapkan otak untuk belajar sekunder mengenai otak. Dari seluruh pasien
secara optimal. Dengan bergerak, aliran darah yang menderita demensia, 50-60% diantaranya
ke otak lebih tinggi sehingga suplai nutrisi lebih menderita jenis demensia yang paling sering
baik. Otak membutuhkan nutrisi terutama dijumpai yaitu demensia tipe Alzheimer
berupa oksigen dan glukosa. Glukosa bagi otak (Alzheimer’s diseases).
merupakan bahan bakar utama supaya otak Faktor risiko demensia alzheimer yang
dapat bekerja optimal. Setiap kali seseorang terpenting adalah usia, riwayat keluarga, dan
berpikir, akan menggunakan glukosa. genetik. Genetik (herediter) berperan penting
Kurangnya suplai oksigen ke otak dapat dalam peningkatan faktor risiko demensia
menimbulkan disorientasi, bingung, kelelahan, alzheimer dimana terdapat dua jenis gen yang

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 89


Kandita Mahran Nisa dan Rika Lisiswanti| Faktor Risiko Demensia Alzheimer

berperan dalam perkembangan alzheimer. 7. Gendron TF, Petrucelli L . The role of tau in
Kedua jenis gen tersebut adalah gen risiko dan neurodegeneration. Mol
gen determinan. Gen risiko meningkatkan neurodegeneration. 2009; 4(13):1-19.
kemungkinan perkembangan penyakit namun 8. Zhang YW, Thompson R, Zhang H. APP
tidak menjamin terjadinya penyakit, yaitu processing in alzheimer’s disease. Mol
apolipoprotein E ε4. Sedangkan gen Brain. 2011; 4(3):1-13.
determinan secara langsung menyebabkan 9. Mun MJ. Polymorphisms of small
demensia alzheimer, terdiri dari tiga protein ubiquitin–related modifier genes are
yaitu amyloid precursor protein (APP), associated with risk of alzheimer’s disease
presenilin-1 (PSEN-1), dan presenilin-2 (PSEN- in korean. J of Neuro Sci. 2016; 364:122-7.
2). Penyakit alzheimer yang disebabkan oleh 10. Hollingworth P. Common variants at
ketiga variasi determinan disebut autosomal ABC47, MS4A6A/MS4A4E, EPHA1, CD33
dominant alzheimer’s disease (ADAD). and CD2AP are associated with
alzheimer’s disease. Net Genet. 2011;
Simpulan 43(5):429-35.
Demensia yang paling sering dijumpai 11. Hughes S. Beta-blockers linked to fewer
yaitu demensia tipe Alzheimer (Alzheimer’s alzheimer’s lesions [internet]. New York:
diseases). Faktor risiko yang mempengaruhi WebMD; 2014 [diakses tanggal 18 April
demensia alzheimer antara lain faktor genetik 2016]. Tersedia
yang salah satunya adalah apolipoprotein E, darihttp://www.medscape.com/viewarticl
faktor usia, hipertensi, depresi dan gangguan, e/77/7239
serta faktor aktivitas sosial. 12. Savva GM. Age, neuropathology and
dementia. N Engl J Med. 2009; 360:2302-
Daftar Pustaka 9.
1. SadockBJ, Sadock VA. Delirium, dementia, 13. Saczynski JS, Beiser A, Seshadri S,
amnestic and cognitive disorders. Dalam: Auerbach S, Wolf PA, Au R. Depressive
Sadock BJ, editor. Kaplan & Sadock's symptoms and risk of dementia. American
synopsis of psychiatry: behavioral Academy of Neuro. 2010; 75:35-41.
sciences/clinical psychiatry. Edisi ke-10. 14. Burke SL, Maramaldi P, Cadet T, Kukull W.
Philadelphia: Lippincott Williams & Associations between depression, sleep
Wilkins; 2007. disturbance and apolipoprotein E in the
2. National Institute on Aging; 2014 [diakses development of alzheimer’s disease:
tanggal 18 April 2016]. Tersedia dari: dementia. Int Psychogeriatr. 2016;
http://www.nia.nih.gov. 28(9):1409-24.
3. World Health Organization. Dementia: a 15. Bennet DA, Schneider JA, Tang Y, Arnold
public health priority. Jenewa: World SE, Williams RS. The effect of social
Health Organization; 2012. networks in the relation between
4. Patterson C, Feightner JW, Garcia A, Alzhemier’s disease patholog and level of
Hsiung GY, MacKnight C, Sadovnick AD. cognitive function in old people: a
Diagnosis and treatment of dementia: risk longitudinal cohort study. Lancet Neurol.
assessment and primary prevention of 2006; 5(5):406-12.
Alzheimer disease. CMAJ. 2008; 16. Polidori MC, Nelles G, Pientka L.
178(5):548-56. Prevention of dementia: focus on lifestyle.
5. Alzheimer’s association; 2015 [diakses Int J Alzheimers Dis. 2010; 29:1-9.
tanggal18 April 2016]. Tersedia dari: 17. Effendi AD, Mardijana A, Dewi R.
http://www.alz.org/alzheimers_disease_c Relationship between physical activity and
auses_risk_factors.asp dementia incidence in elderly of UPT
6. Montine TJ. Dementia pathology pelayanan sosial lanjut usia jember. J
[internet]. New York: WebMD; 2014 Pustaka Kes. 2014; 2(2):332-6.
[diakses tanggal 18 April 2016]. Tersedia 18. Ratey J. The revolutionary new science of
dari: exercise and the brain. New York: Little
http://emedicine.medscape.com/article.2 Brain and Company; 2009.
003174

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 90

Anda mungkin juga menyukai