Anda di halaman 1dari 4

RESUME KMB

MANAJEMEN PEMBERIAN OKSIGEN

DISUSUN OLEH :
Rosidah
NPM 1219205

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI


2020
MANAJEMEN PEMBERIAN OKSIGEN
A. PENDAHULUAN
Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut Hierarki
Maslow. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan. Oksigen mempunyai
peranan yang penting dalam proses metabolisme dalam tubuh. Oksigen dibutuhkan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan akan oksigen sangat dipengaruhi
oleh fungsi dari sistem pernapasan seseorang, apabila fungsi tersebut baik maka oksigen dan
karbondioksida dapat bertukar secara normal, akan tetapi bila fungsi tersebut mengalami
gangguan, maka oksigen dan karbondioksida tidak dapat bertukar secara normal dan
mengalami gangguan. Pada saat seseorang mengalami gangguan dalam bernapas / ganguan
dalam pemenuhan oksigen, bantuan terapi oksigen sangat diperlukan.
Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen
dalam tubuh berkurang / tidak terpenuhi maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan
jaringan organ lainnya, apabila hal tersebut berlangsung lama maka akan terjadi kematian.
Pemberian oksigen dapat diberikan tanpa resep dalam keadaan henti nafas dan jantung,
perdarahan dan syok.

Indikasi pemberian oksigen :


1) Cyanosis
2) Sesak Nafas
3) Anemia
4) COPD
5) Keracunan
6) Syok
7) Perdarahan.

Prasyarat Pemberian Oksigen :


1) Usia
2) Tingkat toleransi
3) Indikasi
4) Tingkat konsentrasi

B. JENIS ALAT PEMBERIAN OKSIGEN


Jenis alat untuk pemberian oksigen terdapat dua jenis alat yang fungsinya berbeda sesuai
jenis perangkat yaitu Variabel Oxygen Concentration dan Fixed Oxygen Concentration.

1. Variabel Oxygen Concentration


Terdapat dua jenis alat yaitu low flow dan high flow. Jenis alat yang termasuk kedalam jenis
alat ini adalah :
a. Nasal Kanul
Nasal kanul tanpa sistem humidifikasi dapat digunakan untuk terapi oksigen
dengan laju 1-4 L/menit, pada konsentrasi antara 22-44 %. Pada anak di bawah 2 tahun,
laju oksigen maksimal 2 L/menit, dan pada neonatus, laju maksimal 1 L/menit. Nasal
kanul dengan sistem humidifikasi dapat digunakan untuk terapi oksigen hingga 10
L/menit. Laju oksigen maksimal pada anak dengan berat badan <30 kg adalah 6
L/menit, dan pada anak di bawah 2 tahun 4 L/menit. Keadaan atau penyakit yang
diperkirakan sudah / akan menyebabkan hipoksia, seperti infark miokard, dahulu
diberikan terapi oksigen tanpa mempertimbangkan tingkat saturasi oksigen. Nasal kanul
juga dapat digunakan sebagai apnoeic / passive oxygenation untuk mencegah
hipoksemia saat prosedur pemasangan intubasi.
Kontraindikasi Nasal Canul :
Tidak boleh digunakan pada penderita dengan obstruksi saluran pernapasan atas seperti
nasal polip. Bentuk nasal canule ada untuk dewasa, anak dan bayi.
b. Simple Face Mask
Jenis ini termasuk dalam jenis alat dengan konstrasi sedang dengan laju aliran 6-
12 L/menit dengan konstrasi oksigen 35-50%. Simple Face mask dengan humidifikasi
dapat digunakan untuk terapi oksigen hingga 6 L/menit.
c. Non Rebreathing Mask
Jenis ini termasuk dalam jenis alat dengan konsentrasi tinggi dengan laju aliran 10-
15 L/menit dengan konsentrasi oksigen mencapai 60-90%. Indikasi penggunaan non-
rebreathing oxygen mask (NRM) antara lain untuk pasien yang mengalami kondisi
medis akut yang masih sadar penuh, bernapas spontan, memiliki volume tidal yang
cukup, serta memerlukan terapi oksigen konsentrasi tinggi.
Jenis ini dapat digunakan pada pasien yang perjalanan penyakitnya sangat
berpeluang membaik dengan intervensi segera, misalnya penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK), edema paru akut, dan asthma berat. sehingga dapat membantu memperbaiki
gejala klinis serta mengurangi risiko tindakan intubasi jalan nafas.

2. Fixed Oxygen Concentration


a. Venturi Mask
Jenis alat ini termasuk dalam jenis perangkat dengan konsentrasi rendah (low
flow) yang digunakan untuk pengiriman oksigen jangka pendek. Venturi mask dapat
memberikan aliran yang bervariasi : 4-14 L/menit dengan konsentrasi 24-50%. Dipakai
pada pasien dengan tipe ventilasi tidak teratur. Indikasi pemakaian venturi mask
digunakan pada penderita dengan Severe chronic obstructive pulmonary disease, Severe
cystic fibrosis, Severe bronchiectasis, Severe neuromuscular / chest wall disorders, dan
Morbid obesity.
b. T-Piece
Jenis alat ini dapat mengalirkan aliran oksigen 10 L/menit.
c. Trans Tracheal Tube
Jenis ini biasanya digunakan untuk memberikan oksigen jangka panjang dengan laju
aliran 10 L/menit.
d. Incentive Spirometer
Jenis ini digunakan untuk merehabilitasi paru-paru dan memeprbaiki pola
pernafasan. Alat ini merupakan alat untuk latihan pernafasan biasanya digunakan pada
penderita dengan atelectasis dan kondisi pernafasan yang kronis. Prinsip latihan
pernafasan ini bertujuan untuk latihan penguatan otot-otot respirasi khususnya otot
inspirasi secara tidak langsung.
Indikasi penggunaan incentive spirometer biasanya digunakan pada pasien
sebelum atau sesudah operasi dan untuk pasien dengan gangguan pulmonary yang tidak
dapat bernafas secara dalam, atelektasis paru, dan restriksi paru sedangkan
kontraindikasi penggunaan incentive spirometer biasanya pada pasien yang tidak dapat
bernafas dalam secara efektif misalnya pada pasien dengan kapasitas vital paru kurang
dari 10 mL/Kg.
e. CVAP ( Continuous positive airway pressure )
CVPAP adalah bentuk ventilator tekanan jalan nafas positif, yang menerapkan
tekanan udara ringan secara terus menerus. Itu membuat saluran udara terbuka terus
menerus pada orang-orang yang dapat bernapas secara spontan sendiri, tetapi
membutuhkan bantuan menjaga jalan napas mereka tidak terhalang. CPAP biasanya
kedalaman airnya 4-8 cmH20.

Hal hal yang perlu diperhatikan pada saat pemberian oksigen dalam pemberian asuhan
keperawatan adalah:

 Amati tanda-tanda vital sebelum, selama dan sesudah pemberian oksigen.


 Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan misalnya : api, yang dapat menimbulkan
kebakaran.
 Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai batas yang ada pada botol - botol
pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila tidak dipakai.
 Nasal prong dan masker harus dibersihkan, didesinfeksi dan disimpan kering. Pemberian
oksigen harus hati-hati terutama pada penderita penyakit paru kronis karena pemberian
oksigen yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan hipoventilasi, hypercarbia diikuti
penurunan kesadaran.
 Terapi oksigen sebaiknya diawali dengan aliran 1-2 L/menit, kemudian dinaikkan pelan-
pelan sesuai kebutuhan. Terapi O2 merupakan salah satu intervensi keperawatan yang
bersifat kolaboratif yang merupakan bagian dari paket intervensi keperawatan yang
diberikan kepada klien berdasarkan diagnosa keperawatan yang dirumuskan. Oleh karena itu
maka langkah pertama yang perawat lakukan adalah melakukan pengkajian.

Anda mungkin juga menyukai