Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM UJI PRESTASI MESIN

TURBIN KAPLAN
Diajukan sebagai persyaratan dalam menyelesaikan Studi mata Kuliah
Program Komputasi dan Pengantar Teknologi Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa
Dosen Pengampu:
Oleh, S.T., M.T.

Oleh:
Roby Muhammad Akbar 1710631150153
Rudy Handoko 1710631150154
Sandi Akbar 1710631150156
Sekar Sari Kelana 1710631150158
Shinta Dwi Oktaviani 1710631150159

Kelompok: 6 A

LABORATORIUM PRODUKSI
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan
nikmat kesehatan baik jasmani maupun rohaniah kepada kita semua sehingga
penyusunan Laporan Praktikum Uji Prestasi Mesin dapat selesai dengan tepat
waktu. Dalam hal ini kami juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada
:
1. Bapak DR. Maman Suryaman, M.M.Pd. selaku Dekan Fakultas Teknik.
2. Bapak Oleh, S.T., M.T. Selaku Kaprodi Teknik Mesin.
3. Bapak Oleh, S.T., M.T. selaku Dosen Mata Kuliah Praktikum Uji Prestasi
Mesin.
4. Keluarga dan teman-teman kami yang telah memberikan semangat dalam
penyusunan laporan ini.
Laporan Praktikum Uji Prestasi Mesin ini diajukan sebagai salah satu syarat
kelulusan Program Studi Teknik Mesin S1 di Universitas Singaperbangsa
Karawang. Dalam penyusunan Laporan Praktikum ini, pastinya banyak terdapat
kesalahan baik isi maupun cara penulisannya, oleh sebab itu, kami sebagai
penyusun sangat mengharapkan saran dan kritikan yang dapat menyempurnakan
Laporan Praktikum Uji Prestasi Mesin ini.

Karawang, 07 April 2020


Penulis

Kelompok 6 A

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB 1 ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 TUJUAN .................................................................................................................. 1
1.2 TEORI DASAR ....................................................................................................... 1
BAB 2 ................................................................................................................................. 8
INSTALASI PENGUJIAN ............................................................................................... 8
BAB 3 ............................................................................................................................... 10
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 10
3.1 ALAT DAN BAHAN ............................................................................................ 10
3.2 PROSEDUR PENGUJIAN .................................................................................. 12
BAB 4 ............................................................................................................................... 14
PERHITUNGAN............................................................................................................. 14
4.1 SPESIFIKASI ALAT ............................................................................................ 14
4.2 PERHITUNGAN ................................................................................................... 14
4.3 DATA PENGAMATAN ....................................................................................... 15
4.4 HASIL PERHITUNGAN ..................................................................................... 16
BAB 5 ............................................................................................................................... 20
5.1 KESIMPULAN ..................................................................................................... 20
5.2 TUGAS PRAKTIKUM......................................................................................... 20

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN
1. Mengetahui cara pengujian Turbin Kaplan.
2. Mencari karakteristik dan unjuk kerja dari turbin kaplan antara lain:
a. Karakteristik kapasitas keluaran turbin yaitu daya keluaran pada
kecepatan putar poros dan head yang konstan
b. Karakteristik efisiensi turbin pada kecepatan putar poros optimum dan
head konstan (kurva efisiensi-kapasitas atau berubah-ubah/kurva iso-
efisiensi).

1.2 TEORI DASAR


A. Pengertian dasar tentang turbin air
Sistem mikrohidro telah dikembangkan di beberapa negara untuk
memenuhi kebutuhan listrik di daerah pedalaman antara lain Peltric Set di
Nepal, Columbian Alternator System di Kolombia, dan Pico Power Pack di
Amerika. Ketiga sistem tersebut menggunakan turbin impuls sebagai
penggerak (Maher and Smith, 2001).
Kwalitas aliran jet yang dihasilkan oleh nosel dapat mempengaruhi
kinerja turbin. Penelitian tentang hal ini dilakukan oleh Kvicinsky dkk
(2002), dimana analisis aliran jet pada permukaan sudu turbin dilakukan
secara numerik maupun eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kualitas aliran jet berpengaruh pada distribusi tekanan dan medan kecepatan
pada permukaan sudu sehingga daya dan efisiensi turbin akan berubah.
Staubli dan Hauser (2004) memvisualisasikan aliran jet keluar nosel
berpenampang lingkaran dalam berbagai bentuk divergensi dengan cara
memodifikasi dalam berbagai sudut jarum governor pada nosel. Divergensi
jet ternyata berpengaruh terhadap karakteristik jet pada permukaan
sudu. Hasil modifikasi menunjukkan peningkatan kinerja turbin, yang
berarti modifikasi geometri nosel dapat menambah kualitas aliran jet yang
dihasilkan nosel.

1
Gambar 1. Grafik turbin berdasarkan head

Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa turbin kaplan adalah turbin
yang beroperasi pada head yang rendah dengan kapasitas aliran yang tinggi
atau bahkan beroperasi pada kapasitas yang sangat rendah. Hal ini karena
sudu-sudu turbin kaplan dapat diatur secara manual atau otomatis untuk
merespon perubahan kapasitas. Turbin pelton adalah turbin yang beroperasi
pada head tinggi dengan kapasitas yang rendah. Untuk turbin francis
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan yang lainnya yaitu dapat
beroperasi pada head yang rendah atau beroperasi pada head yang tinggi.
Pemilihan turbin kebanyakan didasarkan pada head air yang didapatkan dan
kurang lebih pada rata-rata alirannya.Turbin Kaplan baik digunakan untuk
semua jenis debit dan head, efisiensinya baik dalam segala kondisi aliran.
Aplikasi penggunaan turbin berdasarkan tinggi head yang didapatkan adalah
sebagai berikut ini:
a. Turbin Kaplan: 2 < H < 100 meter
b. Turbin Francis: 5 < H < 500 meter
c. Turbin Pelton: H < 30 meter
d. Turbin Banki: 2 < H < 200 meter

2
B. Jenis Turbin Air
Turbin air dapat digolongkan menjadi dua yaitu turbin air berdasarkan
model aliran air masuk runner dan berdasarkan bentuknya. Berikut ini akan
diuraikan klasifikasi jenis turbin air.
 Berdasarkan Arah Aliran
Berdasaran model aliran air masuk runner, maka turbin air dapat dibagi
menjadi tiga tipe yaitu:
a. Aliran Aksial
Pada turbin ini air masuk runner dan keluar runner sejajar dengan poros
runner, Turbin Kaplan atau Propeller adalah salah satu contoh dari tipe
turbin ini. Turbin aliran aksial adalah turbin yang paling banyak digunakan
dengan menggunakan fluida kompresibel.
b. Aliran Radial
Pola aliran radial terbagi atas sentripetasl dan sentrifugal. Pola aliran
sentrifugal adalah pola aliran yang menyebar dari suatu puncak. Pola seperti
ini terdapat pada daerah yang berbentuk kerucut atau gunung api. Pola aliran
radial sentripetal merupakan pola aliran yang arahnya mengumpul menuju
suatu pusat. Pola seperti ini terdapat pada suatu daerah yang berbentuk
cekung atau basin.
c. Aliran Berubah
Aliran berubah beraturan (gradually varied flow), terjadi jika parameter
hidrolis (kecepatan, tampang basah) berubah secara progresif dari satu
tampang ke tampang yang lain. Apabila di ujung hilir saluran terdapat
bendung maka akan terjadi profil muka air pembendungan dimana
kecepatan aliran akan berkurang (diperlambat), sedangkan apabila terdapat
terjunan maka profil aliran akan menurun dan kecepatan akan bertambah
(dipercepat) contoh aliran pada sungai. Aliran berubah cepat (rapidly varied
flow), terjadi jika parameter hidraulis berubah secara mendadak (saluran
transisi), loncat air, terjunan, aliran melalui bangunan pelimpah dan pintu
air.

3
 Berdasarkan Daya
a. Mini Mikrohidro
Mini Mikorohidro merupakan turbin yang mengalirkan daya atau energi
yang kecil. Turbin ini tergolong teknologi tepat guna. Contoh nyata dari
mini mikrohidro adalah kincir air. Sebelum adanya mesin generator, kincir
air digunakan untuk membuat sistem irigrasi perairan di persawahan.
b. Mikrohidro
Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik
yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai
sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran
dan ketinggian tertentu dari instalasi. Semakin besar kapasitas aliran
maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi yang bisa
dimanfaatkanuntuk menghasilkan energi listrik. Istilah mikrohidro terdiri
dari mikro artinya kecil sedangkan hidro artinya air. Mikrohidro
menghasilkan daya lebih rendah, sekitar 100 W. Secara teknis, Mikrohidro
memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin dan
generator.
Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dari ketinggian
tertentu menuju rumah turbin. Di rumah turbintersebut air akan menumbuk
turbin sehingga menimbulkan energi mekanik berupa berputarnya poros
turbin. Poros yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan ke generator
dengan mengunakan kopling. Dari generator akan dihaslikan energi listrik
yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke
rumahrumah atau keperluan lainnya (beban). Begitulah secara ringkas
proses Mikrohidro merubah energi aliran dan ketinggian air menjadi energi
listrik.
c. Minihidro
Sedangkan untuk minihidro daya keluarannya berkisar antara 100 sampai
5000 W. Prinsip kerja dari minihidro hampir sama seperti mikrohidro, akan
tetapi daya yang dihasilkan berbeda, sehingga disebut minihidro.
d. Turbin Hydropower

4
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) tergolong dari turbin hydropower.
Dikarenakan tenaga yang dihasilkan diatas 20 MW setiap unit. PLTA adalah
pembangkit yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk
menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa
disebut sebagai hidroelektrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini
adalah generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga
kinetik dari air.
C. Turbin Kaplan dan Propeller
Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial.
Turbin ini tersusun dari propeller seperti pada perahu. Propeller tersebut
biasanya mempunyai tiga hingga enam sudu. Gambar 2. merupakan
bentuk dari turbin Kaplan.

Gambar 2. Turbin Kaplan


Sesuai dengan persamaan euler, maka makin kecil tinggi air jatuh
yang tersedia, makin sedikit belokannya aliran air di dalam sudu jalan.
Dengan bertambahnya kapasitas air yang masuk ke dalam turbin, maka akan
bertambah besar pula luas penampang salauran yang dilalui air, dan selain
itu kecepatan putar yang demikian bisa ditentukan lebih tinggi. Kecepatan
spesifik bertambah, kelengkungan sudu, jumlah sudu, dan belokan aliran air
di dalam sudu berkurang. Pada permulaan sekali disaat pengembang pusat
tenaga sungai, turbinnya menggunakan roda baling-baling dengan sudu-
sudu tetap yang dituang. Untuk tempat pusat listrik tenaga sungai harus
dihitung lebih dahulu besarnya perubahan tinggi air jatuhnya sepanjang

5
tahun. Dan aliran sungai tersebut bisa diatur dengan memakai bendungan.
Makin besar kapasitas air yang mengalir pada saat air tinggi, akan makin
tinggi air jatuh yang bisa dimamfaatkan, karena tinggi permukaan air atas
adalah konstan sedangkan air kelebihan pada permukaan air bawah akan
naik.
Turbin yang bekerja pada kondisi tinggi air jauh yang berubah-ubah
mempunyai kerugian, karena dalam perencanaan sudu turbin telah
disesuaikan bahwa perpindahan energi yang baik hanya terjadi pada titik
normal yaitu pada kondisi perbandingan kecepatan dan tekanan yang
tertentu. Bila terjadi penyimpangan yang besar baik ke atas maupun ke
bawah, seperti yang terdapat pada pusat tenaga listrik sungai, randamen roda
baling-balingnya turbin cepat atau lambat akan turun. Keuntungan turbin
baling-baling dibandingkan dengan turbin francis adalah kecepatan
putarnya bisa dipilih lebih tinggi, dengan demikian roda turbin bisa dikopel
langsung dengan langsung dengan generator dan ukurannyapun lebih kecil.
Roda Jalan Turbin Kaplan : Kontruksi Dan Keadaan Aliran Air
Konstruksinya bisa dibedakan, sampai dengan alat pengarah pada
hakekatnya sama dengan turbin francis dan pada leher poros terdapat sekitar
4 sampai 8 buah kipas sudu yang dapat diputar.

Gambar 3. Prinsip Kerja Turbin Kaplan

6
Kipas sudu pada gambar Diatas ini sama seperti baling-baling atau sayap
pesawat terbang yaitu membawa aliran dengan belokan yang hanya sedikit.
Bila untuk pesawat terbang maksudnya adalah supaya dari gaya dorong
yang ada bisa didapatkan gaya ke atas, dengan tahanan yang sedikit
mungkin. Tetapi pada turbin kaplan maksudnya adalah untuk mendapatkan
gaya tangensial yang bisa menghasilkan torsi pada pada poros.

7
BAB 2

INSTALASI PENGUJIAN

Gambar 4. Instalasi Pengujian Turbin Kaplan

Turbin air yang diuji ini merupakan turbin Kaplan dengan poros
horisontal. Momen keluaran turbin diukur dengan dinamometer rem yang
terpasang di ujung poros turbin. Besarnya ditentukan dari perbedaan posisi
seimbang pegas. Posisi nol pegas harus ditentukan sebelum pengujian
dilakukan. Daya turbin ditentukan dari momen keluaran dan putaran poros
yang diukur dengan tachometer. Daya poros turbin dapat diatur dengan
mengubah sudut sudu-sudu turbin dan guide vane. Daya turbin diatur oleh
sejumlah guide vane yang dapat digerakkan dengan batang tangan. Laju
aliran air dapat dihitung dengan mengukur perbedaan tekanan. Instalasi

8
pengujian dapat dilihat pada Gambar 1. Sejumlah katup terpasang pada
instalasi dapat digunakan untuk mengatur arah aliran air.
Dalam pengoperasian turbin Kaplan untuk pengujian ini, beberapa hal
yang perlu diperhatikan adalah:
a. Operasi turbin harus selalu dilakukan dengan “maju” (daya membesar).
b. Beban momen turbin diperbesar dengan mengatur beban pada pegas rem.
c. Selisih tekanan pada sisi isap dan sisi masuk turbin dapat dibaca pada
manometer pipa “U”.

9
BAB 3

PEMBAHASAN
3.1 ALAT DAN BAHAN
Alat Turbin Kaplam yang digunakan untuk praktikum adalah venturimeter.
Laju aliran fluida dikur dengan mengukur beda tekanan pada venturimeter.
Gambar 4. memperlihatkan sebuah venturimeter secara skematis.

1 2

h2
h1

Hv

Hg
H O

Gambar 5. Skema Venturimeter


Venturimeter dapat dipakai untuk mengukur laju aliran fluida, misalnya
menghitung laju aliran air atau minyak yang mengalir melalui pipa.
Venturimeter digunakan sebagai pengukur volume fluida misalkan minyak
yang mengalir tiap detik. Venturimeter adalah sebuah alat yang
bernama pipa venturi. Pipa venturi merupakan sebuah pipa yang memiliki
penampang bagian tengahnya lebih sempit dan diletakkan mendatar dengan
dilengkapi dengan pipa pengendali untuk mengetahui permukaan air yang ada
sehingga besarnya tekanan dapat diperhitungkan. Dalam pipa venturi ini luas
penampang pipa bagian tepi memiliki penampang yang lebih luas daripada
bagian tengahnya atau diameter pipa bagian tepi lebih besar daripada bagian
tengahnya. Zat cair dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih besar lalu
akan mengalir melalui pipa yang memiliki penampang yang lebi sempit,
dengan demikian, maka akan terjadi perubahan kecepatan.

Venturi meter adalah salah satu bentuk alat ukur aliran yang dapat
digunakan pada berbagai bidang. Sebenarnya, alat atau instrumen untuk
mengukur aliran fluida ada beberapa macam. Antara lain adalah Orifice Flow

10
Meter, Flow Nozzle, Elbow Meter, Pitot Tube & Annubar, dan lain
sebagainya. Lebih tepatnya, venturimeter adalah gabungan dari venturi
effect dengan alat ukur tekanan Efek venturi terjadi pada sebuah aliran fluida
yang mengalami kenaikan velocity seiring dengan penurunan luas penampang
aliran, hal tersebut diiringi juga dengan terjadinya penurunan tekanan statis
(static pressure) fluida tersebut. Hal tersebut sesuai dengan hukum aliran fluida
dinamik, kecepatan aliran fluida harus naik apabila terdapat restriksi
pada pipa untuk memenuhi Hukum Kontinuitas, sedangkan besar
tekanan harus turun untuk memenuhi Hukum Konservasi Mekanika Energi.

Dalam sistem kontrol otomatis, melalui venturi meter didapatkan nilai


tekanan di dua bagian venturi, yang selanjutnya dihubungkan dengan
transmitter. Transmitter tersebut mengubah sinyal tekanan menjadi sinyal arus
listrik, dan sistem kontrol data akan mengubah besaran arus yang ada tersebut
menjadi besar aliran sesuai dengan standard yang sudah ditentukan.

Menggunakan persamaan Bernoulli untuk kondisi khusus aliran


fluida incompressible, berikut adalah persamaan penurunan tekanan pada venturi
meter. Pada venturimeter berlaku persamaan Bernoulli sebagai berikut. Gesekan
disumsikan tidak ada.

1 1
𝜌𝑔𝑧1 + 𝜌𝑣1 2 + 𝑝1 = 𝜌𝑔𝑧2 + 𝜌𝑣2 2 + 𝑝2
2 2

Venturimeter berada dalam kondisi horizontal, sehingga perbedaan ketinggian


dapat diabaikan. Persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai berikut.
1 1
𝜌𝑣1 2 + 𝑝1 = 𝜌𝑣2 2 + 𝑝2
2 2

Maka perbedaan tekanan antara kedua titik adalah sebagai berikut.


1 1
∆𝑝 = 𝑝1 − 𝑝2 = 𝜌𝑣2 2 − 𝜌𝑣1 2
2 2

11
Perbedaan tekanan ini dapat diukur dengan melihatperbedaan ketinggian pada
pipa U yang diisi air raksa. Dengan demikian, perbedaan kecepatan tersebut
dapat diketahui.
1 1
∆𝑝 = 𝜌𝐻2𝑂 𝑣2 2 − 𝜌𝐻2𝑂 𝑣1 2 = 𝜌𝐻𝑔 𝑔𝐻𝑉
2 2

Persamaan di atas dapat diatur ulang menjadi persamaan berikut.


𝜌𝐻𝑔
(𝑣2 2 − 𝑣1 2 ) = 2 𝑔𝐻𝑉
𝜌𝐻2𝑂

Dengan mensubstitusikan persamaan kontinuitas maka diperoleh persamaan


berikut.

2
1 2 1 2 𝜌𝐻𝑔
𝑄 (( ) − ( ) ) = 2 𝑔𝐻𝑉
𝐴2 𝐴1 𝜌𝐻2𝑂

𝑄 𝜌𝐻𝑔
√(𝐴1 2 − 𝐴2 2 ) = √2𝑔𝐻𝑉
𝐴2 𝐴1 𝜌𝐻2𝑂

𝑄 𝜌𝐻𝑔
𝜋 √(𝐷1 4 − 𝐷2 4 ) = √2𝑔𝐻𝑉
(𝐷 𝐷 )2 𝜌𝐻2𝑂
4 2 1
𝜋
(𝐷2 𝐷1 )2 𝜌𝐻𝑔
𝑄= 4
√2𝑔𝐻𝑉
𝜌𝐻2𝑂
√(𝐷1 4 − 𝐷2 4 )

3.2 PROSEDUR PENGUJIAN


Berikut ini adalah prosedur pegujian yang dilakukan.
 Fluida dipompakan sehingga mengalir melalui turbin. Dengan demikian,
turbin akan berputar.
 Beban torsi diberikan kepada turbin.
 Pada beban torsi yang bervariasi dari 0 sampai dengan 2 Nm, pengukuran
dilakukan. Yang diukur adalah kecepatan sudut turbin, head pada

12
venturimeter, dan head statik pada bagian masukan ke turbin dan keluaran
dari turbin.
 Semua langkah di atas dilakukan kembali untuk posisi sudut sudu
pengarah (guide vane) yang berbeda. Percobaan dilakukan pada beberapa
sudut sudu pengarah, yaitu, -200, 00, dan 200.

13
BAB 4

PERHITUNGAN

4.1 SPESIFIKASI ALAT


Dengan pemanfaatan persamaan-persamaan energi aliran, kontinuitas
dan hidrostatika, debit aliran dapat dihitung. Berikut ini diberikan persamaan-
persamaan yang diperlukan dan langkah-langkah untuk perhitungan dalam
pengolahan data hasil pengujian. Perhitungan
Contoh perhitungan yang dilakukan adalah perhitungan pada α = 200 dan
putaran n = 2001 rpm.
Spesifikasi Alat
 Diameter venturimeter = 5 in = 0,12 m
 Diameter pipa = 10/3 in = 0,08 m
 𝛾𝑎𝑖𝑟 = 9800 N/m3
 𝛾𝑟𝑎𝑘𝑠𝑎 = 133280 N/m3

4.2 PERHITUNGAN
a. Perhitungan Head Turbin yang Tersedia (HT)

200
𝐻𝑇 = 12,6 ∙ ∆𝐻𝑠𝑡 + ∆𝑧 = 12,6 ∙ + 0,5 = 3,02𝑚
1000

b. Perhitungan Debit Aliran (Q)

𝛾𝐻𝑔
2
𝜋𝐷2 𝐷1 √ 2 2𝑔𝐻𝑉 ( − 1)
𝛾𝐻2𝑂
𝑄=
4 𝐷1 4 − 𝐷2 4

300 133416
𝜋0,082 0,122 √2 ∙ 9,81 1000 ( 9810 − 1)
=
4 0,124 − 0,084
𝑚3
𝑄 = 0,0467
𝑠
c. Perhitungan Daya yang Tersedia (Na)

𝑁𝑎 = 𝛾𝐻2𝑂 ∙ 𝐻𝑇 ∙ 𝑄 = 9810 ∙ 3,02 ∙ 0,0467 = 1431,8 𝑊𝑎𝑡𝑡

14
d. Perhitungan Kecepatan Sudut Putaran (ω)

2𝜋𝑛 2𝜋2001 𝑟𝑎𝑑


𝜔= = = 209,54
60 60 𝑠

e. Daya Turbin (Np)

𝑁𝑝 = 𝑇𝜔 = 1,5 ∙ 209,54 = 0,314 𝑘𝑊𝑎𝑡𝑡

f. Efisiensi (η)
𝑁𝑝
𝜂= × 100% = 21,9%
𝑁𝑎

4.3 DATA PENGAMATAN


Dibawah ini merupakan data pengamatan dari uji prestasi turbin kaplan
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan

Q T
α n ω Hventury Hst Ht Na Np η
[m3/s] [Nm]
3040 318.35 120 140 2.264 0.035 0.0 767.06 0.00 0.00%
2918 305.57 140 140 2.264 0.037 0.5 828.52 152.79 18.44%
-20 2644 276.88 160 160 2.516 0.040 1.0 984.32 276.88 28.13%
2432 254.68 180 190 2.894 0.042 1.5 1200.88 382.02 31.81%
2035 213.10 220 240 3.524 0.047 2.0 1616.63 426.21 26.36%
2979 311.96 120 120 2.012 0.035 0.0 681.68 0.00 0.00%
2765 289.55 120 130 2.138 0.035 0.5 724.37 144.78 19.99%
0 2602 272.48 140 160 2.516 0.037 1.0 920.74 272.48 29.59%
2246 235.20 180 180 2.768 0.042 1.5 1148.59 352.80 30.72%
2235 234.05 200 200 3.02 0.045 2.0 1320.95 468.10 35.44%
2844 297.82 120 130 2.138 0.035 0.0 724.37 0.00 0.00%
2646 277.09 140 140 2.264 0.037 0.5 828.52 138.54 16.72%
20 2387 249.97 160 170 2.642 0.040 1.0 1033.61 249.97 24.18%
2001 209.54 200 200 3.020 0.045 1.5 1320.95 314.32 23.79%
1839 192.58 220 220 3.272 0.047 2.0 1501.03 385.16 25.66%

15
4.4 HASIL PERHITUNGAN
1. Kurva Karakteristik
a. Kurva Np – n

Kurva Np - n
500.00
Np [Watt] 400.00
300.00
alpha = -20
200.00
alpha = 0
100.00
alpha = +20
0.00
1700 2200 2700 3200
n [rpm]

b. Kurva T – n

Kurva T - n
2.5
2.0
T [Nm]

1.5
Series1
1.0
Series2
0.5
Series3
0.0
1700 2200 2700 3200
n [rpm]

c. Kurva η – n

Kurva η - n
0.40

0.30
efisiensi

0.20 alpha = -20


alpha = 0
0.10
alpha = 20
0.00
1500 2000 2500 3000 3500
n [rpm]

16
Quadratic Curve Fitting
40
alpha = -20
alpha = 0
alpha = 20
35

30

25
efisiensi [%]

20

15

10

0
1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200
n [rpm]

d. Kurva Np – Q

Kurva Np - Q
500

400
Np [Watt]

300
alpha = -20
200
alpha = 0
100 alpha = 20

0
0.03 0.035 0.04 0.045 0.05
Q [m3/s]

17
e. Kurva T – Q

Kurva T - Q
2.5

2.0

1.5
T [Nm]

alpha = -20
1.0 alpha = 0

0.5 alpha = 20

0.0
0.03 0.035 0.04 0.045 0.05
Q [m3/s]

f. Kurva Q – n

Kurva Q - n
0.05

y = -1E-05x + 0.0706
R² = 0.9894

y = -1E-05x + 0.0686
Q [m3/s]

0.04 R² = 0.9983 alpha = -20


alpaha = 0
alpha = 20

y = -1E-05x + 0.0732
R² = 0.9107
0.03
1500 2000 2500 3000
n [rpm]

18
g. Kurva Isoefisiensi terhadap Kapasitas

Kurva Isoefisiensi
8.3

8.2

8.1

8
HT [m]

Efisiensi 5%

7.9 Efisiensi 10%


Efisiensi 15%
7.8
Efisiensi 20%
7.7

7.6
0.093 0.095 0.097 0.099 0.101 0.103
Q [m^3/s]

2. Analisis
Dari hasil pengukuran dapat daimbil kesimpulan tentang karakteristik
Turbin Kaplan. Kesimpulan ini diambil dengan melihat kecenderungan (trend)
tiap-tiap kurva karena data yang diperoleh memiliki sebaran. Sebaran ini
disebabkan oleh hal-hal berikut:
a. Salah satu sudu turbin sudah rusak sehingga sudutnya sudah tidak dapat
diatur lagi.
b. Pada pengukuran tekanan, faktor rugi-rugi gesekan diasumsikan tidak ada.

19
BAB 5

KESIMPULAN

5.1 KESIMPULAN
Berikut ini adalah kesimpulan yang dapat diambil dari hasil percobaan.
1. Daya turbin menurun jika kecepatan putarnya meningkat.
2. Torsi yang dihasilkan turbin menurun jika kecepatan putarnya meningkat.
3. Efisiensi memiliki kecenderungan bernilai kuadratik terhadap kecepatan
putar turbin.
4. Daya turbin meningkat jika debit alirannya meningkat.
5. Torsi yang dihasilkan turbin meningkat jika debitnya meningkat.
6. Debit aliran menurun jika kecepatan putar meningkat.
7. Efisiensi maksimum yang tercapai adalah sekitar 35%. Hal ini sesuai
dengan literatur yang menyatakan bahwa efisiensi turbin berkisar antara
30-40%.

5.2 TUGAS PRAKTIKUM


Data hasil pengujian dan pengolahan datanya dapat dinyatakan ke dalam
grafik-grafik untuk mengetahui karakteristik turbin yang telah diuji. Adapun
grafik-grafik karakteristik tersebut adalah:
a). Np vs n (α konstan)
b). T vs n (α konstan)
c). η vs n (α konstan)
d). Np vs Q (α konstan)
e). T vs Q (α konstan)
f). Q vs n (α konstan)
g). Kurva iso-efisiensi terhadap kapasitas
h). Kurva iso-efisiensi terhadap putaran

20

Anda mungkin juga menyukai