Anda di halaman 1dari 14

NAMA : Riska Prameswari Putri

NIM : 2280190030

JURUSAN/SEMESTER/KELA : Pendidikan Fisika/2/A Fisika 2019


S

MATA KULIAH : Seminar Agama Islam


DOSEN PENGAMPU : Iwan Ridwan, S. Pd.I., M. Pd.I.

SIFAT Daring/Online

LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


1. Rubahlah kalimat di bawah ini sesuai dengan kedudukannya :

‫إسم فاعل‬ ‫فعل ماض‬


‫قارئ‬ ‫قرأ‬
‫فاتح‬ ‫فتح‬
‫نافع‬ ‫نفع‬
‫صائم‬ ‫صام‬
‫قاعد‬ ‫قعد‬
‫سامع‬ ‫سمع‬

2. Rubahlah kalimat berikut ini sesuai dengan kedudukannya masing-masing :

KALIMAT TERJEMAH
‫نحن نصوم رمضان املبارك‬ Kami sedang berpuasa pada bulan ramadan yang
penuh berkah
‫أنت تلعب أمام البيت‬ Kamu (laki-laki) sedang bermain di depan rumah

‫هو يدرس الفقه فى املعهد‬ Dia (laki-laki) sedang belajar fiqih di pondok
ّ
‫املسلمون يصلون التراويح و الوتر فى‬ Orang-orang muslim itu sedang melaksanakan
solat tarawih dan witir di masjid
‫املسجد‬

3. Deskrifsikan perbedaan pendapat tentang hukum musik dalam Islam? Sertakan dalil dan
argumentasi masing-masing pendapat tersebut!
JAWAB :
Para ulama sepakat hukum musik adalah haram selama ada tiga hal yang
menyertainya. Pertama, musik menjadi haram jika mengandung unsur kemungkaran
maupun kemaksiatan. Ulama mempermasalahkan sisi kemaksiatan yang melekat pada
musik tersebut sehingga musik pun menjadi haram. Bentuk kemaksiatan pada musik bisa
ada di lirik atau alunan lagunya sendiri. Misalnya bila lagu tersebut mengajak berbuat
kemaksiatan. Musik juga mengandung kemaksiatan jika umpamanya irama lagu yang
dinyanyikan seperti musik ritual peribadatan agama tertentu. Dalam kondisi ini musik
menjadharam, sebab, seorang Muslim dilarang meniru ritual ibadah agama lain.
Kemaksiatan lain yang melekat pada musik bisa juga ada pada orang yang menyanyikan.
Misalnya dia menampilkan aurat padahal syariat Islam memerintahkan untuk menutup aurat.
Atau, si penyanyi melakukan gerakan-gerakan tidak senonoh dan melampaui batas. Jadi
pada intinya, jika suatu musik mengandung kemaksiatan, hukumnya haram.
Kedua, haramnya musik lantaran terdapat fitnah yang berarti keburukan di
dalamnya. Artinya, jika musik itu bisa membuat seorang muslim jatuh pada keburukan,
dosa, dan menimbulkan fitnah, maka haram mendengarkannya. Ketiga, musik menjadi
haram bila membuat orang yang mendengarnya meninggalkan kewajiban sebagai Muslim.
Seorang Muslim punya kewajiban yang harus dilakukan sebagai hamba Allah. Dan segala
hal yang menghalanginya melakukan kewajiban itu wajib dihindari. Kendati demikian,
Kitab Tafsir at-Thabari memberi penjelasan dalam kajiannya terhadap surat luqman ayat 6.
Allah SWT berfirman :
ٓ
ٌ ‫ َذابٌ ُّم ِه‬SSَ‫كَ لَهُ ْم ع‬SSِ‫ ُز ًوا ۚ أُ ۟و ٰلَئ‬SSُ‫ َذهَا ه‬SS‫ر ِع ْل ٍم َويَتَّ ِخ‬S
‫ين‬ ِ S‫بِي ِل ٱهَّلل ِ بِ َغ ْي‬S ‫ َّل عَن َس‬S ‫ُض‬ ِ ‫ ِدي‬SS‫ َو ْٱل َح‬SSْ‫ت َِرى لَه‬SS‫اس َمن يَ ْش‬
ِ ‫ث لِي‬ ِ َّ‫َو ِمنَ ٱلن‬

"Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna
untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan
Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan".
Kitab Tafsir at-Thabari mengutip pendapat Abdullah bin Mas'ud dan Abdullah
bin Abbas untuk menafsirkan ayat tersebut. Menurut dua Sahabat Nabi SAW itu, diksi
lahwun pada ayat tersebut berarti musik, nyanyian dan mendengarkannya. Kitab Tafsir Ibnu
Katsir juga menguatkannya, dengan menyebutkan bahwa, "Ketika Allah SWT menjelaskan
keadaan orang-orang yang berbahagia, mereka adalah yang mendapatkan petunjuk dari
Kitab Allah SWT dan mengambil manfaat dari mendengarkannya". Kemudian, masih dalam
Tafsir Ibnu Katsir, Allah SWT juga menjelaskan tentang keadaan orang yang merugi dan
sengsara (asyqiya) yaitu yang menolak mengambil manfaat dari mendengarkan ayat-ayat
Allah SWT, dan menerima untuk mendengarkan suara seruling, nyanyi-nyanyian dan juga
alat musik. Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas adalah Sahabat Nabi SAW yang mengharamkan
musik. Salah satu dalil yang mengharamkan musik yaitu hadis riwayat Imam al-Bukhari.
Nabi Muhammad bersabda, "Akan ada dari umatku suatu kaum yang menghalalkan zina,
sutera, khamar dan alat musik". Diksi alat musik yang digunakan dalam hadis itu adalah
ma'azif, kata jamak, yang mengacu pada alat musik yang dipukul. Zarkasih memaparkan,
ma'azif pada zaman sekarang mungkin dapat diserupakan dengan gendang. Jika ada yang
menghalalkannya, berarti asalnya itu memang haram. Dan Nabi Muhammad mengingatkan
soal itu agar umatnya mawas diri. Sedangkan Sahabat Nabi yang membolehkan musik salah
satunya adalah Abdullah bin Zubair.
Menurut al-Ghazali, adanya izin kepada Aisyah menunjukkan bolehnya
menyanyi. Adapun larangan yang ada, ia harus dilihat konteksnya. Ulama-ulama yang
melarang musik menamainya sebagai alat al-malahi (alat-alat yang melalaikan dari
kewajiban/sesuatu yang penting). Dalam konteks inilah musik menjadi haram atau makruh.
Tetapi, jika musik mendorong kepada sesuatu yang baik, maka ia dianjurkan. Lagu-lagu
berbahasa Arab sekali pun, atau yang berirama kasidah, dapat saja menjadi haram bila
mengandung kalimat yang tidak wajar atau mengundang rangsangan kemungkaran.
Almarhum Mahmud Syaltut, mantan pemimpin tertinggi al-Azhar Mesir, dalam
fatwanya menegaskan bahwa para ahli hukum Islam telah sepakat tentang bolehnya
nyanyian guna membangkitkan kerinduan melaksanakan haji, semangat bertempur, serta
dalam peristiwa-peristiwa gembira, seperti lebaran, perkawinan, dan sebagainya. Adapun
selain itu, memang diperselisihkan. Tetapi semua alasan untuk melarangnya selama tidak
menimbulkan dampak negative tidak dapat dibenarkan.
4. Tulislah Dalil Al-Qur’an tentang proses penciptaan manusia? Sertakan Hadis Nabi
Muhammad SAW sebagai Bayan Taqrir (Penguat)
JAWAB :
Penjelasan ini terdapat pada Qs. Al-Mukminun ayat (12)-(16), yaitu sebagai berikut :
ْ ُّ‫ا الن‬SSَ‫) ثُ َّم خَ لَ ْقن‬13( ‫ار َم ِكي ٍن‬
‫ة‬SSَ‫ا ْال َعلَق‬SSَ‫ةً فَخَ لَ ْقن‬Sَ‫ةَ َعلَق‬Sَ‫طف‬ ٍ ‫ َر‬Sَ‫ةً فِي ق‬Sَ‫طف‬ ْ ُ‫اهُ ن‬SSَ‫) ثُ َّم َج َع ْلن‬12( ‫ين‬ ٍ ‫اللَ ٍة ِم ْن ِط‬S‫َولَقَ ْد خَ لَ ْقنَا اإل ْن َسانَ ِم ْن ُس‬
َ‫ك‬SSِ‫ َد َذل‬S‫) ثُ َّم إِنَّ ُك ْم بَ ْع‬14( َ‫ الِقِين‬S‫نُ ْال َخ‬S‫ا َركَ هَّللا ُ أَحْ َس‬SSَ‫ َر فَتَب‬S‫ا آ َخ‬SSً‫ُمضْ َغةً فَ َخلَ ْقنَا ْال ُمضْ َغةَ ِعظَا ًما فَ َك َسوْ نَا ْال ِعظَا َم لَحْ ًما ثُ َّم أَ ْن َشأْنَاهُ خَ ْلق‬
16( َ‫) ثُ َّم إِنَّ ُك ْم يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة تُ ْب َعثُون‬15( َ‫لَ َميِّتُون‬
Artinya :
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
Hilang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian
sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.

‫إن أَ َح َد ُكم يُجْ َم ُع‬


َّ :ُ‫ق ْال َمصْ ُدوْ ق‬ ُ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم وه َُو الصَّا ِد‬َ ِ‫ َح َّدثَنَا َرسُوْ ُل هللا‬:‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قا َل‬ ِ ‫بن َم ْسعوْ ٍد َر‬ ِ ِ‫ع َْن َع ْب ِد هللا‬
ُ Sَ‫ ِه ْال َمل‬S‫ ُل إِلَ ْي‬S‫ ثُ َّم يُرْ َس‬،َ‫ك‬Sِ‫ َل َذل‬S‫ َغةً ِمث‬S‫ض‬
‫ ِه‬S‫ك فيَ ْنفُ ُخ فِ ْي‬ ْ ُ‫ط ِن أُ ِّم ِه أَرْ بَ ِع ْينَ يَوْ ًما ن‬
ْ ‫ ثُ َّم يَ ُكوْ نُ ُم‬،َ‫ ثُ َّم يَ ُكوْ نُ َعلَقَةً ِم ْث َل َذلِك‬،ً‫طفَة‬ ْ َ‫خلقُهُ فِ ْي ب‬

ِ S‫ إِ َّن أَ َح َد ُك ْم لَيَ ْع َم ُل بِ َع َم‬،ُ‫ فَ َوهللاِ الَّ ِذيْ الَ إِلَهَ ُغ ْي ُره‬،‫ َو َشقِ ٌّي أَوْ َس ِع ْي ٌد‬،‫ َو َع َملِ ِه‬،‫ َوأَ َجلِ ِه‬،‫ب ِر ْزقِ ِه‬
‫ل‬S ِ ‫ بِ َك ْت‬:‫ت‬ ٍ ‫ َوي ُْؤ َم ُر بِأَرْ بَ ِع َكلِ َما‬،‫الرُّ وْ َح‬
ِ S‫ ُل بِ َع َم‬S‫ َد ُك ْم لَيَ ْع َم‬S‫ َوإِ َّن أَ َح‬،‫ار فَيَ ْد ُخلُهَا‬
‫ل‬S ِ َّ‫ق َعلَ ْي ِه ْال ِكتَابُ فَيَ ْع َم ُل بِ َع َم ِل أَ ْه ِل الن‬ ٌ ‫أَ ْه ِل ْال َجنَّ ِة َحتَّى َما يَ ُكوْ نُ بَ ْينَهُ َوبَ ْينَهَا إِالَّ ِذ َرا‬
ُ ِ‫ع فَيَ ْسب‬

ِ ‫ َر َواهُ ْالبُ َخ‬.‫ فَيَ ْع َم ُل بِ َع َم ِل أَ ْه ِل ْال َجنَّ ِة فَيَ ْد ُخلُهَا‬، ُ‫ق َعلَ ْي ِه ْال ِكتَاب‬
‫اريُّ َو ُم ْسلِ ٌم‬ ِ َّ‫أَ ْه ِل الن‬
ٌ ‫ار َحتَّى َما يَ ُكوْ نُ بَ ْينَهُ َوبَ ْينَهَا إِالَّ ِذ َرا‬
ُ ِ‫ع فَيَ ْسب‬

Dari Abu ‘Abdir-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menuturkan kepada kami, dan beliau adalah ash-
Shadiqul Mashduq (orang yang benar lagi dibenarkan perkataannya), beliau bersabda,
”Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama
40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah
(segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti
itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya,
dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya,
dan celaka atau bahagianya. Maka demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi
dengan benar melainkan Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan
amalan ahli surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta, tetapi
catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka dengan itu
ia memasukinya. Dan sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli
neraka, sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal sehasta, tetapi catatan
(takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka dengan itu ia
memasukinya. (Hadist Bukhari dan Muslim)
Dari penjelasan dalil – dalil diatas bisa diambil kesimpulan, bahwa proses
penciptaan manusia terdiri atas :
a. Setetes Mani
Sebelum proses pembuahan terjadi, 250 juta sperma terpancar dari si laki-
laki pada satu waktu dan menuju sel telur yang jumlahnya hanya satu setiap
siklusnya. Sperma-sperma melakukan perjalanan yang sulit di tubuh si ibu sampai
menuju sel telur dan sel telur hanya akan membolehkan masuk satu sperma saja.
Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil
darinya.
b. Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim
Setelah lewat 40 hari, dari air mani tersebut, Allah menjadikannya
segumpal darah yang disebut ‘alaqah dan adanya zigot yang dtumuh melekat di
Rahim seorang ibu.
“Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah”. (Q.s Al-Alaq/96:2).
c. Pembungkusan Tulang oleh Otot
Disebutkan dalam ayat-ayat Al Qur’an bahwa dalam rahim ibu, mulanya
tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus
tulang-tulang ini.“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang blulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (Q.s. Al Mu’minun:14)
Penelitian di tingkat mikroskopis menunjukkan bahwa perkembangan
dalam rahim ibu terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat
tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-
sel otot yang terpilih dari jaringan di sekitar tulang-tulang bergabung dan
membungkus tulang-tulang ini.
d. Saripati Tanah dalam Campuran Air Mani
Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Ketika mani
disinggung di Al-Qur’an, fakta yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern,
juga menunjukkan bahwa mani itu ditetapkan sebagai cairan campuran : “Dialah
Yang menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan
manusia dari tanah liat. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari saripati air
yang hina (air mani)” (Q.s. As- Sajdah/32:7-8).

5. Sebutkan kriteria-kriteria Pemimpin dalam perspektif Islam? Tulislah Hadis Nabi


Muhammad SAW yang tentang kepemimpinan!
JAWAB :
Ketika sahabat Nabi SAW, Abu Dzarr, meminta suatu jabatan, Nabi saw
bersabda: “Kamu lemah, dan ini adalah amanah sekaligus dapat menjadi sebab kenistaan
dan penyesalan di hari kemudian (bila disia-siakan)” (H.R. Muslim). Sikap yang sama juga
ditunjukkan Nabi saw ketika seseorang meminta jabatan kepada beliau, dimana orang itu
berkata: “Ya Rasulullah, berilah kepada kami jabatan pada salah satu bagian yang
diberikan Allah kepadamu. “Maka jawab Rasulullah SAW: “Demi Allah Kami tidak
mengangkat seseorang pada suatu jabatan kepada orang yang menginginkan atau ambisi
pada jabatan itu” (H.R. Bukhari Muslim).

Para ulama telah lama menelusuri Al-Quran dan Hadits dan menyimpulkan minimal
ada empat kriteria yang harus dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk menjadi
pemimpin. Semuanya terkumpul di dalam empat sifat yang dimiliki oleh para nabi/rasul
sebagai pemimpin umatnya, yaitu: (1) Shidiq yaitu jujur, kebenaran dan kesungguhan dalam
bersikap, berucap dan bertindak di dalam melaksanakan tugasnya, (2) Amanah, yaitu
kepercayaan yang menjadikan dia memelihara dan menjaga sebaik-baiknya apa yang
diamanahkan kepadanya, baik dari orang-orang yang dipimpinnya, terlebih lagi dari Allah
SWT, (3) Fathonah, yaitu kecerdasan, cakap, dan handal yang melahirkan kemampuan
menghadapi dan menanggulangi persoalan yang muncul, (4) Tabligh, yaitu penyampaian
secara jujur dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang diambilnya (akuntabilitas dan
transparansi). Selain ke empat sifat diatas, perlu diketahui pula syarat pemimpin dalam Islam
lainnya seperti yang dijabarkan berikut ini:

a. Beragama Islam, Beriman dan Beramal Shaleh,

Merupakan jalan kebenaran yang membawa kepada kehidupan yang damai,


tentram, dan bahagia dunia maupun akhirat. Disamping itu juga harus yang
mengamalkan keimanannya itu yaitu dalam bentuk amal soleh seperti yang dijelaskan
pada (QS. Al-Maaidah 5: 51).

b. Niat yang Lurus

Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan


sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya… (HR
Bukhari&Muslim). Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin hanya karena
mencari keridhoan Allah.

c. Laki-Laki

Dalam Al-qur’an surat An nisaa’ (4) :34 dijelaskan bahwa laki laki adalah
pemimpin dari kaum wanita.“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita,
oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang
lain (perempuan)…”. Selain itu rasullulah SAW pun bersabda: “Tidak akan beruntung
suatu kaum yang menyerahkan urusan (kepemimpinan) mereka kepada seorang
wanita.” (HR Al-Bukhari).

d. Tidak Meminta Jabatan

Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah Radhiyallahu’anhu,


”Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta untuk menjadi
pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada kamu karena
permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan jika
kepemimpinan itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka kamu akan
dibantu untuk menanggungnya.” (HR Bukhari&Muslim)

e. Berpegang pada Hukum Allah

Allah berfirman, ”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka


menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka.” (Al-Maaidah:49)

f. Memutuskan Perkara Dengan Adil

Rasulullah bersabda, ”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia


akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan
diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezhalimannya.” (HR
Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir).

g. Tidak Menerima Hadiah

Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti


mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati. Oleh
karena itu, hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya.
Rasulullah bersabda, “Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.”
(HR Thabrani).

h. Kuat dan Sehat

Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada
kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya (Al Qashas 28: 26).

i. Berlemah Lembut

Doa Rasullullah: “Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia
mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus satu perkara
umatku lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya”
j. Tegas dan bukan Peragu

Rasulullah bersabda, “Jika seorang pemimpin menyebarkan keraguan dalam


masyarakat, ia akan merusak mereka.” (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Al-
hakim).

6. Tegaskah istilah-istilah berikut ini :


a. Tasawwuf Akhlaki
b. Tasawwuf ‘Amali
c. Tasawwuf Falsafi
JAWAB:

a. Tasawwuf Akhlaki merupakan tasawuf yang berfokus pada perbaikan akhlak dan
budi pekerti, berupaya mewujudkan perilaku yang baik (Mahmudah) serta
menghindarkan diri dari sifat-sifat tercela (Mazmumah). Tasawuf akhlaki ini
disebut juga dengan tasawuf sunni, dikembangkan oleh para ulama salaf as-salih
dengan menerapkan metode-metode tertentu. Menurut para sufi, pengembangan
tasawuf akhlaki dibangun sebagai dasar latihan kerohanian dengan tujuan
mensucikan hati dan mengendalikan hawa nafsu sampai ke titik terendah.
Sehingga nantinya tidak akan ada penghalang yang membatasi manusia dengan
Tuhannya. Untuk mempermudah dalam mewujudkan ajaran tasawuf akhlaki ini,
para sufi menyusun beberapa tahapan sistem meliputi takhalli, tahalli, dan tajalli.
Adapun tokoh-tokoh sufi yang mengembangkan ini adalah Hasan Al-Basari, Al-
Muhasibi, Al-Qusyairi, dan Al-Ghazali.
b. Tasawwuf ‘Amali lebih menekankan terhadap cara-cara mendekatkan diri kepada
Allah SWT, baik melalui amalan lahiriah maupun batiniah. Di samping itu, ada
juga yang berpendapat bahwa tasawuf amali adalah ajaran yang dianut oleh
pengikut tarekat (ashhâbut turuq), yang meliputi menjauhi sifaf-sifat tercela,
mengutamakan mujâhadah, menghadap Allah dengan bersungguh-sungguh dan
memutuskan hubungan dengan lainnya. Apabila dilihat dari sudut amalan dan
ilmu yang dipelajari, terdapat 4 aspek yang harus dipelajari dalam aliran tasawuf
amali, yaitu syaria’t, thariqat, dan ma’rifat. Dalam ajaran tasawuf amali sendiri,
terdapat tokoh-tokoh yang berperan cukup penting diantaranya adalah Hasan Al-
Basri, Rabi’ah al-Adawiyah dan Dzun Nun Al-misri
c. Tasawwuf Falsafi adalah kajian terhadap tuhan, manusia dan sebagainya yang
menggunakan motode rasio atau akal. Tasawuf ini merupakan hasil dari
pemikiran-peminkiran para tokoh-tokoh yang diungkapkan dengan bahasa
filosofis.Tasawuf ini tidak bisa dikatakan sebagai Tasawuf yang murni karena
telah menggunakan pendekatan fikiran dan rasio, namun juga tidak bisa dikatakan
filsafat seutuhnya karena didasarkan pada rasa. Dengan kata lain Tasawuf Falsafi
merupakan penggabungan antara rasa dan rasio. Ada 4 objek dari kajian Tasawuf
Falsafi ini yaitu latihan yang bersifat kebatinan atau rohaniyah dengan
menggunakan rasa, intuisi dengan dan introspsesi diri dengan tingkatan maqam,
hal dan rasa, kajian tentang hakekat dari sifat-sifat tuhan, malaikat,arsy, kursy,
wahyu, kenabian, roh, hakekat dari alam ghaib dan yang nyata serta susunan
kosmos dan penciptaannya, peristiwa yang luar, dan pengungkapan teory dengan
istilah yang filosofis. Adapun tokoh-tokoh dalam tasawuf falsafi ini yaitu Ibnu
‘Arabi, Al Jilli, Ibnu Sab’in.

7. Uraikan menurut pendapat saudara tentang seni lukis, pahat dan patung! Kuatkan dengan
Hadis Nabi Muhammad SAW
JAWAB :
Segala bentuk patung atau lukisan benda bernyawa adalah haram. Tidak ada
bedanya antara patung yang dibuat meniru jasad orang muslim atau kafir, semuanya sama
haramnya. Akan tetapi membuat patung orang kafir itu lebih haram lagi, karena di situ
terkumpul dua bentuk keburukan; keburukan membuat patung, dan keburukan
mengagungkan orang kafir. Berikut ini rincian persoalan haramnya patung dan monumen :
1. Persoalan membuat patung, tidak berhenti hanya sekedar sebagai persoalan fikih saja,
tetapi berlanjut sampai pada persoalan aqidah. Karena Allah lah yang hanya memiliki
kekhususan untuk menciptakan makhluk-Nya dengan bentuk yang terbaik. Melukis (atau
mematung) berarti upaya meniru ciptaan Allah. Masalah ini juga berkaitan dengan akidah
dari sisi bahwa terkadang patung-patung itu menjadi sesembahan selain Allah. Di antara
buktinya adalah bahwa membentuk makhluk itu adalah perbuatan Allah Ta'ala adalah dalil-
dalil berikut:

"Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Rabbmu
Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan
menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia
menyusun tubuhmu." (QS. Al-Infithaar (6-8)
Dari Aisyah Ummul Mukminin, Ummu Habibah dan Ummu Salamah
menyebutkan tentang gereja yang pernah mereka lihat di Habasyah. Di dalamnya terdapat
berbagai lukisan. Mereka menceritakannya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka
beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Kebiasaan orang-orang seperti mereka,
apabila ada salah di antara mereka yang meninggal dunia, akan mereka dirikan masjid di
atas kuburan mereka, lalu mereka buat lukisan-lukisan tersebut. Mereka adalah sejahat-
jahatnya makhluk di sisi Allah di Hari Kiamat .

2. Syariat Islam telah memerintahkan berhala-berhala untuk dihancurkan dan


dibumihanguskan, bukan dibuat dan dilestarikan. Dalil yang membuktikan hal itu adalah

Dari Abdullah bin Mas'ud diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa


sallam pernah masuk kota Mekkah. Kala itu disekitar Ka'bah terdapat tiga ratus enam puluh
patung. Beliau langsung menusuk patung-patung itu dengan kayu seraya bersabda: "Telah
datang kebenaran, dan hancurlah kebatilan.." (HR. Al-Bukhari (2346) dan Muslim (1781))

3. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengancam orang yang memiliki lukisan benda
hidup agar tidak memasukkannya ke dalam rumah. Beliau menyebutkan dosa-dosa akibat
perbuatan tersebut, serta kebaikan yang hilang karena keberadaan lukisan tersebut. Di antara
dalil-dalilnya:
Dari Abu Thalhah diriwayatkan bahwa ia berkata: Aku pernah mendengar
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya para malaikat itu tidak
akan masuk rumah yang di dalamnya ada anjing atau lukisan benda hidup." HR. Al-Bukhari
(3053) dan Muslim (2106).

4. Membuat lukisan termasuk jalan yang menghantarkan kepada perbuatan syirik. Karena
perbuatan syirik itu dimulai dengan penghormatan terhadap gambar atau lukisan tersebut,
terutama dengan sedikitnya ilmu, atau bahkan tanpa ilmu sama sekali. Di antara dalilnya
adalah:

Dari Ibnu Abbas Radhiallahu 'anhuma diriwayatkan bahwa beliau menceritakan:


"Berhala-berhala yang dahulu ada di kalangan umat Nabi Nuh, akhirnya berpindah ke negeri
Arab pada masa selanjutnya. Adapun berhala Wudd, ada di Daumatul Jandal. Berhala
Suwaa', ada di kalangan Bani Hudzail. Sementara Yaghuts ada di kalangan Bani Ghatthaf di
daerah Jauf di Saba. Ya'uq adalah milik Bani Hamdaan. Sementara berhala Nashr menjadi
milik Humair, dari keluarga Dzil Kilaa'. Mereka pada asalnya adalah orang-orang shalih dari
umat Nabi Nuh. Setelah mereka meninggal dunia, syetan membisikkan kepada kaumnya
agar membuat patung mereka di majelis-majelis yang biasa mereka hadiri, menamakan
patung-patung itu dengan nama mereka. Merekapun mengerjakan apa yang dibisikkan oleh
syetan tersebut. Pada awalnya, patung-patung itu tidaklah disembah. Tetapi setelah mereka
meninggal dunia pula, ilmu tentang perkara itupun sudah tidak diketahui lagi, akhirnya
patung-patung itupun disembah. (HR. Al-Bukhari 4636)

Menurut saya berdasarkan sumber-sumber yang saya baca, saya dapat


menyimpulkan bahwa melukis makhluk yang bernyawa atau makhluk hidup hukumnya
haram dan keharamannya bersifat mutlak sepanjang masa kecuali bila itu dirasakan benar-
benar penting seperti gambar atau photo untuk surat izin perjalanan, kartu tanda pengenal,
paspor, kartu tanda pengenal dalam pekerjaan dan sebagainya yang digunakan untuk
menghindari terjadinya penipuan identitas atau menjaga keamanan diri kita, maka dalam
hal-hal ini terdapat pengecualian.
Dan terkait seni pahat atau membuat patung untuk berbagai macam tujuan adalah
haram, baik untuk dijadikan sebagai monumen peringatan bagi seorang raja, panglima
perang, pemimpim sautu kaum, tokoh-tokoh pembaharuan, atau tokoh-tokoh yang menjadi
simbol kecerdasan dan kegagahan seperti patung Abi Al-Haul ataupun untuk tujuan lainnya,
karena keumuman hadits shahih yang menjelaskan tentang pelarangan hal-hal demikian.
Adapun alasan yang memperkuat hukum diharamkannya seni lukis, pahat, dan patung
karena sama saja dengan berusaha meniru ciptaan allah, termasuk perbuatan meniru orang-
orang kafir, dan merupakan sarana pengagungan yang akhirnya menjerumuskan kepada
perbuatan syirik.

8. Sebutkan (Minimal lima) Manfaat dari wakaf?

JAWAB :

Tujuan wakaf adalah memberikan sebagian atau seluruh harta benda kepada golongan
tertentu atau ahli yang sudah ditunjuk yang digunakan untuk kepentingan umum atau untuk
masyarakat secara luas. Berikut ini adalah manfaat wakaf yang dilihat secara umum :

1. Menimbulkan jiwa sosial yang tinggi.


2. Membantu orang lain yang mendapatkan kesulitan.
3. Membuat seseorang menjadi sadar bahwa semua harta benda yang dimiliki bersifat tidak
kekal.
4. Wakaf berhubungan bahwa untuk mendapatkan kehidupan akherat yang kekal bisa
diselamatkan dari kehidupan saat masih ada di dunia. Manfaat wakaf bisa menjadi bekal
untuk mendapatkan kehidupan akherat yang lebih baik.
5. Amalan wakaf yang tidak terputus meskipun sudah meninggal dunia menjadi salah satu
sarana amalan yang bisa membuat manusia selamat di dunia dan akherat.
6. Membantu masyarakat untuk mendapatkan kehidupan dan sarana yang lebih baik. Wakaf
bisa digunakan untuk mendirikan atau membuat fasilitas yang umum sehingga
bermanfaat untuk umum. Hal ini seperti manfaat qurban yang membantu masyarakat
kurang mampu, agar mendapatkan asupan gizi daging yang sehat.
7. Mencegah perselisihan dalam masyarakat. Adanya masalah kesenjangan sosial terkadang
membuat beberapa masyarakat merasa iri atau ingin memiliki harta yang sama. Hal ini
tentu tidak bisa didapatkan karena Tuhan telah memberikan rejeki dengan ukuran dan
takaran yang berbeda. Wakaf menjadikan manfaat hidup rukun antara masyarakat antara
orang kaya dan miskin terjalin dan berjalan seimbang.
8. Mempererat tali persaudaraan. Hubungan masyarakat antara orang yang kaya dan miskin
biasanya akan mengalami kesenjangan karena perbedaan derajat yang masih dipandang
oleh masyarakat. Ketika orang yang kaya memberikan wakaf untuk digunakan secara
umum maka orang yang kekurangan juga bisa merasakan sarana secara umum. Tindakan
ini dapat membuat hubungan masyarakat yang lebih harmonis. Hal ini juga diajarkan
dalam islam yakni dalam manfaat zakat
9. Dapat membuat orang yang sedang kesulitan bisa keluar dari masalah. Mengelola wakaf
sesuai dengan manfaat yang sudah disepakati akan membuat golongan atau masyarakat
tertentu memiliki beban yang lebih ringan.
10. Mendorong pembangunan di semua bidang ilmu. Wakaf telah meningkatkan
pembangunan di segala bidang sesuai dengan tujuan pemakaian wakaf. Wakaf banyak
digunakan untuk mendirikan beberapa sarana yang digunakan dalam jangka waktu yang
panjang seperti asrma sekolah, sekolah, yayasan pendidikan atau fasilitas lain.

‫مع النّجاح‬

Soal Diusulkan oleh Diperiksa oleh Diperiksa oleh


Tanggal/Bulan/Tahun 16/05/2020 17/05/2020 18/05/2020
Tanda Tangan

Nama Lengkap Iwan Ridwan, M. …………………….


Pd.I
Otorisasi Dosen Pengampu Dosen Pembina MK Ketua Jurusan/Prodi

Anda mungkin juga menyukai