DISUSUN OLEH:
AKUNTANSI B (JUMAT-SABTU)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“ANALISIS KASUS PT. ASURANSI JIWASRAYA” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen: Ida Royani, S.E, M. Ak pada mata kuliah AKUNTANSI KEUANGAN
MENENGAH II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang ekuitas bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya
mengucapkan terima kasih kepada ibu Ida, selaku dosen bidang studi/mata kuliah
ini yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang
saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
JUDUL ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kronologi Kasus....................................................................................9
Simpulan .............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1
PENDAHULUAN
stroke, kanker, dan lainnya. Tidak hanya itu, masyarakat Indonesia juga
infeksi penyakit menular dan berbagai gangguan kesehatan ibu dan bayi. Saat
yaitu 71,7 tahun, di mana wanita peluang hidupnya hingga umur 73 tahun dan
4
Indonesia yang berubah–ubah tidak sedikit membuat perusahaan mengalami
jatuh tempo pada bulan Oktober 2018. Kesalahan investasi yang diduga
dananya pada repo saham yang menawarkan bunga tinggi. Masalah muncul
mencairkan investasi untuk membayarkan polis, akan berakibat cut loss yang
merupakan hal yang sangat penting untuk menetapkan suatu tujuan yang ingin
5
dicapai oleh perusahaan. Keputusan yang diambil harus sesuai dengan tujuan
perusahaan yaitu untuk memperoleh laba. Seorang manajer harus selalu peka
dalam setiap perubahan yang terjadi dari lingkungan perusahaan maupun dari
luar perusahaan. Keputusan yang sesuai akan terlihat dari suatu kinerja
secara efektif dan efisien maka perlu dilakukan analisis kinerja keuangan
71/POJK.05/2016.
6
Keuangan (KMK) Nomor 424/KMK.06/2003 tentang kesehatan keuangan
Table 1.1 Pendapatan Premi PT Asuransi Jiwasraya tahun 2013 hingga tahun
2018
Dari Tabel 1.1 menunjukkan pada tahun 2013 hingga tahun 2018 total
pendapatan juga terus meningkat dari tahun 2013 hingga tahun 2018 dan di
tahun 2018 menurun, sedangkan laba bersih dari tahun 2013 hingga 2018
meningkat, tetapi pada tahun 2017 laba bersih mengalami penurunan sebesar
81% yang awalnya di tahun 2017 laba bersih mencapai 1 Triliun rupiah turun
menjadi 3 Miliar rupiah di tahun 2016 dan di tahun 2018 juga mengalami
(Sindi Nurfadila, dkk) tentang analisis rasio keuangan dan Risk Based Capital
7
untuk menilai kinerja keuangan menghasilkan kinerja keuangan perusahaan
perusahaan sudah sangat baik dan cenderung stabil. Hal ini dapat dilihat dari
investasi.
B. Perumusan Masalah
Tahun 2013-2018?”.
C. Tujuan Penulisan
8
BAB II
PEMBAHASAN
9
2017: Kondisi keuangan Jiwasraya tampak membaik. Laporan keuangan
Jiwasraya pada 2017 positif dengan raihan pendapatan premi dari produk JS
Saving Plan mencapai Rp21 triliun. Selain itu, perseroan meraup laba Rp2,4
triliun naik 37,64 persen dari tahun 2016. Perlu diketahui, sepanjang 2013-2017,
pendapatan premi Jiwasraya meningkat karena penjualan produk JS Saving Plan
dengan periode pencairan setiap tahun.
Pada bulan yang sama, Direktur Utama Jiwasraya Hendrisman Rahim dan
Direktur Keuangan Jiwasraya Hary Prasetyo dicopot. Nasabah mulai mencairkan
JS Saving Plan karena mencium kebobrokan direksi lama. Mei 2018, pemegang
saham menunjuk Asmawi Syam sebagai direktur utama Jiwasraya. Di bawah
kepemimpinannya, direksi baru melaporkan terdapat kejanggalan laporan
keuangan kepada Kementerian BUMN. Indikasi kejanggalan itu betul, karena
hasil audit Kantor Akuntan Publik (KAP) PricewaterhouseCoopers (PwC) atas
laporan keuangan 2017 mengoreksi laporan keuangan interim dari laba sebesar
Rp2,4 triliun menjadi hanya Rp428 miliar.
10
itu, liabilitas dari produk JS Saving Plan yang bermasalah tercatat sebesar
Rp15,75 triliun.
Versi OJK
11
masalah Jiwasraya antara lain memberikan jaminan imbal hasil (guarantee return)
yang tinggi yang dilakukan bertahun-tahun.
Saat ini, rasio kecukupan modal Jiwasraya atau Risk Based Capital (RBC)
minus hingga 850%. RBC adalah rasio solvabilitas yang menunjukkan kesehatan
keuangan perusahaan asuransi, di mana semakin besar maka makin sehat pula
kondisi finansialnya. Angka ini jauh dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
yang mengharuskan modal minimum yang harus dipenuhi oleh perusahaan
asuransi baik umum atau jiwa adalah 120%. Dalam Dokumen Penyelamatan
Jiwasraya yang diperoleh CNBC Indonesia, disebutkan untuk mencapai nilai RBC
sampai 120%, dibutuhkan dana sebesar Rp 32,89 triliun. Puncaknya, kata dia,
terjadi kala Jiwasraya mengalami gagal bayar atas produk JS Saving Plan pada 1
Oktober 2018. Manajemen tidak mampu membayar polis asuransi JS Saving Plan
yang jatuh tempo sebesar Rp 802 miliar. Ichsanuddin menuturkan, selaku otoritas
yang mengawasi Jiwasraya, OJK sudah memanggil direksi Jiwasraya pada April
2018 untuk mendiskusikan jalan terbaik mengenai masalah Jiwasraya. "Pertemuan
ini bukan konteks solvensi yang jadi viral, tapi penerimaan premi yang turun
drastis," katanya menjelaskan.
Kasus ini pun membuat stakeholder turun tangan mulai dari Kementerian
Keuangan, Kementerian BUMN, Kejaksaan Agung hingga Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK). Perkembangan terbaru, BPK menurunkan tim untuk melakukan
investigasi terkait kasus Jiwasraya. BPK segera akan melakukan audit investigasi
terhadap perusahaan asuransi pelat merah tersebut yang memiliki gagal bayar
polis mencapai Rp 12,4 triliun. (hps/hps)
12
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Kasus gagal bayar industri keuangan kembali muncul. Kali ini masalah terjadi
pada PT Asuransi Jiwasraya yang tengah terbelit masalah likuiditas. Alhasil,
perusahaan asuransi milik negara ini menunda pembayaran polis yang jatuh tempo
produk bancassurance asuransi jiwa yang berbalut investasi atau saving plan yang
dijual bersama sejumlah bank sebagai agen penjual. Sedianya, produk saving plan
ini akan jatuh tempo pada Oktober 2018. Direktur Utama Jiwasraya Asmawi
Syam mengatakan, saving plan yang jatuh tempo dan tidak bisa dilunasi Jiwasraya
saat ini sebesar Rp 802 miliar. Setidaknya ada tujuh bank yang menjadi agen
penjual produk saving plan milik Jiwasraya. Yakni PT Bank Tabungan Negara,
Bank ANZ, Bank QNB, PT Bank Rakyat Indonesia, Bank KEB Hana, Bank
Victoria dan Standard Chartered Indonesia. Beberapa bank sudah mendapat
pemberitahuan dari Jiwasraya soal keterlambatan pembayaran polis asuransi yang
jatuh tempo. Dalam surat pemberitahuan itu disebutkan, keterlambatan
pembayaran terjadi karena pemenuhan pendanaan masih dalam proses. Atas
keterlambatan ini, Jiwasraya memutuskan untuk memberikan bunga 5,75% per
tahun. Produk saving plan milik Jiwasraya ini mulai beredar di masyarakat sejak
tahun 2013 dengan masa kontrak selama lima tahun. Produk ini juga dilengkapi
opsi bagi nasabah untuk menarik keluar dana investasinya setiap tahun. Nilai
premi awal produk saving plan ini mulai dari Rp 100 juta. Namun, ketentuan nilai
premi awal ini berbeda-beda tergantung kebijakan masing-masing bank sebagai
agen penjual.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200108111414-78-463406/kronologi-
kasus-jiwasraya-gagal-bayar-hingga-dugaan-korupsi
https://www.cnbcindonesia.com/market/20200108130133-17-128533/ojk-buka-
kronologis-masalah-yang-menimpa-jiwasraya
https://fokus.kontan.co.id/news/mengupas-masalah-likuiditas-yang-menimpa-
asuransi-jiwasraya
14