Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL
PERHUBUNGAN LAUT

KERANGKA ACUAN KERJA


STUDI PENYUSUNAN DOKUMEN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP FASILITAS PELABUHAN
LAUT GALELA

T.A 2015
Kerangka Acuan Kerja
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Galela
Tahun Anggaran 2015

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


STUDI PENYUSUNAN DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
PELABUHAN LAUT GALELA
KABUPATEN HALMAHERA UTARA
PROVINSI MALUKU UTARA
TAHUN ANGGARAN APBN 2015

Sektor : Kementerian Perhubungan

Sub Sektor : Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

Program : Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang


Pelabuhan dan Pengerukan

Hasil : Terselenggaranya Peningkatan Pelayanan Serta Sistem


dan Prosedur Keselamatan Pelayaran

Eselon II/Satker : Direktorat Jenderal Perhubungan Laut/Kantor Unit


Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Tobelo

Kegiatan : Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup


(DPLH) Fasilitas Pelabuhan Laut Galela.

Indikator Kinerja Kegiatan : Terselenggara peningkatan pelayanan sistem dan


prosedur keselamatan pelayaran

Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Penyusunan DPLH, terdiri dari :

1. Biaya Langsung Personil

2. Biaya Langsung Non Personil :

a) Biaya Konsultasi ke BLH dan Survei Lapangan


b) Biaya Pengambilan Sampel dan Uji
Laboratorium
c) Biaya Peralatan Kantor
d) Biaya Penyusunan dan Penjilidan Dokumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
e) Biaya Rapat Koordinasi dan Penilaian Dokumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)

Volume : 1 (satu) Paket

2
PENDAHULUAN
Kerangka Acuan Kerja
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Galela
Tahun Anggaran 2015

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Seiring perkembangan lingkungan strategis, peran laut menjadi signifikan serta


dominan dalam mengantar kemajuan Negara. Indonesia secara geografis sebagai negara
kepulauan dengan dua pertiga luas lautan lebih besar daripada daratan. Hal ini bisa terlihat
dengan adanya garis pantai di hampir setiap pulau di Indonesia (± 81.000 km) yang
menjadikan Indonesia menempati urutan kedua setelah Kanada sebagai negara yang
memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Kekuatan inilah yang merupakan potensi besar
untuk memajukan perekonomian Indonesia. Sebagai negara maritim peran pelabuhan
sangat vital dalam Pengembangan ekonomi.

Strategi pengembangan ekonomi seperti kegiatan budidaya unggulan (pertanian,


pertambangan dan kelautan) yang didukung dengan sistem jaringan transportasi laut
meliputi tatanan kepelabuhanan dan alur pelayaran, secara optimal mampu meningkatkan
pendapatan daerah dengan tetap memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun


2010 tentang usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan
tetapi belum memiliki UKL-UPL wajib membuat Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup
(DPLH). Olehnya itu, setiap kegiatan pelabuhan laut yang telah melaksanakan kegiatannya
wajib membuat dokumen pengelolaan lingkungan hidup tersebut karena diprakirakan dapat
menimbulkan dampak lingkungan baik positif maupun negatif. Dampak positif yang
diprakirakan terjadi dari kegitan diatas antara lain adalah peningkatan pendapatan serta
adanya kesempatan kerja dan berusaha yang bersumber dari kegiatan bongkar muat
barang/penumpang. Sedangkan dampak negatif yang berpotensi timbul dari kegiatan di atas
antara lain adalah penurunan kualitas udara dan air, kebisingan, perubahan pola arus dan
garis pantai, gangguan biota perairan, serta keselamatan dan kesehatan kerja. Kegiatan
pengelolaan lingkungan yang diarahkan pada upaya untuk mencegah atau menanggulangi
dampak negatif dan mengembangkan dampak positif agar manfaat yang diperoleh dari
kegiatan pembangunan tersebut dapat dioptimalkan dan berkelanjutan.

B. Tujuan Dan Sasaran

Secara garis besar, studi ini bertujuan untuk menghasilkan sejumlah keluaran antara
lain :

1) Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH).

3
PENDAHULUAN
Kerangka Acuan Kerja
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Galela
Tahun Anggaran 2015

2) Dokumen Lingkungan yang disahkan Ijin Lingkungan sesuai kewenangan Undang-


Undang Nomor 32 Tahun 2009.

Sasaran yang ingin dicapai melalui studi ini adalah :

a) Terbentuknya kesamaan persepsi antara Pemberi Tugas dan penyusun Studi


Tentang lingkup pekerjaan yang akan dikerjakan, keluaran yang diharapkan, kendala
yang mungkin akan ditemui dan solusi terhadap kendala tersebut. Dengan
kesamaan persepsi tersebut, Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) yang
dibuat kiranya dapat bermanfaat untuk pembangunan pelabuhan laut, guna
memperlancar transportasi air.

b) Tersedianya pedoman,saran tindak dalam menjaga dan mempertahakan kelestarian


lingkungan di wilayah pelabuhan dan sekitarnya.

c) Menekan dampak negatif dan mengembangkan dampak positif dari kegiatan


pelabuhan.

d) Terpenuhinya amanat Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

C. Ruang Lingkup

Kerangka acuan kerja ini terdiri dari :

1) Pendahuluan yang memuat latar belakang kegiatan, aturan dan kebijakan yang
berhubungan dengan kegiatan;

2) Deskripsi Kegiatan, Metodologi dan Jadwal Kegatan serta tenaga ahli yang
diperlukan untuk melaksanakan studi, pada prinsipnya, isi kerangka acuan kerja ini
adalah pemahaman penyusun studi tentang kegiatan yang akan dilaksanakan di
dalam kegiatan proyek dan yang akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan
hidup.

II. LANDASAN KEBIJAKAN

A. Peraturan Perundang-Undangan yang Berlaku

Dilandasi oleh pertimbangan prinsip- prinsip pelestarian sumber daya alam dan
lingkungan hidup, maka penyusunan DPLH ini didasarkan pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku sebagai berikut :

4
PENDAHULUAN
Kerangka Acuan Kerja
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Galela
Tahun Anggaran 2015

 Undang-undang :

a) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok


Agraria.

b) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya.

c) Undang-undang No. 26 Tahun 1985 tentang jalan.

d) Undang-undang No 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

e) Undang- undang RI No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan pengelolaan


Lingkungan Hidup.

f) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan otonomi Daerah.

g) Undang-undangNomor 25 Tahun 1999 tentang pertimbangan Keuangan antara


Pemerintah Pusat dan Daerah.

 Peraturan Pemerintah :

a) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Kegiatan Instansi Vertikal


Daerah.

b) Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai

c) Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1996 tentang Pencemaran Udara.

d) Peraturan Pemerintah nomor 47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional.

e) Peraturan Pemerintah nomor 25 Tahu 2000 Tentang KewenanganPemerintah dan


Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonomi.

f) Peraturan Pemerintah nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan dan Pengendalian


Pencemaran Air.

g) Peraturan pemeruntah 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

 Keputusan Presiden :

a) Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentag Pengelolaan Kawasan Lindung

b) Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1990 tentang Pengadaan Tanah Bagi


Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

5
PENDAHULUAN
Kerangka Acuan Kerja
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Galela
Tahun Anggaran 2015

 Peraturan Menteri :

a) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha
dan atau kegiatan yang wajib memiliki analisis Mengenai Dampak lingkungan Hidup

b) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2010 tentang Dokumen


lingkungan hidup bagi usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha
dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki dokumen lingkungan hidup.
c) Peraturan Menteri Negara No 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan
Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan.

 Keputusan Menteri :

a) Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.3 tahun 1991
tentang Baku Mutu Limbah Cair.

b) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 tentang Baku
Mutu Tingkatan Kebisingan

c) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup N0.08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan


Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup

B. Landasan Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kebijakan pengelolaan lingkungan hidup untuk pembangunan berkelanjutan


merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi keterbelakangan dan pertumbuhan
penduduk yang sangat tinggi. Di lain pihak, pelaksanaan pembangunan pasti membutuhkan
sumber daya alam sebagai input pembangunan yang pada akhirnya akan berdampak
terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini terjadi jika pelaksanaan pembangunan tidak didasari
oleh upaya pencapaian pembangunan berwawasan lingkungan.

Pembangunan berkelanjutan merupakan landasan untuk melaksanakan


pembangunan yang berwawasan lingkungan, pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan hidup diarahkan untuk tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan serta
kelestarian fungsi dan kemampuannya sehingga di samping memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi pembangunan dan kesejahteraan rakyat, juga tetap harus bermafaat
bagi generasi masa depan.

Uraian tersebut, merupakan bahwa proses pembangunan berkelanjutan bertumpu


pada tiga faktor yaitu kondisi sumber daya alam, kuantitas lingkungan dan faktor
kesehjateraan masyarakat. Oleh karena itu, faktor penting yang harus diperhatikan pada

6
PENDAHULUAN
Kerangka Acuan Kerja
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Galela
Tahun Anggaran 2015

pembangunan berwawasan lingkungan adalah memelihara keutuhan fungsi tatanan


lingkungan aga sumberdaya alam secara berlanjut menopang pembangunan secara terus
menerus.

III. DESKRIPSI KEGIATAN, METODOLOGI, DAN PELAKSANAAN STUDI

A. Deskripsi Kegiatan

Mengikuti kerangka metodologi sebagaimana yang termuat dalam Peraturan Menteri


Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2010 tentang Dokumen lingkungan hidup bagi usaha
dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki
dokumen lingkungan hidup.

B. Metodologi

Untuk menyusun Dokumen Pengelolaan LIngkungan Hidup (DPLH) suatu kegiatan,


metode penelitian yang perlu dilakukan adalah metode baku yang dikenal di dalam
lingkungan ilmiah, pada garis besarnya, metode tersebut terdiri dari tiga aspek lingkungan
yaitu aspek fisika,dan kimiawi, biologi dan sosial ekonomi dan budaya. Satu aspek lainnya
yang juga akan diteliti yaitu aspek kesehatan masyarakat. Uraian berikut ini menyangkut
ketiga aspek tersebut dan garis besar metodologi penelitian yang akan dilakukan.

1. Iklim

Data unsur – unsur meliputi curah hujan ,suhu udara, radiasi matahari, kelembaban
udara, kecapatan angin dan arah angin akan diambil dari satuan meterologi terdekat yang
dianggap dapat mewakili daerah studi. Data curah hujan dan tabel hujan akan digunakan
dalam menetukan tipe hujan, perhitungan hidrologi dan erosivitas hujan. Data suhu radiasi
matahari dan kelembaban udara akan digunakan dalam perhitungan evapotranspirasi.
Selanjutnya data arah dan kecepatan angina akan digunakan dalam menelaah potensi dan
persebaran dampak pada kualitas udara. Disamping itu akan dilkakukan pula pengukuran
langsung, terutama suhu udara. Lokasi pengukuran akan ditetapkan kemudian berdasarkan
pertimbangan keadaan penutupan dan pengunaan lahan saat ini,serta lokasi- lokasi yang
diduga akan mengalami perubahan yang siginifikan akibat rencana kegiatan. Metode
analisis dan interpretasi dilakukan dengan penyajian dalam bentuk tabel dan grafik.

7
PENDAHULUAN
Kerangka Acuan Kerja
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Galela
Tahun Anggaran 2015

Tabel 1. Metode Analisis Data Iklim

2. Kualitas Udara dan Kebisingan

Parameter kualitas udara yang akan dikaji meliputi kandungan gas di udara, partikel
debu, dan kebisingan. Metode Pengumpulan data adalah melalui pengkuran langsung di
lapangan dan selanjutnya dianalisis di laboratorium.

Tabel 2. Metode Pengukuran Kualitas Udara

3. Penggunaan Lahan

Data pengunaan lahan dikumpulkan melalui data sekunder dan data primer melalui
pengamatan langsung di lapangan. Parameter penggunaan lahan yang ditelaah meliputi
jenis,luas dan sebaran dan tipe penggunaan lahan yang akan ditelusuri melalui peta
topografi yang tersedia. Untuk mengetahui trend perubahan pengunaan lahan akan
dikumpulkan peta tata guna lahan di peroleh dari Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN)
dan kantor Badan Pusat Statistik (BPS). Data ini digunakan dalam menelaah hubungan
perubahan lahan dengan parameter lingkungan fisik seperti tata ruang, hidrologi, erosi,
parameter biologi seperti vegetasi dan satwa,serta parameter sosial ekonomi dan budaya
seperti mata pencaharian, pendapatan dan ketenagakerjaan. Data akan di analisis secara
deskriptif.

8
PENDAHULUAN
Kerangka Acuan Kerja
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Galela
Tahun Anggaran 2015

Tabel 3. Metode Analisis Data Penggunaan Lahan

4. Fisiografi dan Geomorfologi

Gambaran fisiografi lokasi studi dan sekitarnya yang meliputi bentang lahan serta
panjang dan kemiringan lereng akan dikumpulkan melalui interprestasi peta rupa bumi yang
diperoleh dari Badan Koordinasi survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL). Data
geologi dan geomorfologi yang meliputi batuan induk, sebaran struktur geologi serta
morfologi wilayah akan diperoleh melalui hasil interpretasi peta geologi dan peta land sistem
yang akan ditelusuri di kantor Direktorat Geologi atau Instansi lain yang terkait. Parameter
geologi dan Geomorfologi diguinakan dalam menelaah perkembangan tanah, perilaku
hidrologi serta berbagai aspek yang berkaitan dengan stabilitas wilayah.

5. Hidro-Oseanografi

Penelitian aspek hidrologi dilakukan pada lokasi kegiatan dan sekitarnya berupa
pengukuran debit saluran/sungai. Dilakukan pula pendugaan debit maksimum yang
potensial terjadi dalam beberapa kala ulang. Parameter hidrologi pantai yang akan dianalisis
adalah pola arus dan ombak, serta sedimentasi dan erosi. Data Pasang surut diharapkan
akan diperoleh dari pelabuhan setempat dan konstanta harmonik pasang surut akan
dilakukan adminiralti. Pola arus akan dihitung berdasarkan data angin dan interpretasi peta
peraiaran (BAKOSURTANAL). Kecenderungan proses erosi dan sedimentasi pada tebing
pantai akan diamati pada beberapa segmen pantai dan muara sungai. Kelandaian pantai
akan dianalisis dengan peta perairan.

Tabel 4. Metode Pengukuran Hidro-Oseanografi

9
PENDAHULUAN
Kerangka Acuan Kerja
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Galela
Tahun Anggaran 2015

6. Kualitas Air

Pengamatan kualitas air dilakukan memalui pengukuran langsung dan pengambilann


contoh air untuk dianalisis di laboratorium. Parameter yang diamati meliputi parameterfisik,
kimia dan biologi.

Tabel 5. Metode Analisis Data Kualitas Air

10
PENDAHULUAN
Kerangka Acuan Kerja
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Galela
Tahun Anggaran 2015

7. Kondisi Tanah

Pengamatan contoh tanah dilakukan dengan mengambil contoh tanah asli (SA) dan
contoh tanah timbunan dan pemadatan (ST) dalam bentuk utuh (Undirturbs sample) dan
contoh tanah terganggu (disturbs sampel). Contoh tanah utuh di ambil dengan
menggunakan ring sampel pada kedalaman anatara 5– 20 cm untuk keperluan analisis bulk
deseity (BD), permeabilitas dan porositas sedangkan contoh tanah terganggu diambil secara
komposit pada lapisan 0-20 cm untuk analisis tekstur tanah. Analisis fisik tanah dilakukan di
Laboratorium tanah. Pengukuran laju infiltrasi dilakukan langsung dilapangan dengan
metodesingle ring infiltrometer pada tiga jenis tanah berbeda yang didekripsikan dengan
pengamatan boring dan profil di lapangan.

Tabel 6. Metode Analisis Parameter

8. Aspek Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya

Proyek secara potensial akan mengakibatkan perubahan mendasar pada komponen


lingkungan sosial ekonomi dan sosial budaya sehingga menimbulkan dampak besar dan
penting. Komponen lingkungan sosial ekonomi dan budaya yang dikaji merupakan
penjabaran dari isu pokok dan mengacu kepada keputusan kepala BAPEDAL Nomor :
KEP.299/11/1996 Tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek sosial.

Analisis harus dilaksanakan sedemikian rupa,sehingga dampak besar dan penting


yang timbul tidak menyebar secara merata dan memiliki karakteristik yang berbeda
berdasarkan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Karakteritik yang berbeda berdasarkan
rencana kegiatan yang akan dilakukan. Karakteristik dampak tersebut yang dijadikan
sebagai lokasi pengambilan sampel sosial ekonomi dan budaya sebagai berikut.

Lokasi studi distratifikasi berdasarkan karakteristik sebaran dampak sosial ekonomi


dan heterogenitas dan homogenitas populasi dilokasi studi. Secara komulatif jumlah sampel
(responden yang diambil sebesar 20 orang). Pengumpulan data sosial ekonomi dan sosial

11
PENDAHULUAN
Kerangka Acuan Kerja
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Galela
Tahun Anggaran 2015

budaya. Dilakukan bersamaan dengan pengambilan data kesehatan masyrakat dan


kesehatan lingkungan.Jenis data terdiri atas data primer dan data sekunder. Sumber data
primer dikumpulkan langsung dari responden. Data sekunder ditelusuri pada kantor
kelurahan. kecamatan serta instansi/dinas terkait. Keperluan data sekunder adalah untuk
memperoleh gambaran rona lingkungan awal dan digunakan dalam kajian keadaan dan
prediksi dampak aspek sosial ekonomi dan sosial budaya dari segenap kegiatan yang
direncanakan.

Pengumpulam data primer dengan menerapkan metode wawancara dengan


menggunakan daftar pertanyaan (wawancara terstruktur). Selain itu, dilakukan juga
wawancara mendalam terhadap tokoh tokoh masyarakat yag dianggap mengetahui kondisi
masyarakat setempat, aparat pemerintah (Camat, Lurah,dan staf) dan instansi dinas terkait,
serta penggunaan metode – metode pertisipasi khususnya pada masyarakat yang terkena
dampak.

9. Kesehatan

Data kesehatan akan dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap responden


yang terpilih yang dilakukan pada waktu dan responden yang sama dengan pengumpulan
data sosial ekonomi dan budaya. Adapun data jenis penyakit utama yang umum dijumpai di
lokasi studi akan dikumpulkan memalui puskesmas dan dinas kesehatan yang terdapat di
lokasi studi.

IV. KEAHLIAN YANG DIPERLUKAN

Untuk melaksanakan Studi Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pelabuhan Laut, diperlukan tenaga ahli untuk menyusun dokumen DPLH dengan latar
belakang pendidikan yang sesuai. Tim penyusun terdiri dari 1 (satu) orang Ketua Tim yang
berpengalaman di bidang lingkungan serta beberapa tenaga ahli sesuai dengan spesifikasi
yang dibutuhkan.

Tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan peyusunan Dokumen Pengelolaan


Hidup (DPLH), terdiri dari : Ahli Sipil, Ahli Geofisik/Kimia, Ahli Perikanan dan Kelautan, Ahli
Sosial Ekonomi Budaya, serta Ahli Kesehatan. Tim ahli didukung oleh asisten/pembantu tim
ahli untuk mendukung segala bentuk kerja di lapangan yang berkaitan dengan apa yang
harus dilakukan dalam pengumpulan data untuk menunjang kelancaran kegiatan ini.

12
PENDAHULUAN
Kerangka Acuan Kerja
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Galela
Tahun Anggaran 2015

V. PELAPORAN

A. Keluaran

1. Laporan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) dibuat sebanyak 20 Buku


yang terdiri dari 15 draft dan 5 dokumen final.

2. Semua Laporan disampaikan kepada pemerkasa dan serahkan dalam bentuk CD/soft
Copy.

B. Laporan

Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) didasarkan pada


Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 14 Tahun 2010 tentang Dokumen
lingkungan hidup bagi usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha dan/atau
kegiatan tetapi belum memiliki dokumen lingkungan hidup. Adapun sistematika penulisan
yaitu :

Kata Pengantar
Daftar Isi

Daftar Tabel
Daftar Gambar

Daftar Lampiran
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Tujuan dan Manfaat

1.3. Dasar Hukum


BAB II. GAMBARAN UMUM BIDANG USAHA/KEGIATAN

2.1. Penanggungjawab Kegiatan


2.2. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

2.2.1. Kesesuaian Lokasi Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang


2.3. Bidang Usaha dan/atau Kegiatan

2.4. Mulai Beroperasi


2.5. Deskripsi Usaha dan/atau Kegiatan

2.5.1. Kegiatan Utama


2.5.2. Kegiatan Pendukung

2.5.3. Kapasitas

13
PENDAHULUAN
Kerangka Acuan Kerja
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Galela
Tahun Anggaran 2015

2.5.4. Sarana Penunjang


BAB III. PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

3.1. Dampak Lingkungan yang Timbul Dari Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
3.1.1 Pekerjaan Konstruksi Pelabuhan

3.1.2. Kegiatan Operasional Pelabuhan


3.1.3. Kegiatan Pendukung

3.2. Hasil Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


3.3. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

3.3.1. Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


3.3.2. Pengawas Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

3.3.3. Penerima Laporan Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan


Lingkungan Hidup

BAB IV. SURAT PERNYATAAN


DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

14
PENDAHULUAN

Anda mungkin juga menyukai