Berdasarkan hasil survey yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jabar,
pelaksanaan BDR yang sudah berjalan masih banyak kekurangan dan kelemahan,
sehingga dipandang perlu untuk membuat panduan BDR. Panduan ini dibuat dengan
maksud agar satuan pendidikan memiliki persepsi dan pemahaman yang sama
terhadap BDR, Kepala sekolah, guru, peserta didik, komite sekolah dan pengawas
pembina sekolah dapat melaksanakan kegiatan BDR ini secara optimal.
Kata Pegantar
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
A. Rasional ……………………………………………………………………. 1
B. Dasar Hukum ……………………………………………………………… 2
C. Tujuan Penyusunan Panduan …………………………………………… 3
D. Ruang Lingkup ……………………………………………………………. 3
Bab II. Langkah-Langkah Pembelajaran dari Rumah (BDR)
A. Konsep BDR ………………………………………………………………. 4
B. Tahapan Pelaksanaan BDR …………………………………………….. 6
Bab III. Pembiayaan …………………………………………………………………. 9
Bab IV. Penutup ……………………………………………………………………… 10
Lampiran:
1. Outline SOP BDR
2. Teknis Penyusunan Materi Daring
3. Instrumen Monitoring dan Evaluasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional
1. Sejak diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk pencegahan
penyebaran Covid-19, seluruh sekolah tidak memiliki pilihan lain kecuali melakukan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui daring atau luring. Model Blended Learning
dilakukan sebagai alternatif jika kondisi belajar dengan tatap muka memungkinkan
dilakukan dengan syarat infrastuktur sekolah sudah memenuhi standar protokoler
kesehatan. Pemerintah memperkenalkan PJJ pada masa Pandemi Covid- 19
dengan istilah Belajar Dari Rumah (BDR). Berdasarkan hasil informasi dan evaluasi
dari stake holder pendidikan, masa BDR menuai beberapa kekurangan dan
kelemahan.
2. Bedasarkan SKB 4 menteri, bahwa untuk daerah yang berada di zona kuning,
oranye, dan merah pembukaan kemabli satuan pendidikan dengan system Belajar
Tatap Muka tidak diperbolehkan. Satuan pendidikan pada zona-zona tersebut tetap
melanjutkan Pembelajran Jarak jauh (PJJ) sesuai dengan Surat Edaran Sesjen No
15tahun 2020 tentang Pedoman Penyelengaraan Belajar dari Rumah dalam Masa
darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19)
3. Hasil survey pelaksanaan BDR kepada orang tua dan siswa.yang dilaksanakan
pada tanggal 28 Mei s.d 1 Juni 2020 oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,
sebagai berikut:
Latar belakang pendidikan orangtua siswa paling banyak SMA (38,&%): SD
(20,4%) dan SMP (17,4%)
Pekerjaan orang tua siswa paling banyak pegawai swasta (40,99%); Wiraswasta
(21,7%); pegawai pemerintah (16,85%)
Teknologi Informasi yang digunakan peserta didik dan guru, paling banyak
mengunakan WA (90,9%); sisanya aplkasi lain
Rata-rata lama belajar peserta didik, paling lama 1-2 jam (47,4%); 2-3 jam
(22,3%); <1 jam (18,3%); dan >3 jam (12%)
Hambatan yang dialami peserta didik: Sulit memahami materi (70%), Kurang
konsentrasi (56,60%), Bosan (57,10%), Sulit kmunikasi dengan guru,tugas
kurang jelas, internet kurang memadai (56,50%)
Hambatan yang dialami orang tua siswa: Sulit mengatur waktu, Materi terlalu
sulit
Hambatan yang dialami guru: Kemampuan dalam penguasaan IT, 32,2% guru
belum pernah melaksankan pembeljaran daring, 52,5% jarang melakukan
pembelajaran online, Ketersediaan fasilitas masih terbatas (Hasil Survey di Kota
Bandung)
4. Berdasarkan data hasil survey di atas diperoleh sebuah gambaran umum tentang
masalah-masalah yang dihadapi orang tua dan siswa selama BDR adalah;
Media Pembelajaran yang paling banyak digunakan oleh siswa adalah
WhatsApp.
Orang tua mengalami kesulitan mendampingi belajar anak karena materi terlalu
sulit, kesulitan mengatur waktu dan punya pekerjaan.
Beberapa orang tua terbebani dengan kuota Internet yang harus disediakan
untuk BDR anak-anak.
Selama BDR siswa melakukan pembelajaran di rumah, televisi bisa jadi alternatif
pendukung belajar di rumah.
Sebagian besar anak-anak merasa kesulitan mamahami tugas yang diberikan
guru, bosan, kurang konsentrasi, dan sulit komunikasi dengan guru.
Hal yang disenangi anak-anak adalah pembelajaran konstekstual, tugas tidak
membenani, terencana dan berjadwal.
Kemampuan belajar anak-anak selama di rumah yang paling tinggi antara 1-2
jam per hari.
Selama BDR pembelajaran harus dilakukan secara daring atau luring karena ada
beberapa anak yang tidak memiliki akses Internet dan alat komunikasi.
B. DASAR HUKUM
1. Keputusan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2020 Penetapan Bencana Nonalam
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai Bencana Nasional;
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 33 Tahun 2019
tentang Satuan Pendidikan Aman Bencana.
3. Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/ MENKES/328/2020 tentang
Panduan Pencegahan Dan Pengendalian Covid 19 Di Tempat Kerja Perkantoran
dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi
4. Keputusan Bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementrian Agama,
Kementrian, Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Tahun 2020 Tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun ajaran dan Tahun akademik Baru di
Masa Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19)
5. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementrian pendidikan dan Kebdayaan Nomor 15
Tahun 2020 Tanggal 18 Mei 2020 Tentang pedoman Penyelenggaraan Belajar dari
Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19)
6. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 36 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB
dalam Penanggulangan Covid-19 di Wilayah Provinsi Jawa Barat;
7. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443/Kep.189-Hukham/2020 tentang Status
Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Coronavirus Disease
19 (Covid-19) di Jawa Barat;
8. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443/Kep.274-Hukham/2020 tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Tingkat Daerah Provinsi Jawa Barat
dalam rangka percepatan penanggulangan Coronavirus Disease 19 (Covid-19)
Pelaksanaan PSBB di Tingkat Provinsi Jawa Barat berakhir pada tanggal 29 Mei
2020
9. Surat Edaran dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/6937–
Set.Disdik tanggal 29 Mei 2020 tentang Standar Operasional Prosedur Kegiatan
Layanan Pendidikan SMA/SMK/SLB selama Pandemi Covid-19 di Provinsi Jawa
Barat
10. Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat penyebaran Corona Virus Disease
(Covid-19).
11. Kalender Akademik tahun 2020/2021
D. RUANG lINGKUP
Ruang Lingkup Panduan Belajar Dari Rumah sebagai berikut:
1. Pendahuluan, memuat penjelasan tentang rasional, dasar hukum, tujuan, dan Ruang
Lingkup.
2. Langkah pelaksanaan Belajar Dari Rumah, memuat pengertian BDR, tujuan BDR,
Prinsip BDR, Tahapan pelaksanaan Belajar dari Rumah, yang disusun secara Daring
dan Luring, serta Monitoring dan Evaluasi.
3. Pembiayaan Kegiatan BDR
4. Penutup.
BAB II
LANGKAH PELAKSANAAN BELAJAR DARI RUMAH (BDR)
A. KONSEP BDR
1. Pengertian
BDR adalah proses pembelajaran jarak jauh melalui media alternative selain
pertemuan kelas secara fisik, yaitu melalui pembelajaran daring dan luring.
Pembelajaran During adalah pembelajaran yang menggunakan model interaktif
berbasis internet dan Learning Manajemen System (LMS).
Contoh berbasis internet adalah zoom, geogle meet, dan lain sebagainya.. Media
ini disarankan agar ada interaksi antar guru dan peserta didik dimana (catatannya)
tak ada hambatan di gawai, internet, dan pulsa. Sedangkan contoh LSM seperti
Rumah Belajar, Ruang Guru dan Quiper
Pembelajaran Luring adalah adalah pembelajaran secara mandiri di luar jaringan
(tdk Online), dapat dilaksanakan dengan menggunakan media buku, modul, dan
bahan ajar dari lingkungan sendiri, serta dengan mengakses media Televisi atau
Radio.
Waktu pembelajaran dan pengumpulan hasil belajar disepakati dengan peserta didik
dan/atau orang tua/wali dan sesuai dengan kondisi.
2. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya BDR di masa darurat COVID-19, adalah:
a. Memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan
pendidikan selama darurat COVID-19;
b. Melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk COVID-19;
c. Mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 di satuan pendidikan;
d. Memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik dan
orang tua/wali.
3. Sasaran
Sasaran pengguna panduan BDR adalah:
a. Satuan Pendidikan
b. Kepala Sekolah
c. Pengawas Pembina
d. Guru
e. Siswa
f. Orang Tua/Wali Siswa
4. Prinsip
a. Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik,kepala satuan
pendidikan dan sseluruh warga satuan pendidikan
b. Dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi
pesera didik tanpa terbebani tuntutan menuntaskan selurh capaia kurikulum
c. Dapat difokuskan pada pendidikan pendidkan kecakaan hidup, antara lain
mengenai pandemic COVID-19
d. Materi pembelajaran bersifat inklusif dan sesuai dengan usia dan jenjang
pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik
e. Aktivitas dan pengasan selama BDR dapat bervariasi antar daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik sesuai minat, dan kondidsi masing-masing,
termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses
f. Hasil belajar peserta didik selama BDR diberi umpan balik yang bersifat
kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif
g. Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang posistif antara guru
dengan orang tua/wali
d. Pengawas Sekolah
1) Membuat program dan instrumen monitoring serta supervisi manajerial dan
akademis pelaksanaan BDR.
2) Membuat instrumen evaluasi periodik tentang pelaksanaan belajar sesuai
protokol kesehatan.
b. Guru
1) Membangun kesadaran peserta didik, bahwa kemandirian dan tanggung jawab
peserta didik sangat penting dalam keberhasilan belajar.
2) Mengecek kehadiran peserta didik
3) Melakukan dan mengarahkan kegiatan pembiasan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)/ Gerakan Masyarakat Sehat dalam pengembangan Pendidikan
Karakter
4) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dalam mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang harus dilakukan siswa.
5) Menjelaskan hasil yang harus dicapai siswa
6) Membahas hasil evaluasi yang dikerjakan siswa sebagai bahan umpan balik
b. Pengawas
1). Monitoring
Melakukan Monitoring secara bersama-sama dengana kepala sekolah atau
secara sendiri.
2). Evaluasi
Mengolah dan menganalisis data hasil monitoring menjadi sebuah hasil
evaluasi dan tindak lanjut bersama dengan kepala sekolah atau secara
sendiri.
3). Pelaporan
Memberikan laporan hasil monitoring dan evaluasi kepada atasan langsung
dari sekolah.
BAB III
PEMBIAYAAN
Segala bentuk pembiayaan yang timbul akibat kegiatan BDR dibebankan kepada BOS
dan Bantuan Pendanaan Pendidikan dari Pemerintah Daerah atau Bantuan Komite
Sekolah. Biaya selama kegiatan mengacu kepada juklak dan juknis penggunaan dana
yang ditetapkan oleh pemerintah.
Bagi peserta didik dari keluarga dengan kemampuan ekonomi lemah diprioritaskan
untuk mendapat bantuan demi kelancaran kegiatan BDR daring maupun luring sesuai
dengan juknis penggunaan dana pendidikan. Komite Sekolah dapat dilibatkan dalam
penyediaan sarana prasarana atau kegiatan lain yang membantu pelaksanaan
pembelajaran secara sukarela tanpa ditentukan besarannya dan dikelola oleh Komite
Sekolah berkoordinasi dengan pihak sekolah.
BAB IV
PENUTUP
Kegiatan BDR dilakukan selama masa Pandemi Covid -19 berdasarkan edaran resmi
dari pemerintah. Pembelajaran harus tetap berlangsung dengan tetap
mempertimbangkan kualitas layanan dan keterjangkauan layanan pembelajaran
kepada siswa baik daring maupun luring. Segala bentuk kendala dan kekurangan
dalam pelaksanaan BDR daring maupun luring harus segera mendapatkan
penyelesaikan dengan cepat agar siswa dapat terlayani dengan baik.
Jika terjadi perubahan dalam kebijakan, pihak sekolah berkoordinasi dengan Dinas
Pendidikan, Pengawas sekolah secepatnya melakukan penyesuaian program secara
cepat dan tepat. Fasilitas sekolah yang akan digunakan untuk kegiatan tatap muka
terbatas harus memenuhi standar protokoler kesehatan sebagaimana disosialisasikan
pemerintah dan mengikuti PROTOKOL KESEHATAN AKB yang dikeluarkan oleh Dinas
Pendidikan.