Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam meracik suatu bentuk sediaan obat, tentunya ada
beberapa faktor atau aspek yang perlu di perhatikan agar sediaan-
sediaan yang dihasilkan bisa sesuai. Salah satunya adalah bentuk
keseragaman ukuran partikel. Ukuran partikel dari bahan obat
merupakan bahan penuntun beberapa sifat zat. Hal ini berlaku untuk
bahan yang berada dalam kondisi bentuk serbuk atau bubuk maupun
yang di racik dalam bentuk sediaan tablet, granul, salep, suppositoria,
dan emulsi.
Ukuran partikel inilah yang nantinya bisa menentukan suatu efek
dari obat tersebut melalui beberapa tahap perjalanannya mulai dari fase
farmakokinetik. Khususnya pada proses disolusi atau pelepasan obat dari
bentuk sediaan dan pada proses absorbsi dari obat itu sendiri, fase
farmakodinamik dan fase biofarmasi. Metode mikromiretik yang
digunakan adalah metode mikroskopik optic, metode ayakan dan metode
sedimentasi atau pengendapan.
Dengan adanya mikromiretik setidaknya seorang ahli farmasi bisa
memahami bagaimana cara mengukur diameter partikel dari suatu
sediaan . Apalagi jika ukuran partikelnya sangat mikroskopis setelah
melalui proses ayakan tentunya akan sangat susah untuk mengukur
diameter partikelnya.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PERCOBAAN

1.2.1 Maksud percobaan

Untuk mengetahui dan memahami cara pengukuran diameter

partikel suatu zat dengan menggunakan metode tertentu.

1.2.2 Tujuan percobaan

Mengukur besaran partikel senyawa dengan berbagai cara

yaitu dengan menggunakan alat yang ada di laboratorium.

1.2.3Prinsip percobaan

Pengukuran partikel dari serbuk berdasarkan atas

penimbangan yang tertinggal pada ayakan yaitu dengan melewatkan

serbuk pada ayakan dari nomor mesh 60 dan mesh 100 yang

digerakkan secara manual dengan rentan waktu tertentu.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 URAIAN UMUM

Ilmu dan teknologi partikel kecil disebut mikromiretik oleh Dalla


Vane, pengetahuan dan pengendalian ukuran serta kisaran ukuran
partikel sangat penting. Diantaranya ada tiga metode yang sering
digunakan dalam bidang farmasi serta metode yang merupakan ciri dari
suatu prinsip khusus. Metode-metode yang ada yaitu :

1. Mikroskopis optik
Adalah metode yang digunakan untuk mengukur partikel yang
ukurannya berkisar dari 0,2 mikrometer -100 mikrometer. Sediaan
yang diukur partikelnya menggunakan metode ini yaitu suspensi dan
emulsi. Emulsi diencerkan dan dinaikkan kadar suhu slide. Dalam
metode ini pengukuran diameter rata-rata dari sistem diperoleh
dengan pengukuran partikel-partikel secara acak sepanjang garis yang
dibutuhkan. Kerugian dari metode ini adalah bahwa pada garis tengah
diperoleh hanya dari dimensi dan partikel tersebut yaitu dimensi
panjang dan lebar.
2. Metode ayakan
Metode ini umumnya digunakan untuk memilih partikel-partikel
yang lebih kasar. Tetapi jika digunakan dengan hati-hati ayakan-
ayakan tersebut bisa digunakan untuk mengayak bahan sampai
sehalus 44 mikrometer. Menurut metode untuk menguhi kehalusan
serbuk suatu massa sampel tertentu ditaruh diatas suatu ayakan yang
cocok dan digoyangkan secara mekanis.
Cara lain adalah dengan menetapkan partikel-partikel pada ukuran
rata-rata aritmatik ( hitung ) atau geometris dari kedua ayakan
tersebut. Metode ayakan merupakan metode yang paling sederhana
untuk mengukur ukuran rata-rata partikel. Ayakan disusun dimulai dari
ayakan paling kasar diletakkan paling atas dan ayakan paling halus
diletakkan bagian bawah.
3. Metode sedimentasi / pengendapan
Pada metode ini ditentukan kecepatan tenggelamnya partikel
dalam ketergantungannya dari ukuran bobot jenis dan bentuknya
dalam bidang gaya sentrifugal dalam dasar ini ada hukum stokes :

18 xExH
dst ( R 1−R 0) xg .t

Keterangan :

Dst : Diameter rata-rata

E : Viskositas media

H : Jarak yang ditempuh partikel

T : Waktu (jam)

R1 : Bobot jenis partikel

R0 : Bobot jenis media


Hukum ini ditemukan untuk partikel-partikel yang berbentuk tidak

beraturan dari berbagai ukuran selama seorang menyadari bahwa garis

tengah yang diperoleh adalah suatu ukuran partikel relative yang

ekuivalen dengan sebuah bola yang satu pada kecepatan yang sama

dengan partikel yang satu pada kecepatan yang sama dengan partikel

yang sudah diamati.

II.2. URAIAN BAHAN

1. MgO ( FI Edisi III hal. 353 )

Nama resmi : MAGNESII OXYDUM

Nama lain : Magnesium oksida

Rm / Bm : MgO/40,30

Pemerian : Magnesium oksida serbuk sangat ringan, putih,

tidak berbau, rasa agak basah. Magnesium

oksida berat serbuk bergumpal, putih, tidak

berbau, rasa agak basah.

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, praktis tidak larut

dalam etanol (95%) p, larut dalam asam encer.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Khasiat : Zat tambahan


2. Talkum ( FI Edisi III hal.591 )

Nama Resmi : TALCUM

Nama Lain : Talk

Rm / Bm : H8MG3

Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat

pada kulit, bebas dari butiran, warna putih, atau

serbuk hablur kelabu.

Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

khasiat : Antasidum / Zat tambahan.


3. ZnO ( FI Edisi III hal.636 )

Nama Resmi : ZINCI OXYDUM

Nama lain : Sengoksida

Rm / Bm : ZnO / 81,38

Pemerian : Serbuk amorf , sangat halus,putih atau putih

kekuningan, tidak berbau, tidak berasa, lambat

laun menyerap karbon dioksida diudara.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan etanol (95%) p,

larut dalam asam mineral enecer dandalam alkali

hidroksida.

penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

Khasiat : Antiseptikum local.


BAB III

METODE PERCOBAAN

III.I. ALAT DAN BAHAN


 Alat yang digunakan
1. Timbangan analitik
2. Kertas perkamen

3. Koran

4. Ayakan 60

5. Ayakan 100

6. Sendok tanduk

 Bahan yang digunakan

1. MgO

2. Talkum

3. Zno

III.2 CARA KERJA

 Sampel talcum

1. Ayakan dibersihkan terlebih dahulu dengan menyikat ayakan

secara perlahan-lahan. Lalu pasang set ayakan secara

teratur. Nomor ayakan 60 diatas dan nomor ayakan 100

dibawah.
2. Ditimbang talcum kurang lebih 50 gram, kemudian

ditempatkan diatas ayakan paling atas. Selanjutnya diayak

kurang lebih lima menit.

3. Kemudian ditimbang talcum yang tertinggal pada ayakan 60

dan pada ayakan 100.

4. Di catat dan di hitung diameter rata-rata.

 Sampel MgO

1.Ayakan dibersihkan terlebih dahulu dengan menyikat ayakan

secara perlahan-lahan. Lalu pasang set ayakan secara

teratur. Nomor ayakan 60 diatas dan nomor ayakan 100

dibawah.

2. Ditimbang MgO kurang lebih 50 gram, kemudian ditempatkan

diatas ayakan paling atas. Selanjutnya di ayak kurang lebih 5

menit.

3.Kemudian ditimbang MgO yang tertinggal pada ayakan 60

dan pada ayakan 100.

4.Dicatat dan dihitung diameter rata-rata.


 Sampel ZnO

1.Ayakan dibersihkan terlebih dahulu dengan menyikat ayakan

secara perlahan-lahan. Lalu pasang set ayakan secara

teratur. Nomor ayakan 60 diatas dan nomor ayakan 100

dibawah.

2. Ditimbang ZnO kurang lebih 50 gram, kemudian ditempatkan

diatas ayakan paling atas. Selanjutnya di ayak kurang lebih 5

menit.

3.Kemudian ditimbang Zno yang tertinggal pada ayakan 60 dan

pada ayakan 100.

4.Dicatat dan dihitung diameter rata-rata.

Anda mungkin juga menyukai