Disusun oleh :
MAS MEI SANTI WULANDARI
( G3A0119166 )
2020
A. ETIKA DAN KEPRIBADIAN ISLAMI MAHASISWA KESEHATAN
Pembicara : Dr. ARWANI, SKM,BN.Hons. MN
1. What is an Ethics
Etika adalah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari
nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian
moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab.Pengertian etika keperawatan (Nursing Ethics) merupakan bentuk ekspresi
bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri , dan etika keperawatan diatur dalam
kode etik keperawatan. Ethics itu soal patut atau tidak patut. Majement marah pada
keperawatan.Pelanggaran hukum pasti melanggar etik.
Etika Keperawatan
Kesepakatan/peraturan tentang penerapan nilai moral dan keputusan- keputusan yang
ditetapkan untuk profesi keperawatan
Aspek Legal dalam Praktik Keperawatan
Tercantum dalam:
– UU No. 23 tahun 1992 ttg Kesehatan
– PP No. 32 tahun 1996 ttg Tenaga Kesehatan
– Kepmenkes No. 1239 tahuun 2001 ttg Registrasi dan Praktik Perawat
Informed Consent
Informed consent adalah dokumen yang legal dalam pemberian persetujuan prosedur
tindakan medik dan atau invasif, bertujuan untuk perlindungan terhadap tenaga medik jika
terjadi sesuatu yang tidak diharapakan yang diakibatkan oleh tindakan tersebut. Selain itu
dapat melindungi pasien terhadap intervensi / tindakan yang akan dilakukan kepadanya.
Dasar – dasar Informed consent UU N0 23 / 1992 tentang kesehatan Pasal 53 ayat ( 2) dan
Peraturan Menteri Kesehatan RI NO 585 tentang persetujuan tindakan medik.
Akuntabilitas Legal
– Aturan legal yang mengatur praktik perawat
– Pedoman untuk menghindari malpraktik dan tuntutan malpraktik
– Hubungan perawat- Dokter/keluarga/institusi pelayanan Kesehatan
Wills
Pernyataan yang dibuat oleh seseorang mengenai bagaimana hak milik seseorang dibuang
sesudah kematiannya.
DNRs (Do Not Rescucitate Orders)
Perintah dokter “Tanpa Kode” atau DNRs bagi klien dengan penyakit terminal, penyakit
kompleks, dan yang diharapkan untuk mati.
Euthanasia
Tindakan tanpa rasa sakit dengan mematikan penderitaan seseorang dari tekanan penyakit
atau dari penyakit yang tidak dapat disembuhkan
Kematian dan isu yang berhubungan
Sertifikat kematian, otopsi, donor organ, dsb.
4. Ethical Principles
1. Respect for person (Hak untuk dihormati)
Perawat harus menghargai hak-hak pasien/klien.Menghargai→Otonomi,manusia atas,
harga dir serta martabat
2. Beneficence (Bertindak untuk keuntungan orang lain/pasien)
Kewajiban untuk melakukan hal tidak membahayakan pasien /orang lain dan secara
aktif berkontribusi bagi kesehatan dan kesejahteraan pasiennya. Perawat berkewajiban
berbuat baik.Jadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
3. Non-maleficence (Utamakan untuk tidak mencederai /membahayakan orang lain)
Kewajiban perawat untuk tidak dengan sengaja menimbulkan kerugian atau cidera atau
membahayakan orang lain.
Prinsip :
Jangan membunuh, menghilangkan nyawa orang , jangan menyebabkan nyeri atau
penderitaan pada orang lai, jangan membuat orang lain tak berdaya, melukai perasaan
orang lain.
4. Justice (Keadilan)
Kewajiban untuk berlaku adil kepada semua orang. Perkataan adil sendiri tidak
memihak atau tidak berat sebelah.
5. Kode Ethics
Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah
dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas,mempertegas
dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-
norma terebut sudah tersirat dalam etika profesi. Tujuan utama dari kode etik adalah
memberi pelayanan khusus dalam masyarakat tanpa mementingkan kepentingan pribadi
atau kelompok. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang
ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang
benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan oleh seorang profesional. Kode Etik →Ucap janji buat mahasiswa agar mahasiswa
siap dalam menjalankan secara professional sesuai profesinya.
Para profesional akan lebih sadar tentang aspek moral dari pekerjaannya. Dengan
adanya kode etik para profesional akan bertindak dengan kesadaran sebagaimana yang
dituntut dalam kode etik. Sekaligus akan terdapat kesadaran bahwa di dalam
pekerjaannya terdapat dimensi moralitas yang harus dipenuhinya.
Kode etik berfungsi sebagai acuan yang dapat diakses secara lebih mudah. Dengan
fungsi ini kode etik akan dapat mengarahkan manajer untuk selalu memelihara
perhatiannya terhadap etika.
Ide-ide abstrak dari kode etik akan ditranslasikan ke dalam istilah yang konkret dan
dapat diaplikasikan ke segala situasi. Bagaimanapun kode etik merupakan panduan
normatif, oleh karenanya tidak mudah untuk menghindar dari sifatnya yang abstrak.
Namun demikian kode etik tentu dapat ditranslasikan ke dalam bahasa yang lebih
mudah untuk dipahami anggota profesi, serta dengan mudah pula dapat diplikasikan
pada situasi-situasi tertentu.
Anggota sebagai suatu keseluruhan, akan bertindak dalam cara yang lebih standar pada
garis profesi. Keragaman pandangan atas nilai moral yang didasari oleh berbagai latar
belakang diri anggota akan tidak menguntungkan bagi pencapaian kinerja tertinggi dari
sebuah profesi.
Menjadi suatu standar pengetahuan untuk menilai perilaku anggota dan kebijakan
profesi. Kode etik sebagai pedoman perilaku profesional hadir untuk ditaati. Dengan
perangkat standar ini, bagi siapapun lebih mudah untuk menilai berbagai perilaku
anggota dan sekaligus kebijakan asosiasi profesi.
Anggota akan menjadi dapat lebih baik menilai kinerja dirinya sendiri. Ini menunjukkan
bahwa kode etik dapat sekaligus dijadikan bahan instropeksi diri bagi kalangan anggota
profesi, setidaknya sebelum dinilai oleh pihak lain atas kinerja moral profesionalnya.
Profesi dapat membuat anggotanya dan juga publik sadar sepenuhnya atas kebijakan-
kebijakan etisnya. Sebagaimana telah disebutkan bahwa profesi akuntan sangat
mengandalkan keberadaannya pada kepercayaan yang diberikan oleh publik. Dengan
adanya kode etik, kepercayaan public akan selalu terjaga dengan selalu menghargai
integritas profesi.
Anggota dapat menjustifikasi perilakunya jika dikritik. Ini penting untuk menghindari
ketidakpastian penilaian di masyarakat atas perilaku professional anggota.
9. Mandiri
Apabila mahasiswa menjalankan dari sepuluh (10) pribadi yang islami akan menjadi mahasiswa
hebat :
1) Hebat pola piker
2) Hebat pola sikap
3) Hebat pola tindak
B. PASIEN SAFETY DAN STRATEGI PEMBELAJARAN KLINIK MENGHADAPI PANDEMIC
COVID-19
Pembicara : ELYANA SRI SULISTYOWATI, S.Kep, Ners, MARS
2. Pasien Safety