Anda di halaman 1dari 8

ETHICS DAN KEPRIBADIAN ISLAMI MAHASISWA KESEHATAN

PASIEN SAFETY & STRATEGI PEMBELAJARAN KLINIK

MENGHADAPI MASA PANDEMI COVID-19

Resume Kuliah Umum

Disusun oleh :
MAS MEI SANTI WULANDARI

( G3A0119166 )

PROGRAM STUDI NERS ( TAHAP PROFESI )

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2020
A. ETIKA DAN KEPRIBADIAN ISLAMI MAHASISWA KESEHATAN
Pembicara : Dr. ARWANI, SKM,BN.Hons. MN

1. What is an Ethics
Etika  adalah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari
nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian
moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab.Pengertian etika keperawatan (Nursing Ethics) merupakan bentuk ekspresi
bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri , dan etika keperawatan diatur dalam
kode etik keperawatan. Ethics itu soal patut atau tidak patut. Majement marah pada
keperawatan.Pelanggaran hukum pasti melanggar etik.

2. What is Legal Aspect


Aspek legal dapat didefinisikan sebagai studi kelayakan yang mempermasalahkan
keabsahan suatu tindakan ditinjau dan hukum yang berlaku di Indonesia. Asuhan
keperawatan (askep) merupakan aspek legal bagi seorang perawat walaupun format model
asuhan keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda.
Aspek legal adalah aturan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan termasuk hak
dan kewajibannya. Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang
diatur dalam undang-undang keperawatan. Keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakatbaik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan
tidak saja membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah-
masalah kesehatan tentu harus juga bisa diandalkan.

3. What Ethics and Legal Aspect..


Etik
Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem nilai, standar perilaku individu dan
atau kelompok tentang penilaian terhadap apa yang benar dan apa yang salah, mana yang
baik dan mana yang buruk, apa yang merupakan kebajikan dan apa yang merupakan
kejahatan, apa yang dikendaki dan apa yang ditolak.

Etika Keperawatan
Kesepakatan/peraturan tentang penerapan nilai moral dan keputusan- keputusan yang
ditetapkan untuk profesi keperawatan
Aspek Legal dalam Praktik Keperawatan
Tercantum dalam:
– UU No. 23 tahun 1992 ttg Kesehatan
– PP No. 32 tahun 1996 ttg Tenaga Kesehatan
– Kepmenkes No. 1239 tahuun 2001 ttg Registrasi dan Praktik Perawat

Area Overlapping (Etik Hukum )


a. Hak –Hak Pasien
b. Informed-consent
Hak-hak Pasien :
1.Hak untuk diinformasikan
2.Hak untuk didengarkan
3.Hak untuk memilih
4.Hak untuk diselamatkan

Informed Consent
Informed consent adalah dokumen yang legal dalam pemberian persetujuan prosedur
tindakan medik dan atau invasif, bertujuan untuk perlindungan terhadap tenaga medik jika
terjadi sesuatu yang tidak diharapakan yang diakibatkan oleh tindakan tersebut. Selain itu
dapat melindungi pasien terhadap intervensi / tindakan yang akan dilakukan kepadanya.
Dasar – dasar Informed consent UU N0 23 / 1992 tentang kesehatan Pasal 53 ayat ( 2) dan
Peraturan Menteri Kesehatan RI NO 585 tentang persetujuan tindakan medik.

Akuntabilitas Legal
– Aturan legal yang mengatur praktik perawat
– Pedoman untuk menghindari malpraktik dan tuntutan malpraktik
– Hubungan perawat- Dokter/keluarga/institusi pelayanan Kesehatan

Potensial Area Tuntutan


a. Malpraktik
Kelalaian bertindak yang dilakukan seseorang terkait profesi/pekerjaannya yang
membutuhkan ketrampilan profesional dan tehnikal yang tinggi
b. Dokumentasi
– Medical Record adalah dokumen legal dan dapat digunakan di pengadilan sebagai bukti.
c. Informed consent
Persetujuan yang dibuat oleh klien untuk menerima serangkaian prosedur sesudah
diberikan informasi yang lengkap termasuk resiko pengobatan dan fakta-fakta yang
berkaitan dengan itu, telah dijelaskan oleh dokter
d. Accident and Incident report
incident Report laporan terjadinya suatu insiden atau kecelakaan
– Perawat perlu menjamin kelengkapan dan keakuratan pelaporan askep

Wills
Pernyataan yang dibuat oleh seseorang mengenai bagaimana hak milik seseorang dibuang
sesudah kematiannya.
DNRs (Do Not Rescucitate Orders)
Perintah dokter “Tanpa Kode” atau DNRs bagi klien dengan penyakit terminal, penyakit
kompleks, dan yang diharapkan untuk mati.

Euthanasia
Tindakan tanpa rasa sakit dengan mematikan penderitaan seseorang dari tekanan penyakit
atau dari penyakit yang tidak dapat disembuhkan
Kematian dan isu yang berhubungan
Sertifikat kematian, otopsi, donor organ, dsb.

4. Ethical Principles
1. Respect for person (Hak untuk dihormati)
Perawat harus menghargai hak-hak pasien/klien.Menghargai→Otonomi,manusia atas,
harga dir serta martabat
2. Beneficence (Bertindak untuk keuntungan orang lain/pasien)
Kewajiban untuk melakukan hal tidak membahayakan pasien /orang lain dan secara
aktif berkontribusi bagi kesehatan dan kesejahteraan pasiennya. Perawat berkewajiban
berbuat baik.Jadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
3. Non-maleficence (Utamakan untuk tidak mencederai /membahayakan orang lain)
Kewajiban perawat untuk tidak dengan sengaja menimbulkan kerugian atau cidera atau
membahayakan orang lain.
Prinsip :
Jangan membunuh, menghilangkan nyawa orang , jangan menyebabkan nyeri atau
penderitaan pada orang lai, jangan membuat orang lain tak berdaya, melukai perasaan
orang lain.
4. Justice (Keadilan)
Kewajiban untuk berlaku adil kepada semua orang. Perkataan adil sendiri tidak
memihak atau tidak berat sebelah.

5. Kode Ethics
Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah
dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas,mempertegas
dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-
norma terebut sudah tersirat dalam etika profesi. Tujuan utama dari kode etik adalah
memberi pelayanan khusus dalam masyarakat tanpa mementingkan kepentingan pribadi
atau kelompok. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang
ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang
benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan oleh seorang profesional. Kode Etik →Ucap janji buat mahasiswa agar mahasiswa
siap dalam menjalankan secara professional sesuai profesinya.

fungsi dari kode etik profesi adalah :


 Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas
yang digariskan.
 Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
 Mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi.

Tujuan Kode Etik Profesi adalah :


 Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
 Untuk menjaga dan memelihara kesejakteraan para anggota
 Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
 Untuk meningkatkan mutu profesi
 Meningkatkan layanan diatas keuntungan pribadi
 Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat

Manfaat Kode Etik:

 Para profesional akan lebih sadar tentang aspek moral dari pekerjaannya. Dengan
adanya kode etik para profesional akan bertindak dengan kesadaran sebagaimana yang
dituntut dalam kode etik. Sekaligus akan terdapat kesadaran bahwa di dalam
pekerjaannya terdapat dimensi moralitas yang harus dipenuhinya.

 Kode etik berfungsi sebagai acuan yang dapat diakses secara lebih mudah. Dengan
fungsi ini kode etik akan dapat mengarahkan manajer untuk selalu memelihara
perhatiannya terhadap etika.

 Ide-ide abstrak dari kode etik akan ditranslasikan ke dalam istilah yang konkret dan
dapat diaplikasikan ke segala situasi. Bagaimanapun kode etik merupakan panduan
normatif, oleh karenanya tidak mudah untuk menghindar dari sifatnya yang abstrak.
Namun demikian kode etik tentu dapat ditranslasikan ke dalam bahasa yang lebih
mudah untuk dipahami anggota profesi, serta dengan mudah pula dapat diplikasikan
pada situasi-situasi tertentu.

 Anggota sebagai suatu keseluruhan, akan bertindak dalam cara yang lebih standar pada
garis profesi. Keragaman pandangan atas nilai moral yang didasari oleh berbagai latar
belakang diri anggota akan tidak menguntungkan bagi pencapaian kinerja tertinggi dari
sebuah profesi.
 Menjadi suatu standar pengetahuan untuk menilai perilaku anggota dan kebijakan
profesi. Kode etik sebagai pedoman perilaku profesional hadir untuk ditaati. Dengan
perangkat standar ini, bagi siapapun lebih mudah untuk menilai berbagai perilaku
anggota dan sekaligus kebijakan asosiasi profesi.

 Anggota akan menjadi dapat lebih baik menilai kinerja dirinya sendiri. Ini menunjukkan
bahwa kode etik dapat sekaligus dijadikan bahan instropeksi diri bagi kalangan anggota
profesi, setidaknya sebelum dinilai oleh pihak lain atas kinerja moral profesionalnya.

 Profesi dapat membuat anggotanya dan juga publik sadar sepenuhnya atas kebijakan-
kebijakan etisnya. Sebagaimana telah disebutkan bahwa profesi akuntan sangat
mengandalkan keberadaannya pada kepercayaan yang diberikan oleh publik. Dengan
adanya kode etik, kepercayaan public akan selalu terjaga dengan selalu menghargai
integritas profesi.

 Anggota dapat menjustifikasi perilakunya jika dikritik. Ini penting untuk menghindari
ketidakpastian penilaian di masyarakat atas perilaku professional anggota.

6. 10 Pribadi mahasiswa yang islami :

1. Aqidah yang lurus

2. Ibadah yang benar

3. Akhlaq yang kokoh

4. Wawasan yang Luas

5. Jasmani yang kuat

6. Berjuang melawan hawa nafsu

7. Disiplin menggunakan waktu

8. Teratur dalam suatu urusan

9. Mandiri

10. Bermanfaat bagi orang lain

Apabila mahasiswa menjalankan dari sepuluh (10) pribadi yang islami akan menjadi mahasiswa
hebat :
1) Hebat pola piker
2) Hebat pola sikap
3) Hebat pola tindak
B. PASIEN SAFETY DAN STRATEGI PEMBELAJARAN KLINIK MENGHADAPI PANDEMIC
COVID-19
Pembicara : ELYANA SRI SULISTYOWATI, S.Kep, Ners, MARS

1. Mengapa Keselamatan Pasien Itu Penting

 Issue Kesehatan Global Yang Serius


 Pasien Center Redness
 Tidak boleh ada pasien yang cidera dapat dicegah
 Medical error →Meningkatkan biaya Kesehatan
 Tuntutan kasus malpraktik meningkat
 Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadapa pelayanan Kesehatan
 Mencegah konflik (Blamming) antara dokter/petugas Kesehatan/pasien

2. Pasien Safety

3. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)


 Ketepatan Identifikasi pasien
1) Warna gelang identifikasi → Biru buat laki-laki, Merah Jambu buat
perempuan.
2) Warna gelang penanda→Merah (Alergi), Kuning (resiko jatuh), Ungu (Tidak
di resusitasi/DNR, Abu-abu (Paparan Radiasi).
 Peningkatan komunikasi efektif
1) Instruksi Verbal →Read Back dan konfirmasi order
2) Keadaan Darurat/Emergency
 Peningkatan keamanan High Alert Medication
1) Separately place, Labeling dan Lock the place of medicine
 Benar lokasi, Benar Tindakan, Benar pasien
1) Verifikasi pasien prosedur dan pasien secara benar,marking
2) Memastikan bahwa semua dokumen butuh hasil pemeriksaan tersedia,
diberi label dan dipampang secara baik
3) Verifikasi ketersediaan peralatan khusus atau implant yang dibutuhkan
4) Time out→
1. merupakan peluang untuk menjawab semua pertanyaan yang
belum terjawab atau untuk meluruskan kerancuan.
2. Dilakukan dilokasi dimana prosedur akan dilakukan tepat sebelum
memulai prosedur dan melibatkan semua tim seluruh operasi.
 Mengurangi resiko infeksi
Hand Hygien → 5 Moment cuci tangan yang benar sesuai protocol.
 Mengurangi resiko cedera akibat jatuh

4. Strategi Pembelajaran klinik di era Covid-19


1. Persiapan regulasi
2. Persiapan Panduan pembelajaran
3. Persiapan SDM
4. Persiapan Mahasiswa
5. Parsiapan Fasilitan
6. Persiapan Kerjasama
7. Dukungan financial

Anda mungkin juga menyukai