Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTEK LABOR

MEKANIKA FLUIDA

OLEH :

Nama : Lusi Maryati


BP : 1801011002
Kelas : 2. A
Kelompok : 1
Jurusan : Teknik Mesin
Prodi : D3 Teknik Mesin
Dosen : Ir. Harfardi.,MSi

POLITEKNIK NEGERI PADANG

TAHUN AKADEMIK
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-NYA penulis dapat menyelesaikan laporan praktek labor mekanika
fluida tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Yanziwar selaku
dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk dan pengarahan kepada penulis dalam mata
kuliah ini, serta kepada semua teman-teman yang telah memberikan bantuan dan motivasi
kepada penulis sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Dalam pembuatan laporan ini penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan
laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun, guna penyempurnaan pembuatan laporan yang akan datang.

Akhirnya, penulis berharap agar laporan ini berguna dan bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Padang, Juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................

Daftar Isi..............................................................................................................................

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang....................................................................................................

1.2 Tujuan.................................................................................................................

BAB II Landasan Teori

2.1 Pengertian Kehilangan Tekanan Pipa

2.2 Headloss Mayor dan Headloss Minor

2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehilangan Tekanan pada Pipa

BAB III Data Percobaan

3.1 Peralatan ..............................................................................................

3.2 Langkah kerja........................................................................................................

3.3 Data hasil Percobaan

3.4 Pengolahan Data

BAB IV Penutup

4.1 Penutup.............................................................................................................

Daftar Pustaka..................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk mengalirkan fluida dari tempat yang satu ke tempat yang lain diperlukan suatu
peralatan. Selain peralatan utama yang digunakan, ada bagian-bagian yang tidak kalah penting
dimana dalam bagian ini, sering terjadi peristiwa-peristiwa yang dapat mengurangi efisiensi kerja
yang diinginkan. Bagian dari peralatan ini dapat berupa pipa-pipa yang dihubungkan. Dalam
menggunakan pipa yang harus diperhatikan adalah karakteristik dari fluida yang digunakan,
misalnya : sifat korosi, explosive, racun, suhu dan tekanan. Apabila fluida dilewatkan ke dalam
pipa maka akan terjadi gesekan antara pipa dengan fluida tersebut. Besarnya gesekan yang
terjadi tergantung pada kecepatan, kekerasan pipa, diameter dan viskositas fluida yang
digunakan.

Bentuk-bentuk kerugian energy pada aliran fluida antara lain dijumpai pada aliran dalam
pipa. Kerugian-kerugian tersebut diakibatkan oleh adanya gesekan dengan dinding, perubahan
luas penampang, sambungan, katup-katup, belokan pipa dan kerugian-kerugian khusus lainnya.
Pada belokan atau lengkungan kerugian energy aliran yang terjadi lebih besar dibandingkan
dengan pipa lurus.

1.2 Tujuan

Untuk menentukan kerugian head yang terkait dengan aliran melalui alat
kelengkapan satandar yang digunakan dalam instalasi pipa.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kehilangan Tekanan Pipa

Kerugian head (head losses) adalah untuk mengatasi kerugian-kerugian yang


terdiri atas head kerugian gesek di dalam pipa-pipa, dan head kerugian di dalam belokan-
belokan, reduser, katup-katup, dan sebagainya. Dalam keadaan turbulen, peralihan atau laminar
untuk aliran dalam pipa (saluran tertutup), telah dikembangkan persamaan kerugian oleh Henry
Darcy dan Julius Weishbach. Kerugian energy per satuan berat fluida dalam pengaliran cairan
dalam system perpipaan disebut kerugian head (head loss).

2.2Headloss Mayor dan Headloss Minor

1. Headloss Mayor

Kehilangan energy primer, yang disebabkan oleh gesekan sekeliling pipa dan sepanjang
pipa. Secara teoritis kehilangan energy primer dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan
yang disebut dengan persamaan Darcy-Weisbach yaitu :

Hf = f x L / d x V 2/ 2g

Dimana:

F = factor gesekan, nilainya diperoleh dari diagram Moody maupun secara persamaan
empiris

L = panjang pipa (m)

D = diameter pipa (m)

V = kecepatan aliran (m/dtk)

g = percepatan gravitasi

2. Headloss Minor

Kerugian minor adalah kehilangan tekanan akibat gesekan yang terjadi pada katup-katup,
T Junction, sambungan dan penampang yang tidak konstan. Kerugian minor meliputi sebagian
kecil penampang system aliran, sehingga dipergunakan istilah “minor”. Head losses minor dapat
dihitung dengan persamaan
h = k.u2/2g

Dimana :

h : Headloss (mH20)

k: Fitting Factor

u : Kecepatan (m/dt)

g : Percepatan Gravitasi (m ¿ dt2)

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehilangan Tekanan pada Pipa

Ada berbagai macam factor yang mempengaruhi hilangnya energy di dalam pipa.
Jenis-jenis sambungan ikut mempengaruhi hilangnya energy pada pipa. Dengan adanya
sambungan dapat menghambat aliran normal dan menyebabkan gesekan tambahan. Pada pipa
yang pendek dan mempunyai banyak sambungan, fluida yang mengalir di dalamnya akan
mengalami banyak kehilangan energy.

 Ada beberapa factor kerugian energy yaitu:

1  Kerugian pada bagian pemasukan

Untuk menghitung kehilangan energy pada bagian pemasukan digunakan


persamaan:

H0 = k0. V2/2g

Dimana k0 = koefisien gesek pada mulut pemasukan

2.    Kerugian karena sambungan

Untuk menghitung kerugian head karena belokan digunakan rumus Fuller ditulis
dalam bentuk persamaan:
Hb= f V2/2g

Dimana f= koefisien kehilangan karena sambungan

             f= [0,131+1,847 (D/2R)3,5] ( 0,5

R= jari-jari lengkungan sumbu sambungan


3.    Kerugian karena perubahan penampang
Untuk menghitung kergian energy karena perubahan penampang digunakan
persamaan:
Hc= kc V2/2g

Dimana kc = koefisien perubaha penampang

4.    Kergian pada belokan


Ada dua macam belokan pipa, yaitu lengkung dan patah. Untuk belokan lengkung sering
dipakai rumus Fuller, dinyatakan sebagai berikut:

Kkb = [0,131 + 1,847(D/2R)3,5] ( 0,5


Dimana:
Kkb = koefisien kerugian belokan
R= jari jari belokan pipa (m)
D= diameter pipa (m)
 = sudut belokan (derajat)
BAB III

DATA PERCOBAAN

3.1 Peralatan yang digunakan

Adapun peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Stop Watch
2. Jangka Sorong
3. Alat ukur kerugian
4. Katup yang di gunakan seperti
 Suddent Contraction
 Suddent Enlargement
 Ball Valve
 45° Elbow
 45° Y Junction
 Gate Valve
 Globe Valve
 In line Strainer
 90° Elbow
 90° Short Radius Bend
 90° Long Radius Bend
 90° T Junction

3.2 Langkah Kerja

1. Buka salah satu katup utama dari sambungan/katup yang akan diuji
2. Hubungkan alat pengukur kerugian (head loss) di mana pipa yang berbentuk (+)
dihubungkan pada sisi masuk sambungan/katup yang diuji dan pipa yang bertanda (-)
dihubungkan pada sisi keluar dari sambungan/katup yang akan diuji dan buka katup
nomor 21 dengan cara memutarnya berlawanan dengan arah jarum jam, tutup katup
nomor 20 dengan cara memutarnya searah jarum jam
3. Buka katup bak penampungan utama (A), hubungkan pompa dengan sumber arus dan
hidupkan pompa dengan cara menekan MCB yang bertanda (1) . Apabila ada gelembung
udara hilangkan dengan cara memperbesar bukaan katup (A), setelah gelembung udara
hilang, kecilkan kembali keluaran fluida (air) dengan cara mengatur bukaan katup
(A)menjadi minimal.
4. 4.tutup bak penampung fluida dari pipa sambungan/yang diuji, amati gerakan fluida air
dalam pipa ukur hidupkan alat pengukur kerugian (head loss) apabila fluida (air) dalam
pipa uji telah bergerak stabil catat waktu (t) dan kerugian dengan volume fluida (air) = 1
liter.
5.lakukan pengujian sesuai petunjuk, setelah selesai matikan pompa dengan menekan
MCB yang bertanda (0)

3.3. Tabel Hasil Percobaan

1. Suddent Contraction

Volume (V) Waktu (t) Diameter pipa (d) Headloss


No liter detik (meter) (h) Keterangan
d1 d2 mH2O
1 1 21.34 17.2 7 9
2 1 12.9 17.2 7 29.8
3 1 7.25 17.2 7 180.1
4 1 5.20 17.2 7 200.5

2. Suddent Enlargement
Diameter pipa (d) Headloss
No Volume (V) Waktu (t) (meter) (h) Keterangan
liter detik d1 d2 mH2O
1 1 23.81 17.2 7 6.4
2 1 13.6 17.2 7 3.2
3 1 6.62 17.2 7 4.5
4 1 5.0 17.2 7 7.2

3. Ball Valve
Volume (V) Waktu (t) Diameter pipa Headloss (h) Keterangan
No liter detik (d) mH2O
(meter)
1 1 10.72 15.2 1.2
2 1 7.2 15.2 1.4
3 1 4.88 15.2 2.4
4 1 3.5 15.2 3.1

4. 45° Elbow
Volume (V) Waktu (t) Diameter pipa Headloss (h) Keterangan
No liter detik (d) mH2O
(meter)
1 1 10.78 17.2 2.7
2 1 7.81 17.2 4.8
3 1 6.12 17.2 2.1
4 1 5.5 17.2 2.2

5. 45°Y Junction
Volume (V) Waktu (t) Diameter pipa Headloss (h) Keterangan
No liter detik (d) mH2O
(meter)
1 1 16.75 17.2 5.7
2 1 9.43 17.2 6.5
3 1 5.78 17.2 8
4 1 4.7 17.2 10.3

6. Gate Valve
Volume (V) Waktu (t) Diameter pipa Headloss (h) Keterangan
No liter detik (d) mH2O
(meter)
1 1 8.72 17.2 7.8
2 1 8.66 17.2 9.2
3 1 5.66 17.2 8.5
4 1 4.7 17.2 4.72

7. Globe Valve
Volume (V) Waktu (t) Diameter pipa Headloss (h) Keterangan
No liter detik (d) mH2O
(meter)
1 1 11.4 17.2 1.9
2 1 6.78 17.2 2.6
3 1 4.6 17.2 2.3
4 1 3.5 17.2 3.3

8. In Line Strainer
Volume (V) Waktu (t) Diameter pipa Headloss (h) Keterangan
No liter detik (d) mH2O
(meter)
1 1 13.17 17.2 0.8
2 1 6.78 17.2 5.5
3 1 4.6 17.2 14.8
4 1 3.5 17.2 15.7

9. 90° Elbow

Volume (V) Waktu (t) Diameter pipa Headloss (h) Keterangan


No liter detik (d) mH2O
(meter)
1 1 14.56 17.2 1.9
2 1 8.12 17.2 2.6
3 1 5.69 17.2 2.3
4 1 4.7 17.2 3.3

10. 90° Short Radius Bend

Volume (V) Waktu (t) Diameter pipa Headloss (h) Keterangan


No liter detik (d) mH2O
(meter)
1 1 14.85 17.2 0.1
2 1 5.66 17.2 0.4
3 1 4.35 17.2 0.7
4 1 3.85 17.2 0.9

11. 90° Long Radius Bend


Volume (V) Waktu (t) Diameter pipa Headloss (h) Keterangan
No liter detik (d) mH2O
(meter)
1 1 10.56 17.2 2.80
2 1 6.28 17.2 2.72
3 1 4.56 17.2 2.65
4 1 3.59 17.2 2.92
12. 90° T Junction
Volume (V) Waktu (t) Diameter pipa Headloss (h) Keterangan
No liter detik (d) mH2O
(meter)
1 1 10.10 17.2 2.94
2 1 6.16 17.2 2.8
3 1 5.12 17.2 2.5
4 1 4.90 17.2 2.75

3.4 Pengolahan Data

V
 Debit (Q) =
t
1 liter
=
21.34 dt
0.001m3
=
21.34 dt
= 4.7x 10−5 m3/dt

π . d2
 Luas Penampang (A) =
4
= 3.14 x ¿ ¿
= 3.8x 10−5 m 2

Q
 Kecepatan (v) =
A
4.7 x 10−5 m3 /dt
=
3.8 x 10−5 m2
= 1.23 m/dt

h . v2
 Fitting factor (k) =
2g
0.09 mH 2O x (1.23)2 m/dt
=
2 x 9.8 m/dt 2
= 6,94x 10−3
Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Factor Keterangan
No m3/dt Penampang (v) (k)
(A) m/s
m2
1 4.7x10−5 3,8x10−5 1.23 6.94x10−3
2 7.75x10−5 3,8x10−5 2.03 62.6 x10−3
3 13.3x10−5 3,8x10−5 3.05 8.54 x10−1
4 19.2x10−5 3,8x10−5 5.06 26.1 x10−1

2. Suddent Enlargement

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Keterangan


No m3/dt Penampang (v) Factor (k)
(A) m/s
m2
1 4.19 x10−5 3,8x10−5 1.1 3.95x10−3
2 7.35 x10−5 3,8x10−5 1.93 6.08x10−3
3 15.1 x10−5 3,8x10−5 3.97 36.1x10−3
4 20 x10−5 3,8x10−5 5.26 10.16x10−3

3. Ball Valve

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Keterangan


No m3/dt Penampang (v) Factor (k)
(A) m/s
m2
1 9.3 x10−5 1.8x10−3 0.51 15.9 x10−5
2 14 x10−5 1.8x10−3 0.78 43.4 x10−5
3 20.4 x10−5 1.8x10−3 1.13 15.6 x10−4
4 28.5 x10−5 1.8x10−3 1.58 39.4 x10−2

4. 45° Elbow

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Factor Keterangan


No m3/dt Penampang (v) (k)
(A) m/s
m2
1 9.27 2,3x10−4 0.403 3.95x10−3
2 12.8 2,3x10−4 0.55 6.08 x10−3
3 16.3 2,3x10−4 0.71 36.1 x10−2
4 18.1 2,3x10−4 0.79 10.16 x10−2

5. 45° Y Junction

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Factor Keterangan


No m3/dt Penampang (v) (k)
(A) m/s
m2
1 5.98 x10−5 2,3x10−4 0.20 19.6 x10−5
2 10.6 x10−5 2,3x10−4 0.46 70.1 x10−5
3 17.3 x10−5 2,3x10−4 0.75 22.9 x10−4
4 21.2 x10−5 2,3x10−4 0.92 44.47 x10−4

6. Gate Valve

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Keterangan


No m3/dt Penampang (v) Factor (k)
(A) m/s
m2
1 11.4 x10 −5
2,3x10−4 0.49 9.55x10−4
2 11.5 x10−5 2,3x10−4 0.50 11.73x10−4
3 17.3 x10−5 2,3x10−4 0.75 24. 3x10−4
4 21.2 x10−5 2,3x10−4 0.92 20.38x10−4

7. Globe Valve

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Keterangan


No m3/dt Penampang (v) Factor (k)
(A) m/s
m2
1 8.77x10−5 2,3x10−4 0.38 3,02x10−4
2 14.7x10−5 2,3x10−4 0.64 35.5x10−4
3 20.1x10−5 2,3x10−4 0.87 12.1x10−3
4 28.5x10−5 2,3x10−4 1.24 28.1x10−3

8. In Line Strainer

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Keterangan


No m3/dt Penampang (v) Factor (k)
(A) m/s
m2
1 7.29x10−5 2,3x10−4 0.31 39.2 x10−4
2 14.7x10−5 2,3x10−4 0.64 11.49 x10−4
3 21.7x10−5 2,3x10−4 0.94 66.7 x10−4
4 28.5x10−5 2,3x10−4 0.124 12.3 x10−4

9. 90° Elbow

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Keterangan


No m3/dt Penampang (v) Factor (k)
(A) m/s
m2
1 6.8x10−5 2.3x10−4 0.29 81.5 x10−4
2 12.3x10−5 2.3x10−4 0.53 3.7 x10−4
3 17.5x10−5 2.3x10−4 0.76 6.7 x10−4
4 21.2x10−5 2.3x10−4 0.92 14.2 x10−4

10. 90° Short Radius Bend

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Keterangan


No m3/dt Penampang (v) Factor (k)
(A) m/s
m2
1 6.73x10−5 2.3x10−4 0.29 4.29 x10−6
2 17.6x10−5 2.3x10−4 0.76 11.7 x10−5
3 22.9x10−5 2.3x10−4 0.99 13.8 x10−5
4 25.9x10−5 2.3x10−4 1.12 57.6 x10−4

11. 90° Long Radius Bend

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Keterangan


No m3/dt Penampang (v) Factor (k)
(A) m/s
m2
1 9.46x10−5 2.3x10−4 0.41 2.4x10−4
2 15.9x10−5 2.3x10−4 0.69 6.6x10−4
3 21.9x10−5 2.3x10−4 0.95 12.2x10−4
4 27.8x10−5 2.3x10−4 1.21 21.8x10−4

12. 90° T Junction

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Keterangan


No m3/dt Penampang (v) Factor (k)
(A) m/s
m2
1 9.9x10−5 2.3x10−4 0.43 2.77x10−4
2 16.2x10−5 2.3x10−4 0.70 7.35x10−4
3 19.5x10−5 2.3x10−4 9 9x10−4
4 20.4x10−5 2.3x10−4 10.8 10.8x10−4

Tabel Perbandingan Nilai K

No Jenis Katup Nilai K rata-rata Nilai K Literatur


yang didapat
1 Ball Valve 0.15 10.0
2 45° Elbow 0.05 0,42
3 Gate Valve 0.16 0.19
4 Globe Valve 1.095 10.0
5 90° Elbow 0.05 0.9
6 90° Short Radius 0.02 0.75
Bend
7 90° Long Radius 0.1 0.60
Bend
8 90° T Junction 0.07 1.8
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari paraktikum mekanika fluida ini adalah:

1 Headloss terbesar terjadi pada katup Suddent Contructrion yaitu sebesar 200.5 cmH2O

2. Untuk mencari nilai fitting factor (k), terlebih dahulu dicari Debit (Q), Luas Penampang (A),
Dan Kecepatan aliran fluida (v)

3. Nilai k setelah dirata-rata kemudian di bandingkan dengan data k literature yang dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel Perbandingan Nilai K

No Jenis Katup Nilai K rata-rata Nilai K Literatur


yang Didapat
1 Ball Valve 0.15 10.0
2 45° Elbow 0.05 0,42
3 Gate Valve 0.16 0.19
4 Globe Valve 1.095 10.0
5 90° Elbow 0.05 0.9
6 90° Short Radius 0.02 0.75
Bend
7 90° Long Radius 0.1 0.60
Bend
8 90° T Junction 0.07 1.8
DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet Labor Pengujian Bahan dan Metrologi Semester 4. Jurusan teknik Mesin

http//:wikipedia.co.id

http//:Script.co.id

Anda mungkin juga menyukai