Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTEK LABOR

MEKANIKA FLUIDA

OLEH :

Nama : SIGIT FERNANDO SAPUTRA


BP : 1801011007
Kelas : 2. B
Kelompok : 1
Jurusan : Teknik Mesin
Prodi : D3 Teknik Mesin
Dosen : Ir. Harfardi.,M.Si

POLITEKNIK NEGERI PADANG


JURUSAN TEKNIK MESIN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-NYA penulis dapat menyelesaikan
laporan praktek labor mekanika fluida tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak


Yanziwar selaku dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk dan
pengarahan kepada penulis dalam mata kuliah ini, serta kepada semua teman-
teman yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis sehingga
laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Dalam pembuatan laporan ini penulis menyadari bahwa penulisan dan


penyusunan laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna penyempurnaan
pembuatan laporan yang akan datang.

Akhirnya, penulis berharap agar laporan ini berguna dan bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Padang,23 Juli 2020

SIGIT FERNANDO SAPUTRA

1801011007

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
LANDASAN TEORI...............................................................................................2
2.1 Pengertian HEADLOSS...............................................................................2
2.2 Headloss Mayor dan Headloss Minor.........................................................2
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehilangan Tekanan pada Pipa....3
BAB III....................................................................................................................5
DATA PERCOBAAN.............................................................................................5
3.1 Peralatan yang digunakan...........................................................................5
3.2 Langkah Kerja..............................................................................................6
3.4 Pengolahan Data.........................................................................................10
BAB IV..................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................15
4.1 Kesimpulan..................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 L A T A R B E L A K A N G
Untuk mengalirkan fluida dari tempat yang satu ke tempat yang lain
diperlukan suatu peralatan. Selain peralatan utama yang digunakan, ada bagian-
bagian yang tidak kalah penting dimana dalam bagian ini, sering terjadi peristiwa-
peristiwa yang dapat mengurangi efisiensi kerja yang diinginkan. Bagian dari
peralatan ini dapat berupa pipa-pipa yang dihubungkan. Dalam menggunakan pipa
yang harus diperhatikan adalah karakteristik dari fluida yang digunakan, misalnya
: sifat korosi, explosive, racun, suhu dan tekanan. Apabila fluida dilewatkan ke
dalam pipa maka akan terjadi gesekan antara pipa dengan fluida tersebut.
Besarnya gesekan yang terjadi tergantung pada kecepatan, kekerasan pipa,
diameter dan viskositas fluida yang digunakan.

Bentuk-bentuk kerugian energy pada aliran fluida antara lain dijumpai


pada aliran dalam pipa. Kerugian-kerugian tersebut diakibatkan oleh adanya
gesekan dengan dinding, perubahan luas penampang, sambungan, katup-katup,
belokan pipa dan kerugian-kerugian khusus lainnya. Pada belokan atau
lengkungan kerugian energy aliran yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan
pipa lurus.

1.2 T UJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kerugian
head yang terkait dengan aliran melalui alat kelengkapan satandar yang
digunakan dalam instalasi pipa.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 P ENGERTIAN HEADLOSS


Headloss adalah penurunan tekanan pada fluida yang mengalir
dalam pipa. Adanya kekntalan pada fluida menyebabkan terjadinyategangan geser
pada waktu bergerak. Tegangan geser ini akan merubah sebagian energi aliran
menjadi bentuk energi lain seperti panas, suara, dan sebagainya.Kerugian head
dapat terdiri atas head kerugian gesek di dalam pipa-pipa, dan head kerugian di
dalam belokan-belokan, reduser, katup-katup, dan sebagainya. Dalam keadaan
turbulen, peralihan atau laminar untuk aliran dalam pipa (saluran tertutup), telah
dikembangkan persamaan kerugian oleh Henry Darcy dan Julius Weishbach.
Kerugian energy per satuan berat fluida dalam pengaliran cairan dalam system
perpipaan disebut kerugian head (head loss). Secara umum, headloss dibagi
mnjadi dua macam ; head losss mayor dan hed losses minor

2.2 H EADLOSS M AYOR DAN H EADLOSS M INOR

1. Headloss Mayor

Kehilangan energy primer, yang disebabkan oleh gesekan sekeliling pipa


dan sepanjang pipa. Secara teoritis kehilangan energy primer dapat diperoleh
dengan menggunakan persamaan yang disebut dengan persamaan Darcy-
Weisbach yaitu :

Hf = f x L / d x V 2/ 2g

Dimana:

F = factor gesekan, nilainya diperoleh dari diagram Moody maupun secara


persamaan empiris

L = panjang pipa (m)

D = diameter pipa (m)

V = kecepatan aliran (m/dtk)

2
g = percepatan gravitasi (9.8m ¿ dt 2)

2. Headloss Minor

Kerugian minor adalah kehilangan tekanan akibat gesekan yang terjadi


pada katup-katup, T Junction, sambungan dan penampang yang tidak konstan.
Kerugian minor meliputi sebagian kecil penampang system aliran, sehingga
dipergunakan istilah “minor”. Head losses minor dapat dihitung dengan
persamaan

h = k.u2/2g

Dimana :

h : Headloss (mH20)

k: Fitting Factor

u : Kecepatan (m/dt)

g : Percepatan Gravitasi (m ¿ dt 2)

2.3 F AKTOR -F AKTOR YANG M EMP ENGARUHI K EHILANGAN


T EKANAN P ADA P IP A

Ada berbagai macam factor yang mempengaruhi hilangnya energy


di dalam pipa. Jenis-jenis sambungan ikut mempengaruhi hilangnya energy pada
pipa. Dengan adanya sambungan dapat menghambat aliran normal dan
menyebabkan gesekan tambahan. Pada pipa yang pendek dan mempunyai banyak
sambungan, fluida yang mengalir di dalamnya akan mengalami banyak
kehilangan energy.

 Ada beberapa factor kerugian energy yaitu:

1  Kerugian pada bagian pemasukan

Untuk menghitung kehilangan energy pada bagian pemasukan


digunakan persamaan:

H0 = k0. v2/2g

Dimana k0 = koefisien gesek pada mulut pemasukan

3
2.    Kerugian karena sambungan

Untuk menghitung kerugian head karena belokan digunakan rumus


Fuller ditulis dalam bentuk persamaan:
Hb= f V2/2g

Dimana f= koefisien kehilangan karena sambungan

             f= [0,131+1,847 (D/2R)3,5] ( 0,5

R= jari-jari lengkungan sumbu sambungan

3.    Kerugian karena perubahan penampang


Untuk menghitung kergian energy karena perubahan penampang
digunakan persamaan:
Hc= kc V2/2g

Dimana kc = koefisien perubaha penampang

4.    Kergian pada belokan


Ada dua macam belokan pipa, yaitu lengkung dan patah. Untuk belokan
lengkung sering dipakai rumus Fuller, dinyatakan sebagai berikut:

Kkb = [0,131 + 1,847(D/2R)3,5] (θ90) 0,5


Dimana:
Kkb = koefisien kerugian belokan
R= jari jari belokan pipa (m)
D= diameter pipa (m)
θ = sudut belokan (derajat)

kemudian untuk mengetahui kerugian head dapat digunakan persamaan :

v2
Hl=Kl
2g
Hl=headloss

Kl=koefisien kerugian

4
v= kecepatan aliran

g= gravitasi

BAB III
DATA PERCOBAAN

3.1 P ERALATAN YANG DIGUNAKAN


Adapun peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Stop Watch
2. Set Armfield C6-MKII-10 Fluid Friction Apparatus
3. Jangka Sorong
4. Katup yang di gunakan seperti
 Suddent Contraction
 Suddent Enlargement
 Ball Valve
 45° Elbow
 45° Y Junction
 Gate Valve
 Globe Valve
 In line Strainer
 90° Elbow
 90° Short Radius Bend
 90° Long Radius Bend
 90° T Junction

5
Gambar : scheme Armfield C6-MKII-10 Fluid Friction Apparatus

3.2 L ANGKAH K ERJA

1. Buka salah satu katup utama dari sambungan/katup yang akan diuji
2. Hubungkan alat pengukur kerugian (head loss) di mana pipa yang
berbentuk (+) dihubungkan pada sisi masuk sambungan/katup yang diuji
dan pipa yang bertanda (-) dihubungkan pada sisi keluar dari
sambungan/katup yang akan diuji dan buka katup nomor 21 dengan cara
memutarnya berlawanan dengan arah jarum jam, tutup katup nomor 20
dengan cara memutarnya searah jarum jam
3. Buka katup bak penampungan utama (A), hubungkan pompa dengan
sumber arus dan hidupkan pompa dengan cara menekan MCB yang
bertanda (1) . Apabila ada gelembung udara hilangkan dengan cara
memperbesar bukaan katup (A), setelah gelembung udara hilang, kecilkan
kembali keluaran fluida (air) dengan cara mengatur bukaan katup
(A)menjadi minimal.
4. 4.tutup bak penampung fluida dari pipa sambungan/yang diuji, amati
gerakan fluida air dalam pipa ukur hidupkan alat pengukur kerugian (head
loss) apabila fluida (air) dalam pipa uji telah bergerak stabil catat waktu (t)
dan kerugian dengan volume fluida (air) = 1 liter.
5.lakukan pengujian sesuai petunjuk, setelah selesai matikan pompa
dengan menekan MCB yang bertanda (0)

3.3. Tabel Hasil Percobaan

1. Suddent Contraction

6
Volume Waktu Diameter pipa (d) Headlos
No (V) (t) (meter) s (h) Keterangan
Liter detik d1 d2 mH2O
1 1 21.34 0.0172 0.007 1.2236
2 1 15.9 0.0172 0.007 4.0514
3 1 12.7 0.0172 0.007 6.8929
4 1 10.25 0.0172 0.007 16.3417

2. Suddent Enlargement

Diameter pipa (d) Headlos


No Volume Waktu (meter) s (h) Keterangan
(V) (t) d1 d2 mH2O
liter detik
1 1 23.81 0.007 0.0172 0.3126
2 1 15.7 0.007 0.0172 0.3330
3 1 13.6 0.007 0.0172 0.3398
4 1 6.62 0.007 0.0172 0.3629

3. Ball Valve

Volume Waktu (t) Diameter Headloss Keterangan


No (V) Detik pipa (d) (h)
Liter (meter) mH2O
1 1 17.5 0.0152 0.1903
2 1 15.3 0.0152 0.2311
3 1 7.12 0.0152 0.2990
4 1 4.8 0.0152 0.3398

4. 45° Elbow

Volume Waktu (t) Diameter Headloss Keterangan


No (V) detik pipa (d) (h)
Liter (meter) mH2O
1 1 10.85 0.0172 0.2311
2 1 9.78 0.0172 0.3534
3 1 7.81 0.0172 0.4758
4 1 6.12 0.0172 0.5030

7
5. 45°Y Junction

Volume Waktu (t) Diameter Headloss Keterangan


No (V) detik pipa (d) (h)
Liter (meter) mH2O
1 1 17.7 0.0172 0.2311
2 1 16.65 0.0172 0.2120
3 1 9.43 0.0172 0.1794
4 1 5.78 0.0172 0.1223
6. Gate Valve

Volume Waktu (t) Diameter Headloss Keterangan


No (V) detik pipa (d) (h)
Liter (meter) mH2O
1 1 9.5 0.0172 1.4683
2 1 8.73 0.0172 1.3188
3 1 8.66 0.0172 1.2508
4 1 5.66 0.0172 0.8837

7. Globe Valve

Volume Waktu (t) Diameter Headloss Keterangan


No (V) detik pipa (d) (h)
Liter (meter) mH2O
1 1 12.3 0.0172 0.5030
2 1 11.94 0.0172 0.5574
3 1 6.78 0.0172 2.3112
4 1 4.97 0.0172 4.2282

8. In Line Strainer

Volume Waktu (t) Diameter Headloss Keterangan


No (V) detik pipa (d) (h)
liter (meter) mH2O
1 1 17.14 0.0172 0.0543
2 1 13.17 0.0172 0.1087
3 1 6.78 0.0172 0.7477
4 1 4.6 0.0172 2.0121

9. 90° Elbow

Volume Waktu (t) Diameter Headloss Keterangan


No (V) detik pipa (d) (h)
liter (meter) Mh2O

8
1 1 17.3 0.0172 0.1223
2 1 14.56 0.0172 0.1631
3 1 8.15 0.0172 0.2311
4 1 5.69 0.0172 0.3126

10. 90° Short Radius Bend

Volume Waktu (t) Diameter Headloss Keterangan


No (V) detik pipa (d) (h)
Liter (meter) Mh2O
1 1 16.7 0.0172 0.0951
2 1 11.85 0.0172 0.1223
3 1 5.66 0.0172 0.1386
4 1 4.35 0.0172 0.1563

11. 90° Long Radius Bend

Volume Waktu (t) Diameter Headloss Keterangan


No (V) detik pipa (d) (h)
liter (meter) Mh2O
1 1 12.7 0.0172 0.4350
2 1 10.56 0.0172 0.3806
3 1 6.28 0.0172 0.3697
4 1 4.56 0.0172 0.3602

12. 90° T Junction

Volume Waktu (t) Diameter Headloss Keterangan


No (V) detik pipa (d) (h)
Liter (meter) mH2O
1 1 13.7 0.0172 0.4350
2 1 10.1 0.0172 0.3997
3 1 6.16 0.0172 0.3806
4 1 5.12 0.0172 0.3398

9
3.4 P ENGOLAHAN D ATA

V
 Debit (Q) =
t
1 liter
=
21.34 dt
0.001m3
=
21.34 dt
= 4.68x 10−5 m3/dt

π . d2
 Luas Penampang (A) =
4
= 3.14 x ¿ ¿
= 3.9x 10−5 m 2

Q
 Kecepatan (v) =
A
4.7 x 10−5 m3 /dt
=
3.8 x 10−5 m2
= 1.2 m/dt

h .2 g
 Fitting factor (k) =
v2
1.2236 mH 2O x 2 x 9.8 m/dt 2
= 2
(1.2) m/dt
= 6.46

1. Suddent Contraction

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Factor Keterangan


No m3/dt Penampang (v) (k)
(A) m/s
m2
1 4.69x10−5 3,9x10−5 1.2 16.16
2 6.29x10−5 3,9x10−5 1.64 29.71
3 7.87x10−5 3,9x10−5 2.05 32.25
4 9.76x10−5 3,9x10−5 2.54 49.81

10
2. Suddent Enlargement

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Keterangan


No m3/dt Penampang (v) Factor (k)
(A) m/s
m2
1 4.2 x10−5 3,9x10−5 1.09 5.14
2 6.37 x10−5 3,9x10−5 1.66 2.38
3 7.35 x10−5 3,9x10−5 1.91 1.82
4 15.11 x10−5 3,9x10−5 3.93 0.46

3. Ball Valve

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Keterangan


No m3/dt Penampang (v) Factor (k)
(A) m/s
m2
1 5.71 x10−5 18.1x10−5 0.32 37.59
2 6.54 x10−5 18.1x10−5 0.36 34.89
3 14.04 x10−5 18.1x10−5 0.77 9.78
4 20.83 x10−5 18.1x10−5 1.15 5.05

4. 45° Elbow

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Factor Keterangan


No m3/dt Penampang (v) (k)
(A) m/s
m2
1 9.22 x10−5 23.2 x10−5 0.40 28.77
2 10.22 x10−5 23.2 x10−5 0.44 35.75
3 12.8 x10−5 23.2 x10−5 0.55 30.69
4 16.34 x10−5 23.2 x10−5 0.70 19.92

11
5. 45° Y Junction

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Factor Keterangan


No m3/dt Penampang (v) (k)
(A) m/s
m2
1 5.65 x10−5 23.2 x10−5 0.24 76.57
2 6.01 x10−5 23.2 x10−5 0.26 62.17
3 10.6 x10−5 23.2 x10−5 0.46 16.88
4 17.3 x10−5 23.2 x10−5 0.74 4.32

6. Gate Valve

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Keterangan


No m3/dt Penampang (v) Factor (k)
(A) m/s
m2
1 10.53 x10 −5
23.2 x10−5 0.45 140.13
2 11.45 x10−5 23.2 x10−5 0.49 106.28
3 11.55 x10−5 23.2 x10−5 0.50 99.19
4 17.67 x10−5 23.2 x10−5 0.76 39.15

7. Globe Valve

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Keterangan


No m3/dt Penampang (v) Factor (k)
(A) m/s
m2
1 8.13 x10−5 23.2 x10−5 0.35 80.47
2 8.38 x10−5 23.2 x10−5 0.36 84.03
3 14.75 x10−5 23.2 x10−5 0.64 112.35
4 20.12 x10−5 23.2 x10−5 0.87 110.44

8. In Line Strainer

12
Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Keterangan
No m3/dt Penampang (v) Factor (k)
(A) m/s
m2
1 5.83 x10−5 23.2 x10−5 0.25 16.89
2 7.59 x10−5 23.2 x10−5 0.33 19.95
3 14.75 x10−5 23.2 x10−5 0.64 36.35
4 21.74 x10−5 23.2 x10−5 0.94 45.02

9. 90° Elbow

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Keterangan


No m3/dt Penampang (v) Factor (k)
(A) m/s
m2
1 5.78 x10−5 23.2 x10−5 0.25 38.72
2 6.87 x10−5 23.2 x10−5 0.30 36.57
3 12.27 x10−5 23.2 x10−5 0.53 16.23
4 17.57x10−5 23.2 x10−5 0.76 10.71

10. 90° Short Radius Bend

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Keterangan


No m3/dt Penampang (v) Factor (k)
(A) m/s
m2
1 5.99 x10−5 23.2 x10−5 0.26 28.07
2 8.44 x10−5 23.2 x10−5 0.36 18.17
3 17.67 x10−5 23.2 x10−5 0.76 4.70
4 22.99 x10−5 23.2 x10−5 0.99 3.13

11. 90° Long Radius Bend

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Keterangan


No m3/dt Penampang (v) Factor (k)
(A) m/s
m2

13
1 7.87 x10−5 23.2 x10−5 0.34 74.20
2 9.47 x10−5 23.2 x10−5 0.41 44.89
3 15.92 x10−5 23.2 x10−5 0.69 15.42
4 21.93 x10−5 23.2 x10−5 0.94 7.92

12. 90° T Junction

Debit (Q) Luas Kecepatan Fitting Keterangan


No m3/dt Penampang (v) Factor (k)
(A) m/s
m2
1 7.3 x10−5 23.2 x10−5 0.31 86.35
2 9.9 x10−5 23.2 x10−5 0.43 43.12
3 16.23 x10−5 23.2 x10−5 0.70 15.27
4 19.53 x10−5 23.2 x10−5 0.84 9.42

Tabel Perbandingan Nilai K

No Jenis Katup Nilai K rata-rata Nilai K Literatur


yang didapat
1 Ball Valve 21.83 10.0
2 45° Elbow 28.78 0,42
3 Gate Valve 96.19 0.19
4 Globe Valve 96.82 10.0
5 90° Elbow 25.56 0.9
6 90° Short 0.75
13.52
Radius Bend
7 90° Long 0.60
35.61
Radius Bend
8 90° T Junction 38.54 1.8

BAB IV
PENUTUP

4.1 K ESIMP ULAN


Kesimpulan yang diperoleh dari paraktikum mekanika fluida ini adalah:

14
1. Headloss terbesar terjadi pada katup Suddent Contructrion yaitu sebesar
16.3472 mH2O
2. Untuk mencari nilai fitting factor (k), terlebih dahulu dicari Debit (Q),
Luas Penampang (A), Dan Kecepatan aliran fluida (v)
3. Semakin besar kecepatan aliran yang melalui pipa maka semakin besar
kehilangan energi yang ditimbulkan.
4. Nilai k setelah dirata-rata kemudian di bandingkan dengan data k literature
yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel Perbandingan Nilai K

No Jenis Katup Nilai K rata-rata Nilai K Literatur


yang didapat
1 Ball Valve 21.83 10.0
2 45° Elbow 28.78 0,42
3 Gate Valve 96.19 0.19
4 Globe Valve 96.82 10.0
5 90° Elbow 25.56 0.9
6 90° Short 0.75
13.52
Radius Bend
7 90° Long 0.60
35.61
Radius Bend
8 90° T Junction 38.54 1.8

DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Labor Pengujian Bahan dan Metrologi Semester 4. Jurusan teknik Mesin

https://www.slideshare.net/mobile/hafi3d/laporan-praktikum-tugi-rugi-aliran

https://www.rucika.co.id/head-loss-pada-instalasi-pipa/

https://www.Script.co.id

15
16

Anda mungkin juga menyukai