1
c. Keturunan dan Genetika
Peluang Anda terkena kanker tiroid lebih tinggi jika ibu, ayah, saudara
laki-laki, saudara perempuan atau anak Anda mendapatkannya. Juga, kanker
tiroid mungkin terkait dengan masalah genetik atau keturunan tertentu. Salah
satunya menyebabkan jaringan ekstra yang disebut polip terbentuk di usus besar -
itu disebut poliposis adenomatosa familial. Jika Anda memilikinya, ada
kemungkinan lebih tinggi Anda akan mendapatkan jenis kanker tertentu,
termasuk kanker tiroid. Masalah genetik lain yang meningkatkan risiko kanker
tiroid meliputi:
c. Kesulitan menelan
4. Klasifikasi
a. Karsinoma tiroid papiler
2
Tipe ini merupakan tipe tersering yang ditemukan, diperkirakan
ditemukan pada 8 dari 10 kasus kanker tiroid. Tipe ini sering menyerang
wanita berusia di bawah 40 tahun. Karsinoma tiroid papiler biasanya
menyerang salah satu lobus dan pertumbuhannya relatif lebih lambat
dibandingkan kanker tiroid jenis lainnya.
b. Karsinoma tiroid folikuler
Biasanya terjadi pada 1 dari 10 kasus kanker tiroid. Kanker ini
biasanya tidak menyebar ke kelenjar getah bening setempat, namun langsung
menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti tulang dan paru-paru.
c. Karsinoma tiroid meduler
Tipe ini jarang ditemukan. Kanker ini berkembang dari sel C di
jaringan tiroid, yang normalnya berfungsi menghasilkan kalsitonin. Kadang,
kanker ini dapat menyebar ke kelenjar getah bening, paru-paru, dan hati,
bahkan sebelum benjolan tiroid ditemukan. Kanker ini dapat diturunkan secara
genetik dan lebih susah untuk diobati .
Jenis kanker tiroid ini merupakan jenis yang paling jarang ditemukan,
namun paling agresif. Biasanya didapatkan pada 1 dari 50 kasus dan umumnya
terjadi pada usia di atas 60 tahun. Kanker ini menyebar dengan cepat dan
sangat susah untuk diobat (Edge S, 2010).
Sebanyak kurang dari 4% jenis kanker tiroid lainnya termasuk ke dalam jenis tiroid
limfoma dan tiroid sarkoma. Jenis ini tidak akan dibahas di sini karena sangat langka.
3
b. Ultrasonografi tiroid: Sebuah probe ditempatkan pada kulit leher, dan gelombang
suara yang dipantulkan dapat mendeteksi area abnormal dari jaringan tiroid.
c. Pemindaian tiroid : Sejumlah kecil yodium radioaktif diberikan melalui mulut
untuk mendapatkan gambar kelenjar tiroid. Yodium radioaktif terkonsentrasi di
dalam kelenjar tiroid.
d. Biopsi tiroid : Sejumlah kecil jaringan tiroid diangkat, biasanya untuk mencari
kanker tiroid. Biopsi tiroid biasanya dilakukan dengan jarum.
e. Thyroid stimulating hormone (TSH): Disekresikan oleh otak, TSH mengatur
pelepasan hormon tiroid. Tes darah dengan TSH tinggi menunjukkan rendahnya
kadar hormon tiroid (hipotiroidisme), dan TSH rendah menunjukkan
hipertiroidisme.
f. T3 dan T4 (tiroksin) : Bentuk utama hormon tiroid, diperiksa dengan tes darah.
g. Thyroglobulins : Suatu zat yang dikeluarkan oleh tiroid yang dapat digunakan
sebagai penanda kanker tiroid. Ini sering diukur selama masa tindak lanjut pada
pasien dengan kanker tiroid. Kadar tinggi mengindikasikan kambuhnya kanker.
h. Tes pencitraan lain: Jika kanker tiroid telah menyebar (metastasis), tes seperti CT
scan , MRI scan , atau PET scan dapat membantu mengidentifikasi tingkat
penyebaran (Pierce, 2006)
6. Penatalaksanaan medis dan keperawatan
a. Penatalaksanaan Medis
1) Pembedahan tiroid (tiroidektomi): Seorang ahli bedah mengangkat seluruh
atau sebagian tiroid dalam suatu operasi. Tiroidektomi dilakukan untuk
kanker tiroid, gondok, atau hipertiroidisme.
2) Obat-obatan antitiroid : Obat-obatan dapat memperlambat produksi hormon
tiroid yang berlebihan pada hipertiroidisme. Dua obat antitiroid yang umum
adalah methimazole dan propylthiouracil.
3) Radioaktif yodium : Yodium dengan radioaktivitas yang dapat digunakan
dalam dosis rendah untuk menguji kelenjar tiroid atau menghancurkan
kelenjar yang terlalu aktif. Dosis besar dapat digunakan untuk
menghancurkan jaringan kanker.
4) Radiasi eksternal : Sinar radiasi diarahkan ke tiroid, pada banyak
penunjukan. Sinar berenergi tinggi membantu membunuh sel kanker tiroid.
4
5) Pil hormon tiroid : Perawatan harian yang menggantikan jumlah hormon
tiroid yang tidak lagi bisa Anda buat. Pil hormon tiroid mengobati
hipotiroidisme, dan juga digunakan untuk membantu mencegah kanker tiroid
kembali setelah pengobatan.
6) TSH manusia rekombinan : Menyuntikkan zat perangsang tiroid ini dapat
membuat kanker tiroid tampak lebih jelas pada tes pencitraan (Barbara,
2011).
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Peran perawat adalah dalam penatalaksanaan Pre-Operatif, Intra Operatif dan
Post Operasi
Penatalaksanaan Pre Operasi yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut:
1) Inform Concern (Surat persetujuan operasi) yang telah ditandatangani oleh
penderita atau penanggung jawab penderita
2) Keadaan umum meliputi semua system tubuh terutama sistem respiratori dan
cardiovascular
3) Hasil pemeriksaan/data penunjang serta hasil biopsy jaringan jika ada
4) Persiapan mental dengan suport mental dan pendidikan kesehatan tentang
jalannya operasi oleh perawat dan support mental oleh rohaniawan
5) Konsul Anestesi untuk kesiapan pembiusan
6) Sampaikan hal-hal yang mungkin terjadi nanti setelah dilakukan tindakan
pembedahan terutama jika dilakukan tiroidectomi total berhubungan dengan
minum suplemen hormone tiroid seumur hidup.
Penatalaksanaan Intra Operasi
Peran perawat hanya membantu kelancaran jalannya operasi karena tanggung
jawab sepenuhnya dipegang oleh Dokter Operator dan Dokter Anesthesi.
Penatalaksanaan Post Operasi (di ruang sadar)
1) Observasi tanda-tanda vital pasien (GCS) dan jaga tetap stabil
2) Observasi adanya perdarahan serta komplikasi post operasi
3) Dekatkan peralatan Emergency Kit atau paling tidak mudah dijangkau apabila
sewaktu-waktu dibutuhkan atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
4) Sesegera mungkin beritahu penderita jika operasi telah selesai dilakukan
setelah penderita sadar dari pembiusan untuk lebih menenangkan penderita.
7. Komplikasi
5
Tiroid yang terlalu aktif (hipertiroid) dapat menyebabkan sejumlah masalah
termasuk:
a. Masalah Mata, Seperti Mata Menonjol, Penglihatan Kabur Atau Ganda Atau
Bahkan Kehilangan Penglihatan
b. Masalah Jantung , Seperti Detak Jantung Yang Cepat, Masalah Dengan Irama
Jantung Atau Gagal Jantung - Masalah Ini Biasanya Dapat Diobati
c. Tulang Rapuh ( Osteoporosis )
d. Merah, Kulit Bengkak - Terjadi Terutama Pada Tulang Kering Dan Kaki
e. Krisis Tirotoksik, Yang Merupakan Memburuknya Gejala Yang
Menyebabkan Demam , Denyut Jantung Yang Cepat Dan Delirium - Ini
Membutuhkan Perhatian Medis Yang Mendesak
Tiroid yang kurang aktif (hipotiroid) dapat menyebabkan berbagai komplikasi,
termasuk:
a. Tiroid yang membesar, atau goiter, yang dapat menyebabkan masalah dengan
menelan dan bernapas
b. kolesterol tinggi dan penyakit jantung terkait
c. Kerusakan saraf yang menyebabkan kesemutan, mati rasa, dan nyeri pada
tungkai, lengan , atau area yang terkena lainnya
d. Infertilitas
e. Cacat lahir
f. keguguran atau kelahiran prematur
g. Masalah kesehatan mental seperti depresi
6
8. WOC
Sumber : (Wilson, 2008, Barbara, 2011 & Brunner & Suddrath, 2012)
7
B. LANDASAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pola aktivitas sehari-hari
a. Aktivitas atau istirahat
Gejala : Anoreksia, gaduh dan gelisah, kesulitas menelan, insomnia,
kelemahan berat, gangguan koordinasi
Tanda : masaa pada tiroid
b. Sirkulasi :
Gejala : Palpitasi, pembesaran jantung, disritmia dan hipotensi, nadi turun,
kelemahan fisik
Tanda : peningkatan tkanan darah dengan tekanan anda yang berat, takikarrdia
saat istirahat, syok (krisis tirotoksikosis)
c. Eliminasi Gejala : urine dalam jumlah banyak, diare
d. Integritas/Ego : Cemas, stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial
yang berhubungan dengan kondisi
Tanda : Ansietas peka rangsang
e. Makanan/Cairan
Gejala : Mual dan muntah, suhu meningkat diatas 37 C. Pembesaran toriid,
edema non-piting terutama didaeah pretibial, diare dan sembelit.
Tanda : pembesaran tiroid
f. Neurosensori
Gejala : pusing atau pening, kelemahan, gangguan status mental dan perilaku,
seperti : bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, hiperaktif reflek tendon
dalam
Tanda : koma (tahap lanjut)
g. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : wajah meringis dan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
h. Pernafasan
Gejala : MEras kekurangan oksigen, suara parau dan kadang smpai tidak dpat
mengeluarkan suara
Tand : sesak nafas, suara serak
i. Keamanan
Gejala : klit kering, ulkus kulit
8
Tanda : lesi dan ulserasi, menurunnya kekuatas otot pernafasan
j. Seksualitas
Gejala : adanya riawayat monopouse dini
Tanda : Hilangnya tanda-tanda seks sekunder (Brunner & suddrath, 2012).
Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
1) Pola Persepsi Kesehatan : merupakan persepsi tentang status kesehatan
umum.
2) Pola nutrisi : pengkajian pola nutrisi yaitu masukan nutrisi, keseimbangan
cairan dan elektrolit, asupan makanan (kebiasaan makan, jelas dan
banyaknya, kasukaan dan pantangan,kesulitasn mengunyah, menelan,
nafsu makan, pola diet, perubahan BB dalam 6 bulan terakhir,
mual/muntah.
3) Pola Eliminasi
Pada penderita kanker tiroid biasanya tidak terjadi perubahan pembuangan
BAB dan BAK.
4) Pola Aktivitas dan latihan
Biasanya klien mengalami kelemahan, keletihan dan perubahan pola tidur,
keterbatasan dalam hobi latihan.
5) Pola tidur dan istirahat
Biasanya klien sering terbangun karena nyeri
6) Pola kognitif-perseptual
Biasanya klien mengalami masalah dalam berkomunikasi, sulit untk
berbicara
7) Pola persepsi diri/konsep diri
Biasanya dampak yang timbul pada klien ca tiroid yaitu rasa cemas, rasa
ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal.
8) Pola seksualitas dan produksi
Biasanya klien ca tiroid akan mengalami masalah dalam hubungan seksual
karena harus rawat inap.
9) Pola peran hubungan
Biasanya pasien ca tidoid harus menjalani rawat inap sehingga klien akan
kehilangan peran dalam keluarga dan masyarakat
10) Pola managemen koping stress
Umunya pada klien ca tiroid timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya
9
11) Pola keyakinan-nilai
Biasanya kebutuhan beribadah klien ca tiroid akan mengalami gangguan
karena klien harus dirawat dan keterbatasn gerak klien.
k. Pemeriksaan Fisik
B1 (Breating) : Terjadinya dipsnea, kecepatan pernafasan meningkat,
takipneu, suara nafas : krakel, ronki
B2 (Blood) : Hipotensi termasuk hipotensi postural, nadi perifer melemah,
pengisian kapiler memanjang
B3 (Brain) : Sakit kepala yang berlangsung lama yang diikuti oleh diasforesis,
kelemahan otot.
B4 (Blandder) : Hilangnya tanda-tanda seks sekunder, adanya riwayat
monopouse.
B5 (Bowel) : Anoreksia berat, mual/muntah, kekurangan zat garam, berat
badan menurun dengan cepat.
B6 (Bone) : Kelemahan pada otot, tidak mampu melakukan aktifitas/bekerja.
Pemeriksaan fisik head to toe
Penampilan secara umum :amati wajah klien terhdap adaya edema
disekitar leher, adanya nodule yang membesar disekitar leher
Perbesaran jantung, disritmia dan hipotensi, nadi turun, kelemahan fisik\
Parastemia dan reflek tendon menurun
Suara parau dan terkadang sampai tak dapat mengeluarkan suara
Bila nodule besar dapat menyebabkan sesak nafas.
2. Perumusan Diagnosa NANDA
a. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan proses penyakit :
destruksi jaringan saraf
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
hipermatabolik, anoreksia.
c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan dan
kemungkinan prosedur pembedahan serta kurang terpajan informasi
(Moorhead, Sue, dkk. 2008).
10
3. Rencana Keperawatan
1 Nyeri akut NOC :
11
9. Fokus menyempit (penurunan persepsi Tingkatkan istirahat
waktu, kerusakan proses berpikir, Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan
penurunan interaksi dengan orang dan dan tindakan nyeri tidak berhasil
lingkungan) Monitor penerimaan pasien tentang manajemen
10. Tingkah laku distraksi, contoh : jalan- nyeri
jalan, menemui orang lain dan/atau Analgesic Administration
aktivitas, aktivitas berulang-ulang) Tentukan lokasi, karakteristik,
11. Respon autonom (seperti diaphoresis, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian
perubahan tekanan darah, perubahan obat
nafas, nadi dan dilatasi pupil)
Cek instruksi dokter tentang jenis
12. Perubahan autonomic dalam tonus otot
obat, dosis, dan frekuensi
(mungkin dalam rentang dari lemah ke
Cek riwayat alergi
kaku)
13. Tingkah laku ekspresif (contoh : Pilih analgesik yang diperlukan atau
gelisah, merintih, menangis, waspada, kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih
iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah) dari satu
14. Perubahan dalam nafsu makan dan Tentukan pilihan analgesik
minum tergantung tipe dan beratnya nyeri
Faktor yang berhubungan : Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, Pilih rute pemberian secara IV, IM
psikologis) untuk pengobatan nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik, tanda
dan gejala (efek samping)
2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : NIC :
kebutuhan tubuh Nutritional Status : Nutrition Management
food and Fluid Intake Kaji adanya alergi makanan
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk Nutritional Status : Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
12
keperluan metabolisme tubuh. nutrient Intake jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
Weight control pasien.
Batasan karakteristik : Kriteria Hasil : Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
- Berat badan 20 % atau lebih di Adanya peningkatan dan vitamin C
bawah ideal berat badan sesuai dengan Berikan substansi gula
- Dilaporkan adanya intake makanan tujuan Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
yang kurang dari RDA (Recomended Berat badan ideal serat untuk mencegah konstipasi
Daily Allowance) sesuai dengan tinggi badan Berikan makanan yang terpilih ( sudah
- Membran mukosa dan konjungtiva Mampumengidentifi dikonsultasikan dengan ahli gizi)
pucat kasi kebutuhan nutrisi Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
- Kelemahan otot yang digunakan makanan harian.
Tidak ada tanda
untuk menelan/mengunyah Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
tanda malnutrisi
- Luka, inflamasi pada rongga mulut Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Menunjukkan
- Mudah merasa kenyang, sesaat Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
peningkatan fungsi
setelah mengunyah makanan utrisi yang dibutuhkan
pengecapan dari menelan
- Dilaporkan atau fakta adanya
kekurangan makanan Tidak terjadi
- Dilaporkan adanya perubahan penurunan berat badan yang Nutrition Monitoring
sensasi rasa berarti
BB pasien dalam batas normal
- Perasaan ketidakmampuan untuk Monitor adanya penurunan berat badan
mengunyah makanan Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
- Miskonsepsi dilakukan
- Kehilangan BB dengan makanan cukup Monitor interaksi anak atau orangtua selama
- Keengganan untuk makan makan
- Kram pada abdomen Monitor lingkungan selama makan
- Tonus otot jelek Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa selama jam makan
patologi Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Kurang berminat terhadap makanan Monitor turgor kulit
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah
- Diare dan atau steatorrhea patah
13
- Kehilangan rambut yang cukup banyak Monitor mual dan muntah
(rontok) Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan
- Suara usus hiperaktif kadar Ht
- Kurangnya informasi, misinformasi Monitor makanan kesukaan
Monitor pertumbuhan dan perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
Faktor-faktor yang berhubungan : jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan intake nuntrisi
Ketidakmampuan pemasukan atau Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik
mencerna makanan atau mengabsorpsi zat- papila lidah dan cavitas oral.
zat gizi berhubungan dengan faktor Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
biologis, psikologis atau ekonomi.
14
2. Insomnia Dengarkan dengan penuh perhatian
3. Resah Identifikasi tingkat kecemasan
4. Ketakutan Bantu pasien mengenal situasi yang
5. Sedih menimbulkan kecemasan
6. Fokus pada diri Dorong pasien untuk mengungkapkan
7. Kekhawatiran perasaan, ketakutan, persepsi
8. Cemas Instruksikan pasien menggunakan
teknik relaksasi
Barikan obat untuk mengurangi
kecemasan
4. Evaluasi
Pada Tahap Evaluasi Keperawatan diharapkan tujuan dan kriteria hasil yang telah di tentukan dapat tercapai setelah melakukan
asuhan keperawatan pasien diharapkan dapat melakukan managemen nyeri, perubahan status nutrisi terpenuhi serta cemas berkurang.
15
DAFTAR ISI
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Brunner & suddrath, 2012.Buku ajar keperawatan medikal bedah, Jakarta : EGC
Edge S. AJCC Cancer Staging Manual. 7th edition. Springer. 2010.
Long Barbara C, 2011, "Medical Bedah 2" Yayasan IAPK, Pajajaran, Bandung
Pierce A. Grace & Neil R. Borley, 2006, Ilmu Bedah, Jakarta : Erlangga
Price Sylvia A, Herdman ,T.H. 2016 (Ed). NANDA Internasional Nursing Diagnoses:
Definition and
Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell.
Moorhead, Sue, dkk. 2008 (Ed). Nursing Outcomes Classification (NOC). St. Louis,
MO: Mosby
Wilson Lorraine M, 2008 "Patifosiologi", Edisi ke-4 Buku ke II,
16