Anda di halaman 1dari 5

Nama : SITI AISYAH NINGRUM

NIM : 192040918024
Prodi : Manajemen
Mata Kuliah : Accounting For Manager

1. perusahaan memiliki struktur biaya standar sbb.:

AVC TFC AFC

- BBL 5 0 0

- TKL 4 0 0

- BOP 3 4.000 4

- By Pemasaran 2 3.000 3

- By administrasi 1 2.000 2

- Jumlah 15 9.000 9

Harga pokok model direct costing Rp. 12 per unit, model full costing Rp. 16 per unit.
Kapasitas normal 1.000 unit diproduksi dan dijual, kapasitas maksimum 1.500 unit harga Rp.
30 per unit. Produksi 1.200 unit, terjiual 1.100 unit dengan harga Rp. 30 per unit. Dengan
demikian ia dapat memenuhi order khusus 400 unit dengan harga Rp.15 per unit agar
kapasitas pabriknya bisa dipakai penuh. Apakah order khusus diterima atau ditolak.?

- kapasitas produksi 1.500 unit


- Penjualan 1.100 unit Rp. 30 > 1.100 x 30 = Rp. 33.000
- Biaya Variabel :
a. BBL 5
b. TKL 4
c. BOP 3
d. By Pemasaran 2
e. By administrasi 1

- Biaya Tetap:
a. BBL 0
b. TKL 0
c. BOP 4000
d. By Pemasaran 3000
e. By administrasi 2000

order khusus 400 unit dengan harga Rp.15 per unit, order khusus diterima atau ditolak.?

Apabila Pesanan Diterima Maka :


Laba = (Harga Jual/Unit - Biaya Variabel/ Unit x Unit Pesanan
= ( Rp.30 - (5+4+3+2+1)) x 400
= ( Rp.30 – 15 ) x 400
= 6000

diterima ditolak perbedaan


- Penjualan 1.100 Rp. 5,5 Rp. 5,5 -
unit
Rp. 30 >
1.100 x 0,005 =
Rp. 5,5 per 1100 unit

PESANAN 400 x 30 = Rp. 12.000 Rp. 12.000

Rp. 5,5 Rp. Rp. 12.000


12.005,5
Biaya Variabel diterima ditolak Perbedaan
1.100 x 15 Rp. 16.500 Rp. 16.500 -

400 x 15 Rp. 600 Rp. 600

Rp. 16.500 Rp. 17.100 Rp. 600

CONTRIBUTION Rp. 16.494,5 Rp. 5.094,5 Rp. 11.400


MARGIN

Berdasarkan data pada tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebaiknya pesanan khusus
diterim, karena menghasilkan margin lebih besar.

2. Ilustrasi kebijakan harga

Keterangan VC/unit (Rp) Total FC (Rp) FC/unit (Rp)

BBL 5 0 0

TKL 4 0 0

BOP 3 4.000 4

By Pemasaran 2 3.500 3,5

By Adm. 1 2.500 2,5


Jumlah 15 10.000 10

Berdasarkan struktur biaya di atas atau berdasarkan perilaku biaya di atas, susunlah penentapan
harga berdasarkan:

1.Berdasarkan direct costing, rencana labanya 50%.

2.Berdasarkan biaya produksi fungsional, (full costing) dengan rencana laba 40%.

3.Berdasarkan biaya-biaya variabel, dengan rencana laba 40%.


4.Berdasarkan biaya total per unit (VC+FC) dengan rencana laba 30%. Mana skimming pricing
dan penetration pricing?.

Jawab:

Laba/Rugi Full Costing = BBL+BUL+BOP(T+V) = 5+4+3(4.000/1.000)=16


Biaya variable per unit = 12
Keterangan Jumlah (Rp)
Penjualan 1.000 unit @ Rp 30 30.000
HPP (1.000xRp12)+Rp 4.000 16.000
Laba Kotor 14.000
B.Pemasaran (1.000xRp2)+Rp 3.500 5.500
B.Administrasi (1.000xRp 1)+Rp 2.500 3.500
Laba operasi 5.000
Laba/Rugi direct Costing
Keterangan Jumlah (Rp)
Penjualan 1.000 unit @ Rp 30 30.000
HPP (1.000xRp12) 12.000
Laba Kotor 18.000
B.Pemasaran (1.000xRp2) 2.000
B.Administrasi (1.000xRp 1) 1.000
Laba operasi 13.000
3. Mengembangkan atau menutup suatu divisi atau departemen:

1.Apakah sebaiknya divisi X ditutup .?

2.Apabila Divisi X ditutup, digunakan untuk mengambangkan divisi Y dengan menghasilkan


tambahan pendapatan Rp.600,- dari pendapatan itu diperoleh CM sebesar 30% dan beban biaya
tetap yang dapat dihapuskan (avoidable fixed cost) sebesar Rp. 20.

Jawab:

keterangan Divisi X Divisi Y&Z


penjualan 1.000 1.000
Vc 800 750
Cm 200 250
Fc
Dapat dihindari 150 50
Tidak dapat dihindari 60 140
Total fc 210 190
Net operating income (10) 60
Jadi divisi X sebaiknya ditutup

Anda mungkin juga menyukai