TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (Cooper., 2014).
adanya gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak yang
(Halim, 2016).
2. Etiologi
8
9
kerusakan cortex cerebri satu sisi disebabkan oleh ischemic stroke dan
haemorrhagic stroke:
(Satyanegara,2014).
oksigenasi ke jaringan otak dan akibat dari suplai darah yang jelek.
Kessler, 2007).
10
atau lapisan bagian dalam arteri dan dibawa ke otak. Embolus dapat
dalam beberapa menit jika aliran darah berkurang hingga 20% atau
3. Manifestasi Klinis
beberapa tanda-tanda dan gejala motoric. Berupa deficit yang berat, yang
sesisi pada tangan, kaki, bahu, dan pinggul adalah profil defisit motorik
yang paling sering terjadi (setidaknya dua pertiga kasus) (Cooper, 2014).
yang mengalami stroke, perlu untuk mengetahui struktur dan fungsi dari
berbagai bagian otak, serta sirkulasi dari otak. Karena distribusi sirkulasi
1) Kelemahan kontralateral,
3) Afasia
4) Inkontinensia
melihat satu sisi - kanan atau kiri - dari visual setiap mata. Pasien
fatal karena melibatkan saraf kranial dengan tanda dan gejala berupa:
5) Vertigo
grup otot. Gerakan mata adalah satu-satunya jenis gerakan aktif yang
utama pasien.
2) Rasa sakit,
3) Defisit memori,
4) Homonymous hemianopia,
secara normal dan glukosa serta oksigen dalam jumlah cukup sehingga
hilangnya tenaga otot sehingga gerakan volunter sulit atau sama sekali
namun ada problem dasar yang sama meskipun dalam derajat yang
dari reaksi – reaksi tegak dan reaksi keseimbangan (Arnold, et al., 2015).
terhadap tubuh dan ruang, posisi normal ekstremitas terhadap tubuh dan
ini sangat kompleks dan dapat berupad kontraksi otot (tanpa adanya
negatif pada kemampuan keseimbangan duduk serta berdiri, saat fase akut
gangguan menapak juga karena hilangnya sensasi kulit pada area plantar
gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu
kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor
mempertahankan pusat massa tubuh agar sejajar dan seimbang dengan bidang
tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak
keseimbangan tubuh.
19
korteks serebri.
kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot - otot postural).
postural.
20
bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar
lambat di sinovia dan legamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor
raba di kulit dan jaringan lain, serta otot di proses di korteks menjadi
synergies)
postural bekerja secara sinergi sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik
banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan
Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk
untuk melawan gaya garvitasi serta beban eksternal lainnya yang secara
4. Adaptive systems
karakteristik lingkungan.
tinggi.
22
Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat gravitasi
manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang diantara depan
semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki akan lebih
stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat bidang tumpu
dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi. Contoh orang
posisi berdiri tegak akan lebih mudah goyah di banding dengan posisi
berjongkok.
23
oleh Janet H. Carr dan Roberta Shepherd, yang merupakan dua orang
yang akurat;
MRP terdiri dari tujuh sesi yang mewakili fungsi penting (tugas
(Bhalerao, 2010) :
2) Fungsi orofasial;
4) Keseimbangan duduk;
7) Berjalan.
keseluruhan.
dahulu).
2) Teknik
semua kondisi.
26
Tabel 2.1
Empat Tahapan di MRP
Step 1 Analisa gerakan
Pengamatan
Perbandingan
Analisa
Step 2 Latihan untuk komponen yang hilang
Penjelasan identifikasi dari tujuan
Instruksi
Pelatihan + umpan balik verbal dan visual + petunjuk manual
Step 3 Pelatihan gerakan
Penjelasan identifikasi dari tujuan
Instruksi
Pelatihan + umpan balik verbal dan visual + petunjuk manual
Re-evaluasi
Melatih fleksibilitas
Step 4 Perpindahan dari latihan
Kesempatan untuk berlatih sesuai aktivitas
Konsistensi dari latihan
Mengorgnisasikan untuk memonitor latihannya sendiri
Keterlibatan keluarga dan orang terdekat
Sumber : Susanti dan Irfan, 2010
1) Bentuk Analisa
dibanding normal
bagian wrist.
MRP yang berfokus latihan yang terkait pada aktivitas harian pasien
a. Pengertian
(Lawrence, 2011).
1) Manuver Drawing In
2) Abdominal Bracing
pinggang. Tidak ada gerakan kepala atau flexi trunk, tidak ada
elevasi lower costa, tidak ada protruksi abdomen, dan tidak ada
Colby, 2013).
3) Supine Bridging
otot flexor pinggul saja yang bekerja (Kisner dan Colby, 2013).
31
1) Manuver Drawing In
a) Posisi pasien hook lying, lutut ditekuk 70o hingga 90o, dan kaki
2) Abdominal Bracing
fleksi kepala dan trunk, tidak terjadi elevasi costa bawah, dan
3) Supine Bridging
bokong ke atas
(Lawrence, 2011) :
arah
a. Pengertian
Margaret Knott pada 1947 dan Dorothy Voss pada 1953. Mereka
supaya pasien lebih effisien dalam motor function dan mandiri dalam
34
pendekatan yang cocok selama beberapa tahun. Saat ini, klinisi dan
b. Konsep
1) Manual Contact
ketidaknyamanan.
Gambar 2.1
Lumbrical Grip
Sumber : Martin and Kessler, 2007
shoulder, lengan dan tangan dari praktisi harus berada pada posisi
3) Stretch
4) Manual Resistance
tekanan dari dalam atau luar tubuh yang menyebabkan sulit untuk
36
5) Irradiation
6) Joint Facilitation
7) Timing of Movement
8) Pattern of Movement
9) Visual Cues
posisi tubuh.
sesuai dengan arah gerakan yang terjadi pada proximal joint dan dan
mewakili hasil gerakan dari pola yang dilakukan (Martin and Kessler,
2007).
1) Upper-Extremity Pattern
dalam posisi ekstensi disisi luar kurang lebih seukuran satu kepala
rotasi dengan lengan bawah posisi pronasi dan wrist posisi ulnar
Tabel 2.2
Upper-Extremity D1 Flexi
Flexi/Abduksi/Eksternal Rotasi
Sendi Posisi Awal Posisi Akhir
Scapula Depresi Posterior Elevasi Anterior
Extensi/Abduksi/Internal Fleksi/Abduksi/Eksternal
Shoulder
Rotasi Rotasi
Elbow Extensi Extensi
Forearm Pronasi Supinasi
39
dalam posisi pronasi dengan wrist dan finger dalam posisi fleksi
Tabel 2.3
Upper-Extremity D1 Ekstensi
Ekstensi/Abduksi/Internal Rotasi
menyilang dari tubuh, forearm pronasi, wrist dan finger fleksi, dan
40
Tabel 2.4
Upper-Extremity D2 Fleksi
Ekstensi/Abduksi/Eksternal Rotasi
Sendi Posisi Awal Posisi Akhir
Scapula Anterior Depression Elevasi Posterior
Extensi/Abduksi/Internal Fleksi/Abduksi/Eksternal
Shoulder
Rotasi Rotasi
Elbow Extensi Extensi
Forearm Supinasi Pronasi
Wrist Fleksi/Ulnar Deviasi Fleksi/Radial Deviasi
Figers Fleksi Ekstensi
Sumber : Martin and Kessler, 2007
D2 Fleksi.
Tabel 2.5
Upper-Extremiry D2 Fleksi
Ekstensi/Abduksi/Eksternal Rotasi
Gambar 2.2
Pola Upper-Extremity
Sumber : Martin and Kessler, 2007
2) Lower-Extremity Pattern
Kemudian kaki abduksi dan internal rotasi, kaki plantar fleksi dan
secara menyilang”
Tabel 2.6
Lower-Extremiry D1 Fleksi
Flexi/Abduksi/Eksternal Rotasi
Sendi Posisi Awal Posisi Akhir
Pelvic Posterior Depression Anterior Elevation
Extensi/Abduksi/Internal Fleksi/Abduksi/Eksternal
Hip
Rotasi Rotasi
Knee Flexi Extensi
Ankle Plantarflexi/Eversi Dorsofleksi/Inversi
Sumber : Martin and Kessler, 2007
knee dalam posisi fleksi dengan eksternal rotasi pada hip. Kaki
Tabel 2.7
Lower-Extremiry D1 Extensi
Ekstensi/Abduksi/Internal Rotasi
Sendi Posisi Awal Posisi Akhir
Pelvic Anterior Elevation Posterior Depression
Fleksi/Adduksi/Eksternal Extensi/Abduksi/Internal
Hip
Rotasi Rotasi
Knee Flexi Extensi
Ankle Dorsofleksi/Inversi Plantarflexi/Eversi
Sumber : Martin and Kessler, 2007
43
posisi ekstensi dengan eksternal rotasi dari hip. Kaki posisi plantar
Tabel 2.8
Lower-Extremiry D2 Flexi
Flexi/Abduksi/Internal Rotasi
Sendi Posisi Awal Posisi Akhir
Pelvic Posterior Elevation Anterior Depression
Extensi/Abduksi/Internal Fleksi/Adduksi/Eksternal
Hip
Rotasi Rotasi
Knee Extensi Flexi
Ankle Plantarflexi/Inversi Dorsofleksi/Eversi
Sumber : Martin and Kessler, 2007
knee fleksi dan hip abduksi. Hip kearah internal rotasi tetapi
Tabel 2.9
Lower-Extremiry D2 Ekstensi
Ekstensi/Adduksi/Eksternal Rotasi
Sendi Posisi Awal Posisi Akhir
Pelvic Posterior Elevation Anterior Depression
Fleksi/Abduksi/Internal Ekstensi/Adduksi/Eksternal
Hip
Rotasi Rotasi
Knee Fleksi Extensi
Ankle Dorsofleksi/Eversi Plantarflexi/Inversi
Sumber : Martin and Kessler, 2007
1) Upper-Extremity D1 Flexion
2) Upper-Extremity D1 Extension
dan bawa kea rah keluar”. Pasien dalam kondisi ekstensi wrist
ekstensi wrist
3) Upper-Extremity D2 Flexion
kearah luar”
4) Upper-Extremity D2 Ekstensi
5) Lower-Extremity D1 Fleksi
6) Lower-Extremity D1 Ekstensi
7) Lower-Extremity D2 Fleksi
8) Lower-Extremity D2 Ekstensi
(2014) juga melakukan evaluasi dari penerapan PNF pada pasien post
1. Pengertian
a. Instruksi Umum
Tes ini mencakup 14 item dengan setiap item terdiri dari lima poin
lebih rendah dan 4 level fungsi yang lebih tinggi. Skor total 56 poin.
b. Persiapan Alat/Instrumen
49
2) Penggaris
4) Footstool
5) Stopwatch
c. Persiapan Pasien