Disusun oleh:
A. FITRI AISYAH
PO.71.4.241.16.1.001
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2020
1
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................. 1
B. Anamnesis Khusus........................................................ 24
C. Inspeksi/Observasi........................................................ 24
F. Diagnosa Fisioterapi...................................................... 28
G. Problematik Fisioterapi................................................. 28
J. Evaluasi Fisioterapi....................................................... 30
BAB IV PENUTUP.......................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan masa dan perubahan zaman yang cepat, menuntut orang untuk
sikap tubuh yang menjadi kebiasaan sehari-hari dan bekerja. Nyeri pinggang juga
yang merupakan syaraf perifer paling besar yang terdiri dari serabut-serabut saraf
Spinal L4 - S3. Nervus Ischiadicus jika terjadi penekanan oleh neoplasma atau
kelainan adalah proses degenerasi yang erat hubungannya dengan adanya trauma
atau proses ketuaan. Proses degeneratif ini dimulai dari Discus Intervertebralis
Akibat proses ini pada korpus vertebralis di bagian tulang khondral yang
4
yang sangat peka terhadap rangsangan sehingga timbul rasa nyeri di daerah
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi
membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan. Rasa nyeri juga sering
pantat sampai ke bawah tungkai dan kaki.Nyeri terasa disertai kasemutan dan pegal-
pegal pada pantat dan tungkai. Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan
Nyeri yang terasa sepanjang tungkai dinamakan Ischialgia.Di tinjau dari arti
Berkas saraf yang memilki nama tersebut seberkas sensorik dan motorik yang
keluar pada permukaan belakang tungkai di pertengahan lipatan pantat. Pada aspek
spasium poplitea bercabang dua dan lebih jauh ke distal sehingga tidak ada berkas
saraf yang memilki nama nervus ischiadiskustersebut. Nama kedua cabang itu yang
6
Nyeri punggung bawah dan iskialgia adalah nyeri atau hipoestesi di area
pantat dan paha bagian posterior dengan sesekali menjalar ke tungkai bawah;
laki-laki.
2. Anatomi
Saraf spinalis L4-S3 pada fossa poplitea membelah dirinya menjadi saraf
ischiadicus mayor tuberositas anterior 1/3 bawah dan tengah dari SIPS kebagian
7
Cakupan dari regio pinggang sebagai berikut :
Adapun komponen – komponen dari regio pinggang adalah kulit, otot, ruas,
tulang sendi, bantalan sendi, facet joint. Dan apabila semuanya ini mengalami
gangguan maka sangat berpotensi untuk terkena NPB yang bisa berlanjut menjadi
ishialgia.
Perjalanan Nervus Ischidicus di mulai dari L4-S3, dan saraf ini memiliki
menjadi 2 bagian. Dibagian ventral terdiri dari korpus vertebra yang dibatasi satu
dengan lainnya oleh diskus intervertebra dan ditahan satu dengan lainnya oleh
ligamentum longitudinal ventral dan dorsal. Bagian dorsal tidak begitu kuat dan
terdiri atas arkus vertebra dengan lamina dan pedikel yang diikat satu dengan
8
lainnya oleh berbagai ligamen diantaranya ligamen interspinal, ligamen
intertranversa dan ligamen flavum. Pada procesus spinosus dan tranversus melekat
otot-otot yang turut menunjang dan melindungi kolum vertebra. Seluruh bangunan
kolum vertebra mendapat inervasi dari cabang-cabang saraf spinal yang sebagian
besar keluar dari ruangan kanalis vertebra melalui foramen intervertebra dan
kebebasan gerak yang terbesar. Tarikan tekanan dan torsi yang dialami pada
gerakan-gerakan antara bagian toraks dan panggul menyebabkan daerah ini dapat
mengalami cedera lebih besar daripada daerah lain, biarpun tulang-tulang vertebra
dan ligamen di daerah pinggang relatif lebih kokoh. Perbedaan hentakan antara
tulang dengan jaringan dalam peranan mereka sebagai sendi pendukung akan
Sebagian besar lesi pada diskus lumbal adalah mengenai jaringan lunak dan sering
sekali menghasilkan protrusi inti (nucleus) yang kemudian menekan akar saraf.
N. Ischiadicus mempersarafi:
m. Semitendinosus
m. Semimbranosus
m. Biceps Femoris
m. Adduktor Magnus
9
N. Poroneus Mempersarafi
m. tibialis anterior
m. digitorum brevis
m. poroneus tertius
N. Tibialis Mempersarafi
m. gastrocnemius
m. popliteus
m. soleus
m. plantaris
m. tibialis posterior
Hip joint merupakan sendi yang arah gerakannya sangat luas atau yang biasa
disebut dengan Ball and Socked joint. Hip joint juga bagian terpenting dalam
pembentuk postur seseorang dan berperan penting dalam setiap aktivitas terutama
dalam berjalan. Hip joint ini terbentuk atas beberapa tulang, ligamen, dan otot
10
Beberapa tulang pembentuk hip joint :
1) Acetabulum
os pubis yang bertugas sebagai mangkuk sendi. Dilapisi hyalin cartilage dan
2) Os Femur
Pada bagian Os femur terdapat dua bagian yang sangat terkait dalam
Caput femur
Collum Femur
11
membentuk sudut sebesar 1250 dan bervariasi tergantung pada
sangat kuat sebagai penyambung antara acetabulum dan caput femur. Ada lima
selain itu ligament ini mengandung arteria yang menuju caput femoris
2) Ligamentum Pubofemoral
4) Iliofemoral Ligament
12
5) Ischiofemoral Ligament
3. Etiologi
a. Herniated disc
c. Spondylolisthesis
d. Trauma
e. Sindrom piriformis
4. Patofisiologi
Nyeri saraf itu terasa sepanjang perjalanan saraf tepi. Ia bertolak dari tempat
terasa sepanjang parjalanan saraf tepi dan biasanya juga disertai gangguan
13
motorik yang di sebut Neuritis. Neuritis di tungkai dapat terjadi oleh karena
Nyeri atau rasa tidak enak yang menjalar harus diartikan sebagai perwujudan
hasil perangsangan terhadap saraf sensori. Nyeri saraf itu terasa sepanjang
perjalanan saraf tepi. Ia bertolak dari tempat saraf sensorik terangsang dan
terhadap berkas saraf perifer biasanya berarti perangsangan pada saraf motorik
dan biasanya juga disertai gangguan motorik yang di sebut Neuritis. Neuritis di
tungkai dapat terjadi oleh karena berkas saraf tertentu terkena infeksi atau
5. Manifestasi Klinis
a) Nyeri
(Tamsuri, 2007)
14
nyeri berasal dari daerah pantat dan menjalar menurut perjalanan n.
b) Spasme Otot
Spasme otot sudah pasti terjadi pada daerah m. piriformis.Karena
lain.
c) Gangguan Aktifitas
15
Dalam penelitian ini tingkat nyeri yang dirasakan pasien diukur dengan
menggunakan skala vas (visual Analog Scale). Adapun parameter vas yaitu :
Oswestry Disability Index (ODI) adalah indeks yang berasal dari Oswestry
Low Back Pain Questionnaire yang digunakan oleh dokter dan peneliti untuk
mengukur rasa nyeri yang rendah. Pertama kali dipublikasikan oleh Jeremy
Fairbank pada tahun 1980. Oswestry Disability Index (ODI) saat ini dianggap
sebagai salah satu standar emas untuk mengukur derajat kecacatan dan
pinggang. Dalam penggunaan skala nyeri ini, pasien akan diberikan angket
potensial yang berbeda dalam kehidupan pasien yang berkaitan dengan topik.
16
pertama bernilai nol yang menunjukkan sedikitnya jumlah kecacatan dan
mendapatkan indeks (kisaran 0 sampai 100). Nol disamakan tanpa cacat dan
menambah nyeri
17
melakukan dengan lambat dan berhati- hati
menambah nyeri
menambah nyeri
ringan
benda
18
4. Berjalan
berbagai jarak
km
seperempat km
19
1 = saya dapat berdiri selama yang saya inginkan,
pereda nyeri
saya bertambah
20
3 = nyeri sering menghambat saya keluar
nyeri
9. Bepergian
menambah nyeri
menambah nyeri
menyebabkan nyeri
21
melakukan kegiatan yang membutuhkan aktivitas fisik
pekerjaan ringan
pekerjaaan/rumah tangga
Total Skor
Skor dalam ODI : 0 – 20 : cacat minimal
1. Massage
a. Pengertian
Massage tubuh dengan cara manual adalah salah satu cara perawatan
maupun jari-jari tangan. Massage yang berate penekanan secara pelan. Dan
di Indonesia lebih dikenal dengan istilah pijat. Yang pada awalnya massage
22
bertujuan sebagai theurapetic tubuh yang akhirnya berkembang untuk lebih
b. Manfaat massage
c. Teknik massage
23
2. Meremas (Petrisage) Adalah gerakan memijit atau meremas dengan
pada area tubuh yang berlemak dan jaringan otot yang tebal.
lebih dalam menggunakan jari atau ibu jari. Gerakan ini hanya
tangan.
ataupun pada otot yang tegang serta area yang terasa sakit atau nyeri.
a. Memukul (beating)
b. Mencincang (hacking)
c. Menepuk (clapping)
2. Stretching
24
Static stretching adalah salah satu metode stretchingstatis yang dilakukan
dengan menempatkan tubuh dalam posisi dimana otot (atau sekelompok otot)
yang akan membentang di bawah ketegangan. Lalu dengan perlahan dan hati-
hati tubuh akan dipindahkan untuk meningkatkan ketegangan dari otot (atau
ikat dan fasia otot (Walker, 2007). Menurut Goldsping dan Williams dalam
sarkomer ini diyakini akan meningkat secara seri, dengan sarkomer baru
tungkai lurus dan permukaan plantar kaki pasien menempel ke dinding untuk
menjamin pergelangan kaki tetap pada posisi 90 derajad. Tangan terapis diatas
25
untuk melakukan static stretchingkurang lebih 3 sampai 4 menit. Dilakukan 2
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
Nama : Ny. A
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Makassar
26
Usia : 52 Tahun
B. Anamnesis Khusus
Keluhan Utama : nyeri menjalar dari daerah pinggang hingga tungkai kiri
C. Inspeksi/Observasi
a. Statis
Bahu tampak simestris ( normal )
Posisi pelvic tampak simestris (normal)
b. Dinamis
Pasien berjalanan agak lambat
D. Pemeriksaan Fungsi Dasar
1. Aktif
Lumbal
- Fleksi : Nyeri, ROM full
- Ekstensi : Sedikit Nyeri, ROM full
- Lateral Fleksi kanan kiri : Tidak nyeri, ROM full
- Rotasi kanan/ kiri : tidak nyeri, ROM full
- Hip dan Knee
- Fleksi Hip : Nyeri, ROM terbatas
- Ekstensi Hip : Sedikit nyeri, ROM full
- Fleksi Knee : nyeri, ROM full
- Ekstensi Knee : tidak nyeri, ROM full
2. Pasif
Lumbal
- Fleksi : tidak nyeri, ROM full
27
- Ekstensi : tidak Nyeri, ROM full
- Lateral Fleksi kanan kiri : Tidak nyeri, ROM full
- Rotasi kanan/ kiri : tidak nyeri, ROM full
Hip dan Knee
- Fleksi Hip : Nyeri, ROM terbatas
- Ekstensi Hip : Sedikit nyeri, ROM terbatas
- Fleksi Knee : tidak nyeri, ROM full
- Ekstensi Knee : tidak nyeri, ROM full
3. TIMT
Lumbal
- Fleksi : tidak nyeri, ROM full
- Ekstensi : tidak Nyeri, ROM full
- Lateral Fleksi kanan kiri : Tidak nyeri, ROM full
- Rotasi kanan/ kiri : tidak nyeri, ROM full
Hip dan Knee
- Fleksi Hip : Nyeri, ROM terbatas
- Ekstensi Hip : Sedikit nyeri, ROM terbatas
- Fleksi Knee : tidak nyeri, ROM full
- Ekstensi Knee : tidak nyeri, ROM full
28
Tujuan:. untuk mengetahui adanya pengendapan N. Ischiadicus
Prosedur tes
Pasien terlentang dengan posisi kedua hip endorotasi dan
adduksi,serta knee ekstensi,rileks.
Praktikan meletakkan satu tangan pada anklepasien.praktikan
selanjutnya secara pasif memfleksikan hip pasien hingga pasien
merasakan nyeri atau tightness pada pinggangang atau bagian
posterior. Praktekkan kemudian secara perlahan dan hati hati
menurunkan tungkai pasien sehingga pasien tidak merasakan nyeri
atau tightness.
Posisi tes : Jika nyeri terutama di rasakan pada pinggang, maka lebih kea rah
disc herniation atau penyebab patologi penekanan pada sisi sentral.jika nyeri
terutama pada tungkai, maka patologi akan menyebabkan penekanan terhadap
jaringan saraf lebih pada sisi lateral.
Interpritasi
Jika nyeri indikasi Penyempitan N. Ischiadicus
Hasil : Nyeri diatas 70°
2. Bragard Test
a. Tujuan : Tes untuk mengidentifikasi patologi pada durameter atau lesi pada
spinal cord serta untuk mengetahui adanya gangguan pada N. Ischiadicus
b. Prosedur Test
Prosedur sama seperti Lasegue’s test. Bedanya pada Bragard’s test,
praktikkan menambahkan fleksi cervical pasien secara pasif, disertai
dorsofleksi ankle paien (tension yang terjadi pada area cervicothoracic
junction adalah normal dan tidak semestinya menimbulkan gejala.Jika
gejalah timbul pada lumbar, tungkai, atau lengan, berarti jaringan saraf
terlibat).Praktikkan kemudian secara perlahan dan hati-hati menurunkan
29
kepala dan tungkai pasien sehingga pasien tidak merasakan nyeri atau
tightness.
c. Positif Test
Peningkatan nyeri dengan fleksi cervical, dorsofleksi ankle, atau
keduanya mengindikasikan penguluran pada dura meter dari spinal cord atau
lesi pada spinal cord ( seperti; disc heniation, tumor, meningitis). Nyeri yang
tidak meningkat dengan fleksi servical mengindikasikan lesi pada area
hamstring (tight hamstring) atau pada lumbosacral atau area sacroiliac joint.
d. Interpretasi
Posisi test mengindikasikan patologi pada dura meter atau lesi pada
spinal cord. Jika nyeri indikasi Penyempitan N. Ischiadicus
e. Hasil : Nyeri ditumit
4. VAS
30
0 6 10
Keterangan :
0 : tidak nyeri
1-4 : agak nyeri
5-6 : nyeri
7-8 : lebih nyeri
9-10: sangat nyeri
F. Diagnosa dan Problematik Fisioterapi (sesuai konsep ICF)
31
1. Massage
Teknik massage
kelenjar getah bening. Manfaat gerakan ini adalah merelaksasi otot dan
ujung-ujung syaraf.
pada area tubuh yang berlemak dan jaringan otot yang tebal.
dalam menggunakan jari atau ibu jari. Gerakan ini hanya digunakan pada
tangan.
2. Stretching
32
Static stretching dilakukan dengan pasien dalam posisi duduk dengan tungkai
lurus dan permukaan plantar kaki pasien menempel ke dinding untuk menjamin
pergelangan kaki tetap pada posisi 90 derajad. Tangan terapis diatas tulang
I. Evaluasi Fisioterapi
b. Berkala : setelah beberapa kali terapi pasien merasakan perubahan yang baik.
penurunan nyeri yang dirasakan baik dalam keadaan istirahat maupun pada saat
beraktivitas.
BAB IV
PENUTUP
membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan. Rasa nyeri juga sering
pantat sampai ke bawah tungkai dan kaki.Nyeri terasa disertai kasemutan dan pegal-
pegal pada pantat dan tungkai. Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan
33
dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah tersebut. Pada kasus ischialgia
Massage tubuh dengan cara manual adalah salah satu cara perawatan tubuh
dengan menggunakan kedua tangan pada bagian telapak tangan maupun jari-jari
dengan menempatkan tubuh dalam posisi dimana otot (atau sekelompok otot) yang
akan membentang di bawah ketegangan. Lalu dengan perlahan dan hati-hati tubuh
akan dipindahkan untuk meningkatkan ketegangan dari otot (atau kelompok otot)
menjadi terulur
DAFTAR PUSTAKA
Aras, Djohan dkk. 2014. Tes Spesifik Muskuloskeletal Disorder. Makassar: PhysioCare
Pulishing
Fendy Nugroho. Pengaruh penambahan mobilisasi saraf dan static stretching setelah
Mardjono, Mahar dkk. 2010. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat
34
Sidharta, Priguna. 2010. Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. Jakarta: Dian Rakyat
Sidharta, P. 2004. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Edisi ke- lima, Dian Rakyat,
Wolf, De.1990. Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh. Houten/Zaventem: Bohn Stafleu Van
Loghum
35