PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah sekitar 1-3% di Finlandia dan Italia. Di AS, 1-2% dari populasi
adalah sekitar 15-20% dari total populasi. Penyakit ini terutama menyerang
orang dewasa di usia 30-50 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 40-45
tahun. Rasio HNP antara pria dan wanita adalah 2 : 1. Namun, pada populasi
umum, insiden tersebut tampaknya terdistribusi secara serupa antara pria dan
nyeri yang menjalar dari pinggul ke kaki lebih umum oleh pria. Gejala HNP
yang paling umum adalah linu panggul, yang terjadi pada 40% pasien HNP.
18,2% pada pria dan 13,6 % pada wanita. Pada beberapa Rumah Sakit di
Sakit Pelamonia Tingkat II Kota Makassar pada bulan Januari tahun 2019
1
Diantara 10 pasien tersebut terbagi dalam berbagai bidang profesi, mulai dari
pertama yaitu adanya nyeri menjalar dari daerah lumbal hingga ke tungkai
yang kedua yaitu adanya nyeri menjalar dari daerah lumbal hingga ke tungkai
yang sudah ada. Beberapa modalitas yang dapat digunakan yaitu MWD,
TENS dan exercise therapy berupa latihan Mc. Kenzie serta modalitas lain
oleh arus bolak balik MWD yang dapat meningkatkan suhu lokal dan
pembuluh darah maka akan terjadi beberapa mekanisme dalam tubuh seperti
konsentrasi aliran darah ke otot maka suplai oksigen dan nutrisi akan semakin
2
banyak dan akan memperbaiki metabolisme jaringan sekitar yang diberikan
memiliki daya tahan dalam bekerja. (Totok, 2004 dalam Susanti, 2010).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
3
2. Tujuan Khusus
HNP.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
sebagai referensi dan menjadi acuan dan sumber bacaan untuk penelitian-
penelitian berikutnya.
2. Manfaat Praktis
Nucleus Pulposus.
3. Manfaat Masyarakat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
posterior anulus fibrosus. Sekitar 90% HNP terdapat di regio lumbal dan
region lumbosakral pada L4, L5, atau S1. (Lippincott Williams & Wilkins
2010).
A, 2006).
5
Diskus Intervertebralis terdiri dari dua bagian pokok, yaitu nukleus
dipisahkan dari tulang yang di atas dan di bawahnya oleh dua lempengan
jaringan penyambung dan sel-sel tulang rawan. Zat ini berfungsi sebagai
peredam benturan antara korpus vertebra yang berdekatan. Selain itu, juga
sekeliling tong air atau seperti gulungan pegas, yang menarik korpus
6
3. Etiologi
4. Patofisiologi
bagian luar yang masih intak menonjol setempat (fokal). Keadaan ini
akan menjepit akar saraf ipsilateral pada tempat keluarnya saraf dan
kantong dura (misalnya herniasi diskus L4-L5 kiri dan menjepit akar saraf
L5 kiri). Jepitan saraf ini akan menampilkan gejala dan tanda radikuler
7
keterbatasan gerak pada trunk dan dapat juga di sebabkan oleh spasme
2016).
fibrosus.
annulus fibrosus.
longitudinale posterior.
5. Manifestasi Klinik
beberapa minggu sampai beberapa tahun) dan juga nyeri menjalar sesuai
8
menghebat karena faktor-faktor pencetus seperti gerakan pinggang,
batuk, mengedan, berdiri, atau duduk dalam jangka waktu yang lama.
pinggang. Selain itu, Tes Lasegue (mengangkat tungkai lurus ke atas) dan
tes kompresi poplitea umumnya akan positif. Hal ini terjadi akibat saraf
a. Pengertian MWD
MWD menghasilkan medan listrik yang kuat dan medan magnet yang
b. Generator MWD
frekuensi tinggi.
9
Output daya dapat disesuaikan dengan toleransi pasien. Meter
output menunjukkan output relatif dalam watt atau jumlah energi yang
c. Aplikator MWD
permukaan itu harus dalam posisi rata, jika tidak, akan ada pantulan
ruang udara tertentu yang dibutuhkan antara aplikator dan kulit. Jarak
dan output daya harus diikuti dengan cermat. Antena terarah dipasang
jarak benar dan bahwa energi yang dihasilkan dari unit microwave
Unit yang beroperasi pada frekuensi yang lebih tinggi dapat memiliki
10
Ada dua jenis aplikator yang dapat digunakan dengan MWD :
bidang radiasi.
ditempatkan pada jarak 1 cm dari kulit, dan ruang udara antara antena
d. Tujuan MWD
sendi.
11
e. Indikasi MWD
osteoarthrosis).
1) Logam
4) Gangguan sensibilitas
gangguan kesadaran)
g. Prosedur Pelaksanaan
1) Persiapan Alat
12
2) Persiapan Pasien
3) Teknik Pelaksanaan
persepsi nyeri. Gate Control Theory, Central Biasing Theory dan Opiate
13
a. Gate Control Theory
area tertentu akan memaksa sistem saraf pusat untuk membuat area
TENS terjadi atau jika stimulus berhenti, gate kemudian terbuka, dan
3) Pulsa per detik harus 80 hingga 125, atau setinggi mungkin pada
14
5) Waktu harus mode kontinu.
Stimulasi listrik yang intens dari serat yang lebih kecil (serat C
atau serat nyeri) di lokasi perifer (pemicu dan titik akupuntur) untuk
15
1) Intensitas saat ini harus sangat tinggi, mendekati level berbahaya,
8) Jika perawatan ini berhasil, rasa sakit akan hilang segera setelah
perawatan.
penggunaan arus listrik ke area yang dekat dengan sisi nyeri atau ke
titik akupunktur atau pemicu baik lokal maupun jauh ke daerah nyeri.
16
Pad dispersif besar pad kecil atau elektroda titik probe genggam
baik untuk sakit yang dalam atau nyeri kronis yang serupa untuk
17
8) tegangan tinggi saat ini atau frekuensi rendah, mesin intensitas
2002).
d. Indikasi
4) Neuralgia
18
e. Kontraindikasi
2018).
f. Prosedur Pelaksanaan
1) Persiapan Alat
dalam posisi nol. Pad dibasahi terlebih dahulu, untuk pad yang
2) Persiapan Pasien
yang akan di terapi, dalam hal ini kulit harus bersih dan bebas dari
mengenai cara kerja dan efek yang dapat ditimbulkan dari TENS.
3) Teknik Pelaksanaan
yang di berikan 1-5 Hz, teknik yang digunakan adalah dua ped
19
waktu terapi selesai, turunkan intensitas ke posisi nol dan matikan
3. Mc. Kenzie
a. Introduksi
2014).
b. Program latihan
c. Indikasi
20
4) LBP
cervical
d. Kontraindikasi
1) Malignant (primer/sekunder)
2) Infeksi
3) Paget disease
4) Hipermobile
5) Fraktur
6) Dislokasi
7) Ruptur ligament
8) Spondylosisthesis
9) Ankylosing spondylitis
10) Osteoporosis
1) Latihan 1
2) Latihan 2
21
Tetap dalam posisi tidur tengkurap, kemudian posisikan kedua
yang berat.
3) Latihan 3
stiffness.
4) Latihan 4
akut LBP.
5) Latihan 5
22
Posis tidur terlentang, kemudian bengkokkan kedua knee dan
6) Latihan 6
Posisi duduk di kursi atau stool dengan kedua knee dan kaki
benda atau suatu kejadian. Selain itu, alat ukur juga diartikan sebagai suatu
benda atau alat (buatan atau alami) yang digunakan untuk mengambil data
Pulposus adalah:
23
VAS adalah sebuah pengukuran intensitas nyeri unidemensial,
yang secara luas digunakan dalam penelitian klinis. VAS digunakan untuk
menampilkan suatu kategori nyeri mulai dari “tidak nyeri, ringan, sedang,
dirasakan pasien saat ini, dalam 24 jam terakhir. (Djohan Aras, dkk 2016).
(tidak nyeri) ke titik yang ditandai oleh pasien, dengan range skor dari 0 –
100 mm. Skor yang lebih tinggi mengindikasikan intensitas yang lebih
besar. Sebagai alat ukur, VAS jelas bersifat subjektif, menghasilkan data
interval dengan nilai-nilai rasio yang subjektif pula. (Djohan Aras, dkk
2016).
a. Tujuan
b. Prosedur test :
1) Persiapan alat/instrument
a) Penggaris
b) Pulpen
c) Skala VAS
24
2) Persiapan pasien
terganggu)
dapat dilakukan oleh suatu sendi. Tujuan pemeriksaan LGS adalah untuk
25
dan rencana terapi dalam mengatasi gangguan LGS. Selain itu, dalam
pengukuran LGS ini dapat digunakan menggunakan alat ukur yang disebut
dengan Goniometer.
Goniometer :
depan.
b. Sendi yang akan diukur harus terbuka, atau terbebas dari pakaian.
d. Berikan gerakan pasif dua atau tiga kali untuk menghilangkan gerakan
f. Tentukan aksis gerakan baik secara aktif atau pasif, dengan jalan
26
j. Baca dan catat hasil pemeriksaan LGS (Sri Surini Pudjiastuti dan Budi
Utomo, 2013).
penegakan diagnosis klinis, penentuan jenis terapi, jenis alat bantu yang
menghambat.
dilakukan.
segmen proksimal.
27
5) Selama terjadi kontraksi, gerakan yang terjadi di observasi, baik
4) Poor (2) : mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh tanpa
melawan gravitasi.
5) Trace (1) : tidak ada gerakan sendi, tetapi kontraksi otot dapat di
palpasi.
28
D. Kerangka Konsep
Faktor Penyebab :
Usia
Pekerjaan Hernia Nucleus Pulposus
Alat Ukur :
VAS
Goniometer
MMT
Problematik FT :
Intervensi FT :
Nyeri
MWD
ROM terbatas
TENS
Kelemahan Otot
Mc. Kenzie
Evaluasi :
Nyeri berkurang
Nilai ROM bertambah 29
Nilai kekuatan otot bertambah
-
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
mendalam pada satu jenis kasus dengan 2 sampel dan memberikan perlakuan
II Pelamonia Makassar.
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pemeriksaan dan
30
dari hasil pemeriksaan diberikan perlakuan berupa intervensi fisioterapi lalu
untuk menunjang data primer yang ada dan hasil pemeriksaan lainnya yang
mendukung.
D. Instrumen Penelitian
E. Alur Penelitian
31
F. Rencana Kegiatan Penellitian
sebagai berikut :
1 Observasi
2 Pengajuan
judul
3 Pencarian
Referensi
4 Penyusunan
Proposal
5 Konsultasi
Proposal
6 Revisi Proposal
7 Ujian Proposal
8 Perbaikan
Proposal
9 Pengurusan
Surat Izin
32
Penelitian
10 Pengambilan
Data
11 Penelitian
12 Konsultasi
13 Penyusunan
KTI
14 Konsultasi KTI
15 Seminar KTI
33