Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PANCASILA SOLUSI PROBLEM INDONESIA

DISUSUN OLEH: SELVI ANDRIANI: 1914201033

DOSEN PEMBIMBING: MASNUR M.Pd

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERWATAN

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI


BAB II

PEMBAHSAN

2.1 NILAI NILAI PANCASILA

ika Pancasila adalah ideology bangsa Negara Indonesia maka nilai-nilai Pancasila
dijadikanlandasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggara Negara
Indonesia. Pancasila berisi limasila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang
fundamental. Sebagai suatu sistem nilai, makalima dasar Pnacasila tersebut pada hakikatnya
merupakan satu kesatuan yang utuh. Meskipun dalamsetiap sila terkandung nilai-nilai yang
memiliki perbedaan antara satu kesatuan yang sistematis dantak terpisahkan sehingga saling
terkait antara satu sila dengan sila yang lain.
 Berdasarkan Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa
menjabarkankelima sila Pancasila tersebut menjadi 45 butir pengalaman sebagai pedoman
praktis bagipelaksanaan Pancasila :
1 Nilai kehutanan
- bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan
YangMaha Esa

- Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agamadan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.

- Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasam antara pemeluk agamadengan


menganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

- Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkuthubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa

2. Nilai Kemanusiaan
-Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagaimakhluk Tuha
-Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia Yang Maha Esa
 -Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa salira.
 -Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
 -Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
 -Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
-Berani membela kebenaran dan keadilan
3.Nilai Persatuan
-Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa
danNegara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan
-Sanggup dan rela bekorban untuk kepentingan Negara dan bangsa apabila diperlukan.
-Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
- Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
- Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
4. Nilai Kerakyatan
-Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.-
-Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.-
 -Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.-
 -Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasilmusyawarah.-
 -Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusanmusyawarah.-
 -Didalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi
dangolongan.-
 
-Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
TuhanYang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran
dankeadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
5.Nilai Keadilan
-Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasanakekeluargaan
dan kegotongroyongan.
 -Mengembangkan sikap adil terhadap sesama manusia.
 -Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
 -Menghormati hak orang lain.-
 -Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentinganumum.
 -Suka bekerja keras

2.2 Permasalahan di Indonesia


permasalahan di Indonesia tidak pernah usai. Patah satu, tumbh seribu. Mungkin itu pepatah yang
tepat untuk masalah yang tak pernah usai. Berikut permasalahan di Indonesiayang kami rangkum:

A. KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)


1.Pengertian
Korupsi berasal dari bahasa Latin corrupti atau corruptus yang secara harfiah
berartikebusukan, kebejatan, tidak jujur, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.Selanjutnya kata itu disadur kebanyak bahasa Eropa seperti Inggris: corruptio,
corrupt;Prancis: corruption; dan Belanda: corruptive (korruptie).
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi adalah perbuatan busuk seperti penggelapan uang,
penerimaan uang sogok.
Kolusi atau collusion menurut Osborn’s Laur Dictionary (1983) ditulis “The arragement
of two ferson, apparently in a hostile positions or having conflicting interests, to some act in
order to injure a third ferson, or deceive a court ”, sedangkan menurut canadian lawdictionary, Kolusi
adalah “The making of an agreement with
 another for the purpose  perpetrating a fraud, or engaging in illegal activity while having an illegal
end in mind”.
Dari kedua pengertian tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa kolusi atau collusionini adalah
suatu kesepakatan atau persetujuan dengan tujuan yang bersifat melawan hukumatau melakukan suatu
tindakan penipuan.Kolusi merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan membuat kesepakatan
secaratersembunyi dalam melakukan kesepakatan perjanjian yang diwarnai dengan pemberian
uangatau fasilitas tertentu sebagai pelicin agar segala urusannya menjadi lancar 
.Nepotisme berasal dari istilah bahasa Inggris “Nepotism” yang secara umummengandung pengertian
“mendahulukan atau memprioritaskan
keluarganya/kelompok/golongan untuk diangkat dan atau diberikan jalan menjadi pejabatnegara atau
sejenisnya. Dengan demikian nepotisme merupakan suatau
perbuatan/tindakanatau pengambilan keputusan secara subyektif dengan terlebih dahulu mengangkat a
taumemberikan jalan dalam bentuk apapun bagi keluarga/kelompok/golongannya untuksuatu
kedudukan atau jabatan tertentu

KKN menurut standart yang digunakan untuk memberikan pengertian tindak


pidanakorupsi secara konstitusional diatur dalam UU No. 28 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 3,4,5
dengan penjabaran:
a.Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang
- undangan yang mengatur tindak pidana korupsi. . Kolusi adalah pemufakatan atau
kerjasama secara melawan hukum atau penyelenggaran negara atau
negara.Nepotisme adalah setiap perbuatan penyelenggara negara secara melawan hukum yan
gmenguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kronnya diatas kepentinganmasyarakat,
bangsa dan negara.
5  Menurut Pak Darmawan, salah satu dosen mata kuliah Pancasila UIN Raden
FatahPalembang,
Pengertian
KKN itu dilihat dari sudut pandang subyektifnya. Korupsi apabilasalah satu yang di
untungkan dan yang lain dirugikan. Korupsi pun bukan hanya materill atauuang saja tapi
waktu pun bisa kita korupsikan. Kolusi apabila kedua-dua pihak
diuntungkan baik penyogok maupun yang disogok. Nepotisme itu mementingkan suatu ras, s
uku, danagama dengan rasa kekeluargaan. Misalnya, perusahaan PT.Maju dipimpin oleh
Anjab. Ia berasal dari Lahat. Lalu memilih pegawainya dengan cukup bertanya “asal kamu
darimana?”.Kalau sedaerah langsung di terimanya tanpa memandang keahlian masing-
masing yangmereka miliki
3.Kelompok

halusinogen ,adalah obat atau zat yang dapat menimbulkan khayalan,contohnya :


LCD
Contoh psikotropika:

Ekstasi atau Inex atauMetamphetamines

Demerol

Speed

Angel Dust

Sabu-sabu(Shabu/Syabu/ICE)

edatif-Hipnotik(Benzodiazepin/BDZ),BK, Lexo, MG, Rohip,Dum

Megadon

 Nipam

3.Zat Adiktif.

Zat adiktif adalah obatserta bahan-bahan aktif yang apabila


dikonsumsiolehorganismehidup, maka dapat menyebabkan kerja biologi serta
menimbulkanketergantungan atau adiksiyang sulit dihentikan dan berefek ingin
menggunakannya secaraterus-menerus. Jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa
atau rasasakitluar biasa.Contohnya:

Alkohol

 Nikotin

Kafein

Zat Desainer
Cara pemakaian narkoba dapat di bedakan atas :

1.Melalui saluran pernapasan ; dihirup melalui hidung(shabu),di hisap sebagai rokok(ganja).

2.Melalui saluran pernapasan ; di makan atau di minum (ekstasi,psiktropika).

3.Melalui aliran darah ; di suntikkan melalui pembuluh darah (putaw) di taburkan kesayatan
di kulit (morfin).

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkoba

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penyalahgunaan narkoba, yaitu:

 1.Tersedianya Narkoba

Permasalahan penyalahgunaan dan ketergantungan narkoba tidak akan terjadi bila tidakada
narkobanya itu sendiri. Dalam pengamatan ternyata banyak tersedianya narkoba danmudah
diperoleh. Hawari (1990) dalam penelitiannya menyatakan bahwa urutan mudahnyanarkoba
diperoleh (secara terang-terangan, diam-diam atau sembunyi-sembunyi) adalahalkohol
(88%), sedatif (44%), ganja, opiot dan amphetamine (31%). MenurutGunawan (2009)
faktor tersedianya narkoba adalah ketersediaan dan kemudahan memperoleh narkoba juga
menjadi faktor penyabab banyaknya pemakai narkoba
Indonesia bukan lagi sebagai transit seperti awal tahun 80an, tetapi sudah menjadi tujuan pasa
rnarkotika. Para penjual narkotika berkeliaran dimana-mana, termasuk di
sekolah,lorong jalan, gang-gang sempit, warung-warung kecil yang dekat dengan pemukiman
masyarakat.

2 Lingkungan

Terjadinya penyebab penyalahgunaan narkoba yang sebagian besar dilakukan


oleh usia produktif dikarenakan beberapa hal, antara lain :

a Keluarga

Penyebab penggunaan narkoba salah satunya adalah keluarga dengan ciri-ciri


sebagai berikut:

 Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orang tua) pengguna narkoba.


 Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada jalan keluar yang
memuaskansemua pihak dalam keluarga. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan
anak,ibu dan anak, maupun antar saudara.

Keluarga dengan orang tua yang otoriter, yang menuntut anaknya harus menuruti
apapunkata orang tua, dengan alasan sopan santun, adat-istiadat, atau demi kemajuan dan
masadepan anak itu sendiri tanpa memberi kesempatan untuk berdialog dan
menyatakanketidak setujuan.

 b.Masyarakat
Kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau rawan, dapat menjadi
faktorterganggunya perkembangan jiwa kearah perilaku yang menyimpang yang pada
gilirannyaterlibat penyalahgunaan/ketergantungan narkoba.Lingkungan sosial yang rawan
tersebut antara lain :

 Semakin banyaknya penggangguran, anak putus sekolah dan anak jalan.

 Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malam bahkan hingga dini hari
dimanasering digunakan sebagai tempat transaksi narkoba.

Banyaknya penerbitan, tontonan TV dan sejenisnya yang bersifat pornografi dankekerasan.

Masyarakat yang tidak peduli dengan lingkungan.

Kebut-kebutan, coret-coretan pengerusakan tempat-tempat umum.

Tempat-tempat transaksi narkoba baik secara terang-terangan maupun sembunyi-


sembunyi.

 3.Individu

a.Harga Diri
Menurut Coopersmith dalam Eka, harga diri adalah Aspek kepribadian
yang penting sebagai penilaian yang dibuat individu terhadap dirinya sendiri. Harga diri yang
tinggi akan mempengaruhi kepribadian seseorang. Harga diri merupakan evaluasi diri
yangditegakkan dan dipertahankan oleh individu, yang berasal dari interaksi individu dengan
orang-orang yang terdekat dengan lingkungannya, dan dari jumlah penghargaan, penerimaan,
dan perlakuan orang lain yang diterima individu.
Menurut Sellet dan Littlefield dalam Sulistiyowati (2008), harga diri merupakanaspek
kepribadian yang pada dasarnya dapat berkembang. Kurangnya harga diri padaseseorang
dapat mengakibatkan masalah baik akademik, olahraga, pekerjaan dan hubungansosial .
Harga diri dapat dibedakan atas 3, yaitu :

Harga diri tinggi, yaitu memiliki sifat aktif, sukes dalam kehidupan sosial,
mampumengontrol diri, menghargai orang lain, dan percaya diri.

Harga diri sedang yaitu memiliki sifat hampir sama dengan harga diri tinggi hanya
ia bimbang menilai diri perlu dukungan sosial dan percaya diri.
Harga diri rendah yaitu memiliki sifat kurang aktif, sebagai pendengar dan
pengikut,minder, gugup, sering salah dalam mengambil keputusan dan rendah diri. Teori
yangdigunakan adalah dengan menggunakan teori Dr. Florence Rosenberg yang
dinamakandengan teori Self-Esteem Scale, yang menerangkan bahwa harga diri
merupakan penilaian individu terhadap kehormatan dirinya, yang diekspresikan melalui sikap
terhadap dirinya yang dikembangkan secara luas dalam riset ilmu sosial. Dasar hukum BNN
adalah Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.Sebelumnya, BNN
merupakan lembaga nonstrukturalyang dibentuk berdasarkan KeputusanPresiden Nomor 17
Tahun 2002, yang kemudian diganti dengan Peraturan Presiden Nomor83 Tahun 2007.

Sejarah
Sejarah penanggulangan bahaya Narkotika dan kelembagaannya di Indonesia
dimulaitahun 1971 pada saat dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres)
Nomor 6Tahun 1971 kepada Kepala Badan Koordinasi Intelijen Nasional (BAKIN)
untukmenanggulangi 6 (enam) permasalahan nasional yang menonjol, yaitu pemberantasan
uang palsu, penanggulangan penyalahgunaan narkoba, penanggulangan penyelundupan, pena
nggulangan kenakalan remaja, penanggulangan subversi, pengawasan orang asing
Berdasarkan Inpres tersebut Kepala BAKIN membentuk Bakolak Inpres Tahun
1971yang salah satu tugas dan fungsinya adalah menanggulangi bahaya narkoba. Bakolak
Inpresadalah sebuah badan koordinasi kecil yang beranggotakan wakil-wakil dari
DepartemenKesehatan, Departemen Sosial, Departemen Luar Negeri, Kejaksaan Agung, dan
lain-lain,yang berada di bawah komando dan bertanggung jawab kepada Kepala BAKIN.
Badan initidak mempunyai wewenang operasional dan tidak mendapat alokasi anggaran
sendiri dariABPN melainkan disediakan berdasarkan kebijakan internal BAKIN. Pada masa
itu, permasalahan narkoba di Indonesia masih merupakan permasalahan kecil dan Pemerintah
Orde Baru terus memandang dan berkeyakinan bahwa permasalahan narkoba di
Indonesiatidak akan berkembang karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang ber-Pancasila
danagamis. Pandangan ini ternyata membuat pemerintah dan seluruh bangsa Indonesia
lengahterhadap ancaman bahaya narkoba, sehingga pada saat permasalahan narkoba
meledakdengan dibarengi krisis mata uang regional pada pertengahan tahun 1997,
pemerintah
dan bangsa Indonesia seakan tidak siap untuk menghadapinya, berbeda dengan Singapura,Ma
laysia dan Thailand yang sejak tahun 1970 secara konsisten dan terus menerus
memerangi bahaya narkoba.
Menghadapi permasalahan narkoba yang berkecenderungan terus meningkat,
Pemerintahdan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) mengesahkan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undang-Undang Nomor 22 
Tahun 1997tentang Narkotika. Berdasarkan kedua Undang-undang tersebut, Pemerintah
(PresidenAbdurahman Wahid) membentuk Badan Koordinasi Narkotika Nasional (BKNN),
denganKeputusan Presiden Nomor 116 Tahun 1999. BKNN adalah suatu Badan
Koordinasi penanggulangan narkoba yang beranggotakan 25 Instansi Pemerintah
terkait. BKNN diketuai oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) secara ex-
officio. Sampai tahun 2002BKNN tidak mempunyai personel dan alokasi anggaran sendiri.
Anggaran BKNN diperolehdan dialokasikan dari Markas Besar Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Mabes Polri),sehingga tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara
maksimal.BKNN sebagai badan koordinasi dirasakan tidak memadai lagi untuk
menghadapi ancaman bahaya narkobayang makin serius. Oleh karenanya berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2002tentang Badan Narkotika Nasional, BKNN diganti
dengan Badan Narkotika Nasional (BNN).BNN, sebagai sebuah lembaga forum dengan tugas
mengoordinasikan 25 instansi pemerintahterkait dan ditambah dengan kewenangan
operasional, mempunyai tugas dan fungsi:

1.mengoordinasikan instansi pemerintah terkait dalam perumusan dan pelaksanaan


kebijakannasional penanggulangan narkoba; dan

2. mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan nasional penanggulangan narkoba.Mulai tahun


2003 BNN baru mendapatkan alokasi anggaran dari APBN. Dengan alokasianggaran APBN
tersebut, BNN terus berupaya meningkatkan kinerjanya bersama-samadengan BNP dan
BNK. Namun karena tanpa struktur kelembagaan yang memilki jalurkomando yang tegas dan
hanya bersifat koordinatif (kesamaan fungsional semata), makaBNN dinilai tidak dapat
bekerja optimal dan tidak akan mampu menghadapi permasalahannarkoba yang terus
meningkat dan makin serius. Oleh karena itu pemegang otoritas dalam halini segera
menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2007 tentang Badan
Narkotika Nasional, Badan Narkotika Provinsi (BNP) dan Badan Narkotika Kabupaten/Kota 
(BNK),yang memiliki kewenangan operasional melalui kewenangan Anggota BNN terkait
dalamsatuan tugas, yang mana BNN-BNP-BNKab/Kota merupakan mitra kerja pada
tingkatnasional, provinsi dan kabupaten/kota yang masing-masing bertanggung jawab
kepadaPresiden, Gubernur dan Bupati/Walikota, dan yang masing-masing (BNP dan BN
Kab/Kota)tidak mempunyai hubungan struktural-vertikal dengan BNN. Merespon
perkembangan permasalahan narkoba yang terus meningkat dan makin serius, maka Ketetapa
n MPRRI Nomor VI/MPR/2002 melalui Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat Re
publikIndonesia (MPR-RI) Tahun 2002 telah merekomendasikan kepada DPR-RI dan
Presiden RIuntuk melakukan perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang
Narkotika.Oleh karena itu, Pemerintah dan DPR-RI mengesahkan dan mengundangkan
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sebagai perubahan atas UU Nom
or 22 Tahun1997. Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2009 tersebut, BNN diberikan
kewenangan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika. Y
angdiperjuangkan BNN saat ini adalah cara untuk MEMISKINKAN para bandar atau
pengedar

narkoba, karena disinyalir dan terbukti pada beberapa kasus penjualan narkoba
sudahdigunakan untuk pendanaan teroris (Narco Terrorism) dan juga untuk menghindari
kegiatan penjualan narkoba untuk biaya politik ( Narco for Politic).

Tugas dan FungsiTugas :

1.Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan


penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
2.Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika danPrekursor
Narkotika;

3.Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam pencegahandan


pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;

4.Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial


pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat

;5.Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran


gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika

;6.Memantau, mengarahkan dan meningkatkan kegiatan masyarakat dalam


pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Psikotropika Narkotik

;7.Melalui kerja sama bilateral dan multiteral, baik regional maupun internasional,
gunamencegah dan memberantas peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika

;8.Mengembangkan laboratorium Narkotika dan Prekursor Narkotika

;9.Melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap perkara penyalahgunaan


dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; dan

10.Membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang.Selain tugas


sebagaimana diatas, BNN juga bertugas menyusun dan melaksanakankebijakan nasional
mengenai pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredarangelap psikotropika,
prekursor dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakaudan alkohol.

2.4.Nilai Pancasila dan Permasalahan di Indonesia

Menurut kami permasalahan tersebut sangat bertentangan dengan nilai Pnacasila :

1.KKN (korupsi,kolusi,nepotisme), Perbuatan korupsi sangat bertentangan dengan


silakesatu(Ketuhanan Yang Maha Esa). Dimana dalam praktek pencurian uang
tersebut,mereka tidak percaya lagi bahwa Allah selalu memperhatikan hamba-hambanya
danmalaikat raqib dan atid yang senantiasa selalu mencatat amal mereka.Karena melanggar
sila pertama, KKN tersebut pun melanggar sila yang lain. Karena
sila pertama adalah pokok dari sila-sila yang lain. Seperti korupsi yang dilakukan para pejaba
t, yang juga bertentangan dengan sila ke-2 dan sila ke-5

.2. Narkotika. Contoh penggunaan sabu-sabu. Karena sabu-sabu adalah barang yang agakmur
ah, maka para remaja banyak menggunakannya. Kecanduan akan sabu-sabu
tersebut,membuat si pengguna akan berpikir bagaimana caranya mereka mendapatkan
barangtersebut, yang mendorong mereka untuk mencuri ketika tidak ada penghasilan uang
lagiyang bertentangan dengan sila ke-1. Perasaan mereka yang mudah tersinggung,
akanmembuat mereka melakukan kekerasan kepada orang lain dan berakibat
membuatkeresahan pada masyarakat. Perbuatannya ini sangat bertentangan dengan
nilaikerakyatan dan kemanusiaan.
2.5.Cara pencegahan dan mengatasi masalah KKN dan Narkotika1.
 
1. Diri sendiri
Kita mau memulai hal yang baik, harus dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu.
Kitamulai mengerti, memahami, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologikita.
Terutama sila pertama, kita harus membentingi dan meningkatkan iman sertataqwa kita
secara terus menerus.
2. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga sangat besar perannya bagi tingkah laku anak-anak. Sosok
ayahyang jadi pemimpin keluarga dan ibu sebagai pemimpin anak-anak. Akan selalumenjadi
sarana anak-anak untuk belajar.
3. Lingkungan pergaulan
Ketika anak sudah mulai remaja, maka lingkungan pergaulan lah yang
sangatmempengaruhi mereka. Terkadang keluarga sudah mendidik dengan baik,
namunkarena pergaulan yang bebas dan anak merasa ini loh sahabat gue. Membuat
merekaterjerumus pada lingkungan yang salah

Anda mungkin juga menyukai