http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/analisa/index
p-ISSN : 2549-5135 e-ISSN : 2549-5143
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu desain bahan ajar pembelajaran
berbentuk modul yang efektif untuk memfasilitasi proses pembelajaran matematika peserta didik
kelas VII SMP Semester I. Modul Matematika ini dibuat berdasarkan hasil analisis kebutuhan
terhadap kompetensi matematika yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik kelas VII SMP. Alat
pengambilan data berupa angket pertanyaan untuk guru sekolah. Prosedur penelitian diadaptasi
dari model pengembangan instruksional (MPI) M. Atwi Suparman yang terdiri dari beberapa
langkah, yaitu: mengidentifikasi kebutuhan dan menulis tujuan instruksional, melakukan analisis
intruksional, mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik, menulis tujuan
instruksional khusus, menyusun alat penilaian hasil belajar, menyusun strategi instruksional,
mengembangkan bahan instruksional, melaksanakan evaluasi formatif. Temuan penelitian yaitu
dihasilkan suatu bahan ajar berbentuk modul yang sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika
peserta didik kelas VII SMP pada semester.
ABSTRACT
The purpose of this research is to develop a design teaching learning materials with shaped a
effective module to facilitate the learning process of mathematics of the grade 7th junior high
school students at first semester. This math module is based on needs analysis of the mathematical
competencies that junior high school students should have. Data collection tools in the form of
questionnairesto the school teacher. The research procedure is adapted from an instructional
development model by M. Atwi Suparman which consists of several steps, namely identifying
needs and create instructional goals, analyze instructional, identifying the behavior and
characteristics of the student's beginning, create special instructional goals, set a learning result
assessment tool, set a strategy instructional, develop instructional materials, doing formative
evaluation. Research findings that are generated a module-shaped instructional material in a
accordance with the purpose of learning mathematics of the grade 7th junior high school students
at first semester.
Keywords: Module Realistic Mathematics, Grade 7th Junior High School of First Semester.
Witri lestari, Sherly Handayani
pembelajaran yang cocok bagi peserta didik. Penelitian pengembangan ini dilakukan di
Menurut Daryanto (2014:171), bahan ajar SMP Mutiara 2 Jakarta yang bertempat di
adalah segala bentuk bahan yang digunakan Jalan Warakas Nomor 3-4 Tanjung Priok,
untuk membantu pendidik dalam Jakarta Utara. Metode penelitian yang
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di digunakan dalam penelitian ini yaitu
kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa penelitian kualitatif berupa penelitian dan
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. pengembangan atau research and
Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan development. Produk yang dikembangkan
untuk membantu proses pembelajaran adalah adalah modul matematika berbasis
modul. Daryanto (2013:9) modul merupakan matematika realistik untuk Sekolah
salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas Menengah Pertama kelas VII semester I
secara utuh dan sistematis, didalamnya sebagai bahan penunjang belajar matematika
memuat seperangkat pengalaman belajar peserta didik. Penelitian dan pengembangan
yang terencana dan didesain untuk dilakukan bertujuan untuk mengembangkan
membantu peserta didik menguasai tujuan suatu produk dengan memodifikasi produk
belajar yang spesifik. Peserta didik akan yang telah ada agar peserta didik dapat
mudah memahami suatu konsep jika melakukan proses pembelajaran mandiri
pengenalan konsep berlandaskan dunia lebih baik dan efektif. Selain itu, penelitian
nyata. Pembelajaran matematika dilakukan untuk menjembatani kesenjangan
berlandaskan dunia nyata disebut juga antara sesuatu yang terjadi dalam penelitian
dengan Pendekatan Matematika Realistik pendidikan dengan praktik pendidikan dan
(PMR) atau yang dikenal dengan sebutan menghasilkan produk penelitian yang dapat
Realistic Mathematics Education (RME). digunakan untuk mengembangkan mutu
Menurut Zulkardi dan Ratuilma (2010) pendidikan.
karakteristik dalam Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia, yaitu menggunakan Pengembangan desain pembelajaran
masalah konteksual, menggunakan model dalam penelitian ini mengacu pada Model
atau jembatan dengan instrumen vertikal, Pengembangann Instruksional (MPI) oleh
menggunakan kontribusi siswa, Suparman (2014:116). Pengembangan sistem
interaktivitas, terintegritss dengan topik instruksional adalah suatu proses secara
pembelajaran lainnya. Pendekatan sistematis dan logis untuk mempelajari
Matematika Realistik ini dipilih dalam problem-problem pengajaran, agar
penyusunan bahan ajar bertujuan untuk mendapatkan pemecahan yang teruji
mengkonstruksi konsep matematika yang validitasnya dan praktis bisa dilaksanakan.
berasal dari dunia nyata atau informal ke Model ini terdiri dari tiga tahap yang tiap
dalam bentuk formal. tahapnya memiliki langkah-langkahnya
masing-masing, yaitu:
Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan, penulis akan melaksanakan 1. Definisi, langkah-langkahnya adalah:
penelitian “Pengembangan Modul a. Mengidentifikasi kebutuhan
Matematika Berbasis Matematika Realistik instruksional dan menulis tujuan
Untuk Kelas VII SMP”. Adapun rumusan instruksional umum.
masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimana
pengembangan modul matematika berbasis Pertama kali yang harus dilakukan ketika
matematika realistik yang efektif untuk mendesain pembelajaran adalah uji
peserta didik kelas VII SMP Semester I ?” kebutuhan belajar. Artinya dalam kegiatan ini
perancang instruksional bukan menganalisis
2. METODE PENELITIAN apa yang perlu diajarkan tetapi menganalisis
apa yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk
dikuasai. Hasil dari kajian ini berupa objective. Literature asing menyebutkan pula
rumusan kompetensi yang menggambarkan sebagai objective atau enabling objective
kemampuan yang ingin dikuasai peserta untuk membedakannya dari general
didik. Rumusan kompetensi inilah yang instructionall objective, goal, atau terminal
nantinya akan dijadikan tujuan instruksional. objective, yang berarti tujuan instruksional
umum (TIU) atau tujuan instruksional akhir.
b. Melakukan analisis instruksional. TIK dirumuskan dalam bentuk kata kerja
yang dapat dilihat oleh mata (observable).
Menurut Suparman (2014:177) bahwa
“analisis instruksional adalah proses b. Menulis alat penilaian hasil belajar.
menjabarkan perilaku umum menjadi
perilaku khusus uang tersusun secara logis Tes acuan patokan dimaksudkan untuk
dan sistematis”. Kegiatan tersebut dilakukan mengukur tingkat penguasaan da
untuk mengidentifikasi perilaku-perilaku ketercapaian setiap siswa terhadap perilaku
khusus yang dapat menggambarkan perilaku yang tercantum dalama TIK.
prasyarat, perilaku yang menurut urutan
gerakan fisik berlangsung terlebih dahulu c. Menyusun strategi instruksional.
atau secara kronologis terjadi lebih awal.
Strategi terdiri dari bentuk kegiatan
c. Mengidentifikasi perilaku dan untuk mengawali pembelajaran ata kegiatan
karakteristik awal peserta didik. pendahulua, model dan metode yang akan
digunakan dalam kegiatan inti, bentuk
Pada langkah ini dilakukan kajian kegiatan latihan, teknik menyampailan
mengenai siapa yang akan belajar, yaitu umpan balik dan teknik penilaian. Strategi
peserta didik. Sebuah desain instruksional instruksional dalam menyampaikan materi
dengan tujuan yang sama bisa jadi atau isi pelajaran harus secara sistematis,
menerapkan strategi instruksional yang sehingga kemampuan yang diharapkan dapat
berbeda. Suparman (2014:200) dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien.
mengemukakan bahwa mengidentifikasi
perilaku awal peserta didik dimaksudkan d. Mengembangkan bahan instruksional.
untuk mengetahui siapa kelompok sasaran,
populasi sasaran, serta sasaran didik dari Dalam tahap ini disusun bahan ajar
kegiatan instruksional. Istilah tersebut seperti lembar kegiatan, rangkuman materi
digunakan untuk menanyakan peserta didik ajar, modul belajar, bahan tayang, rekaman
yang mana atau peserta didik sekolah apa suara, multimedia berbasis computer,
yang seharusnya sudah mereka capai selama halaman web dan digunakan tergantung
mereka mempelajari pelajaran tersebut serta kepada karakter peserta didik, media yang
kompetensi apa yang seharusnya sudah digunakan karakter materi dan kemampuan
mereka capai selama mereka mempelajari biaya. Dalam menyusun bahan instruksional,
pelajaran tersebut. pendesain memperhatikan konteks
peyelenggara pendidikan dan bentuk kegiatan
2. Analisis dan pengembangan prototype instruksional yang akan dilaksanakan.
sistem, langkah-langkahnya adalah: Konteks tempat penyelenggara pendidikan
meliputi karakteristik institusi atau organisasi
a. Menulis tujuan instruksional umum. penyelenggara, maksud penyelenggara,
sarana dan prasarana kegiatan instruksional,
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) serta segala bentuk kemasan fisik bahan
terjemahan dari specific instructional instruksional.
Tujuan Tujuan
Uraian materi Uraian materi
instruksional instruksional
bilangan bulat dan Menentukan sifat-sifat Menyelesaikan Menyelesaikan masalah
pecahan dalam operasi hitung pada bilangan model matematika sehari-sehari yang diubah ke
pemecahan masalah. bulat. dari masalah yang dalam model matematika
Menyelesaikan masalah berkaitan dengan berbentuk persamaan linear
dengan menggunakan sifat- persamaan linear satu variabel.
sifat operasi hitung pada satu variabel. Menyelesaikan masalah
bilangan bulat. sehari-sehari yang diubah ke
Melakukan cara dalam model matematika
menggunakan operasi hitung berbentuk pertidaksamaan
dalam menyelesaikan linear satu variabel.
masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan bilangan Mengunakan konsep Menentukan cara untuk
bulat. aljabar dalam nghitung nilai keseluruhan,
Melakukan cara pemecahan masalah nilai per unit, dan nilai
menggunakan operasi hitung aritmetika sosial sebagian.
dalam menyelesaikan yang sederhana. Menentukan cara untuk
masalah sehari-hari yang menghitung besar laba &
berkaitan dengan pecahan. rugi, persentase laba & rugi,
harga jual &beli, rabat, dan
Mengenali bentuk Menentukan variabel, bunga tunggal dalam kegiatan
aljabar dan unsur konstanta, koefisien, faktor, ekonomi.
unsurnya suku, dan suku sejenis.
Melakukan operasi Melakukan operasi hitung Menggunakan Mengartikan skala sebagai
pada bentuk aljabar. pada bentuk aljabar. perbandingan untuk suatu perbandingan.
Menggunakan sifat operasi pemecahan masalah. Mengidentifikasi faktor
hitung untuk menyelesaikan pembesaran dan pengecilan
soal dalam bentuk aljabar. pada gambar berskala.
Melakukan operasi hitung Menghitung faktor
pada pecahan untuk pembesaran dan pengecilan
menyelesaikan pecahan pada gambar berskala.
aljabar. Mengartikan perbandingan
senilai dan berbalik nilai.
Menyelesaikan Mengartikan PLSV dalam Menggunakan perbandingan
persamaan linear berbagai bentuk dan variabel. senilai dan berbalik nilai
satu variabel. Menentukan bentuk setara untuk menyelesaikan
dari PLSV. masalah sehari-hari.
Menyelesaikan PLSV untuk
mencari penyelesaiannya.
Dalam setiap bab ada penjelasan
Menyelesaikan Mengartikan pertidaksamaan contoh konsep materi dalam kehidupan
pertidaksamaan linear satu variabel dalam sehari-hari. Hal itu terdapat pada kolom
linear satu variabel. berbagai bentuk dan variabel. ‘MATEMATIKA DALAM REALITA’ dalam
Menentukan bentuk setara setiap babnya. Tiap sub bab dalam modul
dri PtLSV.
Menyelesaikan PtLSV untuk matematika ini juga terdapat tugas individu
mencari akar persamaan. untuk peserta didik, kolom ‘AKTIVITAS
MANDIRI’, yang didasarkan permasalahan
Membuat Menentukan model nyata dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
matematika dari matematika dari masalah
masalah yang yang berbentuk persamaan
materi yang diberikan dapat lebih dipahami
berkaitan dengan linear satu variabel. oleh peserta didik. Pemberian latihan soal tiap
persamaan dan Membuat model matematika sub bab tidak hanya disesuaikan dengan
pertidaksamaan suatu masalah sehari-hari permasalahan yang ada dalam kehidupan
linear satu variabel. dalam bentuk sehari-hari, tetapi juga diberi soal dengan
pertidaksamaan linear satu
variabel . instruksi yang langsung mengarah pada
kompetensi yang ingin dituju. Pada akhir bab
juga terdapat evaluasi yang bertujuan agar
peserta didik dapat terus terlatih menjawab Pada tahap analisis kebutuhan,
soal-soal pemecahan masalah mengenai penulis melakukan wawancara serta
materi yang sedang dipelajarinya. Dengan pemberian angket kepada guru kelas VII SMP,
pengerjaan soal-soal dalam bentuk pilihan guru les anak kelas VII SMP mengenai
ganda dan juga esai, diharapkan peserta didik karakteristik peserta didik serta kompetensi
dapat mengerti dan memahami materi yang yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta
sudah dipelajari dalam satu bab tersebut. Ada didik yang duduk di kelas VII SMP. Dari
beberapa proses yang harus dilakukan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai
sebelum penyusunan bahan ajar modul oleh peserta didik kelas VII SMP dirancang
matematika ini, yaitu menganalisis Tujuan Instruksional Umum (TIU) untuk
kebutuhan instruksional, menentukan tujuan menentukan kompetensi-kompetensi yang
instruksional, melakukan analisis akan dicapai oleh peserta didik di kelas VII
instruksional, mengidentifikasi perilaku dan SMP sesuai dengan keinginan dan harapan
karakteristik peserta didik, menentukan dari orang tua atau wali peserta didik kelas VII
tujuan instruksional khusus, menyususn alat SMP, yaitu “Dengan pemberian soal-soal
hasil belajar, menyusun strategi instruksional latihan mengenai materi pelajaran
hingga mengembangkan bahan instruksional. matematika, baik soal cerita tentang realita
Dalam mengembangkan modul, hal dalam kehidupan sehari-hari ataupun soal
yang harus dilakukan adalah memilih dan pemahaman konsep yang mengacu terhadap
mengumpulkan berbagai bahan instruksional tercapainya kompetensi, diharapkan peserta
berupa analisis kebutuhan yang dibutuhkan di didik dapat memahami materi yang dipelajari
lapangan, lalu menyusun strategi serta mampu menyelesaikan setiap soal
pembelajaran untuk mengatasi secara mandiri, cepat, dan tepat.”
permasalahan-permasalahan yang ada saat b. Analisis Instruksional
melakukan analisis. Selanjutnya pendesain Dalam proses pembuatan analisis
merancang bahan instruksional berdasarkan instruksional sebaiknya memperhatikan
strategi pembelajaran yang telah dibuat struktur-struktur kompetensi, yang terdiri
sebelumnya. Pendesain mendesain bahan ajar dari struktur hirarkis, struktur prosedural,
dengan memperhatikan materi pembelajaran struktur pengelompokkan dan struktur
Matematika Sekolah Menengah Pertama kelas kombinasi. Keempat struktur ini akan
VII SMP Semester I. Bahan ajar modul ini memudahkan dalam penyusunan peta
terdiri dari 5 Bab yang diadopsi dari kompetensi yang akan dicapai peserta didik.
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) Penulis membuat sebuah peta kompetensi
tahun 2006 sesuai dengan kurikulum yang yang mencakup semua materi yang akan
digunakan oleh tempat penelitian yang dibahas pada pembelajaran matematika kelas
pendesain teliti. VII SMP.
c. Identifikasi Perilaku Peserta Didik kelas
Pembahasan VII SMP
1. Tahap Pembuatan Modul Matematika Penulis mengamati perilaku peserta
Tahap pembuatan desain pembelajaran didik yang dapat dilihat dari hasil analisis
yang akhirnya menghasilkan bahan kebutuhan yang telah dilakukan pada awal
pembelajaran Matematika SMP kelas VII ini kegiatan pengembangan desain instruksional.
dilakukan oleh pendesain diadaptasi dari Hasil dari analisis kebutuhan tersebut
langkah-langkah model pengembangan dirangkum menjadi perilaku dan karakteristik
instruksional yang dikembangkan oleh M. yang ditunjukkan oleh peserta didik kelas VII
Atwi Suparman. Adapun tahapan tersebut SMP.
adalah sebagai berikut. d. Tujuan Instruksioanl Khusus (TIK)
a. Analisis Kebutuhan dan Menentukan Perumusan TIK ini sangat tergantung
Tujuan Instruksional Umum pada TIU. Oleh karena itu, TIU harus
dimatangkan secara isi. Untuk proses biasa ditemuinya dalam kehidupan sehari-
penelitian ini penulis menyusun lima butir hari.
TIK yang masing-masing TIK berkaitan h. Melakukan Evaluasi Formatif
dengan TIU yang telah dibuat sehingga Evalusai formatif yang dilakukan
mendapatkan komposisi yang pas dan sesuai penulis yaitu review oleh para ahli di luar tim
dengan hasil yang diharapkan. pendesain instruksional. Hal ini dimaksudkan
e. Alat Penilaian Hasil Belajar untuk memperoleh pendapat dari pihak lain,
Penulis membuat rancangan sesama ahli tentang bagaimana aspek
instrumen penilaian yang nantinya akan ketepatan konten menurut ahli bidang studi,
dijadikan acuan dalam menilai hasil memadai atau tidaknya strategi instruksional
kompetensi pada submateri di setiap bab dan dari pendesain bidang studi, dan desain fisik
pada akhir pembelajaran Matematika kelas dari ahli media.
VII SMP. Rancangan instrument yang dibuat 2. Kualitas Modul Matematika Berbasis
oleh penulis berupa butir-butir soal yang akan Matematika Realistik Berdasarkan Para
diujikan pada submateri di setiap bab dan Ahli
juga akhir proses pembelajaran. Butir-butir Kualitas bahan instruksional
soal yang dibuat penulis mengacu pada tabel Matematika kelas VII SMP didasarkan pada
spesifikasi yang komperehensif. penilaian evaluasi formatif yaitu empat dosen
f. Strategi Pembelajaran matematika. Komponen penilaian terdiri dari
Penulis telah menyusun strategi komponen kelayakan isi, komponen
pembelajaraan ini pada setiap masing-masing kelayakan kegiatan instruksional, dan
TIK dengan dasar TIU. Strategi komponen fisik bahan instruksional.
pembelajarann itu yang nantinya akan Beberapa masukan yang diperoleh dari empat
digunkan pasa proses pembelajaran di kelas narasumber berkenaan dengan evalusi bahan
yang dikemas dengan adanya metode dan instruksional dan proses desain instruksional,
media pembelajaran hingga alokasi waktu yakni sebagai berikut:
yang ada telah terencana dengan baik. Penulis
mengalokasikan waktu selama 40 menit. Tabel 2. Masukan Evaluasi Formatif dari Para
Dengan strategi pembelajaran ini diharapkan Ahli
agar setiap tahapan dan pembahasan dalam N Masukan Para Ahli
TIK dapat terlaksana untuk tercapainya o
kompetensi-kompetensi dalam TIU. 1. a. Penambahan Dr. Hasbullah
g. Mengembangkan Bahan Instruksional peta (Ahli Desain
Saat membuat isi muatan buku, kompetensi Gambar dan
penulis mengambil beberapa buku-buku yang di setiap bab. Pengembangan
digunakan sekolah maupun referensi materi b. Gambar )
dan soal dari internet untuk dijadikan background
referensi dalam pembuatan bahan pada cover
instruksional. Dari segi desain atau tampilan diubah
bahan instruksional, penulis membuat menjadi lebih
semenarik mungkin dengan penggunaan simpel.
tema atau background dengan warna yang c. Bagian isi bab
menyejukkan dan mudah diterima oleh tidak perlu
peserta didik. Penulis juga menambahkan full colour.
penjelasan contoh konsep materi dalam 2. a. Tambahkan Yogi Wiratomo,
kehidupan sehari-hari di setiap babnya, guna penjelasan M,Pd.
menambah daya tarik peserta didik. Hal ini dan contoh (Ahli Materi)
bertujuan agar peserta didik dapat soal yang
mempelajari setiap materi dari hal-hal yang menggunaka
Modul ini juga dilengkapi dengan soal Masalah Statistika. Analisa, 3(2),
evaluasi yang ada di setiap akhir bab, guna 130–137.
mengukur pemahaman peserta didik
mengenai materi yang sudah dipelajari. Puskur. 2002. Kurikulum dan Hasil Belajar
Dalam penyampaian materipun penulis (Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
menggunakan kata-kata yang mudah Matematika Sekolah Dasar dan
dipahami oleh peserta didik dan bersifat Madrasah Ibtidaiyah). Jakarta:
komunikatif, sehingga diharapkan peserta Balitbang Depdiknas.
didik dapat mudah tertarik akan materinya.
Dengan segala kemudahan yang disajikan, Suparman. 2014. Desain Instruksional
diharapkan peserta didik mampu memahami Modern Panduan Para Pengajar &
pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan Inovator Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
dibantu modul ini sebagai bahan ajar
pendukung. Zulkardi dan Ratuilma. 2010. Pengembangan
Blog Support Untuk Membantu Siswa
4. KESIMPULAN dan Guru Matematika Indonesia Belajar
Pendidikan Matematika Realistik
Penelitian dan pengembangan ini Indonesia (PMRI).
menghasilkan produk bahan ajar berupa
modul matematika berbasis matematika
realistik. Pengembangan bahan ajar modul
matematika berbasis konsep matematika
realistik ini dikembanngkan dengan model
pengembangan yang mengacu pada
rancangan penelitian dan pengembangan
modifikasi dari model pengembangan
instruksional atau yang lebih dikenal MPI.
Model pengembangan ini merupakan model
yang dikembangkan oleh Atwi Suparman.
Modul matematika ini dimodifikasi dengan
beberapa perubahan dan telah dilakukan
evaluasi formatif oleh para dosen ahli di
bidangnya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA