DISUSUN OLEH :
MELINDA : 1714201110077
KELAS :6B
1
Data yang diperlukan meliputi :
1. Nama keluarga
2. Alamat dan Nomor telepon
3. Komposisi Keluarga
Komposisi keluarga menyatakan anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai bagian
dari keluarga mereka. Friedman dalam bukunya mengatakan bahwa komposisi tidak
hanya terdiri dari penghuni rumah, tetapi juaga keluarga besar lainnya atau keluarga fiktif
yang menjadi bagian dari keluarga tersebut tetapi tidak tinggal dalam rumah tangga yang
sama.
Pada komposisi keluarga, pencatatan dimulai dari anggota keluarga yang sudah
dewasa kemudian diikuti anak sesuai dengan urutan usia dari yang tertua, bila terdapat
orang lain yang menjadi bagian dari keluarga tersebut dimasukan dalam bagian akhir dari
komposisi keluarga.
4. Tipe Bentuk Keluarga
Tipe keluarga didasari oleh anggota keluarga yang berada dalam satu rumah. Tipe
keluarga dapat dilihat dari komposisi dan genogram dalam keluarga.
5. Latar Belakang Budaya Keluarga
Latar belakang kultur keluarga merupakan hal yang penting untuk memahami perilaku
sistem nilai dan fungsi keluarga, karena budaya mempengaruhi dan membatasi tindakan-
tindakan individual maupun keluarga. Perbedaan budaya menjadikan akar miskinnya
komunikasi antar individu dalam keluarga. Dalam konseling keluarga kebudayaan
merupakan hal yang sangat penting.
Pengkajian terhadap kultur / kebudayaan keluarga meliputi :
a. Identitas suku bangsa
b. Jaringan sosial keluarga ( kelopok etnis yang sama )
c. Tempat tinggal keluarga ( bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis bersifat
homogen)
d. Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi dan pendidikan
e. Bahasa yang digunakan sehari-hari
f. Kebiasaan diit dan berpakaian
g. Dekorasi rumah tangga ( tanda-tanda pengaruh budaya )
2
h. Porsi komunitas yang lazim bagi keluarga-komplek teritorial keluarga ( Apakah porsi
tersebut semata-mata ada dalam komunitas etnis )
i. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi. Bagaimana keluarga
terlibat dalam praktik pelayanan kesehatan tradisional atau memiliki kepercayaan
tradisional yang berhubungan dengan kesehatan.
j. Negara asal dan berapa lama keluarga tinggal di suatu wilayah.
6. Identifikasi Religius
Pengkajian meliputi perbedaan keyakinan dalam keluarga, seberapa aktif keluarga
dalam melakukan ibadah keagamaan, kepercayaan dan nilai-nilai agama yang menjadi
fokus dalam kehidupan keluarga.
7. Status Kelas Sosial ( Berdasarkan Pekerjaan, Pendidikan dan Pendapatan )
Kelas sosial keluarga merupakan pembentuk utama dari gaya hidup keluarga.
Perbedaan kelas sosial dipengaruhi oleh gaya hidup keluarga, karakteristik struktural dan
fungsional, asosiasi dengan lingkungan eksternal rumah.
Dengan mengidentifikasi kelas sosial keluarga, perawat dapat mengantisipasi sumber-
sumber dalam keluarga dan sejumlah stresornya secara baik. Bahkan fungsi dan struktur
keluarga dapat lebih dipahami dengan melihat latar belakang kelas sosial keluarga.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam status sosial ekonomi dan mobilitas keluarga adalah :
a. Status kelas Sosial
Status kelas sosial keluarga ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan keluarga dan
sumber pendapatan keluarga, pekerjaan dan pendidikan keluarga. Friedman membagi
kelas sosial menjadi enam bagian yaitu kelas atas-atas, kelas atas bawah, kelas menegah
atas, kelas menengah bawah, kelas pekerja dan kelas bawah.
b. Status Ekonomi
Status ekonomi ditentukan oleh jumlah penghasilan yang diperoleh keluarga. Perlu
juga diketahui siapa yang menjadi pencari nafkah dalam keluarga, dana tambahan ataupun
bantuan yang diterima oleh keluarga, bagaimana keluaraga mengaturnya secara finansial.
Selain itu juga perawat perlu mengetahui sejauhmana pendapatan tersebut memadai
serta sumber-sumber apa yang dimiliki oleh keluarga terutama yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan seperti asuransi kesehatan dan lain-lain.
c. Mobilitas Kelas Sosial
3
Menggambarkan perubahan yang terjadi sehingga mengakibatkan terjadinya
perubahan kelas sosial, serta bagaimana keluarga menyesuaikan diri terhadap perubahan
tersebut.
8. Aktifitas rekreasi keluarga
Kegiatan-kegiatan rekreasi keluarga yang dilakukan pada waktu luang. Menggali
perasaan anggota keluarga tentang aktifitas rekreasi pada waktu luang. Bentuk rekreasi
tidak harus mengunjungi tempat wisata, tetapi bagaimana keluarga memanfaatkan waktu
luang untuk melakukan kegiatan bersama ( nonton TV, mendengarkan radio, berkebun
bersama keluarga , bersepeda bersama keluarga dll )
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3. Riwayat keluarga Inti.
Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini, yang meliputi riwayat penyakit keturunan,
riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan
dan kejadian-kejadian atau pengalaman penting yang berhubungan dengan kesehatan
(perceraian, kematian, kehilangan)
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat asal kedua orang tua ( riwayat kesehatan, seperti apa
keluarga asalnya, hubungan masa silam dengan kedua orang tua )
C. Lingkungan Keluarga
Meliputi seluruh alam kehidupan keluarga mulai dari pertimbangan bidang-bidang yang
paling kecil seperti aspek dalam rumah sampai komunitas yang lebih luas dimana keluarga
tersebut berada. Pengkajian lingkungan meliputi :
1. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan :
a. Tipe tempat tinggal ( rumah sendiri, apartemen, sewa kamar)
4
b. Gambaran kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah). Interior rumah
meliputi : jumlah ruangan, tipe kamar/pemanfaatan ruangan ( ruang tamu, kamar
tidur, ruang keluarga ), jumlah jendela, keadaan ventilasi dan penerangan ( sinar
matahari ), macam perabot rumah tangga dan penataannya, jenis lantai, kontruksi
bangunan, keamanan lingkungan rumah, kebersihan dan sanitasi rumah, jenis
septic tank, jarak sumber air minum dengan septic tank, sumber air minum yang
digunakan, keadaan dapur ( kebersihan, sanitasi, keamanan ).
Perlu dikaji pula perasaan subyektif keluarga terhadap rumah, identifikasi
teritorial keluarga, pengaturan privaci dan kepuasan keluarga terhadap pengaturan
rumah. Lingkungan luar rumah meliputi keamanan ( bahaya-bahaya yang
mengancam ) dan pembuangan sampah.
2. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih Luas.
Menjelaskan tentang :
a. Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi : tipe lingkungan/komunitas
( desa, sub kota, kota ), tipe tempat tinggal ( hunian, industri, hunian dan industri,
agraris ), kebiasaan , aturan / kesepakatan, budaya yang mempengaruhi kesehatan,
lingkungan umum ( fisik, sosial, ekonomi ),
b. Karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas, meliputi kelas sosial
rata-rata komunitas, perubahan demografis yang sedang berlangsung.
c. Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan serta fasilitas-fasilitas umum
lainnya seperti pasar, apotik dan lain-lain
d. Bagimana fasilitas-fasilitas mudah diakses atau dijangkau oleh keluarga
e. Tersediannya transportasi umum yang dapat digunakan oleh keluarga dalam
mengakses fasilitas yang ada.
f. Insiden kejahatan disekitar lingkungan.
3. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas keluarga ditentukan oleh : kebiasaan keluarga berpindah tempat, berapa lama
keluarga tinggal di daerah tersebut, riwayat mobilitas geografis keluarga tersebut ( transportasi
yang digunakan keluarga, kebiasaan anggota keluarga pergi dari rumah : bekerja, sekolah ).
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5
Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga melakukan interak dengan masyarakat. Perlu juga
dikaji bagaimana keluarga memandang kelompok masyarakatnya.
5. Sistem pendukung keluarga
Siapa yang menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan, dukungan
konseling aktifitas-aktifitas keluarga. Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah
Informal ( jumlah anggota keluarga yang sehat, hubungan keluarga dan komunitas, bagaimana
keluarga memecahkan masalah, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan ),
Dan formal yaitu hubungan keluarga dengan pihak yang membantu yang berasal dari
lembaga perawatan kesehatan atau lembaga lain yang terkait ( ada tidaknya fasilitas pendukung
pada masyarakat terutama yang berhubungan dengan kesehatan ).
D. Struktur Keluarga
Struktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah :
1. Pola dan komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga, sistem komunikasi yang
digunakan, efektif tidaknya ( keberhasilan ) komunikasi dalam keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan keluarga mmengendalikan dan mempengaruhi orang lain/anggota
keluarga untuk merubah perilaku. Sistem kekuatan yang digunakan dalam mengambil
keputusan, yang berperan mengambil keputusan, bagaimana pentingnya keluarga
terhadap putusan tersebut.
3. Struktur Peran
Mengkaji struktur peran dalam keluarga meliputi :
a. Struktur peran formal
1) Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan gambaran keluarga dalam
melaksanakan peran tersebut.
2) Bagaimana peran tersebut dapat diterima dan konsisten dengan harapan
keluarga, apakah terjadi konflik peran dalam keluarga.
3) Bagaimana keluarga melakukan setiap peran secara kompeten.
4) Bagaimana fleksibilitas peran saat dibutuhkan
6
b. Struktur peran informal
1) Peran-peran informal dan peran-peran yang tidak jelas yang ada dalam
keluarga, serta siapa yang memainkan peran tersebut dan berapa kali peran
tersebut sering dilakukan secara konsisten
2) Identifikasi tujuan dari melakukan peran indormal, ada tidaknya peran
disfungsional serta bagaimana dampaknya terhap anggota keluarga
c. Analisa Model Peran
1) Siapa yang menjadi model yang dapat mempengaruhi anggota keluarga
dalam kehidupan awalnya, memberikan perasaan dan nilai-nilai tentang
perkembangan, peran-peran dan teknik komunikasi.
2) Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model peran bagi pasangan
dan sebagai orang tua.
7
1. Fungsi Afektif
Pengkajian fungsi afektif menurut Friedman meliputi :
a. Pola kebutuhan keluarga
1) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan anggota keluarganya, serta
bagaimana orang tua mampu menggambarkan kebutuhan dari anggota
keluarganya.
2) Sejauhmana keluarga mengahargai kebutuhan atau keinginan masing-
masing anggota keluarga
b. Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga
1) Sejauhmana keluarga memberi perhatian pada anggota keluarga satu sama
lain serta bagaimana mereka saling mendukung
2) Sejauhmana keluarga mempunyai perasaan akrab dan intim satu sama lain,
serta bentuk kasih sayang yang ditunjukkan keluarga.
c. Keterpisahan dan Keterikatan dalam keluarga
Sejauhmana keluarga menanggapi isu-isu tentang perpisahan dan keterikatakan
serta sejauhmana keluarga memelihara keutuhan rumah tangga sehingga terbina
keterikatan dalam keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Pengkajian fungsi sosialisasi meliputi :
a. Praktik dalam membesarkan anak meliputi : kontrol perilaku sesuai dengan usia,
memberi dan menerima cinta serta otonomi dan ketergantungan dalam keluarga
b. Penerima tanggung jawab dalam membesarkan anak
c. Bagaimana anak dihargai dalam keluarga
d. Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola membesarkan anak
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak
f. Identifikasi apakah keluarga beresiko tinggimendapat masalah dalam membesarkan
anak
g. Sejauhmana lingkungan rumah cocok dengan perkembangan anak.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengkajian fungsi perawatan kesehatan meliputi :
a. Sejauh mana keluarga mengenal masalah kesehatan pada keluarganya.
1) Keyakinan, nilai-nilai dan perilaku terhadap pelayanan kesehatan
8
2) Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat sakit.
3) Tingkat pengetahuan keluarga tentang gejala atau perubahan penting yang
berhubungan ddengan masalah kesehatan yang dihadapi.
4) Sumber-sumber informasi kesehatan yang didapat
b. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.
c. Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi dan memelihara lingkungan
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan.
F. Koping Keluarga
Pengkajian koping keluarga meliputi :
1. Stressor-stressor jangka panjang dan jangka pendek yang dialami oleh keluarga, serta
lamanya dan kekuatan strssor yang dialami oleh keluarga.
2. Tindakan obyektif dan realistis keluarga terhadap stressor yang dihadapi.
3. Sejauh mana keluarga bereaksi terhadap stressor, strategi koping apa yang digunakan
untuk menghadapi tipe-tipe masalah, serta strategi koping internal dan eksternal yang
digunakan oleh keluarga.
4. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan oleh keluarga. Identifikasi bentuk
yang digunakan secara ekstensif : kekerasan, perlakukan kejam terhadap anak,
mengkambinghitamkan, ancaman, mengabaikan anak, mitos keluarga yang merusak,
pseudomutualitas, triangling dan otoritarisme.
9
1. Kognitif : intervensi diarahkan pada domain kognitif fungsi keluarga memberikan ide,
pendapat, informasi atau pendidikan baru tentang masalah atau resiko kesehatan tertentu.
Beberapa contoh, antara lain: memberikan informasi/pendapat, menilai ulang kognitif,
memberikan penkes dan mengeksternalisasi masalah. Selain itu pertanyaan intervensi dapat
dirumuskan untuk memicu perubahan didalam domain kognitif fungsi keluarga.
2. Affektif : tindakan keperawatan diarahkan pada domain affektif fungsi keluarga yang
ditujukan untuk membantu keluarga yang memiliki respon emosi yang tinggi sehingga
dapat menghentikan upaya penyelesaian masalah mereka.
Beberapa contoh, antara lain : memfalidasi/menornalisasi respon emosi, menceritakan
pengalaman sakit dan menggambarkan dukungan keluarga. Pertanyaan intervensi dapat
disusun untuk mempengaruhi perubahan didalam domain affektif fungsi keluarga.
3. Perilaku : strategi keperawatan diarahkan untuk membantu anggota keluarga untuk
berinteraksi/berperilaku secara berbeda antara satu dengan yang lain serta dengan orang
lain diluar keluarga.
Beberapa contoh, antara lain : mendorong anggota keluarga sebagai pemberi asuhan,
mendorong istirahat dan menciptakan kebiasaan. Pertanyaan intervensi dapat dianjurkan
untuk menimbulkan perubahan didalam domain perilaku fungsi keuarga.
Dengan menggunakan model ini perawat perlu menentukan domain fungsi keluarga
yang perlu berubah dan selanjutnya menentukan intervensi yang paling tepat yang menjadi
target untuk domain tersebut. Secara kolaborasif perawat mencari input dari keluarga
tentang intervensi apa yang paling bermanfaat. Sebagai contoh, jika masalah yang sudah
diidentifikasi adalah kurangnya informasi perawat dapat menentukan bahwa domain fungsi
keluarga yang perlu diubah adalah domain kognitif. Dengan menawarkan intervensi
(seperti memberikan informasi), perawat dapat membantu keluarga belajar cara yang lebih
baik dalam mengatasi masalah. Apabila masalahnya adalah kurang olahraga, perawat dapat
menetapkan bahwa domain perilaku yang perlu berubah dan intervensi yang ditawarkan
adalah intervensi yang dapat mengubah pola latihan / olahraga (perilaku) keluarga.
Akan tetapi, pada suatu situasi ketika terdapat lebih dari satu domain yang perlu
berubah atau jika satu intervensi dapat lebih mempengaruhi perubahan daripada satu
domain fungsi keluarga. Hal ini tidak mengejutkan karena perubahan pada satu bagian
(fungsi keluarga) akan mempengaruhi perubahan pada yang lain.
3. Tahapan Pengkajian
10
Untuk mempermudah perawat keluarga saat melakukan pengkajian, dipergunakan istilah
penjajakan.
a. Penjajakan I
Data-data yang dikumpulkan antara lain :
1) Data umum
2) Riwayat dan tahapan perkembangan
3) Lingkungan
4) Struktur keluarga
5) Fungsi keluarga
6) Stress dan koping keluarga
7) Harapan keluarga
8) Data tambahan
9) Pemeriksaan fisik
Dari hasil pengumpulan data maka akan dapat diidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi
keluarga.
Contoh :
1) Anggota keluarga dengan masalah kesehatan sistem pencernaan.
2) Anggota keluarga dengan masalah kesehatan sistem pernafasan.
3) Anggota keluarga dengan masalah kesehatan cairan elektrolit.
4) Anggota keluarga dengan masalah kesehatan kehamilan resiko tinggi.
5) Anggota keluarga dengan masalah kesehatan malnitrisi.
6) Anggota keluarga dengan masalah kesehatan hipertensi.
7) Anggota keluarga dengan masalah kesehatan penyakit kronik.
8) Anggota keluarga dengan masalah kesehatan penyakit terminal.
9) Anggota keluarga dengan masalah kesehatan mental psikiatri.
b. Penjajakan II
Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya pengumpulan data-data yang
berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan sehingga
dapat ditegakkan diagnosa keperawatan keluarga.
Adapun ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah diantaranya :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan.
11
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga.
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan
pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga.
Tahapan dari proses keperawatan keluarga meliputi :
1. Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga
Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah :
a) Mengidentifikasi data demografi dan sosio cultural
b) Data lingkungan
c) Struktur dan fungsi keluarga
d) Stress dan strategi koping yang digunakan keluarga
e) Perkembangan keluarga
Sedangkan yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga, adalah
pengkajian :
a) Fisik
b) Mental
c) Emosi
d) Social
e) Spiritual
2. Perumusan diagnosis keperawatan
3. Penyusunan perencanaan
Perencanaan disusun dengan menyusun prioritas menetapkan tujuan, identifikasi sumber daya
keluarga, dan menyeleksi intervensi keperawatan.
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan
Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan mobilisasi sumber-sumber daya yang
ada di keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
5. Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
12
Tahap pengkajian Penjajakan 1
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus
menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Sumber informasi dan tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :
a. Wawancara keluarga
b. Observasi fasilitas rumah
c. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga dari ujung rambut ke ujung kaki.
d. Data sekunder, contoh : hasil laboratorium, hasil X-ray, pap smear, dan sebagainya.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga (KK)
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga
6) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi
dengan jenis tipe keluarga tersebut.
7) Tipe bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keleuarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa
tersebut terkait dengan kesehatan.
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
9) Status social ekonomi keluarga
Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun
anggota keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi keluarga ditentukan pula oleh
kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga.
10) Aktivitas rekreasi keluarga
13
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga
merupakan aktifitas rekreasi.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
Contoh : keluarga Bapak A mempunyai 2 orang anak, anak pertama berumur 7 tahun
dan anak ke dua berumur 4 tahun, maka keluarga Bapak A berada pada tahapan
perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah.
2) Tahap perkembangan keluraga yang belum terpenuhi.
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti.
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada kelularga inti, yang meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luar rumah, tipe rumah, jumlah
ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakkan perabotan rumah tangga, jenis
septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta
denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya
setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
14
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga interaksinya dengan
masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang
sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup fasilitas fisik, fasilitas ppsikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan
fasilitas social atau dukungan dari masyarakat setempat.
d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
a) Apakah mayoritas pesan anggota keluarga sesuai dengan isi dan instruksi?
b) Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-perasaan
mereka dengan jelas?
c) Apakah anggota keluarga memperoleh dan memberikan respons dengan baik terhadap
pesan?
d) Apakah anggota keluarga mendengar dan mengikuti pesan ?
e) Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga?
f) Apakah keluarga berkomunikasi secara langsung atau tidak langsung ?
g) Bagaimana pesan-pesan emosional (afektif) disampaikan dalam keluarga ? (langsung atau
tidak langsung)
h) Jenis-jenis emosi apa yang disampaikan dalam keluarga ?
i) Apakah emosi-emosi yang disampaikan bersifat negatif, positif atau keduanya ?
j) Bagaimana frekuensi dan kualitas komunikasi yang berlangsung dalam keluarga ?
k) Pola-pola umum apa yang digunakan menyampaikan pesan-pesan penting ? (langsung
atau tidak langsung)
l) Jenis-jenis disfungsional komunikasi apa yang nampak dalam pola-pola komunikasi
keluarga ?
m) Adakah hal-hal atau masalah dalam keluarga yang tertutup untuk didiskusikan ?
2) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah
perilaku.
15
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun
informal.
a. Struktur peran formal : posisi peran formal apa pada setiap anggota keluarga, gambarkan
bagaimana setiap anggota keluarga melakukan peran-peran formal mereka. Adakah
konflik peran dalam keluarga.
b. Struktur peran informal : adakah peran-peran informal dalam keluarga, siapa yang
memainkan peran-peran tersebut, berapa kali peran-peran tersebut sering dilakukan atau
bagaimana peran-peran tersebut dilaksanakan secara konsisten ? tujuan peran-peran
informal yang dijalankan keluarga apa ?
4) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang berhubungan dengan
kesehatan.
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan
tercipta pada anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana
anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya, dan perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta
merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit.
Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari
kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan
terhadap anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan, dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan
setempat.
16
Hal-hal yang dikaji sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga
adalah :
a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu dikaji
adalah sejauh mana keluarga mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan
yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya
serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah :
1) Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah
2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami
4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit
5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan
6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada
7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
8) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi
masalah
c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit, yang perlu dikaji adalah :
1) Sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakit (sifat, penyebaran, komplikasi
prognosa, dan cara perawatannya).
2) Sejauh mana keluarga mengetahui tentang sikap dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan.
3) Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan perawatan.
4) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota
keluarga yang bertanggung jawab, sumber keuangan / financial, fasilitas fisik,
psikososial).
d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang
sehat, hal yang perlu dikaji adalah :
1) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki.
17
2) Sejauh mana keluarga melihat keuntungan / manfaat pemeliharaan lingkungan.
3) Sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi.
4) Sejauh mana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit.
5) Sejauh mana sikap / pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi.
6) Sejauh mana kekompakan antar anggota keluarga.
e) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas / pelayanan
kesehatan di masyarakat, hal yang perlu dikaji adalah :
1) Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan.
2) Sejauh mana keluarga memahami keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari
fasilitas kesehatan.
3) Sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan.
4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap petugas
kesehatan.
5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a) Berapa jumlah anak.
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga.
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota
keluarga.
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya
peningkatan status kesehatan keluarga.
6) Fungsi pendidikan
Menjelaskan upaya yang dilakukan keluarga dalam pendidikan selain upaya yang diperoleh
dari sekolah atau masyarakat sekitar.
7) Fungsi religious
Menjelaskan tentang kegiatan keagamaan yang dipelajari dan dijalankan oleh keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan.
8) Fungsi rekreasi
18
Menjelaskan kemampuan keluarga dan kegiatan keluarga untuk melakukan rekreasi secara
bersama baik di luar dan di dalam rumah, juga tentang kuantitas yang dilakukan.
f. Stress dan Koping Keluarga
1) Stresor jangka pendek dan panjang
a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
b) Stresor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan .
2) Kemampuan keluarga berrespon terhadap situasi / stressor.
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada
pemeriksaan fisik berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
h. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
yang ada.
PENGKAJIAN FOKUS
Tahap pertama pada asuhan keperawatan keluarga, yaitu perawat melakukan pengkajian
dengan menggunakan formulir yang dapat digunakan pada semua tahap perkembangan keluarga.
Meskipun demikian perawatan perlu melakukan pengkajian fokus pada tiap perkembangan
yang didasari oleh:
1. Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan berbeda karena ada
perubahan anggota keluarga (dapat bertambah atau berkurang).
2. Pada tiap tahap perkembangan, keluaraga mempunyai tugas perkembangan keluarga yang
harus dilakukan.
3. Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda.
4.
19
Keluarga yang baru menikah
Pengkajian data fokus meliputi:
1) Kapan pertemuan pasangan?
2) Bagaimana hubungan sebelum menikah?
3) Bagaimana pasangan ini memutuskan untuk menikah?
4) Adakah halangan terhadap pernikahan mereka? Sebutkan!
5) Bagaimana respons keluarga terhadap pernikahan?
6) Bagaimana kehidupan di lingkungan keluarga asal, termasuk orientasi keluarga dari
kedua orang tua?
7) Siapa orang lain yang tinggal serumah setelah menikah?
8) Bagaimana hubungan dengan saudara ipar?
9) Bagaimana keadaan orang tua masing-masing dan hubungan dengan orang tua setelah
pernikahan?
10) Bagaimana rencana mempunyai anak?
11) Berapa lama waktu berkumpul setiap hari?
12) Bagaimana rutinitas (secara individu: suami dan istri) setelah pernikahan?
13) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
20
11) Pernahkah anak menderita sakit serius, apa jenisnya, kapan waktunya, berapa lama, dan
dirawat di rumah sakit atau tidak ?
12) Bagaimana pencapaian perkembangan anak saat ini?
13) Kemampuan apa yang dimiliki anak saat ini ?
14) Bagaimana harapan keluarga terhadap anak?
15) Bila perlu gunakan skala DDST
16) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
21
13) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya?
14) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya?
15) Bagaiman pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
22
Keluarga usia baya
1) Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah?
2) Bagaimana hubungan anak dengan orang tua ?
3) Adakah orang lain yang tinggal serumah, bagaimana hubungan keluarga ?
4) Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah anak tidak lagi serumah?
5) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
Keluarga lansia
1) Bagaimana perasaan setelah tidak bekerja atau ditinggal pasangannya?
2) Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah?
3) Bagaimana kunjungan anak ke orang tua, bagaimana frekuensi, dan berapa frekuensi
kunjungan anak?
4) Adakah orang yang menemani setiap hari?
5) Bagaimna pemenuhan kebutuhan individu setelah dikategorikan usia tua?
6) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
23
Contoh Askep Keluarga
1. Data Umum
24
GENOGRAM
25
yang ketiga,yaitu anak ”Z” saat ini menderita kurang gizi,status imunisasi saat balita lengkap
semua dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan posyandu yang ada didesanya.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Riwayat keluarga dari pihak bapak ”I” : Bapak dari bapak ”I” sudah meninggal 2 tahun
yang lalu karena menderita DM.Ibu bapak ”I” sehat dan sekarang tinggal bersama kakak
perempuan bapak ”I” di desa lain.
Riwayat keluarga dari pihak ibu ”S” : Bapak dari ibu ”S” sudah meninggal 7 tahun yang
lalu secara mendadak akibat serangan jantung (kata masyarakat sekitar rumah
adiknya).Sedangkan ibunya ibu ”S” menderita hipertensi dan terkena stroke sejak 5 bulan
yang lalu,tinggal bersama adik ibu ”S”.
Denah Rumah
26
Keterangan denah :
1. Ruang tamu
2. Kamar anak ”A”
3. Kamar anak ”B”
4. Kamar bapak ”I”,Ibu ”S” dan anak ”Z”
5. Dapur
6. Ruang makan
7. Kamar mandi
8. Tempat penjemuran pakaian
9. Tempat Televisi
27
IV. Srtuktur Keluarga
1. Struktur peran
Peran kepala keluarga mencari nafkah,tugas istri merawat anak,pendidikan anakdilakukan
bersama.Model peranyang dianut lebih dominan di ibu dan terjadi sedikit konflik peran karena
jarangnya berkomunikasi antar anggota keluarga terutama anak ”A” dan Ibu”S”.
2. Nilai atau norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dikeluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang dianut dan
norma yang berlaku di lingkungannya.Norma keluarga yang berkaitan dengan kesehatan adalah
bila ada keluarga yang sakit hanya dibelikan obat diwarung/toko terdekat.Sedangkan anak yang
paling kecil dibawa ke posyandu.Dalam setiap hari keluarga menjalani hidup dengan tuntunan
agama islam.
3. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka,bahasa yang dipakai setiap hari adalah bahasa
jawa. Frekuensi komunikasi antar anggota keluarga cukup baik,tetapi anak ”A” dan ibu ”S”
jarang berkomunikasi dikarenakan ibu ”S” selalu mengatakan tidak boleh,tidak baik
dsb.Sedangkan ayahnya jarang dirumah karena berjualan kain keliling dan kalau pulang sudah
kelihatan capek.
4. Struktur kekuatan keluarga
Pengendali keluarga adalah bapak ”I” sebagai kepala keluarga,keputusan diambil seharusnya oleh
kepala keluarga.akan tetapi karena kesibukan bapak ”I” maka pengambilan keputusan yang
mendesak diambil alih oleh ibu ”S”.
V. Fungsi keluarga
1. Fungsi ekonomi
Keluarga kurang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari,dibuktikan dengan adanya salah
satu anggota keluarga yang menderita kurang gizi yaitu anak ”Z”.
2. Fungsi mendapatkan status sosial
Keluarga tidak mempermasalahkan status sosialnya dimasyarakat,dengan kondisi yang
seperti itu.
3. Fungsi pendidikan
Orang tua hanya mampu menyekolahkan anak pertama sampai tingkat SMP saja.
4. Fungsi sosialisasi
28
Interaksi antar anggota dalam keluarga jarang dilakukan karena kesibukan masing-masing
anggota keluarga.Begitu juga dengan masyarakat sekitarnya.Dan anak ”A” juga jarang
bergaul dengan teman-teman sekitarnya.
5. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan kesehatan)
a. Mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengenal masalah kesehatan yang dialami anak ”A” (kurang gizi) setelah anak
dibawah ke posyandu untuk pemeriksaan rutin.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Untuk masalah kesehatan anak ”Z” yang mengalami kurang gizi,ibu merasa takut
dengankondisi tersebutsehingga ibu tidak mau lagi untuk membawa ke posyandu.karena
ibu merasa anaknya sudah diimunisasi lengkap tapi masi saja terkena gizi buruk.
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga hanya dapat merawat anggota keluarga yang sakit dengan semampunya karena
kondisi ekonomi yzng kurang.
d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan yang sehat
Keluarga beranggapan bahwa dengan hanya menyapu saja rumah sudah dianggap bersih dan
sehat.Kamar mandi dibersihkan 1 kali seminggu sudah dianggap bersih dan terbebas dari
jentik-jentik nyamuk yang bisa menyebabkan penyakit DBD.
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga tidak mau membawa anggota keluarga yang sakit ketempat pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi (puskesma/rumah sakit)karena jaraknya yang terlalu jauh.
6. Fungsi Religius
Kelurga biasa berdoa untuk meminta kesehatan dan lain-lain setelah selesai menjalankan
ibadah sholat.
7. Fungsi Rekreasi
Keluarga jarang melakukan rekreasi di dalam maupun luar kota tempat tinggalnya secara
bersama-sama, mereka pergi ke luar kota hanya pada saat lebaran. Sehari-hari hanya
menonton Televisi bersama.
8. Fungsi Reproduksi
Keluarga mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi. Tetapi ibu “S” tidak mengikuti KB.
Jumlah anak 3 orang, 2 wanita dan 1 laki-laki, jarak anak pertama dan kedua 5 tahun, jarak
anak kedua dan ketiga 8 tahun.
29
9. Fungsi Afeksi
Keluarga mengajarkan agar anak tertua memperhatikan adik-adiknya yang masih sekolah
untuk membantu keluarga. Sikap saling menghormati antar anggota keluarga masih tetap
diajarkan.
30
Ibu “S”
Kepala : Rambut bersih, mata simetris, hidung simetris dan bersih, mulut
( lidah,gigi ) bersih, telinga bersih dan simetris.
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
Dada : Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit
jantung ), paru-paru ( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).
Ekstremitas atas : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.
Ekstremitas bawah : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit
pada ekstremitas bawah.
Perut : Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada
riwayat penyakit system pencernaan.
Alat vital : Bersih, tidak ada riwayat penyakit pada alat reproduksi.
Anak “A”
Kepala : Rambut kotor, mata simetris, hidung simetris dan bersih, mulut
( lidah,gigi ) bersih, telinga bersih dan simetris.
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
Dada : Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit
jantung ), paru-paru ( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).
Ekstremitas atas : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.
Ekstremitas bawah : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit
pada ekstremitas bawah.
Perut : Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada
riwayat penyakit system pencernaan.
Alat vital : Bersih, mengalami disminorhea pada waktu menstruasi.
Anak “B”
Kepala : Rambut bersih, mata simetris, hidung simetris dan bersih, mulut
( lidah,gigi ) bersih, telinga bersih dan simetris.
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
Dada : Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit
jantung ), paru-paru ( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).
31
Ekstremitas atas : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.
Ekstremitas bawah : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit
pada ekstremitas bawah.
Perut : Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada
riwayat penyakit system pencernaan.
Alat vital : Bersih, tidak ada riwayat penyakit pada alat reproduksi.
Anak “Z”
Kepala : Rambut merah, mata simetris, mata cowong, hidung bersih, mulut
bersih.
Leher : Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
Dada : Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit
jantung ), paru-paru ( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).
Ekstremitas atas : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.
Ekstremitas bawah : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit
pada ekstremitas bawah.
: Simetris, tampak buncit, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat penyakit
system pencernaan.
ital : Bersih, tidak ada riwayat penyakit pada alat reproduksi.
32
SKENARIO 1
Pada saat kunjungan keluarga, perawat T melakukan pengkajian keluarga didapatkan data
sebagai berikut; sebuah kelurga yang terdiri dari Bpk Y (36 tahun) tinggal bersama anggota
keluarga yang terdiri dari istrinya Ibu N (30 tahun) dan anaknya An.I (11 tahun) dan anak R (1,5
tahun). Ibu N adalah ibu rumah tangga dan berpendidikan terakhir SLTP. Bpk Y seorang pekerja
pabrik konveksi yang selalu bekerja dengan sift 12 jam perhari. Berdasarkan pengakuan ibu N
anak R sering mengalami batuk pilek kambuh-kambuhan dengan lebih dari 3 minggu. Dari hasil
kunjungan rumah perawat melihat badan anak R kelihatan lemas, masa ototnya kecil dan belum
bisa berjalan, anak R terlihat duduk di lantai dan hanya sambil bermain. Anak R susah makan dan
sering menutup mulutnya saat ibunya menyuapinya, sehingga ibu N sering mengunyahkan nasi,
sayuran dan lauknya terlebih dahulu kemudian baru dimasukkan ke mulut kepada anak R. Berat
badan anak R 8,5 kg, rambutnya tumbuh tidak merata dan jarang, dan mudah dicabut. Ibu N
kelihatan cemas karena anaknya yang kedua belum bisa berjalan.
Pada saat kunjungan kedua ibu N bertanya kepada perawat tentang masalah kesehatan
yang dialami oleh ananknya. Ibu N menginginkan anaknya dapat tumbuh normal seperti anak
pertamanya. Selama ini ibu N sudah berupaya untuk menyelesaikan masalah anak keduanya
bersama suaminya dengan memeriksakan ke puskesmas akan tetapi tidak ada perubahan.
Perawat melakukan asuhan keperawatan kepada keluarga Bpk Y secara teratur melalui
kunjungan yang terencana setiap hari. Susunlah asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan
oleh perawat berdasarkan kasus diatas.
Rumusan Masalah
- Askep pda keluarga dengan masalah keterlambatan tumbuh kembang pada anak
- Askep pada keluarga Bp.Y dengan masalah keterlambatan tumbuh kembang pda anak
Data Senjang
- Ibu N mengatakan Anak R sering mengalami batuk pilek kambuh-kambuhan dengan lebih
dari 3 minggu. (DS)
- Perawat melihat badan anak R kelihatan lemas, masa ototnya kecil dan belum bisa berjalan,
anak R terlihat duduk di lantai dan hanya sambil bermain.(DO)
- Anak R susah makan dan sering menutup mulutnya saat ibunya menyuapinya (DS)
- BB 8;5 kg, rambutnya tumbuh tidak merata dan jarang, dan mudah dicabut (DO)
- Ibu N sering mengunyahkan nasi, sayuran dan lauknya terlebih dahulu kemudian baru
dimasukkan ke mulut kepada anak R (DO)
33
- Ibu N bertanya kepada perawat tentang masalah kesehatan yang dialami oleh ananknya (DO)
- Ibu N kelihatan cemas karena anaknya yang kedua belum bisa berjalan. (DO)
- Bpk Y seorang pekerja pabrik konveksi yang selalu bekerja dengan sift 12 jam perhari.(DO)
- Ibu N seabagai ibu rumah tangga dan pendidikan terahir SLTP (DO)
Analisa data
No Data Diagnosa keperawatan
1 DO: Ketidakseimbangan nutrisi
Anak R kelihatan lemas, masa ototnya blm bisa kurang dari kebutuhan tubuh
berjalan pada keluarga Bp Y
Anak R susah makan dan sering menutup mulutnya khususnya pada anak R
ketika di suapi
Ibu sering mwngunyahkan nasi untuk anaknya
Rambut tidak tumbuh merata dan jarang dan mudah
di cabut
BB 8,5 kg
2 DS: Ketidakefektifan menejemen
Ibu bertanya pada perawat tentang masalah regimen terapeutik keluarga
kesehatan anaknya pda keluarga bpk y
Selama ini Ibu N sudah berusaha menyelesaikan khususnya pda ibu dn bpk
masalah dengan pergi ke puskesmas tapi tdk ada
perubahan
DO:
Ibu N sering mengunyahkan nasi, sayuran dan
lauknya terlebih dahulu kemudian baru dimasukkan ke
mulut kepada anak R
3 DO: Keterlambatan pertumbuhan
Badan anak R kelihatan lemas d perkembangan pd bp Y
Masa otot kecil, dan blm bsa berjalan khususnya pada anak R
Anak R terlihat duduk di lantai dan hanya bisa
bermain
BB8,5 kg
34
35
mengubah prilaku ibu
tentang cara
penberian makanan,
penyuluhan tentang
cara menyediakan
menu seimbang dan
keluarga kooperatif
untuk menyediakan
serta didukung
dengan dana.
Potensi masalah 1 1/3x1=1/3 Masalah
untuk dicegah ketidakseimbangan
Rendah nutrisi sudah terjadi
dan membutuhkan
banyak waktu untuk
menyeimbangkannya.
Serta keluarga dalam
memberikan makan
anak R dengan
mengunyahnya
terlebih dahulu.
Menonjolnya masalah 1 2/2x1=1 Keluarga mengatakan
Segera di atasi sudah berusaha ke
puskesmas untuk
mengobati anak R
tetapi tidak ada
perubahan.
Jumlah 3 1/3
37
Diagnosa Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada Bp. Y khususnya pada anak R
Kriteria Bobot Skore Justifikasi
Sifat masalah 1 3/3x1=1 Masalah
Aktual keterlambatan
pertumbuhan dan
perkembangan telah
terjadi yaitu keluhan
anak R belum bisa
berjalan, kejadian ini
sudah berlangsung
lama.
Kemungkinan 2 1/2x2=1 Keluhan batuk pilek
masalah dapat di sering kambuh-
pecah kambuh, anak terlihat
Sebagian lemah, masa ototnya
kecil dan belum bisa
berjalan sudah terjadi
lama, dan ibu N serta
Bp Y sudah berusaha
ke puskesmas untuk
memeriksa anaknya,
sehingga perlu
memberikan
pemahaman pada
keluarga Bp Y dan
Ibu N untuk
membawa anak R ke
RS
Potensi masalah 1 1/3x1= 1/3 Keluhan anak tidak
untuk dicegah bisa berjalan sudh
Rendah terjadi lama dan
memerlukan waktu
lama untuk
38
mengembalikan
pertumbuhan yang
optimal dan
perkembangannya.
Menonjolnya 1 2/2x1=1 Maslah pada
masalah keluarga Bp.Y segera
Segera di atasi di atasi karena bapa
dan ibu sudah
membawa anaknya
ke posyandu untuk
melihat pertumbuhan
dan
perkembangannya.
Jumlah 3 1/3
Prioritas diagnosa
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bp. Y khususnya pada
anak R
2. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada Bp. Y khususnya pada anak R
3. Ketidakefektifan menejemen regimen terapeutik keluarga pada keluarga Bp. Y khususnya pada
ibu dan bapak
DAFTAR PUSTAKA
39
40