Anda di halaman 1dari 2

Summary Rancang Pabrik

Pembuatan Bioetanol Dari Nira Aren Dengan Kapasitas Produksi 125.000 kL/tahun
Yosua A. F. Napitupulu (31S16019)

Latar Belakang:
Sektor Industri sebuah negara memiliki peranan yang penting dalamm perekonomian nasional,
sektor industri juga berperan sebagai sumber devisa bagi negara. Salah satu bidang industri yang
cukup menjanjikan adalah produksi bioetanol karena kebutuhannya meningkat setiap tahunnya.
Bioetanol dapat digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan senyawa organik yang tidak dapat
larut dalam air, seperti pembuatan parfum, kosmetik, tinta, minuman beralkohol, dan bahan
bakar. Bioetanol dapat dibuat dari salah satu tanaman perkebunan yaitu nira aren. Aren (Arenga
pinnata) memiliki potensi yang cukup besar sebagai bahan baku utama karena produksinya cuku
besar di Indonesia. Oleh karena itu, pembangunan pabrik bioetanol dilakukan untuk
meningkatkan perekonomian di Indonesia dengan menciptakan lapangan kerja baru dengan
memanfaatkan potensi produksi nira aren yang melimpah.

Lokasi Pabrik:
Pabrik ini berlokasi di Kawasan Industri, Kelurahan Kariangai, Kecamatan Balikpapan Barat,
Kabupaten Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.

Produk:
Produk utama yang dihasilkan pada perancangan pabrik ini yaitu bioetanol dengan kapasitas
produksi 125.000 kL/tahun.

Deskripsi Proses:
Proses produksi bioetanol terbagi menjadi tiga tahapan yaitu pengolahan awal, konversi
biomassa dan pemurnian produk.
a) Pengolahan awal
Pengolahan awal terdiri dari proses filtrasi, hidrolisis, dan sterilisasi. Nira aren dipisahkan
terlebih dahulu dari pengotor kasar dengan menggunakan proses filtrasi dan kemudian
diumpankan ke reaktor hidrolisis. Pada proses hidrolisis sukrosa pada nira aren
dikonversi menjadi glukosa dengan menggunakan enzim invertase, glukosa dibutuhkan
sebagai sumber substrat pada proses fermentasi nantinya. Sebelum nira aren difermentasi,
nira aren terlebih dahulu dicampurkan dengan amonium sulfat sebagai sumber nitrogen
kemudian disterilisasi untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme lain pada saat
proses fermentasi.
b) Konversi biomassa
Tahap konversi massa terdiri dari proses propagasi dan proses fermentasi. Proses
propagasi merupakan proses adaptasi mikroorganisme S. cerevisiae yang digunakan
terhadap lingkungannya. Selain itu, proses propagasi dilakukan dengan maksud agar
jumlah mikroorganisme sudah meningkat dan fase lag telah terlewati. Proses selanjutnya
adalah fermentasi yang bertujuan untuk menghasilkan produk bioetanol. Proses
fermentasi dilakukan pada kondisi anaerob sehingga dihasilkan produk bioetanol.
c) Pemurnian produk
Tahap pemurnian produk terdiri dari pemisahan CO 2, pemisahan biomassa, pemurnian
bioetanol. Pemisahan CO2 dilakukan pada tangki fermentor, di mana gas CO2 akan
keluar melalui bagian atas fermentor dan dialirkan menuju tangki penyimpanan CO 2.
Untuk pemisahan biomassa S. cerevisiae, dilakukan dengan mengumpankan produk hasil
fermentasi menuju membran mikrofilter sehingga diperoleh hasil keluaran berupa
bioetanol, gliserol, dan air. Proses selanjutnya adalah pemurnian bioetanol, di mana
bioetanol akan dipisahkan dari air dan gliserol dengan menggunakan evaporator, kolom
distilasi, dan dehidrator.

Sistem Utilitas dan Pengolahan Limbah:


1. Sistem penyediaan air
Pabrik menggunakan air yang bersumber dari air laut berlokasi 636 meter dari lokasi
pabrik di Kariangau. Air laut akan didesalinasi terlebih dahulu dengan menggunakan
metode reverse osmosis (RO).
2. Sistem penyediaan listrik
Sumber listrik pada pabrik diperoleh dari 2 sumber yaitu turbin yang digerakkan
menggunakan HP-Steam dan PLTU Kaltim.
3. Sistem pengolahan limbah
Pada pengolahan limbah cair yang berasal proses fermentasi dan proses pemurnian
bioetanol, dilakukan dengan menggunakan lumpur aktif dengan sistem aerasi. Sedangkan
pada limbah padat yang berasal dari filtrasi pengotor padat pada pengolahan awal
digunakan sebagai timbunan pupuk kompos. Pada limbah gas dan limbah B3 pengolahan
diserahkan kepada pihak ketiga.

Analisis Keekonomian:
Proses pembangunan pabrik dilakukan selama 2 tahun dan pabrik beroperasi selama 10 tahun.
Keuntungan yang diperoleh oleh pabrik berasal dari penjualan bioetanol dengan harga per
liternya yaitu Rp. 40.000,-. Pendapatan yang dihasilkan oleh pabrik sebesar Rp. 5.000.000.000,-
per tahun. Pabrik telah mengalami balik modal pada tahun kedua beroperasi dan setelah
beroperasi selama 10 tahun diperoleh NPV (Net Present Value) pada tahun ke 10 sebesar Rp.
28.016.781.943.730,-. Nilai IRR pabrik diperoleh sebesar 16,5% dengan suku bunga bank
sebesar 10%, karena suku bunga bank lebih kecil dari nilai IRR maka pabrik layak untuk
dibangun.

Anda mungkin juga menyukai