Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas ke hadirat Tuhan YME yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya pada kita semua sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan karya tulis ini dengan baik.

Kaum Gay adalah kaum penyuka sesama jenis yaitu antara laki-laki dengan
laki-laki. Di satu sisi mereka ingin juga menjadi normal seperti manusia normal
lainnya. Namun di sisi lain mereka tidak bisa menolak apa yang telah ditetapkan pada
mereka. Banyaknya masyarakat yang rata-rata mengecam kehadiran mereka
dikarenakan berbagai faktor,antara lain faktor agama dan sosial. Maka, penulis
mengangkat topik ini agar para pembaca dapat mengetahui pandangan masyarakat
terhadap keberadaan kaum gay dan bagaimana sebenarnya kehidupan kaum gay dalam
bermasyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis
sendiri.Untuk itu mohon kritik dan saran yang memotivasikan untuk perbaikan penulis
di masa yang akan datang.

Batam, 18 Mei 2009

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
1
I.2 Rumusan Masalah
2
I.3 Tujuan Penelitian
2
I.4 Manfaat
2
BAB II LANDASAN TEORI
II.1 Pengertian Homoseksual
3
II.2 Faktor Terjadinya Homoseksual
3
BAB III METODE PENULISAN
5
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
IV.1 Pandangan Masyarakat terhadap Keberadaan Kaum Gay di Kota
Batam 6
IV.2 Pandangan Gay terhadap Masyarakat yang Tidak Menerima Mereka 6

IV.3 Bagaimana Merubah Pandangan Masyarakat terhadap Kaum Gay 7

BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan 8

V.2 Saran 9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Tentu saja kita mengetahui banyak sekali permasalahan-permasalahan dalam


menjadi seorang pemimpin, dalam karya ilmiah kali ini kami mengangkat tema tentang
“POSISI DAN PERAN MAHASISWA SEBAGAI PENENTU MASA DEPAN INDONESIA” dan dalam
karya ini kami akan mengulas lebih detail sesuai dengan apa yang ada di sekitar kita,entah
itu dalam ruang lingkup kemasyarakatan maupun kemahasaiswaan.

Rumit sekali dalam membahas permasalahan ini,oleh karena itu berbagai cara yang
kami lakukan untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin. Dalam penyebaran
angket hingga sampai ke permintaan para pendapat-pendapat dari berbagai dosen,
Mengapa? Itu di karenakan dosen adalah seorang yang memberikan ilmu untuk menjadi
bekal dari apa hasil yang akan di peroleh.

Mahasiswa menjadi salah satu pembelajaran awal dari titik seorang pemimpin yang
akan memimpin suatu substansi di masa depan. Namun banyak pertanyaan mengenai
“pantaskah mahasiswa menjadi seorang pemimpin?” dari ini mahasiswa yang memegang
peranan untuk mendapatkan sebuah hasil dari beberapa pemikiran yang menjadi subjeknya
yaitu “MAHASISWA”.

Mengapa dalam pembahasan yang mengenai pantaskah mahasiswa menjadi seorang


pemimpin masa depan yang baik itu dipertanyakan? karena banyak sekali contoh yang
bersangkutan mahasiswa menjadi pemimpin yang baik bahkan adapula mahasiswa menjadi
pemimpin yang kurang baik dalam memimpin perannya menjadi seorang pemimpin.
Dalam pertanyaan tersebut dapat kita lihat dari peran serta karakteristik orang
tersebut,mampu atau tidakkah dia menggunakan perannya dengan baik untuk
menyongsong masa depan.
Oleh karena hal ini menjadi salah satu pembicaraan yang begitu penting,maka kami
akan mengangkat serta memberikan instrumen yang fakta sesuai dengan apa yang kami
peroleh mengenai “POSISI DAN PERAN MAHASISWA SEBAGAI PENENTU MASA DEPAN
INDONESIA” dari berbagai sumber,sumber yang kami ambil dari kalangan mahasiswa,para
dosen serta masyarakat yang memberikan pandangannya dalam pokok pembahasan kami.
Dari hasil pernyataan sumber yang kami miliki tersebut kami mengembangkan di dalam bab
selanjutnya untuk lebih luas dibahas.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Kurangnya ketidakpedulian mahasiswa terhadap kondisi indonesia pada saat ini

2. Mahasiswa saat ini lebih memprioritaskan livestyle dari pada liveskill

3. Kurangnya empati dan simpati mahasiswa saat ini terhadap jati diri terhadap
mahasiswa itu sendiri.

4. Lemahnya motivasi dan keinginan mahasiswa untuk menjadi lebih baik karena
keadaan sosial yang kurang mendukung

C. PEMBATASAN MASALAH

1. Banyaknya mahasiswa ataupun masyarakat luas yang terkecoh dalam sebuah


kepemimpinan yang bertolok ukur tittle yang diraih.
2. Keaktifan yang di tunjukan oleh para mahasiswa cenderung berfikir yang instansi
saja.
3. Pemanfaat pengetahuan yang tidak di ukur dengan hasil serta potensi yang
dimiliki.
4. Pengembangan untuk terjunnya para mahasiswa menjadi pemimpin yang baik
memiliki batasan-batasab yang kurang terpadu.
D. PERUMUSAN MASALAH

1. Proses peranan mahasiswa menjadi pemimpin yang baik.


2. Faktor lingkungan yang berperan untuk memilih para pemimpin.
3. Pendidikan yang pernah di raih,apakah telah semaksimal mungkin agar
dapatnya menjadi yang terbaik untuk memimpin.
4. Peran para pemerintah yang harus turun untuk mendidik dan mengawasi
calon seorang pemimpin yang baik.

E. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui proses kegiatan para calon pemimpin yang baik.


2. Untuk mengetahui aktifitasi yang di lakukan untuk mendapatkan bekal
ataupun pegangan yang kokoh dalam memimpin.
3. Untuk mengetahui peranan bantu dari pembimbing dalam menyongsong
kepemimpinan yang terikat dalam memperbaiki sebuah kepemimpinan
dari kader di kalangan mahasiswa.
4. Untuk mengetahui pengaruh masyarakat ataupun mahasiswa didalam
lingkungan sekitar maupun di luar, untuk memiliki lintasan-lintasan yang
baik dalam memimpin.

F. MANFAAT MASALAH

1. Sebagai pengetahuan baik dalam dunia pendidikan maupun dunia luar dari
pendidikan.
2. Sebagai acuan untuk mengetahui tatacara pemimpin yang di inginkan para
masyarakat.
3. Sebagai tambahan dalam penentuan seorang pemimpin yang memiliki
karakteristik pemimpin yang baik.
4. Mengetahui berbagai pendapat dari berbagai kalangan
masyarakat,mahasiswa,maupun pembimbing mahasiswa dalam artian
dosen.
5. Sebagai resensi untuk mempertahatikan berbagai faktualis yang terjadi
dalam kepemimpinan saat ini yang kuarng efisiensi,dan mengubahnya
menjadi lebih bagus lagi.

G. SISTEMATIKA MASALAH
Malah ini disusun menjadi lima bab, masing-masing bab terdiri dari bebera sub bab,
yaitu :

BAB I. PENDAHULUAN: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan


masalah,perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,sistematika penulisan

BAB II. LANDASAN TEORI: pegertian mahasiswa, peran mahasiswa, strategi


Mahasiswa dalam menentukan masa depan masa depan bangsa.

BAB III. METODE PENELITIAN :

A. Tempat dan waktu penelitian


1. Tempat penelitian
2. waktu penelitian
B. Metode penelitian
C. Teknik mengambil sampel
D. Teknik mengumpulkan data
E. Teknik analisis dan interpretasi data

BAB IV. HASIL PENELITIAN :

A. Deskripsi hasil penelitian


1. tanggapan beberapa mahasiswa dan pengajar terhadap posisi dan peran
mahasiswa sebagai pentu masa depan bangsa
2. alasan dan solusi beberapa mahasiswa dan pengajar dalam institusi
pendidikan, menyikapi realita mahasiswa saat ini;

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN :


A. KESIMPULAN
B. SARAN
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Mahasiswa

1. Pengertian

Mahasiswa adalah sebagai pelaku utama dan agent of change dalam gerakan gerakan
pembaharuan memiliki makna yaitu sekumpulan manusia Intelektual,memandang segala
sesuatu dengan pikiran jernih,positif,kritis yang bertanggung jawab serta dewasa secara
moril,karena mahasiswa akan dituntut tanggung jawab akademisnya,dalam menghasilkan
buah karya yang berguna bagi kehidupan lingkungan.Mahasiswa dalam peraturan
pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di
perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap
orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan
batas usia sekitar 18-30 tahun.

Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh


statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon
intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat
dengan berbagai predikat.

Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insan-


insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi ( yang makin
menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-calon intelektual.

Mahasiswa menurut A.Malik Fadjar dan Muhadjir Effendy adalah mereka merupakan
aset masa depan bangsa,karena merekalah yang paling berpeluang untuk menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi,dimana keduanya menjadi alat penyelesai utama bagi tantangan
kehidupan berbangsa masa kini dan mendatang, juga mahasiswa sebagai kelompok strategis
yang memiliki peluang untuk mengembangkan Idealismenya, karena dengan Idealisme yang
berkembanglah jiwa semangat Nasionalismenya itu bisa tumbuh dengan subur dan
menyadarkan upaya membangun solidaritas bersama memikirkan dan memenuhi kebutuhan
bersama dan rela mengorbankan kepentingannya sendiri
Dari pendapat di atas bisa dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status yang disandang
oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan menjadi
calon-calon intelektual dan cendekiawan muda.

2. Peran Mahasiswa

Menurut Drs.M.Achmad Icksan bahwa mahasiswa pasti berhubungan dengan


universitas namun mahasiswa di dalam universitas tidak hanya sebagai anggota masyarakat
kampus, tapi mahasiswa harus ikut berperan dalam menentukan program-program, aturan-
aturan dan kesejahteraan dari lembaga yang ada di kampus

Mahasiswa sebagai salah satu wadah pemikiran demi kemajuan masa depan
bangsa,dalam hal ini seorang mahasiswa harus dituntut untuk mempunyai pemikiran yang
sifatnya holistik* dan ofensif* demi masa depan indonesia yang lebih baik,yang dapat
digalinya pemikiran tersebut dengan penanganan masalah-masalah kecil,sehingga dari
pengalaman masalah kecil tersebut dapat membentuk seorang mahasiswa menjadi kritis.

Sebagai Agent of change mahasiswa dengan upayanya yang merupakan ujung


tombak pembangunan masa depan bangsa,mempunyai relasi kontribusi yang mendalam dan
strategis, hal ini tercermin dari ide-ide dan karyanya dalam pembangunan nasional. Sejak
masa perjuangan hingga masa sekarang sejarah mencatat bahwa pemudalah yang menyusun
dasar negara,membangunnya dan sebagai pembawa perubahan secara Global dan
eksistensinya,yang berkeahlian kritis, aktif dan inovatif serta berkemampuan multidisipliner
ilmu dalam berbagai bidang kehidupan nasional indonesia.

3. Strategi Mahasiswa dalam menentukan masa depan masa depan bangsa

Apabila pikiran kita pusatkan pada soal masa depan kita akan segera menyadari
betapa tetap segar dan baru soal ini,betapa ia tak kunjung basi,walaupun semenjak dahulu
kala orang sudah menjadikannya bahan renungan.sudah semenjak dahulu kala ia menjadi
bahan kerja tukang tenung,menjadi bahan pembahasan ilmu bintang,dijadikan bahan
ramalan,bahan ideologi dan bahan impian,demikian rupa sehingga semua itu dapat
dikatakan sudah melembaga.Atas lembaga-lembaga inilah,yang kadangkala ternyata
keliru,seringkali didasarkan putusan-putusan yang di ambil demi memanfaatkan perspektif
yang diramalkan atau guna mengelakkan fatalitas yang ditenungkan.

Strategi itu adalah:

1. mahasiswa berusaha membawa kenyataan kearah pemikiran tidak kalah pentingnya


dengan usaha membawa atau menerapkan pemikiran kearah kenyataan.meskipun
kadang tindakan pragmatis kadang perlu di ambil oleh mahasiswa tetapi kiranya
tidak dapat dipungkiri kenyataan bahwa apabila tindakan pragmatis tersebut
dituntun oleh pandangan(konsep)masa depan yang jelas,tindakan tersebut
mempunyai bentuk dan akibat yang jauh berbeda.Inillah yang pada dasarnya
membedakan antara tindakan mahasiswa dengan tindakan negarawan maupun
tindakan politisi biasa
2. Mahasiswa melakukan perubahan dalam cara berfikir ilmiah,lebih-lebih bila cara
berpikir seperti ini hendak diterapkan pada usaha pembangunan masa depan,baik
nasional,regional,ekonomi,sosial ataupun apa saja.Didalam masyarakat
primitif,masa depan memang semata-mata ulangan dari masa sekarang,dan masa
sekarang adalah lanjutan belaka dari masa lampau.Sampai sekarang memang selalu
ada kebutuhan untuk menggunakan”Pengalaman” masa lampau sebagai dasar
tindakan dibidang politik,sosial maupun ekonomi.Tetapi kenyataannya
membuktikan bahwa pengalaman masa lampau saja tidak cukup,tidak mencukupi
lagi,karena Evolusi berjalan begitu cepat,berhubung perubahan-perubahan saling
beruntun begitu cepat sehingga pengetahuan ,masa lampau tidak lagi sanggup
menuntun kita seperti dulu dilakukannya.Dengan merombak cara berpikir ke arah
yang lebih ilmiah mahasiswa berharap tidak akan ada lagi kesenjangan
sosial,ekonomi dan politik yang selama ini menyengsarakan rakyat indonesia dalam
kurungan kemiskinan,kriminalitas dan ketidakberdayaan dalam menuju kehidupan
yang adil,sejahtera dan makmur.
3. Semua mahasiswa sekarang tiba pada saat persimpangan jalan sejarah yang
penting.mahasiswa tidak saja dipaksa untuk membangun secara sadar masa depan
bangsa kita sendiri,tetapi juga dimana kita dipaksa mencari tuntunan pada cara
berpikir anticipatrice,jadi mempergunakan sebanyak mungkin nalar dan
insting.Tetapi kita juga kini berada ditengah-tengah krisis penalaran.

Mahasiswa seharusnya mampu memegang tanggung jawab sebagai pengembang


masa depan bangsa ini.Bangsa ini ini sudah terlalu rindu dengan kemakmuran,kebahagiaan
dan kelayakan hidup sebagai manusia.Bangsa ini sudah bosan dengan balutan kemiskinan
yang menghimpit kehidupan dan inilah saatnya mahasiswa bangkit dan maju untuk masa
depan bangsa yang lebih baik
*Drs.M.Achmad Icksan. Mahasiswa dan Akademik hlm 24-25
*holistik (menyeluruh,selaras)
*ofensif (memajukan)

BAB. III

METODE PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah lokasi atau objek yang dijadikan sebagai tempat untuk
meneliti sesuatu untuk dijadikan sebagai bahan bagi peneliti dalam membatasi
ruang lingkup hal-hal yang ingin diteliti. Uraian lokasi penelitian diisi dengan
identifikasi, karakteristik lokasi dan alasan memilih lokasi serta bagaimana
peneliti memasuki lokasi tersebut. Lokasi hendaknya diuraikan secara jelas,
misalnya letak geografis, bangunan fisik, struktur organisasi, program, dan
suasana sehari-hari. Pemilihan lokasi harus didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan, kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang dipilih.
Dengan pemilihan lokasi ini, peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang
bermakna dan baru. Penelitian kurang tepat jika mengutarakan alasan-alasan
seperti dekat dengan rumah, peneliti pernah bekerja disitu atau peneliti telah
mengenal orang kunci.
Dalam melakukan proses penelitian, penulis mengambil ruang lingkup dikalangan
mahasiswa Universitas Muhammadyah Malang. Ruang lingkup ini penulis ambil
agar penelitian dapat berjalan dengan lancar, cepat dan tepat untuk memanfaatkan
waktu yang ada secara efisien.
2. Waktu Penelitian
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, penulis memerlukan waktu sekitar satu
hari, dan berharap dapat memperoleh hasil yang memuaskan sehingga penulis
dapat membuat laporan penelitian yang sesuai dengan yang diharapkan.
B. METODE PENELITIAN
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metoda penelitian deskriptif
argumentatif, yakni suatu metode yang mengumpulkan, mengklasifikasikan,
menganalisis, dan menginterprestasikan data yang diambil dari data koesioner
responden, observasi dilapangan.
Semua objek tersebut sangat berkaitan dengan penelitian tentang posisi dan peran
mahasiswa sebagai penentu masa depan bangsa.

C. TEKNIK MENGAMBIL SAMPEL


1. populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang menjadi pusat penelitian atau seluruh
unsur atau alasan yang menjadi anggota dalam suatu kesatuan yang akan diteliti.
Pada penelitian kali ini, penulis memilih Mahasiswa Muhammadyah Malang
sebagai populasi atau objek pusat penelitiannya, dikarenakan populasi tersebut
sangat erat kaitan dan pengaruhnya dengan judul yang diambil penulis.
2. sampel
Sementara sampel adalah bagian yang mewakili populasi yang diteliti baik dari
aspek sifat maupun bentuknya, sehingga hasil penelitian dengan menggunakan
sampel dapat menggeneralisasikan populasi. Keunggulan penelitian dengan
subjek sampel dibandingkan dengan populasi adalah menghemat biaya, tenaga,
waktu, memudahkan proses pengambilan data dan memungkinkan untuk dapat
mengambil data seluruh responden. Terdapat beberapa macam rancangan
pengambilan sampel yaitu sebagai berikut:
a. Rancangan sampel probabilitas, bahwa seluruh anggota populasi yang
diteliti memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sapel. Teknik
yang digunakan adalah secara acak (random).
b. Rancangan sampel nonprobabilitas, bahwa tidak semua populasi
penelitian mendapatkan kemungkinan menjadi sampel. Teknik yang
digunakan untuk menentukan sampel tidak dengan cara acak sehingga
disebut teknik nonrandom. Terdapat beberapa teknik dalam rancangan
simpel nonprobabilitas, yaitu:
1. Sampel ditetapkan dengan alasan atau tujuan tertentu yang menjadi
pertimbangan
2. Penentuan sampel dengan cara asal pilih
3. Teknik penentuan sampel dengan cara jatah

D. TEKNIK MENGUMPULKAN DATA


untuk mendapatkan dan informasi yang vaild, penulis menggunakanbeberapa
teknik pengumpulkan data diantaranya:
a) Penelitian kepustakan, bertujuan untuk menganalisa suatu pengertian yang
bersifat teoritis, dan untuk itu penulis menggunakan literatur yang mendukung
pelaksanaan penelitian , penelitian kepustakaan dilakukan dan mengacu pada
teori-teori yang berlaku yg dapat ditemukan pada buku teks atau pada hasil
penelitian dengan lain, baik yang sudah terbitkan maupun yang belum
b) Angket, yaitu teknik pengumpulan data yang dibutuhkan dengan memberikan
beberapa pertanyaan untuk memperoleh sejumlah data tertulis kepada
mahasiswa di Universitas Muhammadyah malang. Angket ini berisi sepuluh
pertanyaan yang disebarkan kepada 45 mahasiswa dan 5 dosen di Universitas
Muhammadyah Malang yang menjadi responden.
E. TEKNIK ANALISIS DAN INTERPRESTASI DATA
Interprestasi data merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang
lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan.
Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitien secara
kritis dengan teori yang relauan dan informasi akurat yang diperoleh dilapangan.
Karena itu dalam menganalisis data-data yang sudah terkumpul, penulis mengunakan
metode statistik deskriptif, dengan cara menggambarkan keadaan objek penelitien
pada saat sekarang berdasarkan fakta dan data yang tampak sebagaimana adanya,
yang kemudian data tersebut dianalisis dan diolah untuk mengambil sebuah
kesimpulan. Sehubungan dengan hal ini semua hasil data penelitian penulis dapatkan
dianalisis dan di interprestasikan di bab empat dengan menggunakan rumus
prosentase (distribusi frekuensi) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
F
P= × 100%
N

P= Prosentasi yang dicari


F= Frekuensi yang dicari
N= Number of poin (jumlah atau banyaknya individu)

BAB IV
ANALAISIS DATA
Untuk melihat posisis dan peran mahasiswa sebagai penentu masa depan bangasa
indonesia bisa di liohat dari data kkuesioner. Dari hasil 50 responden yang menjawab angket
yang telah kami sebarkan dapat diketahui hasilnya, untuk lebih mengetahui jawaban
responden maka peneliti menampilkan variabel informasi yang telah di dapat.

Berdasarkan hasil observasi dengan responden maka hasilnya dapat diketaui dalam
tabel berikut ini:

Tabel I
Pantaskah mahasiswa menjadi seorang pemimpin masa depan

Jawaban responden F %
Setuju 38 76
Ragu-ragu 11 22
Tidak setuju 1 2
jumlah 50 100
Sumber data : kuesioner 1
Berdasarka tabel 1 tersebut maka dapat diketahui dari jumlah 50 responden yang
diteliti, ternyata untuk responden yang menjawab setuju sejumlah 38 responden atau 76%.
Untuk responden yang menjawab ragu-ragu sejumlah 11 responden atau 22%. Sedangkan
untuk responden yang menjawab tidak setuju sejumlah 1 responden atau 2%.

Berdasarkan perincian data tersebut maka sebagian besar respionden yang setuju
dengan pernyataan tersebut, jadi mahasiswa panatas menjadi seorang pemimpin.

Tabel 2
Mahasiswa meruoakan penentu bangasa yang baik

Jawaban responden F %
Setuju 31 62
Ragu-ragu 15 30
Tidak setuju 4 8
jumlah 50 100
Sumber data : kuesioner 2

Berdasarkan tabel 2 tersebut maka dapat diketahhui dari jumlah 50 responden yang
diteliti ternyata untuk responden yang menjawab setuju sejumlah 31 responden atau 62%.
Untuk responden yang menjawab ragu-ragu sejumlah 15 responden atau 30%. Sedangkan
responden yang menjawab tidak setuju sejumlah 4 responden atau 8%.

Berdasarkan perincian data tersebut maka sebagian besar reponden setuju dengan
pernyataan mahasiswa merupakan penentu bangsa yang baik, jadi dapat diketahui bahwa
mahasiwa adalah salah satu penentu bangsa yang baik.

Tabel 3

Sudahkah pendidikan di indonesia saat ini membuat mahasiswa lebih baik

Jawaban responden F %
Setuju 3 6
Ragu-ragu 31 62
Tidak setuju 16 32
jumlah 50 100
Sumber data : kuesioner 3

Berdasarkan tabel 3 tersebut maka dapat di ketahui dari jumlah 50 responden yang
di teliti ternyata untuk reponden yang menjawab setuju sejumlah 3 responden atau 6%.
Untuk responden yang menjawab ragu – ragu sejumlah 31 responden atau 62%. Sedangkan
responden yang menjawab tidak setuju sejumlah 16 responden atau 32%.

Berdasarkan perincian data tersebut maka sebagian besar responden ragu ragu
dengan pernyataan “ sudahkan pendidikan di Indonesia saat ini membuat mahasiswa lebih
baik, dari jawaban yang di berikan responden tersebut maka dapat diambil kesimpulan
bahwa pendidikan di indonesia ini masih kurang baik.

Tabel 4

Pemimpin bangsa saat ini menjadi pedoman mahasiswa untuk menjadi pemimpin
masa depan yang baik

Jawaban responden F %
Setuju 6 12
Ragu-ragu 24 48
Tidak setuju 20 40
jumlah 50 100
Sumber data : kuesioner 3

Berdasarkan tabel 4 tersebut maka dapat di ketahui dari jumlah 50 responden yang
di teliti ternyata untuk reponden yang menjawab setuju sejumlah 6 responden atau 12%.
Untuk responden yang menjawab ragu – ragu sejumlah 24 responden atau 48%. Sedangkan
responden yang menjawab tidak setuju sejumlah 20 responden atau 40%.

Berdasarkan perincian tersebut maka seluruh responden ragu ragu atas pernyataan
pemimpin bangsa saat ini menjadi pedoman mahasiswa untuk menjadi pemimpin masa
depan yang baik, dari banyak responden yang menjawab ragu ragu dapat di simpulkan
bahwa pemimpin bangsa sekarang belum tentu bisa di jadikan sebagai pedoman menjadi
seorang pemimpin. Hal ini di sebabkan karena kondisi bangsa Indonesia dengan pemin
sekarang masih kurang baik.

Tabel 5

Mahasiswa dengan IPK diatas rata – rata mampu menjadi pemimpin bangsa yang
baik.

Jawaban responden F %
Setuju 6 12
Ragu-ragu 31 62
Tidak setuju 13 26
jumlah 50 100
Sumber data : kuesioner 5

Berdasarkan tabel 5 tersebut maka dapat di ketahui dari jumlah 50 responden yang
di teliti ternyata untuk reponden yang menjawab setuju sejumlah 6 responden atau 12%.
Untuk responden yang menjawab ragu – ragu sejumlah 31 responden atau 62%. Sedangkan
responden yang menjawab tidak setuju sejumlah 13 responden atau 26%.

Berdasarkan perincian tersebut maka seluruh responden ragu ragu atas pernyataan
bahwa mahasiswa dengan IPK di atas rata rata mampu menjadi pemimpin bangsa yang baik,
dari pernyataan tersebut dapat di ketahui bahwa belum tentu mahasiswa dengan IPK di atas
rata rata menjadi pemimpin yang baik.

Tabel 6

Saat ini hubungan mahasiswa dan pemerintah berjalan dengan baik

Jawaban responden F %
Setuju 6 12
Ragu-ragu 26 52
Tidak setuju 17 34
Jumlah 50 100
Sumber data : kuesioner 6

Berdasarkan tabel 6 tersebut maka dapat di ketahui dari jumlah 50 responden yang
di teliti ternyata untuk reponden yang menjawab setuju sejumlah 6 responden atau 12%.
Untuk responden yang menjawab ragu – ragu sejumlah 26 responden atau 52%. Sedangkan
responden yang menjawab tidak setuju sejumlah 17 responden atau 34%.

Berdasarkan perincian tersebut maka seluruh responden menjawab lebih banyak


ragu-ragu terhadap hubungan mahasiswa dengan pemerintah berjalan dengan baik . maka
mahasiswa belum mengetahui secara pasti hubungan antara mahasiswa dengan pemerintah
berjalan dengan baik.

Tabel 7
Mahasiswa dengan IPK di bawah rata – rata dapat menjadi pemimpin bangsa yang baik

Jawaban responden F %
Setuju 7 14
Ragu-ragu 32 64
Tidak setuju 11 22
jumlah 50 100
Sumber data : kuesioner 7

Berdasarkan tabel 7 tersebut maka dapat di ketahui dari jumlah 50 responden yang
di teliti ternyata untuk reponden yang menjawab setuju sejumlah 7 responden atau 14%.
Untuk responden yang menjawab ragu – ragu sejumlah 32 responden atau 64%. Sedangkan
responden yang menjawab tidak setuju sejumlah 11 responden atau 22%.

Berdasarkan perincian tersebut maka seluruh kebanyakan responden menjawab


ragu-ragu dalam menjawab apakah IPK di bawah rata-rata dapat menjadi pemimpin bangsa
yang baik. jadi, dapat disimpulkan bahwa IPK di bawah rata-rata belum tentu dapat
menjadi tolak ukur sebagai pemimpin yang baik dimasa akan datang.

Tabel 8

Seorang mahasiswa yang aktif di organisasi (aktivis) dapat menjadi pemimpin bangasa yang
baik

Jawaban responden F %
Setuju 24 48
Ragu-ragu 23 46
Tidak setuju 3 6
jumlah 50 100
Sumber data : kuesioner 8

Berdasarkan tabel 8 tersebut maka dapat di ketahui dari jumlah 50 responden yang
di teliti ternyata untuk reponden yang menjawab setuju sejumlah 24 responden atau 48%.
Untuk responden yang menjawab ragu – ragu sejumlah 23 responden atau 46%. Sedangkan
responden yang menjawab tidak setuju sejumlah 3 responden atau 6%.
Berdasarkan perincian tersebut maka seluruh responden kebanyakan menjawab
setuju bahwa organisasi bisa membawa seorang mahasiswa menjadi pemimpin bangsa yang
baik.

Tabel 9

Mahasiswa indonesia sekarang, sudah mampu dan pantas menjadi seorang pemimpin
indonesia

Jawaban responden F %
Setuju 8 16
Ragu-ragu 36 72
Tidak setuju 6 12
jumlah 50 100
Sumber data : kuesioner 9

Berdasarkan tabel 9 tersebut maka dapat di ketahui dari jumlah 50 responden yang
di teliti ternyata untuk reponden yang menjawab setuju sejumlah 8 responden atau 16%.
Untuk responden yang menjawab ragu – ragu sejumlah 36 responden atau 72%. Sedangkan
responden yang menjawab tidak setuju sejumlah 6 responden atau 12%.

Bedasarkan perincian tersebut maka seluruh responden menjawab ragu ragu. jadi,
responden ragu ragu/belum bisa memastikan apakah mahasiswa sudah mampu menjadi
pemimpin indonesia yang akan datang.

Tabel 10

Mahasiswa indonesia sekarang sudah menjadi seorang intelektual sejati

Jawaban responden F %
Setuju 7 14
Ragu-ragu 32 64
Tidak setuju 11 22
jumlah 50 100
Sumber data : kuesioner 10

Berdasarkan tabel 10 tersebut maka dapat di ketahui dari jumlah 50 responden yang
di teliti ternyata untuk reponden yang menjawab setuju sejumlah 7 responden atau 14%.
Untuk responden yang menjawab ragu – ragu sejumlah 32 responden atau 64%. Sedangkan
responden yang menjawab tidak setuju sejumlah 11 responden atau 22%.
Berdasarkan perincian tersebut maka seluruh responden menjawab semua
keseluruhan kebanyakkan responden memilih ragu ragu. Jadi, dari pernyataan tersebut
dapat diketahui bahwa tidak semua mahasiswa indonesia sekarang ini belom pasti menjadi
seorang intelektual sejati.

Selain mendeskripsikan respon tentang realita ini , penulis juga mengambil alasan
dari para responden tenteng mampukah mahasiswa indonesia saat ini berperan dan
berposisi menjadi penentu masa depan Indonesia.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai