Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

Anda telah berdiskusi tentang kelompok sosial yang berada di masyarakat Kelompok sosial
merupakan gejala yang sangat penting dalam kehidupar manusia karena sebagian besar kegiatan
manusia berlangsung di dalamnya Sejak dilahirkan hingga sekarang, Anda senantiasa menjadi anggota
bermacam-macam kelompok. Di samping menjadi anggota keluarga, Anda menjadi warga salah satu
umat agama, suku bangsa, atau kelompok etnik tertentu. Pada bab ini, Anda akan belajar tentang
kelompok sosial. Anda akan mengawalinya dengan mempelajari pengertian kelompok sosial dan
mengidentifikasi tipe-tipe kelompok sosial. Anda pun akan belajar mendeskripsikan dimensi hubungan
antarkelompok sosial dan dinamika kelompok sosial di Indonesia. Semua materi ini kita bahas dalam
rangka memahami kelompok kelompok sosial yang terdapat di dalam masyarakat.

A. Hakikat Kelompok Sosial

Kita mungkin tidak menyadari bahwa sejak lahir hingga sekarang, kita senantiasa menjadi
anggota bermacam-macam kelompok. Dapatkah Anda menelusuri dalam kelompok apa saja Anda
pernah menjadi anggotanya? Kita dilahirkan dan dibesarkan dalam sebuah kelompok yang dinamakan
keluarga. Selain keluarga, kita juga termasuk (Ariggota kelompok agama tertentu, suku bangsa tertentu,
kelompok olahraga tertentu, dan organisasi tertentu, seperti OSIS, pramuka, partai politik, dan
sebagainya.

Terlihat bahwa kelompok sosial merupakan suatu gejala yang sangat penting dalam kehidupan
kita karena sebagian besar kegiatan kita berlangsung di dalamnya. Apa dan bagaimana kelompok sosial
itu, akan dibahas pada bagian InI.

Pengertian Kelompok Sosial

Berdasarkan refleksi itu, dapatlah kita katakan bahwa sejak clilahirkan manusia sudah
mempunyai dua hasrat atau kepentingan pokok bagi kehidupannya, yaitu:

1. keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya, dan


2. keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alamnya.
Keterikatan dan ketergantungan antara manusia satu dengan yang lain mendorong manusia
untuk membentuk kelompok masyarakat yang disebut kelompok sosial atau social group. Apa itu
kelompok sosial? Berikut pandangan para ahli tentang pengertian kelompok sosial.
1. Paul B. Horton berpendapat bahwa kelompok berarti setiap kumpulan manusia secara fisik
(misalnya, sekelompok orang yang sedang menunggu bus kota).
2. Roland L. Warren berpendapat bahwa satu kelompok sosial meliputi sejumlah manusia yang
berinteraksi dan memiliki pola interaksi yang dapat dipahami oleh anggotanya secara keseluruhan.
3. Mayor Polak berpendapat bahwa kelompok sosial adalah sejumlah orang yang saling berhubungan
dalam sebuah struktur.
4. Wila Huky berpendapat bahwa kelompok merupakan suatu unit yang terdiri dan dua orang atau
lebih, yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi.
5. Robert K. Merton mendefinisikan kelompok sebagai sekumpulan orang yang saling berinterasksi
sesuai dengeyang telah pola mapan.
6. Mac lver dan Charles H. Page berpendapat bahwa kelompok sosial merupakan himpunan atau
kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan antarmanusia dalam himpunan itu bersifat saling
memengaruhi dan dengan kesadaran untuk saling menolong.

Dari paparan di atas, dapat kita simpulkan bahwa kelompok sosial adalah kumpulan individu
yang memiliki hubungan dan saling berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan
dan rasa memiliki.

Syarat dan ciri Kelompok Sosial

Apakah semua himpunan manusia dapat disebut kelompok sosial? Robert K. Merton
menyebutkan tiga kriteria suatu kelompok, yaitu:

1. memiliki pola interaksi


2. pihak yang berinteraksi mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok, dan
3. pihak yang berinteraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok.

Wy-@k19
Menurut Merton, kelompok berbeda dengan perkumpulan. Perkumpulanadalah sejumlah
orang yang mempunyai solidaritas berdasarkan nilai bersama serta memiliki kewajiban moral untuk
menjalankan peran yang diharapkan. Di dalam perkumpulan tidak ada unsur interaksi yang menjadi
kriteria utama bagi kelompok. Kelompok juga berbeda dengan kategori sosial yang merupakan suatu
himpunan peran yang mempunyai ciri sama, seperti jenis kelamin atau usia. Di antara himpunan orang-
orang yang berperan itu, tidak ada interaksi.

Menurut Soerjono Soekanto, himpunan manusia baru dapat dikatakan sebagai kelompok sosial
apabila memiliki beberapa persyaratan berikut.

1. Adanya kesadaran sebagai bagian dan i kelompok yang bersangkutan.


2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lain dalam kelompok itu.
3. Ada suatu faktor pengikat yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok, sehingga
hubungan di antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat berupa kepentingan yang
sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.
4. Memiliki struktur, kaidah, dan pola yang sama
5. Bersistem dan berproses
Kelompok sosial cenderung tidak bersifat statis, tetapi selalu berkembang dan mengalami
perubahan, baik dalam aktivitas maupun bentuknya. Coba perhatikan kelompok masyarakat di daerah
mu.

Ujian pengusaan materi


1. Kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama dengan
hubungan antar manusia dalam himpunan itu bersifat saling memengaruhi dan dengan
kesadaran untuk saling tolong menolong. Definisi ini dikemukan oleh….
2. Sebutkan perbedaan antara kelompok dan perkumpulan menurut Robert K. Merton
3. Mayor Polak mendefinisikan kelompok sebagai….
4. Dasar manusia membentuk kelompok-kelompok masyarakat adalah…..

B. TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL

Setelah paham tentang pengertian dan ciri-ciri sebuah kelompok sosial, Anda mungkin
bertanya, "seperti apa bentuk kelompok sosial dalam kenyataannya?" Beberapa klasifikasi berikut akan
membantu Anda menjawab pertanyaan tersebut.

Klasifikasi Durkheirn

Durkheim membagi kelompok sosial menjadi dua, yakni kelompok sosial yang didasarkan pada
solidaritas mekanik dan yang didasarkan pada solidaritas organik. Solidaritas mekanik merupakan ciri
dari masyarakat yang masih sederhana dan belum mengenal pembagian kerja. Tiap-tiap kelompok
dapat memenuhi keperluan mereka masing-masing tanpa memerlukan bantuan atau kerja sama dengan
kelompok dan i luar. Dalam masyarakat yang menganut solidaritas mekanik, yang diutamakan adalah
persamaan perilaku dan sikap. Seluruh warga masyarakat diikat oleh yaitu mencakup keseluruhan
kepercayaan dan perasaan kelompok, ada di luar warga, dan bersifat memaksa. Sanksi terhadap
pelanggaran kesadaran bersama akan dikenai hukuman yang bersifat represif (hukuman pidana).
Kesadaran bersama itu menjaga persatuan, sedangkan hukuman bertujuan agar kondisi tidak seimbang
akibat perilaku menyimpang dapat pulih kembali. Solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas yang
telah mengenal pembagian kerja. Bentuk solidaritas ini bersifat mengikat, sehingga unsur-unsur di
dalam masyarakat tersebut saling bergantung. Karena adanya kesalingtergantungan ini, ketiadaan salah
satu unsur akan mengakibatkan gangguan pada kelangsungan hidup bermasyarakat.

Pada masyarakat dengan solidaritas organik, ikatan utama yang mempersatukan masyarakat
bukan lagi kesadaran kolektif, melainkan kesepakatan yang terjalin di antara berbagai profesi. Hukum
yang menonjol bukan hukum pidana, melainkan ikatan hukum perdata. Sanksi terhadap pelanggaran
kesepakatan bersama bersifat restitutif. Artinya, Si pelanggar harus membayar ganti rugi kepada yang
dirugikan untuk mengembalikan keseimbangan yang telah ia langgar.

Klasifikasi Ferdinand Tonnies

Wy-@k19
Menurut Ferdinand TOnnies, kelompok di dalam masyarakat dibedakan menjadi dua, yaitu
gemeinschaft dan gesellscha ft. Gemeinschaft merupakan kehidupan bersama yang intim, pribadi, dan
eksklusif. Suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir. Contohnya adalah, ikatan perkawinan, agama,
bahasa, adat, dan rumah tangga.

Gesellschaft merupakan kehidupan publik sebagai sekumpulan orang yang secara kebetulan
hadir be tetapi setiap orang tetap mandiri. Gesellschaft bersifat sementara dan semu. Di dalam
gemeinschaft individu tetap bersatu meskipun tinggal secara terpisah, sebaliknya di dalam gesellschaft,
individu pada dasarnya terpisah meskipun ada faktor pemersatu. Contoh gesellschaft adalah ikatan
pekerja dan ikatan pengusaha.

Klasifikasi Charles H. Cooley dan Ellsworth Farris

Menurut Charles H. Cooley, di dalam masyarakat terdapat kelompok primer. Kelompok ini
ditandai dengan pergaulan, kerja sama, dan tatap muka yang intim. Ruang lingkup terpenting kelompok
primer adalah keluarga, teman bermain pada masa kecil, rukun warga, dan komunitas orang dewasa.
Pergaulan yang intim ini menghasilkan keterpaduan individu dalam satu kesatuan, membuat seseorang
hidup dan memiliki tujuan kelompok bersama. Klasifikasi kelompok juga diungkapkan oleh Ellsworth
Farris. la mengkritik Cooley yang menurutnya hanya menjelaskan kelompok primer. Menurut Farris, di
dalam masyarakat juga terdapat kelompok sekunder yang formal, tidak pribadi, dan berciri
kelembagaan. Contoh kelompok sekunder adalah koperasi dan partai politik.

Klasifikasi W.G. Sumner

Sumner membagi kelompok menjadi dua, yaitu in-group dan out-group. Menurut Sumner,
dalam masyarakat primitif yang terdiri dan i kelompok-kelompok kecil dan tersebar di suatu wilayah,
terdapat pembagian jenis kelompok, yaitu kelompok dalam (in-group) dan kelompok luar (out-group). Di
kalangan kelompok dalam, dijumpai persahabatan, kerja sama, keteraturan, dan kedamaian. Apabila
kelompok dalam (in-group) berhubungan dengan kelompok luar, muncullah rasa kebencian,
permusuhan, perang, atau perampokan. Rasa kebencian itu diwariskan dan i satu generasi ke generasi
yang lain dan menimbulkan perasaan solidaritas dalam kelompok (in-group feeling). Anggota kelompok
menganggap kelompok mereka sendiri sebagai pusat segala-galanya (etnosentris).

Kajian dari Sumner bisa digunakan untuk menjelaskan masalah tawuran antarsiswa.
Sebagaimana masyarakat primitif, di kalangan siswa dan i suatu sekolah dapat muncul in-group feeling
yang kuat, yang terwujud dalam rasa solidaritas, kesetiaan, dan pengorbanan. Perasaan ini dapat
memicu etnosentrisme sehingga mereka memandang siswa dan i sekolah lain dengan penuh rasa
permusuhan, kebencian, dendam, dan hasrat ingin menyakiti. Rasa permusuhan antarsekolah ini
diwariskan oleh satu angkatan ke angkatan yang lain.

Klasifikasi Soeriono Soekanto

Berbeda dengan Durkheim, Tonnies, Cooley, Farris, dan Sumner, Soerjono Soekanto membagi
jenis kelompok berdasarkan enam hal, yaitu besar kecilnya jumlah anggota, derajat interaksi sosial,
kepentingan dan wilayah, derajat Pengayaan organisasi, kesadaran terhadap jenis yang sama, serta
hubungan sosial tujuan.

1. Berdasarkan Besar Kecilnya Jumlah Anggota

Kelompok sosial dapat diklasifikasikan berdasarkan jurnldh anggoidnya. Menurut George


Simmel, bentuk terkecil kelompok sosial terdiri clad satu orang sebagai fokus hubungan sosial yang
dinamakan monad. Kemudian, r-rionad dikembangkan dengan meneliti kelompok-kelompok yang terdiri
dan i dua atau tiga orang yang disebut dyad dan triad, serta kelompok-kelompok kecil lainnya. Di
samping itu, sebagai perbandingan, Simmel menelaah kelompok-kelompok yang lebih besar. Analisis ini
kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Leopold von Wiese dan Howard Becker.

2. Berdasarkan Derajat Interaksi Sosial

Berdasarkan derajat interaksi sosial, kelompok-kelompok yang anggotaanggotanya saling


mengenal (face to face grouping), seperti keluarga, rukun tetangga, dan desa, berbeda dengan
kelompok-kelompok yang anggotaanggotanya tidak mempunyai hubungan yang erat, seperti
masyarakat kota, perusahaan, atau negara.

Wy-@k19
3. Berdasarkan Kepentingan dan Wilayah

Ukuran lain yang menentukan jenis kelompok sosial adalah kepentingan dan wilayah. Suatu
komunitas, misalnya, merupakan kelompok-kelompok atau kesatuan-kesatuan atas dasar wilayah yang
tidak mempunyai kepentingankepentingan khusus tertentu. Berbeda dengan komunitas, asosiasi justru
dibentuk untuk memenuhi kepentingan tertentu. Sudah tentu anggota-anggota komunitas maupun
asosiasi sedikitnya sadar terhadap adanya kepentingan bersama, walaupun tidak dikhususkan secara
terinci.

Berlangsungnya suatu kepentingan merupakan ukuran lain bagi klasifikasi tipe-tipe sosial.
Suatu kerumunan (ephimeral group), misalnya, merupakan kelompok yang hidup sebentar saja karena
kepentingannya tidak berlangsung lama. Lain halnya dengan kelas atau komunitas yang kepentingannya
relatif tetap (permanen).

4. Berdasarkan Derajat Organisasi

Berdasarkan derajat organisasi, kelompok sosial dapat berupa kelompok yang terorganisasi
dengan baik sekali, seperti negara, sampai dengan kelompok yang tak terorganisasi, seperti kerumunan.

5. Berdasarkan Kesadaran Terhadap jenis yang sama

Berdasarkan Kesadaran Terhadap jenis yang sama, kelompok sosial dapat dibagi atas in-group
dan out-group. Setiap kelompok sosial dimana saja berada selalu memiliki apa yang yang di sebut in-
group( kelompok dalam) dan out-group (kelompok di luar kelompoknya)

Pada in group orang mendapat pemahaman bahwa “kami” berbeda dengan “mereka”. Artinya
terdapat identitas yang membedakan antara orang-orang di dalam kelompok dan orang-orang di luar
kelompok. Indentitas yang dimiliki bersama di dalam kelompok menjadi “kami” atau “milik kami”.
Sebaliknya “mereka” atau “ milik mereka”

Sikap in-group pada umumnya didasarkan pada faktor simpati dan selalu mempunyai perasaan
dekat pada anggota-anggota kelompoknya, sedangkan sikap terhadap out-group selalu ditandai dengan
antagonisme atau antipati. Perasaan in-group dan out-group atau perasaan dalam dan luar kelompok
dapat merupakan dasar suatu sikap yang dinamakan etnosentrisme.

In-group maupun out-group dapat dijumpai di semua masyarakat, walaupun kepentingan-


kepentingannya tidak selalu sama. Dalam masyarakat yang sederhana, jumlahnya tidak begitu banyak
dibandingkan dengan masyarakat yang sudah kompleks.

6. Berdasarkan Hubungan Sosial dan Tujuan

Berdasarkan hubungan sosial dan tujuan, kelompok sosial dapat dibedakan menjadi kelompok
primer dan kelompok sekunder.

1. Kelompok primer (primary group) adalah kelompok yang saling mengenal anggotanya, serta
terdapat kerja sama yang bersifat pribadi. Contoh kelompok primer adalah keluarga, kelompok
sepermainaan, dan rukun tetangga. Jacli, kelompok primer merupakan suatu kelompok di mana
orang dapat mengenal orang lain secara pribadi dan akrab. Hal tersebut dilakukan melalui
hubungan yang bersifat informal, akrab, personal, spontan, sentimental, dan eksklusif.
Syarat-syarat kelompok primer adalah sebagai berikut.
a. Anggota kelompok secara fisik saling berdekatan dan terdapat interaksi yang intensif.
b. Kelompok tersebut merupakan kelompok kecil, sehingga tiap individu relatif mudah
berinteraksi secara langsung.
c. Terdapat hubungan yang langgeng antaranggota yang bersangkutan, biasanya ada hubungan
darah, kekerabatan, ataupun pertemanan.
2. Kelompok sekunder (secondary group) adalah kelompok besar yang terdiri dan i banyak orang,
hubungannya tidak harus saling mengenal secara pribadi, kurang akrab, dan sifatnya tidak begitu
langgeng karena mereka berkumpul berdasarkan kepentingan yang sama. Contoh kelompok
sekunder terdapat tersebut memunculkan hak dan kewajiban dan i setiap pihak. Hubungan ini pada
orang-orang yang melakukan hubungan kontrak (jual-beli). Hubungan sangat rentan terhadap

Wy-@k19
konflik, terutama jika salah satu pihak melanggar kewajibannya. Dalam konteks Indonesia,
kelompok primer dan kelompok sekunder tercermin dalam paguyuban dan patembayan.

1. Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggota- nggotanya memiliki hubungan
batin yang kuat, bersifat alamiah dan kekal. Contohnya, hubungan yang terdapat dalam keluarga,
kelompok kekerabatan, dan hubungan dengan tetangga pada masyarakat tradisional atau pada
masyarakat pedesaan.
Menurut TOnnies, paguyuban memiliki ciri-ciri sebagai berikut ..
a. Intim, yaitu hubungan menyeluruh yang mesra.
b. Privat, yaitu hubungan yang bersifat pribadi, khusus untuk beberapa orang saja.
c. Eksklusif, hubungan tersebut hanya untuk kelompoknya sendiri dan bukan untuk orang luar.

Paguyuban dapat dibedakan atas 3 tipe, sebagai berikut.


a. Paguyuban karena ikatan darah atau keturunan. Contohnya, keluarga dan kelompok
kekerabatan.
b. Paguyuban Karena tempat tincgal, yaitu suatu paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang
berdekatan tempat tinggalnya sehingga dapat saling tolong-menolong. Contohnya, rukun
tetangga, rukun warga, dan kelompok arisan.
c. Paguyuban karena jiwa dan pikiran, yaitu paguyuban yang anggotanya memiliki jiwa, pikiran,
dan ideologi yang sama.
2. Patembayan merupakan bentuk kehidupan bersama di mana di antara anggotanya terdapat ikatan
lahir yang bersifat pokok, dalam jangka waktu yang relatif pendek. Strukturnya bersifat mekanis
seperti mesin yang setiap komponennya memiliki lungs' atau kegunaan. Hal ini terjadi karena dalam
masyarakat patembayan diutamakan berlangsungnya suatu hubungan perjanjian atau kontrak yang
memiliki tujuan tertentu dan bersifat rasional. Masyarakat patembayan bersifat sementara. Contoh
patembayan adalah hubungan dalam dunia industri atau organisasi politik. Lebih lanjut, Soerjono
Soekanto membuat sistematika kelompok-kelompok terpenting dalam struktur sosial yang berkaitan
dengan hubungan antarindividu seperti terlihat pada tabel berikut.

label 1.1. Kelompok-Kelompok Sosial Terpenting

No Kategori utama Kriteria umum Kriteria tambahan

1 Kesatuan Wilayah 1. Kepentingan


Tipe Umum : komunitas 2. Bertempat tinggal di
Tipe Khusus : suku, etnis, suatu wilayah tertentu
bangsa,
daerah kota, desa
Kesatuan-kesatuan atas dasar 1. Sikap yang sama dani 1. Kepentingan yang
kepentingan yang sama, tanpa anggota kelompok yang sementara
organisasi bersangkutan 2. Sifat kelompok
yang tetap 2. Organisasi sosial yang tidak sementara
• Tipe Umum : kelas tetap (temporer)
Tipe Khusus : kasta, elit, kelas
atas
dasar persaingan,
kelas atas dasar kerja
sama
• Tipe Umum
: kelompok etnis dan
ras
Tipe Khusus : kelompok atas
dasar
perbedaan warna
kulit, kelompok-
kelompok emigran,
kelompok-kelompok

Wy-@k19
nasional
: kerumunan
: kerumunan dengan
kepentingan yang
sama dan kepentingan
umum
• Tipe Umum
Tipe Khusus
3. Kesatuan-kesatuan atas dasar 1. Kepentingankepentingan 1. Jumlah
kepentingan yang sama yang terbatas keanggotaan
dengan 2. Organisasi sosial tertentu terbatas
organisasi yang tetap; asosiasi. 2. Organisasi
• Tipe Umum : kelompok sosial yang
primer formal
(primary group) 3. Pentingnya
Tipe Khusus : keluarga, hubungan-
kelompok hubungan yang
permainan, klik tidak bersifat
(clique), klub pribadi Jenis
• Tipe Umum : asosiasi 4. kepentingan
besar yang dikejar
Tipe Khusus : negara, gereja,
perkumpulan atas
dasar ekonomi,
persatuan buruh, dan
sebagainya.

C. Hubungan antarkelompok dalam masyarakat

Kita telah membahas tipe-tipe kelompok sosial. Kita juga telah melakukan pengamatan
terhadap kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat kita masing-masing. Dan i semua
kegiatan itu, dapatlah kita katakan bahwa dalam sebuah masyarakat, terdapat banyak kelompok-
kelompok sosial. Dalam hal tersebut, pertanyaan yang timbul kemudian adalah bagaimana tiap
kelompok sosial dalam masyarakat itu dapat berhubungan? Apa konsekuensi hubungan tersebut?
Berikut uraiannya.

Dimensi Hubungan Antarkelompok

Sebagaimana individu berinteraksi ciengan individu lain, suatu kelompok pun berinteraksi atau
berhubungan dengan kelompok lain. Hubungan ini akan menghaskan kerja sama, persaingan, maupun
konflik. Menurut Kinloch, hubungan antarkelompok memiliki beberapa kriteria sebagai berikut. Kriteria
fisiologis.

1. Kriteria ini didasarkan pada persamaan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), usia (tua-muda),
dan ras.
2. Kriteria kebudayaan. Kriteria ini mencakup kelompok yang diikat oleh persamaan kebudayaan,
seperti kelompok etnik (Batak, Minangkabau, Sunda, Ambon). Meskipun Kinloch tidak
menyebutkan faktor agama, dalam banyak kasus, pengelompokkan berdasarkan agama pun
dapat dimasukkan dalam kategori ini.
3. Kriteria ekonomi. Kriteria ini dibedakan antara mereka yang memiliki kekuasaan ekonomi dan
yang tidak memiliki kekuasaan ekonomi.
4. Kriteria perilaku. Kriteria ini didasarkan pada cacat fisik, cacat mental, dan penyimpangan
terhadap aturan masyarakat.

Dalam hubungan antarkelompok, terdapat berbagai macam dimensi, diantaranya adalah


dimensi demografi, sikap, institusi, gerakan sosial, dan tipe utama hubungan antarkelompok. Namun,

Wy-@k19
kita akan membatasi bahasan pada empat dan i enam dimensi yang telah dikemukakan, yaitu dimensi
sejarah, sikap, institusi, dan gerakan sosial.

1. Dimensi sejarah

Hubungan antarkelompok dilihat dad dimensi sejarah diarahkan pada masalah tumbuh dan
berkembangnya hubungan antarkelompok. Hal ini terkait dengan timbuinya stratifikasi etnik, stratifikasi
jenis kelamin, dan stratifikasi usia. Stratifikasi etnik menurut Noel hanya dapat terjadi apabila memenuhi
tiga syarat, yaitu (1) etnosentrisme, (2) persaingan, dan (3) perbedaan kekuasaan. Stratifikasi etnik tidak
terjadi apabila ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi. Contohnya, kontak antara kelompok kulit putih
dan kelompok kulit hitam di Afrika Selatan pada masa politik Apartheid. Kontak ini berkembang menjadi
hubungan perbudakan. Hal ini terjadi karena adanya etnosentnsme pada kelompok kulit putih, adanya
persaingan di bidang ekonomi, dan adanya kekuasaan yang lebih besar pada kelompok kulit putih.

Stratifikasi usia terkait dengan kekuasaan, hak istimewa, dan prestise yang dimiliki individu
sejak mulai beranjak dewasa hingga menjelang usia tua. Setelah itu, kekuasaan, prestise, dan hak
istimewa itu berkurang akibat bertambahnya usia dan kecenderungan untuk semakin tergantung
dengan orang yang lebih muda.

Stratifikasi jenis kelamin terkait dengan industrialisasi, pembagian kerja antara laki-laki dan
perempuan belum terlihat jelas. Balk laki-laki maupun perempuan saling bekerja sama dalam kegiatan
produksi, distribusi, dan konsumsi. Sementara pada masa industrialisasi, pembagian kerja antara laki-laki
dan perempuan semakin jelas dan terperinci.

2. Dimensi sikap

Dalam hubungan antarkelompok, sering muncul suatu prasangka dan stereotip. Prasangka
(prejudice) dalam kaitannya dengan hubungan antarkelompok merupakan sikap bermusuhan yang
ditujukan pada suatu kelompok tertentu atas dasar dugaan bahwa kelompok tersebut mempunyai ciri
yang tidak menyenangkan. Sikap ini dinamakan prasangka karena tidak didasari oleh pengetahuan,
pengalaman, ataupun bukti yang memadai. Contohnya, terdapat pandangan yang menganggap bahwa
orang Batak memiliki watak dan sikap yang kasar dan agresif. Ada pula pandangan yang menganggap
bahwa orang Padang memiliki sifat yang penuh perhitungan, selain itu orang Jawa memiliki sikap kurang
tegasdan lamban. Hal ini tentu hanya prasangka yang cenderung subjektif.

Menurut Michael Banton, istilah prasangka memiliki makna yang hampir serupa dengan istilah
antagonisme dan antipati. Namun, perbedaannya, antagonisme atau antipati dapat dikurangi atau
diberantas melalui pendidikan. Sebaliknya, sikap yang bermusuhan pada orang yang berprasangka
cenderung tidak rasional dan berada di bawah sadar sehingga sulit diubah.

Suatu kelompok berprasangka terhadap kelompok lain disebabkan oleh keinginan untuk
memperoleh kepuasan yang terhalang. Oleh karena itu, anggota melakukan agresi. Apabila agresi tidak
dapat ditujukan pada pihak yang rnenghalangi usahanya, agresi dialihkan kepada orang lain yang
dijadikan kambing hitam.

Stereotip merupakan suatu konsep yang erat kaitannya dengan konsep prasangka. Orang yang
menganut stereotip terhadap kelompok lain cenderung berprasangka terhadap kelompok lain. Menurut
William Kornblum, stereotip adalah citra yang kaku mengenai kelompok ras atau budaya yang dianut
tanpa memperhatikan kebenaran citra tersebut. Orang cenderung menyederhanakan dan tidak peka
terhadap fakta objektif. Stereotip dapat bersifat negatif ataupun positif. Perempuan memiliki sifat
keibuan, penyayang, dan lembut merupakan contoh stereotip positif. Sementara itu, contoh stereotip
negatif adalah miskin memiliki sifat bodoh, kotor, dan tidak berbudaya.

3. Dimensi institusi

Dimensi institusi dalam hubungan antarkelompok dapat berupa institusi politik dan ekonomi.
Institusi dalam masyarakat dapat memperkuat pengendalian sosial, sikap, dan hubungan
antarkelompok. lnstitusi dapat pula berfungsi untuk menghilangkan pola hubungan antarkelompok yang
ada. Maksudnya, hubungan antarkelompok menjadi bersifat birokratis saja dan tidak ada hubungan
yang bersifat lebih personal selain antarinstitusi belaka. Contohnya, seorang petugas administrasi tidak
perlu mengenal dengan balk orang-orang dan i instansi mana yang dihadapinya. Hubungan yang terjadi
antarmereka tidak lebih dan i hubungan administratif saja. La melayani keperluan administrasi
konsumen dan konsumen membutuhkan pelayanan administrasi darinya.

4. Dimensi gerakan sosial

Wy-@k19
Hubungan antarkelompok sering melibatkan gerakan sosial, baik yang diprakarsai oleh pihak
yang menginginkan perubahan maupun oleh mereka yang ingin mempertahankan keadaan yang sudah
ada. Misalnya, gerakan perempuan untuk menentang kekerasan dalam rumah tangga, dan gerakan
perempuan konservatif yang mempertahankan peran perempuan sesuai dengan tradisi.

Selain dimensi yang telah disebutkan di atas, dalam hubungan antarkelompok juga terdapat
dimensi perilaku dan dimensi perilaku kolektif. Yang termasuk dalam dimensi perilaku adalah perilaku
suatu kelompok terhadap kelompok lain, misalnya perilaku diskriminatif dan pemeliharaan jarak sosial.
Selain itu, hubungan antarkelompok pun sering diwarnai oleh peristiwa perilaku kolektif, misalnya
demonstrasi, huru-hara, pengrusakan, atau bentrok fisik.

Pola Hubungan Antarkelompok

Hubungan antarkelompok juga diwarnai dengan pola-pola tertentu yang khas. Terhadap
kelompok ras, Michael Banton mengemukakan bahwa terdapat berbagai kemungkinan pola hubungan
antarkelompok ras. Di antaranya adalah proses akulturasi, dominasi, paternalisme, pluralisme, dan
integrasi.

1. Akulturasi terjadi ketika kebudayaan kedua kelompok ras yang bertemu mulai berbaur dan berpadu.
Akulturasi terjadi tidak hanya pada masyarakat yang posisinya sama, tetapi juga pada masyarakat
yang posisinya berbeda. Dalam proses akulturasi terjadi pula dekulturasi, contohnya hilangnya
kebudayaan asli daerah akibat interaksi paksa oleh pemerintah kolonial Belanda.
2. Dominasi terjadi bila suatu kelompok ras menguasai kelompok lain. Contohnya, kedatangan bangsa
Eropa ke benua Afrika dan Asia untuk memperoleh sumber alam yang dilanjutkan dengan dominasi
atas penduduk setempat. Dalam kaitan dengan dominasi, Kornblum menyatakan bahwa terdapat
empat macam kemungkinan proses yang dapat terjadi dalam suatu hubungan antarkelompok, yaitu
genosida, pengusiran, perbudakan, segregasi, dan asimilasi.
a. Genosida adalah pembunuhan secara sengaja sistematis terhadap anggota kelompok tertentu.
Contohnya pembunuhan orang Yahudi oleh pemerintah Nazi jerman
b. Pengusiran. Contohnya, pengusiran warga Palestina oleh Pemerintah Israel dan i tepi Barat
Sungai Jordan.
c. Perbudakan. Contohnya, sistem kerja rodi yang dilakukan pada penjajahan Jepang di Indonesia.

d. Segregasi, yaitu pemisahan antara warga kulit putih dan kulit hitam di Afrika Selatan pada masa
politik Apartheid."
e. Asimilasi, yaitu interaksi antara dua kelompok yang berbeda kebudayaan sehingga memunculkan
kebudayaan campuran.
3. Paternalisme adalah suatu bentuk dominasi kelompok ras pendatang atas kelompok ras pribumi.
Pola ini muncul apabila kelompok pendatang, yang secara politik lebih kuat, mendirikan koloni di
daerah jajahan. Dalam pola hubungan ini, Banton membedakan tiga macam masyarakat, yaitu
sebagai berikut.
a. Masyarakat metropolitan (di daerah asal pendatang).
b. Masyarakat kolonial yang terdiri atas para pendatang dan sebagian dan i masyarakat pribumi.
c. Masyarakat pribumi yang dijajah.
4. Integrasi adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat,
tetapi tidak memberikan perhatian khusus pada perbedaan ras tersebut. Hak dan kewajiban yang
terkait dengan ras seseorang hanya terbatas pada bidang tertentu dan tidak berkaitan dengan bidang
pekerjaan atau status yang diraih dengan usaha.
5. Pluralisme adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya persamaan hak politik dan hak
perdata masyarakat. Akan tetapi, pola hubungan itu lebih terfokus pada kemajemukan kelompok ras
daripada pola integrasi. Menurut Furnivall, masyarakat majemuk adalah masyarakat yang di
dalamnya terdapat berbagai kelompok berbeda. hap kelompok tersebut tercampur tetapi tidak
membaur. Contohnya, masyarakat Indonesia pada masa penjajahan Belanda yang terdiri tiga
kelompok ras yang hidup berdampingan dalam satuan politik, namun terpisah. Ketiga kelompok ras
itu adalah kelompok Eropa, Timur Asing, dan pribumi.
Ahli lain, yakni Stanley Lieberson, mengklasifikasikan pola hubungan antarkelompok menjadi
dua pola berikut.
1. Pola dominasi kelompok pendatang atas pribumi (migrant superordination). Contohnya
adalah kedatangan bangsa Eropa ke benua Asia, Afrika, dan Amerika.

Wy-@k19
2. Pola dominasi kelompok pribumi atas kelompok pendatang (indigenous superordination).
Contohnya adalah dominasi kelompok kulit putih Perancis atas kelompok pendatang dan i
Aljazair, China, ataupun Turki.
Lieberson berpendapat bahwa suatu pola mempunyai kecenderungan untuk lebih berkembang
ke suatu arah tertentu. Pola dominasi cenderung mengarah pada pola pluralisme, sedangkan pola
akulturasi dan paternalisme cenderung mengarah pada pola integrasi.

Rangkuman

1. Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan dan saling berinteraksi
sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan clan rasa memiliki.
2. Menurut Soerjono Soekanto, himpunan manusia baru dapat dikatakan sebagai kelompok sosial
apabila memiliki beberapa persyaratan berikut.
 Adanya kesadaran sebagai bagian dan i kelompok yang bersangkutan.
 Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lainnya dalam
kelompok itu.
 Ada suatu faktor pengikat yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok,
sehingga
 hubungan di antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat berupa kepentingan yang
sama, tujuan yang sama, dan ideologi politik yang sama.
 Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku yang sama.
 Bersistem dan berproses.
3. Beberapa tipe kelompok sosial, antara lain kelompok solidaritas mekanik, kelompok solidaritas
organik, gemeinschaft, gesselschaft, kelompok primer, kelompok sekunder, serta in-group dan
out-group.
4. Datam hubungan antarkelompok, terdapat berbagai macam dimensi, di antaranya adalah
dimensi demografi, sikap, institusi, gerakan sosial, dan tipe utama hubungan antarkelompok.
5. Michael Banton mengemukakan bahwa terdapat berbagai kemungkinan pola hubungan
antarkelompok ras. Di antaranya adalah proses akulturasi, dominasi, paternalisme, plural/sine,
dan integrasi.

Soal evaluasi

Wy-@k19
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat.
1. Prasangka yang tidak didasarkan pada pengetahuan, pengalaman, dan bukti yang memadai
tentang seseorang dan i daerah atau suku tertentu disebut…
a. Stereotip
b. Antagonis
c. Antipati
d. Stereo system
e. Stereo sound
2. Agregasi adalah kumpulan orang yang . . .
a. tidak memiliki kebersamaan, kecuali secara fisik
b. dekat dan memiliki banyak persamaan
c. memiliki hubungan erat seperti keluarga
d. memiliki struktur administrasi yang baik
e. secara fisik dekat dan memiliki visi dan misi yang sama
3. impunan manusia dapat dikatakan sebagai kelompok sosial apabila memenuhi beberapa
persyaratan, di antaranya adalah . . . .
a. adanya kesadaran sebagai bagian dan i kelompok yang bersangkutan
b. memiliki tujuan yang sama walaupun jalan yang ditempuh berbeda-beda adanya
kesadaran untuk menjadi individu yang otonom
c. memiliki suatu unsur pemaksa agar individu tunduk padanya
d. Individu menyadari bahwa kelompok memiliki suatu ikatan yang tak dapat diganggu
4. Integrasi adalah suatu pola hubungan yang . . . .
a. mengakui adanya perbedaan ras di masyarakat dan memaknai secara penting
perbedaan-perbedaan yang ada
b. tidak mengakui adanya perbedaan ras, namun memiliki kehendak untuk hidup secara
bersama-sama di dalam suatu kesatuan
c. mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan perhatian
khusus pada perbedaan ras tersebut
d. tidak menghendaki hidup bersama, namun mengakui adanya perbedaan yang ada di
masyarakat
e. tidak menghendaki hidup bersama dan tidak mengakui adanya perbedaan di masyarakat
5. Syarat-syarat terjadinya stratifikasi etnik menurut Noel, yaitu
a. etnosentrisme, kebersamaan, dan kesederajatan
b. etnografisme, persaingan, dan perbedaan kekuasaan
c. etnosentrisme, persaingan, dan perbedaan kekuasaan
d. etnologi, kebersamaan, dan perencanaan
e. etnografisme, kebersamaan, dan perbedaan kekuasaan
6. Pluralisme adalah . . . .
a. suatu pola hubungan yang tidak mengenal pengakuan persamaan hak politik dan hak
perdata masyarakat, namun memfokuskan pada kemajemukan kelompok ras daripada
pola integrasi
b. suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras di masyarakat dan
memaknai secara penting perbedaan-perbedaan yang ada
c. suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakattetapi
tidak memberikan makna penting pada perbedaan ras tersebut
d. suatu pola hubungan yang tidak mengenal pengakuan persamaan hak politik dan hak
perdata masyarakat, dan tidak memfokuskan pada kemajemukan kelompok ras
daripada pola integrasi
e. suatu pola hubungan yang mengakui adanya persamaan hak politik dan hak perdata
masyarakat, namun lebih terfokus pada kemajemukan kelompok ras daripada pola
integrasi
7. Suatu bentuk dominasi kelompok ras pendatang atas kelompok ras pribumi disebut . .
a. Paternalisme
b. Akulturasi
c. Fraternalisme
d. Dominasi
e. pluralisme
8. Hubungan antarkelompok, baik hubungan antarras, antaretnik, antaragama, maupun
antargenerasi, sering melibatkan gerakan sosial, balk yang diprakarsai oleh pihak yang

Wy-@k19
menginginkan perubahan maupun oleh mereka yang ingin mempertahankan keadaan yang
sudah ada. Penjelasan tersebut merupakan dimensi…
a. institusi
b. gerak sosial
c. sejarah
d. ruang sosial
e. sikap
9. Genosida merupakan contoh pola hubungan . . .
a. Dominasi
b. Integrasi
c. Akulturasi
d. Pluralisme
e. Paternalisasi
10. Prasangka menurut Banton memiliki makna yang hampir serupa dengan istilah . . . .
a. protagonisme dan melankoli
b. animisme dan antipati
c. gosip dan simpati
d. anarkisme dan simpati
e. antagonisme dan antipati
11. Kedatangan bangsa Eropa ke benua Afrika dan Asia dengan tujuan untuk memperoleh
sumber alam, diikuti dengan dominasi atas penduduk setempat merupakan contoh dari pola
hubungan . . . .
a. Asosiatif
b. Kooperatif
c. Disosiatif
d. Partisipatif
e. Akomodatif
12. Menurut Tonnies, ciri-ciri paguyuban adalah…
a. intim, publik, inklusif
b. intim, privat, inklusif
c. intim, privat, eksklusif
d. intim, privat, delusif
e. minim, primat, delusif
13. Menurut Furnivall, masyarakat majemuk adalah…
a. masyarakat yang di dalamnya terdapat kelompok berbeda yang tercampur dan saling
membaur
b. masyarakat yang di dalamnya terdapat kelompok berbeda yang tercampur, tetapi tidak
membaur
c. masyarakat yang di dalamnya tidak ada kelompok yang berbeda dan hidup dalam
pembauran
d. masyarakat yang di dalamnya tidak ada kelompok yang berbeda dan tidak perlu
membaur
e. masyarakat yang di dalamnya terdapat kelompok yang berbeda dan kadang membaur
14. Dua hasrat atau kepentingan pokok yang dimiliki manusia sejak lahir adalah…
a. keinginan untuk menjadi satu dengan sesamanya
b. keinginan untuk menjadi satu dengan sesama dan lingkungan alamnya
c. keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alamnya
d. keinginan untuk tidak menyatu dengan sesama, tetapi ingin menyatu dengan Iingkungan
alamnya
e. keinginan untuk menyatu dengan sesamanya, tetapi tidak menyatu dengan lingkungan
alamnya.
15. Pengertian komunitas adalah kelompok atau kesatuan
a. yang dibentuk untuk memenuhi kepentingan tertentu
b. yang berkumpul bersama dan membentuk komunitas
c. atas dasar wilayah yang tidak mempunyai kepentingac-tingan khusus tertentu
d. yang berkumpul secara spontan tanpa memiliki tujuan
e. yang berkumpul secara spontan namun memiliki tujuan yang sama
16. Kelompok sosial primer (primary group) adalah kelompok yang….
a. memiliki kesamaan visi dan misi

Wy-@k19
b. tidak saling mengenal satu dengan yang lain, namun dapat bekerja sama dengan baik
c. saling mengenal, tetapi tidak terdapat kerja sama di antara mereka
d. tidak saling mengenal clan tidak terdapat kerja sama di antara mereka
e. saling mengenal antaranggotanya, serta terdapat kerja sama yang bersifat pribadi
17. Kecemburuan antarkelompok sosial merupakan akibat dari….
a. hubungan yang tidak berimbang antarkelompok sosial yang ada
b. kesetaraan daiam mengakomodasikan budaya lokal
c. ketidakadilan mengakomodasi budava lokal
d. pengakomodasian budaya lokal yang beriebihan
e. hubungan setara antarbudaya lokal yang ada
18. Paternalisme adalah bentuk . . . .
a. dominasi kelompok ras pribumi terhadap kelompok ras pendatang
b. penyesuaian kelompok ras pendatang terhadap kelompok ras pribumi
c. denotasi kelompok ras pribumi terhaaao ketompok ras pendatang
d. penyesuaian ketompok ras pribumi terhadap kelompok ras pendatang
e. dominasi kelompok ras pendatang atas ras pribumi
19. integrasi adalah suatu pola hubunga yang….
a. mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat perhatian khusus pada perbedaan
ras
b. tidak mengakui perbedaan ras dalam masyarakat dan tidak memberikan makna penting
pada perbedaan ras
c. mengakui adanya perbedaan ras dan memberikan perhatian khusus pada perbedaan ras
d. tidak mengakui perbedaan ras, tetapi memberikan perhatian khusus bagi perbedaan ras
e. tidak mengakui perbedaan ras dan mengagungkan homogenitas budaya
20. Masyarakat patembayan adalah masyarakat yang bersifat…. .
a. Abadi
b. Nasionalisme
c. Sementara
d. Musiman
e. Kedaerahan

Wy-@k19

Anda mungkin juga menyukai