Anda di halaman 1dari 63

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah dan/atau masyarakat. (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat ).
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. (Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat).
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut Depkes RI (2004)
puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
wilayah kerja (Effendi, 2009).
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan
yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif
(pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan
kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan
tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan
dalam kandungan sampai tutup usia (Effendi, 2009).

1
Guna menunjang mutu pelayanan keperawatan tidak lepas dari proses
manajemen keperawatan. sebagai suatu upaya untuk meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan maka diterapkan dan diuji coba berbagai metode
pemberian asuhan keperawatan.
Praktek klinik manajemen keperawatan merupakan penerapan konsep-
konsep manajemen keperawatan yang berhubungan dengan pengelolaan
efektif manajemen operasional dan asuhan keperawatan di ruang perawatan,
sehingga dapat meningkatkan profesionalisme keperawatan di Indonesia.
Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu: pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selalu
berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas
sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu
puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya. Khusus
untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Metode praktik keperawatan profesional sangat diperlukan untuk
menunjang peningkatan mutu pelayanan keperawtan dan tentunya akan
meningkatkan mutu Puskesmas. Seperti halnya di ruang rawat inap
Puskesmas Tawangsari, yang mempunyai jumlah total perawat 13 orang,
dengan porsi 1 kepala ruang, perawat 12 orang perawat pelaksana dengan
porsi kapasitas pasien 90 s/d 100 orang dalam 1 bulan dimana pada shif pagi
dipimpin kepala ruang dan pada shif siang dan malam di terapkan model
keperawatan fungsional.
Sebagai realisasi dari upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan,
maka dilaksanakan uji coba penerapan manajemen praktek keperawatan
professional oleh mahasiswa program pendidikan Profesi Ners STIKes
Kusuma Husada Surakarta di Rawat Inap Puskesmas Tawangsari.

2
Pelaksanaan tanggung jawab ini dapat dilakukan melalui metoda
manajemen praktek keperawatan professional dimana seorang perawat primer
akan bertanggung jawab terhadap asuhan klien bersama perawat asosiate dari
mulai datang sampai pulang/pindah dari suatu ruangan.
II. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Bagi mahasiswa
Setelah mengikuti praktek klinik manajemen keperawatan profesional,
mahasiswa diharapkan mampu menerapkan pengelolaan asuhan
keperawatan yang berbasis Model Praktik Keperawatan Profesional
b. Bagi Puskesmas
Perawat dapat menerapkan metode MPKP di ruang rawat inap
Puskesmas Tawangsari sehingga dapat tercapainya mutu pelayanan
profesional terutama dalam bidang keperawatan.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktek klinik Manajemen Keperawatan, mahasiswa
diharapkan mampu menerapkan aspek – aspek manajemen keperawatan
dalam penerapan proses keperawatan, yang meliputi :
a. Mampu mengkaji data terkait managemen pelayanan dan managemen
asuhan keperawatan
b. Mampu menganalisa data yang terkumpul di ruang Rawat Inap
Puskesmas Tawangsari
c. Mampu mengidentifikasi masalah dan menyusun prioritas masalah
yang ada di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari
d. Mampu menyusun perencanaan dalam mengelola manajemen mutu
keperawatan ruang.
e. Mampu melakukan implementasi tindakan keperawatan manajemen.
f. Mampu melakukan evaluasi masalah manajemen

3
III. Manfaat
a. Bagi mahasiswa
Mahasiswa mampu mengaplikasikan teori praktik managemen
keperawatan profesional.
b. Bagi ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari
Mampu mengaplikasikan metode praktik keperawatan profesional yang
diharapkan mampu meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan Rawat Inap
Puskesmas Tawangsari
c. Bagi pasien
Mampu meningkatkan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan yang di
berikan perawat Rawat Inap Puskesmas Tawangsari.
IV. Strategi pelaksanaan
Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi
masalah dilakukan dengan metode :
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses
pelayanan, inventaris ruangan, penerapan patient safety, penerapan 6
sasaran keselamatan pasien dan asuhan keperawatan yang langsung
dilakukan ke pasien.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat dan keluarga
pasien untuk mengumpulkan data tentang proses orientasi pasien baru dan
pelayanan pasien.
3. Studi dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik
pasien, ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan,
prosedur tetap ruangan, dan inventaris ruangan.
4. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap askep,
mutu pelayanan rumah sakit, kepuasan perawat, penerapan standar asuhan
keperawatan dan pelaksanaan model praktek keperawatan professional.

4
BAB II
PENGKAJIAN

A. Profil Puskesmas Tawangsari


1. Visi Puskesmas Tawangsari
Semua masyarakat sehat dan mandiri dalam bidang kesehatan pada tahun
2015
2. Misi Puskesmas Tawangsari
Mencerminkan peran fungsi dan kewenangan puskesmas Tawangsari
yangsecara teknis bertanggung jawab terhadap pencapaian visi
Puskesmas. Untuk mewujudkan visi tersebut ada 4 misi yang diemban
oleh seluruh jajaran petugas Puskesmas yaitu :
a) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
b) Mendorong kemandirian hidup sehat
c) Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan
d) Memelihar dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga,
masyarakat dan lingkungan.
3. Motto Puskesmas Tawangsari
Belum ada motto di Puskesmas Tawangsari
4. Tujuan
Menjadikan Masyarakat Sehat 2015

B. Profil Pelayanan Keperawatan Ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangasari


1. Misi Ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari
Belum ada Misi di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari masih
menjadi satu dengan puskesmas keseluruhan
2. Falsafah
Belum ada falsafah di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari
3. Tujuan
Belum ada Tujuan di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari

5
C. Input
1. Man
a. Tenaga Kesehatan
i. Tenaga Keperawatan
Tabel 1.1 Tenaga Keperawatan di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari
Pelatihan
Pendi yang Jabatan saat
No Nama Jenis
Dikan pernah ini
diikuti
1 Ratih Ikaningtyas PNS S1 Kep - Kepala Ruang
2 Joko Suminto PNS S1 Kep BTCLS Ka.Tim A
3 Yuni Fatmawati PNS S1 Kep - Ka.Tim B
4 Erna Novitasari PNS D3 Kep PPGD Ka. Tim D
5 Endah Waluyanti PNS D3 Kep PPGD PA
6 Endah Wahyu TA PNS D3 Kep PPGD PA
7 Anik Nur R PNS D3 Kep PPGD Ka. Tim C
8 Sri Lestari Kontrak D3 Kep PA
9 Wiwik Handayani Kontrak D3 Kep PA
10 Sri siSwati Kontrak D3 Kep PA
11 Erna Sulistyowati Kontrak D3 Kep PA
12 Sutarni Kontrak D3 Kep PA
13 Anitika Kontrak D3 Kep PA

Berdasarkan data di struktur organisasi dan penjelasan dari kepala


ruang, jumlah perawat di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari berjumlah 13
orang. Pendidikan terendah D3 Keperawatan dan pendidikan tertinggi adalah S1
Keperawatan dengan perbandingan antara D3 Keperawatan dan S1 Keperawatan
3 : 10. Adapun jenis kepegawaian perawat yang 7 orang adalah PNS dan yang 6
orang sebagai tenaga kontrak. Rata – rata usia perawat adalah 24 – 36 tahun.
Tenaga keperawatan yang ada belum cukup memenuhi kualifikasi
Rawat inap Puskesmas Tawangsari, karena baru sebagian tenaga perawat yang
sudah pernah mengikuti pelatihan pelatihan untuk menunjang pelayanan
keperawatan di Rawat Inap Puskesmas Tawangsari.
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang ternyata belum ada
kebijakan dari pihak manajemen Puskesmas Tawangsari untuk membiayai
perawat memperoleh pendidikan tambahan dan pelatihan keperawatan. Kepala
ruang mengatakan bahwa jumlah pendapatan yang diterima tidak sesuai dengan

6
beban kerja dan resiko menjalankan tugas yang besar. Rata-rata perawat di
Puskesmas Tawangsari bekerja 7 jam lebih dalam sehari. Perawat memperoleh
libur pada hari libur nasional dengan penyesuaian piket dan 1 hari libur dalam
seminggu.
Pengaturan ketenagaan :
Menurut teori Orem untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien kelompok
menggunakan klasifikasi dan criteria derajat ketergantungan pasien dibagi
menjadi tiga kelompok :
1) Perawat minimal memerlukan waktu sampai 2 jam
2) Perawat parsial memerlukan 3-4 jam perhari
3) Perawat total memerlukan waktu 5-6 jam perhari
Sedangkan untuk mengetahui jumah tenaga yang dibutuhkan menggunakan
perhitungan tenaga menurut Ratna Sitorus.
Adapun perhitungan perawat di Ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari
sebagai berikut :
Tabel 1.2 Tenaga Keperawatan di Ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari
Tingkat Ketergantungan Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat ktg Jml pasien PAGI SORE MALAM
Minimal 2 2x 0,17= 0,34 2x0,14 = 0,42 2x0,07= 0,14
Parsial 3 3x 0,27= 0,81 3x0,15 = 0,45 3x0,10 = 0,3
Total 0 0x 0,36= 0 0x0,36 = 0 0x0,2 = 0
Jumlah 1,15 0,87 0,44
2 1 1

Jadi total perawat :


Pagi : 2 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang
4 orang

Jumlah tenaga lepas dinas per hari :


84 x 3 = 252 = 0,91 = 1
276 276
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan : 4 + 2 orang structural ( kepala ruangan,
wakil kepala ruangan) + 1 orang lepas dinas = 7 orang.

7
Akan tetapi di ruang rawat inap jumlah perawat dalam 1 hari jumlah perawat 6-7
orang, shif pagi 3-4 orang, sore 2 orang dan malam 2 orang. Sehubungan dengan
beban kerja perawat di Ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari juga dibebani
tugas untuk pelayanan Unit Gawat Darurat ( UGD).

ii. Tenaga Non Keperawatan


Tabel.1.3 Tenaga Non Keperawatan di ruang Rawat inap Puskesmas Tawangsari
NO KULIFIKASI JUMLAH JENIS
1 Cleaning Service 2 Tenaga Kontrak
2 Tenaga Administrasi 1 PNS

Hasil wawancara dengan kepala ruang : Ruang Rawat Inap Puskesmas


Tawangsari mempunyai 2 tenaga cleaning sevice dan 1 orang tenaga
administrasi.
iii. Tenaga Medis di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari
Tabel.1.4 Tenaga Medis di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari .
No. NAMA KUALIFIKASI

1 dr. S Dokter Umum


2 dr. A Dokter umum

b. Peserta didik
Kajian data
Selama ini ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari pernah dijadikan
tempat praktek mahasiswa, mulai tanggal 1 Juni 2015 mahasiswa Stikes Kusuma
Husada Prodi S1 Keperawatan Ners dan 1 Agustus 2015 Mahasiswa UMS
Fakultas Kedokteran, dengan table sebagai berikut :

Tabel 1.5. Daftar Mahasiswa praktek di Ruang ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari
Bulan Juni 2015 :
Jumlah
No Bulan / Tahun Asal Instansi
Mahasiswa
1 Juni 2015 STIKES KUSUMA HUSADA 7 orang
2 Agustus 2015 UMS 5 Orang

c. Pasien

8
Kajian teori
Kajian Data
Kapasitas tempat tidur ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari adalah 7 kamar
perawatan dengan 14 tempat tidur dengan BOR bulan Agustus tahun 2015 adalah
36,7%
Tabel 1.6. Kasus 10 besar penyakit Ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari bulan
Agustus 2015.
No Jenis Penyakit Jumlah Prosentase
1 Febris 24 26,37
2 Hipertensi 21 23,07
3 Diabetes Melitus 14 15,38
4 Kolik Abdomen 11 12,08
5 GE Akut 9 9,89
6 Asma Bronchiale 5 5,49
8 Lain – lain 7 7,72
Jumlah 91 100 %

Analisa
Berdasarkan data yang diperoleh dari buku regester pasien 10 besar
penyakit di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari adalah Observasi Febris
dengan prosentase sebesar 26,37 %.

2. Money
a. Sumber pemasukan
Untuk Sumber pemasukan di rawat inap Puskesmas
Tawangsari untuk pasien umum berbeda dengan pasien yang di biayai
oleh BPJS terutama masalah tarif, bantuan APBD dan dana APBN
diterima dan diatur langsung oleh bendahara Puskesmas untuk
selanjutnya digunakan secara menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan
semua kegiatan yang ada, sehingga ruang rawat inap fokus
memberikan pelayanan keperawatan dan pemeliharaan barang
berharga serta infentarisasi alat-alat kesehatan serta barang habis
pakai. Untuk memenuhi kebutuhan alat-alat kesehatan dan bahan
habis pakai di ruang Rawat Inap sudah dicukupi oleh bagian
perlengkapan Puskesmas, dengan membuat daftar permintaan alat

9
kemudian secara periodik juga tiap bulan membuat laporan
penggunaannya kepada petugas inventaris alkes dan barang habis
pakai yang membidangi.
Untuk tarif pelayanan di rawat inap Puskesmas Tawangsari
mengacu pada perda yang telah ditentukan , untuk pasien umum tarif
kamar Rp. 15.000,-/ hari, konsumsi/makan Rp. 24.000,- , visite dokter
Rp.0,-, penunggu pasien Rp. 1.200,-/hari dengan registrasi Rp.10.000,-
sedangkan untuk pasien BPJS gratis.
b. Pengeluaran
Dengan tidak adanya sumber dana pemasukan maka rawat
inap Puskesmas Tawangsari tidak tahu jumlah pengeluaran secara
detail karena semua diatur langsung oleh bendahara Puskesmas.
c. Sistem evaluasi anggaran
Ada dua macam pemasukan di rawat inap puskesmas Tawangsari
dari pasien rawat inap yaitu pasien umum dan BPJS mandiri, ASKES, BPJS
Jamkesmas serta jamkesda. Untuk pasien umum semua administrasi
pelayanan keperawatan dibayarkan dikasir sedang untuk BPJS Pihak
Puskesmas mengajukan klim ke BPJS dan semua dana pemasukan dan
pengeluaran dikelola langsung oleh bagian keuangan Puskesmas sehingga
rawat inap tidak punya sistem evaluasi anggaran pemasukan dan
pengeluaran.
d. Kendala dalam anggaran
Sampai sejauh ini Rawat Inap Puskesmas Tawangsari tidak ada
kendala dalam anggaran, karena dana pemasukan dan pengeluaran
dikelola langsung oleh Puskesmas, sehingga semua kebutuhan alat-alat
medis, bahan habis pakai, perbaikan dan kebersihan ruangan sudah
dicukupi bagian perlengkapan Puskesmas. Dan Tidak adanya dana
pengembangan SDM diruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari,
semua dana tergantung dengan APBD maupun APBN.

3. Methods
a. Pelaksanaan timbang terima pasien

10
Timbang terima pasien adalah : teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan pasien.
Timbang terima pasien dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri
perawat, tindakan kolaburatif yang sudah dilakukan/belum, dan
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat ketua tim kepada
perawat dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan.
Timbang terima pasien di Ruang Rawat Inap dilaksanakan di
setiap pergantian shif. Pada saat itu perawat yang betugas di shif
sebelumnya melaporkan kepada perawat sift sesudahnya mengenai
rencana program yang sudah dilaksanakan, baik proses pemberian
asuhan keperawatan, pelaporan, pendokumentasian serta melakukan
pendelegasian dari rencana program yang belum dilaksanaka
sebelumnya untuk dilaksanakan oleh perawat shif berikutnya. SPO
mengenai timbang terima pasien belum tersedia.
b. Metoda dalam pemberian asuhan keperawatan
Asuhan Keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan
pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada
klien/pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan
berdasarkan kaidah-kaidah Keperawatan sebagai suatu profesi yang
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic dan
berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah
yang dihadapi klien.
Dari hasil observasi di Ruang rawat inap, pelaksanaan Asuhan
keperawatan mengacu pada Diangnosa medis yang tetapkan dokter,
kemudian perawat menentukan diagnose Keperawatan dari hasil
pengkajian dan analisa yang ditemukan pada pasien tersebut. Hasil dari

11
pelaksanaan Asuhan Keperawatan didokumentasikan tetapi belum
dilaporkan kepada Kepala ruangan.
c. Pendokumentasian asuhan keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan adalah suatu catatan yang
memuat seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menentukan
diagnosis keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan
dan mengevaluasi tindakan keperawatan, yang disusun secara
sistimatis, valid dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan
hukum, disamping itu dokumentasi asuhan keperawatan juga
merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan yang berguna untuk kepentingan
pasien, perawat dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan
dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis
dengan tanggung jawab perawat .
Asuhan Keperawatan di ruang rawat inap puskesmas tawangsari
setiap pasien dibuat oleh perawat yang bertanggung jawab terhadap
pasien tersebut. Sedangkan Format Pengkajian yang digunakan sama
dengan yang digunakan di ruang perawatan lain yang meliputi: Data
pasien, Riwayat Kesehatan, Data data Fisik pasien Mulai keadaan
Umum sampai Data Pemeriksaan fisik per system, Data Tumbuh
kembang, Psikososial, Spiritual, Pengetahuan tentang Kesehatan,
Program Therapi Dokter, serta Data Penunjang Lain termasuk
Pemeriksaan Laborat, Rongent dan lain-lain. Sedangkan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan dilampirkan dijadikan satu
dengan Status pasien.
d. Discharge planning
Discharge planning merupakan proses mengidentifikasi
kebutuhan pasien dan perencanaannya dituliskan untuk memfasilitasi
keberlanjutan suatu pelayanan kesehatan dari suatu lingkungan ke
lingkungan lain. Dari hasil wawancara dan pencarian data terkait di
Ruang Rawat Inap Puskemas Tawangsari, tidak ada format khusus yang

12
menyebutkan nama Discharge planning. Namun belum ada format
“Rencana Pemulangan” yang diisi oleh perawat yang diberi tanggung
jawab terhadap pasien yang dipulangkan. Sedangkan isi format,
mengenai data pasien, diagnosa medis, status perawatan diri, hasil
pemeriksaan, rujukan, kelengkapan administrasi, hasil pengobatan dan
keterangan kontrol pemulangan. Format ditandatangani oleh pasien.
e. Ronde keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat,
disamping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh Ketua Tim
(KATIM), Kepala Ruangan, PA serta melibatkan seluruh anggota tim .
Di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari Penanganan pasien
dengan masalah khusus dilakukan oleh Perawat Pelaksana dan ketua
tim, belum pernah diadakan ronde keperawatan.
f. Pengelolaan logistic dan obat
Untuk pengelolaan obat dan logistic di Ruang rawat inap adalah sebagai
berikut :
i. Pemberian obat-obatan kepada pasien didasarkan pada intruksi
yang diberikan dokter, baik yang dituliskan di lembar vicite
maupun pada resep.
ii. Perawat mengambilkan obat ke Apotik sesuai Resep yang diberikan
dokter, kemudian memberikan kepada pasien. Untuk obat Oral
perawat langsung menjelaskan pada pasian aturan minumnya.
Sedangkan untuk obat injeksi diletakkan diatas meja pasien, suatu
saat perawat akan memberikan langsung mengambil dari meja
pasien.
iii. Untuk obat-obatan habis pakai dan Emergensi disediakan di ruang
jaga perawat.

g. SOP dan SAK

13
SOP adalah Suatu Format yang berisi tatacara yang harus
dilalui dalam suatu proses kerja tertentu yang dapat diterima oleh
seseorang yang berwenang atau bertanggung jawab uantuk
mempertahankan tingkat penampilan tertentu sehingga kegiatan
diselesaikan efektif efisien (DEPKES RI, 1995)
Standar Asuhan Keperawatan( SAK) adalah uraian pernyataan
tingkat kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan
hasil dapat dinilai. Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan
kualitas yang didinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan
keperawatan terhadap pasien/klien. Hubungan antara kualitas dan
standar menjadi dua hal yang saling terkait erat, karena melalui standar
dapat dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan meningkat dan memburuk
(Wilkinson, 2006).
Dari hasil wawancara dan pengumpulan data ditemukan bahwa
SOP di Ruang rawat inap menginduk pada SOP Puskesmas secara
umum. Di Ruangan belum ada SOP secara khusus untuk Ruang rawat
inap, Format SOP dijadikan satu dan dijilid dalam satu buku Tebal.
Dalam penjilidan seluruh format SOP langsung dijadikan satu begitu
saja, tidak diberi daftar isi dan tidak dikelompokkan per ruangan atau
perkasus, misalnya kasus bedah, anak, maternitas, gadar, jiwa dan
lainya, sehingga menyulitkan perawat ketika mencari referensi dari
salah satu SOP yang dibutuhkan. Sementara untuk Standart Asuhan
Keperawatan(SAK) di Ruang rawat inap belum ada.

4. Material
a. Denah ruangan
Berdasarkan Wawancara dan Observasi tidak ditemukan denah
ruangan di ruang rawat inap Puskesmas Tawangsari. Ini adalah Denah
yang dibuat oleh Mahasiswa.
Ruang Bawah 12 meter x 50 meter SU

14
R
Kasir Gudang
jaga
ponet R. Perawatan B
R. Perawat

R.
VK UGD

R. Dokter
R. Perawatan A

Ruang atas 12 meter x 50 meter SU

R. Perawatan D
R. Perawatan E

R. Perawatan F R. Perawatan G

b. KOMPOSISI RUANGAN
Ruang rawat inap terdiri dari :
1. Ners station
2. Ruang tunggu pasien
3. Ruang perawat

15
4. Kamar pasien
5. Kamar mandi perawat
6. Gudang

c. STERILISASI ALAT
Sesuai data yang kami peroleh di ruang rawat inap terdapat 1 alat
sterilisasi kering.
d. FASILITAS ALAT
Inventarisasi alat kesehatan di ruang rawat inap Puskesmas Tawangsari
NO NAMA BARANG JUMLAH
A ALAT KESEHATAN
1 STELISATOR 1
2 TENSIMETER 6
3 METAL KATETER 1
4 ANATOMI PINSET 5
5 ARTERI KLEM 5
6 BENGKOK STENLISE 5
7 GUNTING BENGKOK 9
8 CHIRUGICAL PINSET 2
9 GUNTING VERBAN 1
10 TROMOL KECIL 1
11 BAK INSTRUMEN 3
12 TROMOL BESAR 2
13 BAK INJEKSI 1
14 TERMOMETER 1
15 AMBUBAG 1
16 NAALVODER 3
17 ALIGATOR TANG 1
18 NEBULEZER 1 RUSAK BERAT
19 SUCTION 1 RUSAK BERAT
20 HANDLE BLADE 2
21 PINSET ANATOMIS 1
22 PINSET CIRURGIS 1
23 EKG 1 RUSAK BERAT
24 LAMPU TINDAKAN 1 RUSAK BERAT

B LINEN
1 HANDUK 3
2 SARUNG BANTAL PETUGAS 3
3 SARUNG BANTAL PUTIH 20
4 SARUNG GULING 5
5 SPREI 20

16
C PERLENGKAPAN RUANG PASIEN
1 ALMARI KACA 1
2 ALMARI KAYU 1
3 ALMARI PASIEN 12
4 ALMARI STATUS 1
5 BANTAL 12
6 EMBER TUTUP BESAR 2
7 GAYUNG 2
8 JAM DINDING 2
9 KIPAS ANGIN 1
10 KURSI PASIEN 14
11 KURSI PETUGAS 8
12 LAMPU EMERGENCY 1
13 RAK JEMURAN 2
14 TROLI SUNTIK 2
15 TV PENUNGGU PASIEN 1
16 TV RUANG PERAWAT 1
e. Fasilitas Staf
Berdasarkan wawancara pada tanggal 7 September 2015
fasilitas Ruang rawat inap puskesmas tawangsari Sebagai berikut :
1. Ruang kepala ruangan masih jadi satu dengan nerse station.
2. Ruang konsultasi dokter jadi satu dengan nerse station.
3. Ruangan alat sterilisator jadi satu dengan gudang
4. Kamar mandi dan WC berada sebelah selatan ruang perawat
5. Nurse station berada di bagian ujung ruangan.
f. Tarif pelayanan
Untuk tarif pelayanan di rawat inap Puskesmas Tawangsari
mengacu pada perda yang telah ditentukan , untuk pasien umum tarif
kamar Rp. 15.000,-/ hari, konsumsi/makan Rp. 24.000,- , visite dokter
Rp.0,-, penunggu pasien Rp. 1.200,-/hari dengan registrasi Rp.10.000,-
sedangkan untuk pasien BPJS gratis.
5. Machine
Jumlah tempat tidur
Tempat tidur di Ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari adalah 14
buah. Tidak ada pelayanan unggulan terkait dengan machine. Alat
kesehatan yang ada yaitu Mini set bedah, tensimeter, stetoskop,
termometer sedangkan alat nebulizer, suction dan EKG rusak berat dan

17
tidak bisa digunakan, kemudian ada oksigen dan manometernya ada tapi
pinjam pihak pengisi tabung tersebut.
Adapun kalibrasi alat medis di rawat Inap Puskesmas Tawangsari belum
pernah dilakukan dikarenakan kurangnya pendanaan serta kurangnya
SDM untuk tindakan kalibrasi alat medis. Sehingga alat-alat medis
seperti tensi meter, EKG, timbangan dan alat-alat laboratorium di
Puskesmas Tawangsari kurang perawatan karena belum pernah
dilakukan kalibrasi. Penerimaan alat sampai alat medis tersebut rusak,
dikembalikan ke pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo dicatat
oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo.

D. Proses
1. Perencanaan
i. Pre Converence
Di Ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari telah diterapkan Pre dan Pos
conference. Dari hasil wawancara dengan Kepala ruangan dan Perawat
Pelaksana, pre dan post conference hanya dilakukan pada pergantian shift
pagi ke sift siang, akan tetapi belum sesuai dengan literatur. Sementara
untuk pergantian dari siang ke malam dan dari malam ke pagi jarang
dilakukan.
ii. Ronde keperawatan
Istilah Ronde Keperawatan memang belum dikenal oleh semua perawat di
Ruang inap Puskesmas tawangsari. Jadi untuk ronde Keperawatan belum
pernah dilakukan oleh pihak perawat Rawat inap Puskesmas Tawangsari.
iii. Jadwal shift
Jadwal jaga di ruang rawat inap Puskesmas tawangsari dibuat tiap bulan
dan terbagi menjadi 2 bagian yaitu non shift yang terdiri dari kepala ruang
dan tenaga administrasi. Mereka dinas pagi. Sedangkan yang kedua shift
yang terdiri dari ketua tim dan perawat pelaksana. Mereka dinas pagi, siang
dan malam. Jam kerja per minggu dihitung 40 jam. Shif pagi terdiri dari 3

18
orang perawat dan petugas administrasi, shif siang terdiri dari 2 orang
perawat dan shif malam terdiri dari 2 orang perawat.
iv. Rapat bulanan
Rapat bulanan di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari tidak
dilaksanakan tiap bulan, tetapi situasional saja sesuai dengan kepentingan
atau masalah ada membicarakan dan menganalisa laporan perkembangan
baik kelebihan dan kekurangan yang ada untuk perbaikan lebih lanjut dan
juga sebagai ajang untuk memberikan informasi penting terkini. Rapat
bulanan dilakukan sebulan sekali dalam lingkup Puskesmas yaitu yang
disebut Mini Lokakarya Puskesmas, yang dihadiri oleh seluruh karyawan
dan karyawati Puskesmas baik pemegang Program maupun Rawat Inap
Puskesmas Tawangsari.
2. Pengorganisasian
a. Struktur organisasi ruangan

Kepala Ruang
R I, S.Kep

Ketua Tim B Ketua Tim B Ketua Tim B Ketua Tim B


JS, S.Kep YF, S.Kep AN, AMK AN, AMK
ANGGOTA : ANGGOTA : ANGGOTA : ANGGOTA :
Perawat
Perawat Perawat Perawat

Administrasi
SS, AMK

Bagan 1.1 Bagan Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap Puskesmas


Tawangsari.
Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruang dan perawat yang
sedang berjaga sore mengatakan bahwa struktur organisasi sudah dibuat
berdasarkan model asuhan keperawatan tim, sudah terbentuk tim kerja
perawat yang bisa bekerja secara fungsional maupun secara tim. Surat
Keputusan penetapan sebagai Kepala Ruang, Ketua Tim dan Perawat

19
Pelaksana dari Rawat Inap Puskesmas Tawangsari belum diterbitkan.
Begitu juga dengan uraian tugas masing-masing yang tercantum dalam
struktur organisasi. Struktur organisasi ruang Rawat Inap Puskesmas
Tawangsari belum terbentuk secara optimal, karena ruang Rawat Inap
Puskesmas Tawangsari belum mempunyai SDM yang memadai. Kepala
ruang belum fokus dalam menerapkan managerial keperawatan di ruang
Rawat Inap Puskesmas Tawangsari. Kepala ruang dan perawat belum
menerapkan model asuhan keperawatan secara tim dengan menggunakan
perhitungan penggunaan tenaga menurut Ratna Sitorus (2006). Dari hasil
wawancara dengan Kepala Ruang, bahwa tenaga perawat di ruang Rawat
Inap Puskesmas Tawangsari masih perlu meningkatkan ketrampilan kerja
melalui pelatihan-pelatihan dan juga seminar untuk memberikan pelayanan
terbaik kepada pasien.
b. Tanggung jawab
1) Tanggung jawab kepala ruangan
Kepala ruang memiliki tanggungjawab terhadap ruang yang
dipimpin antara lain sebagai berikut:
- Ketenagaan, yaitu mengidentifikasi dan mengusulkan jumlah
kebutuhan tenaga keperawatan dan non keperawatan di unitnya
kepada atasan dan memberdayakan tenaga yang sudah ada.
- Manajemen opersional, yaitu melaksanakan tugas dan
tanggungjawab sebagai manjaer pemula dalam berhubungan
dengan atasan dan bawahan guna mendukung tugas pokoknya.
- Manajemen kualitas pelayanan, yaitu melaksanakan asuhan
keperawatan professional berdasarkan kaidah ilmiah dan etika
profesi agar bisa dirasakana langsung oleh pasien, keluarga dan
masyarakat serta, menjamin mutu pelayanan keperawatan yang
memuaskan semua pihak.
- Manajemen financial, yaitu melaksanakan tugas perhitungan
keuangan dan logistic keperawatan (pengadaan dan
pemanfaatan alat kesehatan dan material kesehatan).

20
2) Tanggung jawab ketua tim
Membuat perencanaaan berdasarkan tugas pokok dan
kewenanganya.
- Membuat penugasan, supervise dan evaluasi harian.
- Mengetahui dan menilai kebutuhan pasien setiap hari.
- Memberikan motivasi kepada anggota tim.
- Membuat dan menetapkan system operan, pre dan post
konferens serta diskusi lainnya dengan anggota tim.
3) Tanggungjawab anggota tim
- Menyadari bahwa mereka memiliki tanggungjawab sesuai unit
timnya.
- Mengikuti instruksi sesuai rencana keperawatan yang dibuat
katim.
- Melakukan laporan secara tepat dan akurat asuahan
keperawatan yang telah dilakukan kepada katim.
- Menerima dan bantuan dan bimbingan katim.
Sedangkan di Ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari belum
diterapkan wewenang sesuai tupoksi tersebut di atas.
c. System perekrutan pegawai
Berdasarkan wawancara dengan perawat jaga, rekrutmen pegawai di
Ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari adalah sebagai berikut:
i. Untuk tenaga PNS, perekrutan langsung dari
BKD Sukoharjo. Bagian Kepegawaian Puskesmas Tawangsari
mengajukan tenaga berdasarkan kebutuhan, sesuai dengan Analisis
Beban Kerja.
ii. Sedangkan untuk Tenaga Magang, Rekrutmen
dari interan Puskesmas Tawangsari dengan persetujuan dari BKD
Sukoharjo.
d. System Penjadwalan
Penjadwalan di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari dibuat
dengan system:

21
- Shift pagi : 1 orang kepala ruang dan 3 orang perawat
- Shift sore : 2 orang perawat
- Shift malam : 2 orang perawat
e. System penugasan
System penugasan di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari
memakai system tim. Masing-masing ketua tim memiliki perawat
pelaksana. System tim lebih leluasa dilaksanakan pada shift pagi.
Sedangkan shift sore dan malam ketua tim selain bertugas sebagai ketua
tim juga perawat pelaksana. Dan pada kenyataan yang ada, ketua tim
maupun perawat pelaksana tidak hanya merawat pasien dalam timnya
sendiri. Tetapi membantu merawat pasien tim lain bila tim lain
kerepotan. Tetapi belum ada SK dari Kepala Puskesmas untuk job
deskripsi petugas itu sendiri.

3. Pengarahan
a. Fungsi pengarahan
1. Melakukan supervise sesuai
tanggungjawabnya.
2. Membuat penugasan.
3. Memberikan arahan secara langsung.
4. Melakukan observasi atas tugas yang
telah dilaksanakan.
5. Melakukan evaluasi dan memberikan
dorongan untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik.
6. Melakukan kegiatan sehari-hari agar
kegiatan berjalan lancar.
7. Melakukan hubungan interpersonal yang
baik dan efektif dengan bawahan maupun dengan tim kesehatan lain.
b. Reward untuk pegawai berprestasi

22
Selama ini Reward Karyawan yang berprestasi di internal Ruang
Rawat Inap Puskesmas Tawangsari maupun di Puskesmas Tawangsari
secara Umum belum ada.
c. Punishment untuk pegawai yang melanggar aturan
Di Ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari selama ini jarang
ada yang melakukan pelanggaran secara serius. Pelanggaran ringan bagi
pegawai selama ini hanya berupa teguran lisan dari Kepala ruangan.
d. Motivasi pegawai
Motivasi kerja pegawai terdiri dari dua bagian yaitu factor dari
dalam yang meliputi tanggungjawab, prestasi, pengakuan, dan kemajuan
yang ingin dicapai. Sedangkan faktor dari luar yaitu meliputi hubungan
interpersonal saat bekerja, teknik supervise/pengarahan, budaya kerja,
gaji/kompensasi yang diterima.
e. System timbang terima pasien
Di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari timbang terima
dilaksanakan setiap pergantian shift/operan. Untuk timbang terima shift
pagi dilaksanakan jam 07.00. Sedang shift siang jam 14.00. dan shift
malam jam 21.00. Isi timbang terima meliputi operan keadaan pasien di
ruang jaga perawat. SPO Timbang terima pasien sudah ada, Sedang dalam
pelaksanaannya, prosesnya belum sepenuhnya sesuai SPO. Timbang
terima tidak semuanya dilakukan di depan pasien, tapi kadang hanya
dilakukan di ruang jaga perawat. Dan juga tidak semua perawat ikut dalam
proses operan, tapi kadang diwakili oleh satu perawat saja.
f. System Pre conference
Dari hasil wawancara dan observasi, pelaksanaan pre dan post
conference sudah dilakukan di Ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari.
Namun baru bisa dilaksanakan pada saat pergantian dari pagi ke siang
saja. Untuk sore ke malam dan malam ke pagi jarang dilakukan.
g. Wewenang kepala ruang dalam pengembangan keperawatan
Dalam menjalankan tugasnya, kepala ruangan mempunyai wewenang
sebagai berikut:

23
1. Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan.
2. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf karyawan.
3. Mengawasi, mengendalikan, dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan mutu asuahn keperawatan di ruang rawat.
4. surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang kepala
ruangan.
5. Menghadiri rapat minlok dengan kepala Puskesmas/ koordinator UKM
Essensial, UKM pengembangan/ UKP dan laboratorium/ UKP Jejaring
Puskesmas Tawangsari untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan
keperawatan.
h. Pelaksanaan ronde keperawatan untuk penyelesaian masalah pasien
Di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari penyelesaian
masalah pasien dengan kondisi khusus biasanya dengan melibatkan
pasien, keluarga, ketua team serta Kepala ruangan. Kepala ruangan
memberikan masukan dan pengarahan ditindaklanjuti ketua team
bermusyawarah dengan anggota team, selanjutnya ketua team mengambil
keputusan dan diilaksanan oleh anggota team dengan tetap dalam
pengawasan Kepala Ruangan.
i. Konflik dan cara mengatasi
Konflik adalah perselisihan yang timbul ketika kesimbangan dari
perasaan, hasrat, pikiran, dan perilaku orang yang terancam. Adapun cara
mengatasi konflik adalah dengan pencegahan konflik itu sendiri yaitu:
1. Membuat aturan atau pedoman yang jelas dan harus diketahui oleh
semua pihak.
2. Menciptakan suasana yang mendukung yang membuat orang menjadi
senang dalam memberikan usulan, member kekuatan bagi mereka,
meningkatkan pemikiran kreatif, dan memungkinkan pemecahan
masalah.
3. Mengungkapkan bahwa mereka dihargai.
4. Menekankan pemecahan masalah secara damai, dan membangun suatu
jembatan pengertian.

24
5. Menghadapi konflik dengan tenang dan memberikan pendidikan
tentang perilaku.
6. Memainkan peran yang tidak menimbulkan stress dan konflik.
7. Mempertimbangkan waktu yang terbaik.
8. Memfokuskan pada masalah dan bukan pada pribadi.
9. Mempertahankan komunikasi dua arah.
10. Menekankan pada kesamaan kepentingan.
11. Menghindari penolakan berlebihan.
12. Mengetahui hambatan untuk kerja sama.
13. Membedakan perilaku yang menentang dengan perilaku normal dalam
kesalahan kerja.
14. Menguatkan dalam menghadapi orang yang marah.
15. Menetapkan siapa yang memiliki masalah.
16. Menetapkan kebutuhan yang terlalaikan.
17. Membangun kepercayaan dengan mendengarkan dan mengklarifikasi.
18. Merundingkan kembali prosedur pemecahan masalah.
Di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari selama ini belum pernah
di dapati konflik. Karena setiap ada rapat atau staff meeting apa yang
menjadi masalah dibicarakan beserta pemecahanya.
4. Pengawasan
A. Kinerja perawat
Dalam arti prestasi kerja yang di tunjukkan oleh perawat pelaksana
dalam melaksanakan tugas-tugas asuhan keperawatan sehingga
menghasilkan output yang baik kepada organisasi, pasien dan perawat
sendiri dalam kurun waktu tertentu .
Dari hasi observasi yang kami temukan di Rawat Inap Puskesmas
Tawangsari sampai saat ini belum adanya penilaian kinerja kepada semua
pegawai baik oleh kepala ruang maupun oleh bidang keperawatan biarpun
demikian semua pegawai bekerja sama saling bahu membahu dalam
melaksanakan asuhan keperawatan di ruang Rawat Inap Puskesmas
Tawangsari. Hasil observasi juga diketemukan pembagian tugas kerja

25
seperti dalam struktur organisasi yang mana sudah dibagi dalam dua tim
numun dengan keterbatasan pegawai/personil masing-masing tugas tidak
bisa maksimal namun demikian asuhan keperawatan pasien tetap
terkoordinasi dengan baik sesuai dengan kebutuhan pasien.
B. Cara pemberian asuhan keperawatan
Dalam pemberian asuhan keperawatan di ruang Rawat Inap
Puskesmas Tawangsari fleksibel dalam arti semua pasien yang masuk
disesuaikan dengan diagnosa dan kebutuhan pasien karena Rawat Inap
Puskesmas Tawangsari menerima semua pasien kecuali yang dalam
keadaan kritis yang perlu penangan khusus.
Pemberian asuhan keperawatan diruang Rawat Inap Puskesmas
Tawangsari dilaksanakan oleh semua perawat jaga baik ketua tim maupun
perawat pelaksana tentunya atas arahan kepala ruang dengan berkolaborasi
dengan dokter yang diharapkan asuhan keperawatan kepada pasien akan
maksimal sesuai protap. Dari Hasil wawancara dengan perawat bahwa
pasien yang masuk diruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari tidak bisa
memilih dokter tertentu sesuai dengan penyakit pasien.Karena dokter
hanya oncall tidak stay ditempat. Belum adanya alur dari pasien masuk
sampai pasien pulang membuat keluaga agak kebingungan.
C. System controlling dan supervise dalam pemberian asuhan keperawatan
Supervisi adalah kegiatan mengamati, menilai dan membantu
sumber daya manusia (SDM) agar bekerja secara efektif dan efisien,
merupakan salah satu kegiatan perilaku organisasi, yang bertujuan untuk
terus menerus memperbaiki, meningkatkan dan menyempurnakan
keterampilan dalam bekerja. Sesuai dengan pengertiannya, kegiatan
supervisi yang baik harus dijalankan dengan cara yang tidak menekan dan
tidak bersipat mencari kesalahan
Proses pengamatan/Controling daripada pelaksanaan seluruh
kegiatan organisasi untuk menjamin agar dimana pekerjaan yang sedang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya.

26
Dari hasil wawancara dengan perawat jaga, diketahui bahwa
kegiatan yang dilakukan di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari
adalah Supervisi. Sedangkan istilah Controling tidak disebutkan sama
sekali karena menurut pemahamannya Supervisi hampir sama dengan
Controling. Kegiatan Supervisi tersebut dilaksanakan oleh Bagian
Keperawatan dengan sasaran petugas jaga di ruang Rawat Inap Puskesmas
Tawangsari. Waktu pelaksanaan dilakukan tiap hari pada sift sore dan
malam.Untuk materi supervisi biasanya seputar keberadaan
tenaga/perawat jaga, jumlah pasien, kondisi pasien serta keefektifan
jumlah perawat jaga dan jumlah pasien yang ada dalam satu ruangan,
apakah terlalu sibuk atau beban kerjanya terlalu berat.

E. Out Put
1. Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan adalah suatu catatan yang
memuat seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis
keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan dan
mengevaluasi tindakan keperawatan, yang disusun secara sistimatis, valid
dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan hukum, disamping itu
dokumentasi asuhan keperawatan juga merupakan bukti pencatatan dan
pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan asuhan keperawatan
yang berguna untuk kepentingan pasien, perawat dan tim kesehatan dalam
memberikan pelayanan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap
secara tertulis dengan tanggung jawab perawat .
Berdasarkan observasi tanggal 7 dan 8 September 2015 terhadap 8
dokumen pengkajian awal, pendokumentasian asuhan keperawatan di
ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari belum sesuai dengan standart.

27
Adapun acuan asuhan keperawatan yang dipakai belum menggunakan
kriteria NIC NOC.
Pemberian obat juga sudah didokumentasikan dengan mencatat
pemberian obat, penulisan nama obat dan dosis terapinya. Dengan cara
seperti itu, maka dapat memudahkan atau mempercepat perawat bekerja.
Pasien yang akan operasi atau pemeriksaan penunjang yang perlu puasa,
sudah dicatat di status keperawatan atau rekam medis pasien .
2. Kepuasan pasien
Kepuasan pasien adalah keadaan saat keinginan, harapan dan
kebutuhan pasien dapat dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila
pelayanantersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pasien. Jadi
kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara
harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang
diberikan. Di ruang rawat inap Puskesmas Tawangsari belum ada format
tentang kepuasan pelanggan dan juga belum dilakukan secara rutin.

3. BOR (Bed Occupation Rate/Angka penggunaan tempat tidur)


BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu
tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal
adalah antara 60-85% (DEPKES RI, 2005).
Rumus : 
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X
Jumlah hari dalam satu periode) X 100%

Setelah dilakukan pengkajian dari data pasien bulan Agustus 2015 di


Ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari adalah sebagai berikut :
- Jumlah hari perawatan dalam 1 bulan : 154 hari
- Jumlah bed di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari : 14 buah
- Jumlah hari pada bulan Agustus 2015 : 31 hari
BOR = 154 x 100% = 35,5%

28
(14 x 31)
Jadi BOR bulan Agustus 2015 di ruang Rawat Inap Puskesmas
Tawangsari : 35,5 %.

4. LOS (Length of Stay/ Rata-rata lamanya pasien dirawat)


LOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih
lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes RI
2005).
Rumus:
LOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
LOS = 154 / 77 = 2 hari
Jadi LOS bulan Agustus 2015 di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari
= 2 hari.

5. Infeksi nosokomial
Infeksi Nosokomial adalah infeksi silang yang terjadi pada
perawat atau pasien saat dilakukan perawatan di rumah sakit/rawat inap
Puskesmas. Jenis yang paling sering adalah infeksi luka bedah dan infeksi
saluran kemih dan saluran pernafasan bagian bawah (Pneumonia).
Tingkat paling tinggi terjadi di unit perawatan khusus, ruang rawat bedah
dan ortopedi serta pelayanan obstetri (Seksio Sesarea). Tingkat paling
tinggi dialami oleh pasien usia lanjut, mereka yang mengalami penurunan
kekebalan tubuh (HIV/AIDS, pengguna produk tembakau, penggunaan
kortikosteroid kronis), TB yang resisten terhadap berbagai obat dan
mereka yang menderita penyakit bawaan yang parah.
Infeksi Nosokomial di Rawat Inap Puskesmas Tawangsari resiko
yang terbanyak adalah TBC, HIV dan ISPA.Dalam rangka
meminimalkan terjadinya infeksi nosokomial perawat rawat inap

29
Puskesmas Tawangsari melakukan tindakan seperti sosialisasi 6 langkah
cuci tangan,penempelan stiker/poster ( Cegah penularan TB dengan STOP
TB,gunakan masker saat batuk,pilih gaya hidup sehat tanpa AIDS/HIV
dll).

BAB III ANALISA MASALAH

A. Identifikasi Masalah
1. Analisis SWOT
Kategori Penilaian Analisis SWOT
Input A. Strength
 Puskesmas sudah memiliki visi dan misi sebagai
dasar melaksanakan kegiatan pelayanan.
 Jenis tenaga yang tersedia di ruangan :
1. S1 Kep : 3 orang
2. D3 kep : 10 orang
3. Administrasi : 1 orang
 Masa kerja >10 tahun sebanyak 3 orang, masa kerja
5-10 tahun sebanyak 8 orang, sednagkan yang kurang

30
dari 5 tahun sebanyak 2 orang.
 Tersedia nurse station.
 Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara
perawat dan tim kesehatan lain.
 Ada lembar pendokumentasian obat yang diterima di
setiap status pasien.
B. Weakness
 Beban kerja perawat di ruangan cukup tinggi.
 13 perawat Puskesmas ruang rawat inap belum
mengikuti pelatihan MAKP.
 Kurangnya kesejahteraan perawat.
 Ruang untuk kepala ruangan masih menjadi satu
dengan nurse station.
 Ruang sterilisator masih menjadi satu dengan
gudang.
 Pelaksanaan model Model Praktek Keperawatan
Profesional Tim belum dilaksanakan.
 Pengambilan obat ke farmasi dan pembagian obat ke
pasien dilakukan oleh perawat.
C. Opportunity
 adanya kesempatan untuk melanjutkan ke pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi.
 adanya program pelatihan/seminar tentang
management keperawatan.
 Adanya program akreditasi puskesmas dari
pemerintah dimana MPKP merupakan salah satu
penilaian.
 Adanya kerjasama antara karu, ketua tim, dan
perawat pelaksana.
 Adanya pengadaan sarana prasarana yang rusak dari
bagian pengadaan barang.

31
 Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang praktek dan
saling bekerja sama dengan perawat ruangan.
D. Threatned
 Persaingan dengan dokter dan bidan praktek di
sekitar puskesmas tawangsari
 Adanya tuntutan masyarakat untuk peningkatan mutu
pelayanan yang profesional.
 Makin tingginya kesaadaran masyarakat akan hukum.
Proses A. Strength
1 Kepala Ruangan memimpin kegiatan timbang terima
setiap pagi.
2 Adanya laporan jaga tiap sift.
3 Timbang terima sudah merupakan kegitan rutin yang
telah dilaksanakan
4 Kemauan perawat untuk melakukan timbang terima.
5 Banyak kasus yang memerlukan perhatian
6 Adanya kesadaran perawat tentang tanggungjawab
dan tanggung gugat
B. Weakness
1. Belum ada Format yang baku dalam pelaksanaan
supervise
2. Supervisi belum terstruktur dan tidak ada formulir
penilaian yang tetap
3. Pelaksanaan timbang terima tidak melibatkan semua
perawat jaga tetapi kadang hanya diwakilkan salah
satu perawat saja.
4. Timbang terima kadang tidak dihadapan pasien tapi
dilakukan di ruang jaga
5. Ronde Keperawatan adalah kegiatan yang belum
diketahuai oleh perawat di ruang Rawat Inap
Puskesmas Twangsari

32
6. Jumlah tenaga tidak seimbang dengan ketergantungan
pasien.
7. SAK dan SOP belum dilaksanakan secara optimal.
8. Pengawasan terhadap sistimatika pendokumentasian
belum dilaksanakan secara optimal
C. Opportunity
1. Adanya kerjasama yang baik dengan institusi
pendidikan yang baik yaitu adanya mahasiswa S1
keperawatan yang praktek manajemen keperawatan.
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa S1
keperawatan dengan perawat ruangan.
3. Adanya organisasi PPNI dan Komite Keperawatan
yang menaungi Profesi Keperwatan di Puskesmas.
4. Adanya peluang perawat untuk meningkatkan
pendidikan yang lebih tinggi (pengembangan SDM).
5. Adanya program dari keperawatan tentang timbang
terima pasien.
6. Ronde keperawatan belum pernah dilaksanakan.
7. Adanya teguran dari kepala ruang bagi perawat yang
tidak melaksanakan tugas dengan baik.

D. Threatned
1. Rawat Inap Puskesmas Tawangsari merupakan ruang
perawatan fasilitas kesehatan pertama sehingga
tuntutan masyarakat terhadap pelayanan profesional
dan bermutu juga meningkat.
2. Adanya Undang-Undang perlindungan kosumen.
3. Tuntutan masyarakat terhadap fasilitas dan peralatan
yang canggih dan kecenderungan tuntutan masyarakat
untuk peningkatan mutu pelayanan yang berkualitas.
4. Kesadaran masyarakat yang semakin meningkat

33
tentang tanggungjawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan.

Out put A. Strength


1. Dari hasil wawancara dengan pasien, sudah cukup
puas dengan pelayanan di ruang Rawat Inap
Puskesmas Tawangsari
2. BOR (Bed Occupation Rate)/ angka penggunaan
tempat tidur di ruang Rawat Inap Puskesmas
Tawangsari 35,5 %

B. Weakness
1. Pengisian format dokumentasi di ruang Rawat Inap
puskesmas tawangsari belum semuanya diisi dengan
lengkap.
2. Meskipun pelayanan di ruang Rawat Inap sudah
membuat cukup puas pasien, namun masih ada
beberapa hal yang kurang disosialisasikan kepada
pasien dan kelurganya,antara lain: daftar pasien di
ruangan, jam kunjung/bezoek, tempat
pembayaran/kasir pada saat pasien akan pulang.

C. Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan Profesi Ners
yang praktek manajemen keperawatan.
2. Kerja sama antara mahasiswa praktek dengan
perawat ruang Rawat Inap puskesmas tawangsari
berjalan dengan sangat baik.
3. Sebagian besar perawat di ruang Rawat Inap
puskesmas tawangsari sudah mengikuti pelatihan dan
seminar tentang manajemen keperawatan dengan

34
biaya sendiri.

D. Threadned
1. Adanya perubahan pola pikir tentang paradigma
sakit dan paradigma sehat dari pasien dan keluarga,
konsekuensinya mereka menuntut pelayanan
kesehatan dan keperawatan di ruang Rawat Inap
Puskesmas tawangsari lebih profesional dan bermutu.
2. Memberikan pengertian kepada pasien dan
keluarganya tentang hak dan kewajiban antara
perawat dan pasien, sehingga tercipta suasana yang
kondusif di ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari
yang akan mempercepat proses penyembuhan pasien

2. Analisis Data
No Data Fokus Problem Etiologi
1 Data subyektif: Kurang optimalnya  Keterbatasan
Dari hasil wawancara proses Timbang jumlah perawat
dengan 5 perawat jaga terima pasien di yang ada dari
diruang Rawat Inap Ruang Rawat Inap perhitungan
Puskesmas Tawangsari, Puskesmas menurut ratna
mengatakan bahwa proses Tawangsari sitorus
timbang terima pasien
kadang tidak di depan
pasien tapi di ruang jaga.
Data obyektif :
 Dari hasil pengamatan

35
mahasiswa selama
praktek didapatkan
proses timbangterima
pasien kadang di ruang
jaga
 Dari hasil pengamatan
mahasiswa selama
praktek didapatkan,
Proses timbang terima
pasien tidak diikuti
semua perawat.
Data Subyektif :
2. Dari hasil wawancara Belum optimalnya
dengan Perawat jaga, manajemen
mengatakan bahwa belum Ruangan : Ronde
mengenal istilah ronde Keperawatan di
keperawatan Ruang Rawat Inap  Keterbatasan
Data Obyektif : Puskesmas metode/
Dari hasil observasi dan Tawangsari pengetahuan
pencarian data, tidak tentang Ronde
ditemukan Format maupun Keperawatan
dokumentasi Ronde
Keperawatan
3. Data Subyektif: Belum optimalnya
Wawancara dengan 4 pendokumentasian
perawat menyatakan Asuhan
dokumentasi Askep belum Keperawatan di
lengkap karena Ruang Rawat Inap Keterbatasan SDM
capek/sibuk dengan Puskesmas (focus ke
pelayanan pada pasien tawangsari pelayanan)
Data Obyektif:

36
 Dari observasi dan
pengumpulan data
ditemukan penulisan
Asuhan Keperawatan
kurang lengkap.
 Perawat jarang ada di
Ners station
4. Data Subyektif: Belum optimalnya
Dari hasil wawancara penataan sarana dan
dengan 2 perawat jaga, prasarana/ tata ruang
mengatakan bahwa : di Ruang Rawat
 Ruang Kepala Ruang Inap Puskesmas Keterbatasan
dan Ruang Jaga Tawangsari material ruangan.
perawat masih jadi
satu.
 Belum ada denah
ruangan
Data obyektif:
Dari hasil observasi
ditemukan :
 Penempatan Sterilisator
campur dengan
peralatan lain di
Gudang
 Tidak ditemukan
Denah Ruangan di
Ruang Rawat Inap
Puskesmas Tawangsari

Identifikasi penyebab masalah dilakukan dengan menggunakan


diagram tulang ikan (fish bone diagram)

37
B. Prioritas Masalah
Penetapan priotitas masalah sebagai berikut :
Aspek yang dinilai Total
No Masalah M S Mn Nc Af
skor
1 Kurang optimalnya proses
Timbang terima pasien di
Ruang Rawat Inap 5 5 5 5 3 1875
Puskesmas Tawangsari

2 Belum optimalnya
manajemen Ruangan:
Ronde Keperawatan di
4 4 4 5 3 960
Ruang Rawat Inap
Puskesmas Tawangsari

3 Belum optimalnya 5 5 4 4 3 1200

38
pendokumentasian
AsuhanKeperawatan di
Ruang Rawat Inap
Puskesmas Tawangsari

4 Belum optimalnya
penataan sarana dan
prasarana/ tata ruang di 4 3 3 3 2 216
Ruang Rawat Inap
Puskesmas Tawangsari

Berdasarkan Penilaian prioritas masalah diatas didapatkan :


1. Kurang optimalnya proses Timbang terima pasien di Ruang Rawat Inap
Puskesmas Tawangsari
2. Belum optimalnya pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat
Inap Puskesmas Tawangsari
3. Belum optimalnya manajemen Ruangan : Ronde Keperawatan di Ruang
Rawat Inap Puskesmas Tawangsari
4. Belum optimalnya penataan sarana dan prasarana/tata ruang di Ruang Rawat
Inap Puskesmas Tawangsari

39
BAB IV PERENCANAAN

A. Perencanaan
No Masalah Rencana Tindakan
1 Kurang optimalnya proses 1. Jelaskan tentang timbang
Timbang terima pasien di Ruang terima yang benar sesuai
Rawat Inap Puskesmas dengan SOP yang ada
Tawangsari Berhubungan dengan 2. Motivasi KARU untuk
 Keterbatasan jumlah Perawat senantiasa memantau proses
yang ada Timbang terima untuk setiap
Sift
3. Laksanakan timbang terima
bersama dengan KARU dan
staf Keperawatan

2 Belum optimalnya manajemen 1. Jelaskan tentang Ronde


Ruangan : Ronde Keperawatan di Keperawatan di Ruang
Ruang Rawat Inap Puskesmas Rawat Inap Puskesmas

40
Tawangsari berhubungan dengan Tawangsari
Keterbatasan metode/pengetahuan 2. Motivasi kepala ruang dalam
Tentang Ronde Keperawatan pelaksanaan ronde
keperawatan
3. Susun rencana ronde
keperawatan dengan perawat.
4. Laksanakan ronde
keperawatan
3 Belum optimalnya 1. Jelaskan dan ingatkan
pendokumentasian Asuhan kembali Staf Keperawatan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap tentang pentingnya
Puskesmas Tawangsari pendokumentasian Asuhan
berhubungan dengan Keperawatan yang Benar
Keterbatasan SDM (focus ke 2. Diskusikan format
pelayanan) pengkajian dan
pendokumentasian sesuai
dengan kasus yang ada di
ruangan.
3. Bantu untuk melakukan
pendokumentasian Asuhan
Keperawatan bersama
perawat ruangan.

4 Belum optimalnya penataan sarana 1. Jelaskan pentingnya penataan


dan prasarana/ tata ruang di Ruang sarana dan prasarana/tata
Rawat Inap Puskesmas ruang dan pentingnya
Tawangsari berhubungan dengan kelengkapan prasarana di
Keterbatasan material ruangan. Puskesmas.
2. Diskusikan dengan kepala
ruang tentang penataan
sarana dan prasarana.

41
3. Libatkan diri bersama-sama
staf Keperawatan jika ada
kegiatan penataan sarana dan
prasarana.

B. Seleksi Alternatif Perencanaan Penyelesaian Masalah


No Perencanaan Penyelesaian Masalah C A R L Skor
1 Jelaskan tentang timbang terima yang benar
3 3 3 3 81
sesuai dengan SOP yang ada
2 Motivasi KARU untuk senantiasa memantau
2 2 2 3 24
proses Timbang terima untuk setiap Sift
3 Laksanakan timbang terima bersama dengan
2 2 2 3 24
KARU dan staf Keperawatan
4 Jelaskan tentang Ronde Keperawatan di Ruang
3 3 3 2 54
Rawat Inap Puskesmas Tawangsari
5 Susun rencana ronde keperawatan dengan
2 2 3 2 24
perawat
6 Laksanakan ronde keperawatan 2 2 3 2 24
7 Jelaskan dan ingatkan kembali Staf Keperawatan
tentang pentingnya Pendokumentasian Asuhan 3 3 3 3 81
Keperawatan yang bener.
8 Diskusikan format pengkajian dan
pendokumentasian sesuai dengan kasus yang ada 2 2 2 3 24
di ruangan.
9 Bantu untuk melakukan pendokumentasian
3 2 2 3 36
Asuhan Keperawatan bersama perawat ruangan.
10 Jelaskan pentingnya penataan sarana dan 3 2 2 2 24
prasarana/tata ruang dan pentingnya kelengkapan

42
prasarana di Puskesmas.
11 Diskusikan dengan kepala ruang tentang penataan
2 2 2 3 24
sarana dan prasarana.
12 Libatkan diri bersama-sama staf Keperawatan
2 2 2 2 16
jika ada kegiatan penataan sarana dan prasarana.

C. Penyelesaian Masalah
Rencana kegiatan penyelesaian masalah dibuat dalam bentuk Plan Of Action
(POA) yang sudah disusun.
1. Jelaskan tentang timbang terima yang benar sesuai dengan SOP yang ada
2. Jelaskan dan ingatkan kembali Staf Keperawatan tentang pentingnya
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan yang benar.
3. Jelaskan tentang Ronde Keperawatan di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Tawangsari
4. Bantu untuk melakukan pendokumentasian Asuhan Keperawatan bersama
perawat ruangan
5. Motivasi KARU untuk senantiasa memantau proses Timbang terima
untuk setiap Sift
6. Laksanakan timbang terima bersama dengan KARU dan staf Keperawatan
7. Susun rencana ronde keperawatan dengan perawat
8. Laksanakan ronde keperawatan
9. Diskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai dengan
kasus yang ada di ruangan
10. Jelaskan pentingnya penataan sarana dan prasarana/tata ruang dan
pentingnya kelengkapan prasarana di Puskesmas
11. Diskusikan dengan kepala ruang tentang penataan sarana dan prasarana.
12. Libatkan diri bersama-sama staf Keperawatan jika ada kegiatan penataan
sarana dan prasarana.

43
44
D. RENCANA KEGIATAN (POA)

Masalah Tujuan Strategi Sasaran Kegiatan Waktu Kriteria evalausi


Kurang optimalnya Setelah…… Sosialisasi Kepala 1. Jelaskan tentang 17 Evaluasi struktur:
proses Timbang ……..Menja tentang Ruangan timbang terima September materi timbang terima disiapkan dengan
terima pasien di ga timbang dan Perawat yang benar sesuai 2015 baik.
Ruang Rawat Inap kesinambun terima. dengan SOP yang Evaluasi proses:
Puskesmas gan infor- ada materi timbang terima disosialisasikan
Tawangsari masi keada- dengan baik dihadiri oleh karu dan perawat.
Berhubungan an pasien Evaluasi hasil:
dengan kepada materi timbang terima dipahami oleh karu
Keterbatasan jumlah setiap shif. dan perawat
Perawat yang ada Memberi Kepala 2. Memootivasi 18 Evaluasi struktur:
masukan Ruang KARU untuk September Bahan masukan tentang timbang terima telah
KARU untuk Senantiasa 2015 dipersiapkan
senantiasa memantau proses Evaluasi proses:
memantau Timbang terima Bisa bertemu dan berbicara dengan kepala
proses untuk setiap Sift Ruang
timbang
terima Evaluasi Hasil:

45
Pelaksanaan timbang terima terpantau oleh
kepala ruang

Melaksanakan Perawat 3. Melaksanakan 19 Evaluasi struktur:


proses jaga dan timbang terima September SOP dan kelengkapan proses timbang terima
timbang kepala bersama dengan 2015 telah disiapkan
terima sesuai ruangan KARU dan staf Evaluasi proses:
SOP Kepera-watan Timbang terima dilakukan oleh perawat jaga
bersama mahasiswa yang ada, diawasi oleh
Kepala Ruang dan dilakukan di depan pasien
Evaluasi Hasil:
Proses Timbang terima dilakukan sesuai
SOP

Belum optimalnya Ronde Sosialisasi Kepala 1. Menjelaskan 17 Evaluasi struktur:


manajemen keperawatan tentang Ronde ruang dan tentang Ronde September Materi soalisasi Ronde Keperawatan
Ruangan: Ronde terlaksana Ke-perawatan semua Keperawatan di 2015 disiapkan dengan baik
Keperawatan di dengan perawat Ruang Ruang Evaluasi proses:
Ruang Rawat Inap optimal dibangsal Rawat Inap Pelaksanaan sosialisasi Ronde Keperawatan
Puskesmas sesuai Ruang Puskesmas dihadiri oleh KARU dan Perawat
Tawangsari prosedur Rawat Inap Tawangsari Evaluasi hasil:

46
berhubungan Puskesmas KARU dan Perawat memahami Ronde
dengan Tawangsari keperawatan
Keterbatasan
metode/pengetahuan Memberi Kepala 2. Memotivasi kepala 18 Evaluasi struktur:
Tentang Ronde masukan Ruang ruang dalam September Materi masukan kepada kepla ruangan telah
Keperawatan Kepala Ruang pelaksanaan ronde 2015 disiapkan
untuk keperawatan Evaluasi proses:
melaksanakan Bisa bertemu dan berbicara dengan kepala
Ronde ruangan
keperawatan Evaluasi Hasil:
jika ada Kepla ruangan punya komitme untuk
masalah melaksanakan Ronde Keperawatan
khusus pada
pasien

Membuat Mahasiswa 3. Susun rencana 19 Evaluasi struktur:


format dan perawat ronde keperawatan September Semua bahan dan fasilitas untuk penyusunan
Rencana ruang dengan perawat. 2015 format telah disiapkan
Ronde Ruang Evaluasi proses:
Keperawa-tan Rawat Inap Penyusunan rencana ronde keperawatan

47
Puskesmas disusun oleh mahasiswa dengan melibatkan
perawat yang ada
Evaluasi hasil:
Acuan/Rencana ronde keperawatan telah
tersusun

Melaksanakan Perawat, 4. Laksanakan ronde 18-19 Evaluasi struktur:


Ronde mahasiswa kepera-watan September Kelengkan acuan Ronde keperawatan
Keperawatan dan 2015 Telah disispkan.
sesuai dengan kelengkapan Evaluasi proses:
rencana yang administrasi Pelaksanaan Ronde keperwatan dilakukan
telah disusun dengan perawat dan diawasi oleh Kepala
ruang
Evaluasi hasil:
Pelaksanaan ronde keperawatan telah
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan
rencana

Belum optimalnya Pendoku- Sosilalisasi Perawat di 1. Menjelaskan dan 17 Evaluasi struktur :


pendokumentasian mentasian tentang ruang ingatkan kembali September Materi sosialisasi Pendokumentasian Askep
Asuhan Kepera- Askep bisa pentingnya Paviliun pada Staf Kepera- 2015 disiapkan dengan baik.

48
watan di Ruang lebih baik pendokument watan tentang Evaluasi proses :
Rawat Inap sesuai asian Askep Pentingnya Sosialisasi dihadiri oleh lebih dari separo
Puskesmas B.D dengan SOP yang baik Pendokumentasian perawat ruang Paviliun
keterbatasan SDM dan SAK Asuhan Evaluasi hasil :
(focus ke pelaya- Keperawatan yang Perawat memahami pendokumentasian
nan) benar. Askep yang baik.

Berdiskusi Kepala 2. Mendiskusikan 17 Evaluasi struktur :


dengan Ke- ruangan dan format pengkajian September Materi diskusi telah disiapkan dengan baik
pala ruang /atau dan 2015 Evaluasi proses :
dan/atau perawat di pendokumentasian Diskusi diikuti oleh mahasiswa,Kepala ruang
perawat ruang Rawat sesuai dengan dan/atau Perawat
Tentang Inap kasus yang ada di Evaluasi hasil :
pendokument Puskesmas ruangan. Diskusi menghasilkan beberapa keputusan
asian Askep Tawangsari tentang Pendokumentasian Askep

Mendokument Perawat 3. Membantu 18 Evaluasi struktur:


asikan Askep jaga di melakukan Sepember Alat bantu pendokumentasian telah
bersama Ruang pendokumentasian 2015 disiapkan

49
perawat jaga Rawat Inap Asuhan Evaluasi proses:
sesuai dengan Puskesmas Keperawatan Pendokumentasian dilakukan oleh
SOP dan SAK Tawangsari bersama Perawat mahasiswa dan perawat jaga
ruangan. Evaluasi hasil :
Mahasiswa dan Perawat telah
mendokumentasikan Askep pada format
sesuai dengan SOP dan SAK yang ada.
Belum optimalnya Penataan Sosialisasi Kepala 1. Menjelaskan 18 Evaluasi struktur :
penataan sarana dan sarana dan pentingnya ruangan dan pentingnya September Materi sosialisasi telah disiapkan dengan
prasarana/tata ruang prasarana/ penataan perawat di penataan sarana 2015 baik
di Ruang Rawat tata ruang sarana ruang Rawat dan prasarana/tata Evaluasi proses :
Inap Puskesmas dan prasarana/ tata Inap ruang dan Sosialisasi dihadiri oleh Kepala
Tawangsari kelengkapan ruang dan Puskesmas pentingnya ruangan/perawat di ruang Rawat Inap
berhubungan nya sesuai pentingnya Tawangsari kelengkapan Puskesmas Tawangsari
dengan dengan kelengkapan prasarana di Evaluasi Hasil :
Keterbatasan standar prasarana di Puskesmas. Kepala ruangan dan Perawat faham
material ruangan. Puskesmas Puskesmas pentingnya penataan sarana dan prasarana
tata ruang dan pentingnya kelengkapan
prasarana di Puskesmas

Berdiskusi Kepala 2. Mendiskusikan 18 Evaluasi struktur:

50
dengan ruangan dan dengan kepala September Materi diksusi telah disiapkan dengan baik
Kepala perawat di ruang tentang 2015 Evaluasi proses:
ruangan dan ruang Rawat peñataan sarana Diskusi diikuti oleh Kepala ruangan dan
perawat Inap dan prasarana. beberapa perawat di ruang Rawat Inap
Puskesmas Puskesmas Tawangsari
Tawangsari Evaluasi hasil:
Diskusi menghasilkan beberapa keputusan
tentang Penataan sarana dan prasarana .

Melakukan Perawat di 3. Melibatkan diri Evaluasi struktur:


Penataan ruang Rawat bersama-sama staf Prosedur rencana tata ruang dan prasarana
sarana dan Inap Keperawatan jika telah disiapkan
prasarana Puskesmas ada Kegiatan Evaluasi proses:
bersama staf Tawangsari penataan sarana Pelaksanaan penataan prasaran diikuti staf di
keperawatan dan prasarana. ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari
dan mahasiswa.
Evaluasi hasil :
Penataan prasarana telah dilaksanakan seseai
dengan prosedur tata ruang.

51
BAB V IMPLEMENTASI

Masalah Program Waktu Dukungan Hambatan


Kurang optimalnya proses Sosialisasi tentang 17 September Kepala ruangan maupun Ketua Tidak semua perawat hadir
Timbang terima pasien di timbang terima. 2015 tim mendukung dan antusias pada waktu pelaksanaan
Ruang Rawat Inap Puskesmas

52
Tawangsari Berhu-bungan
dengan Keter-batasan jumlah Melaksanakan tim- 17 September KARU dan Staf keperawatan Perlu waktu yang cukup
Perawat yang ada bang terima bersama 2015 antusias selama melakuakan lama untuk melakukan
dengan KARU dan proses timbang terima kegiatan ini
staf Keperawatan
Pembuatan Video 17 September Kepala ruangan mendukung Pembuatan video
timbang terima, 2015 pembuatan video. membutuhkan waktu yang
preconference dan Pembuatan dibantu teman cukup lama terutama proses
post conference mahasiswa kelompok lain. editing

Belum optimalnya Sosialisasi tentang 18 September Perawat yang hadir cukup Perawat yang hadir hanya
manajemen Ruangan : Ronde Ronde Ke-perawatan 2015 merespon karena merasa yang piket sore saja/ 3 orang
Keperawatan di Ruang Rawat mendapatkan ilmu baru. perawat.
Inap Puskesmas Tawangsari
berhubungan de-ngan
Keterbatasan
metode/pengetahuan
Tentang Ronde Keperawatan

Belum optimalnya Sosilalisasi tentang 18 September Askep di Ruang Rawat Inap Perawat menganggap

53
pendokumentasian Asuhan pendokumentasian 2015 Puskesmas Tawangsari sudah pendokumentasian Askep
Keperawatan di Ruang Rawat Askep yang baik dijalankan, sehingga tinggal merupakan hal yang biasa
Inap Puskesmas Tawangsari perbaikan saja saja
keterbatasan SDM (focus ke
pelayanan)

Belum optimalnya penataan Sosialisasi tentang 19 September Sosialisasi dihadiri oleh Perawat Sosialisasi hanya dihadiri
sarana dan prasarana/ tata Peraturan yang 2015 jaga dan perawat merasa senang oleh 2 perawat Karena
ruang di Ruang Rawat Inap mengatur mengenai mendapatkan ilmu tentang Tata perawat yang lain sedang
Puskesmas Tawangsari Tata Ruang Ruang Puskesmas. melayani pasien.
berhubungan dengan Puskesmas. Materi sosialisasi sudah tersedia.
Keterbatasan material
ruangan.

54
BAB VI EVALUASI
Dari rencana yang dirumuskan dan dilakukan Implementasi selama 1
minggu sesuai dengan masalah yang ada di ruang Rawat Inap Puskesmas
Tawangsari, kemudian dilakukan evaluasi. Dari hasil Evaluasi masing-masing
masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :
NO MASALAH KEGIATAN EVALUASI KET
1 Kurang optimalnya proses Sosialisasi  Materi yang
Timbang terima pasien di tentang timbang disampaikan
Ruang Rawat Inap terima. dalam bentuk
Puskesmas Tawangsari Buku.
Berhu-bungan dengan  Sosialisasi
Keter-batasan jumlah hanya dihadiri 3
Perawat yang ada orang perawat
saja.
 Sebagian besar
materi sudah
difahami
perawat

Melaksanakan  Dokumentasi
timbang terima dan catatan
bersama dengan untuk timbang
KARU dan staf terima telah
Keperawatan disiapkan
 Timbang terima
hanya
dilaksanakan 2
orang yaitu
Ketua tim sift
pagi ke Perawat
Pelaksana sift

55
sore dan
mahasiswa.
Pembuatan Video  Timbang terima
timbang terima, belum diikuti
preconference pre dan post
dan post conference.
conference  Sarana
pembuatan
video telah
disiapkan.
 Pembuatan
video
melibatkan
mahasiswa
kelompok 5 dan
dibantu perawat
jaga.
 Penyampaian
hasil pembuatan
video ke ruang
Rawat Inap
Puskesmas
Tawangsari
baru tanggal 22
September
2015.

2 Belum optimalnya Sosialisasi  Materi


manajemen Ruangan : tentang Ronde sosialisasi
Ronde Keperawatan di Keperawatan dalam bentuk
Ruang Rawat Inap buku.

56
Puskesmas Tawangsari  Sosialisasi
berhubungan de-ngan hanya dihadiri 3
Keterbatasan prawat.
metode/pengetahuan  Perawat sudah
Tentang Ronde mendapat
Keperawatan sedikit
gambaran
materi Ronde
Keperawatan.

3 Belum optimalnya Sosilalisasi  Materi


pendokumentasian Asuhan tentang sosialisasi telah
Kepera-watan di Ruang pendokumentasian disampaikan
Rawat Inap Puskesmas Askep yang baik dalam bentuk
Tawangsari keterbatasan buku.
SDM (focus kepelayanan)  Sosialisasi
dihadiri oleh 3
perawat
 Perawat faham
pentingnya
pendokumentasi
an dan akan
memanfaatkan
waktu yang ada
untuk
dokumentasi

4 Belum optimalnya Sosialisasi  Materi

57
penataan sarana dan tentang Peraturan sosialisasi telah
prasarana/ tata ruang di yang mengatur disampaikan
Ruang Rawat Inap mengenai Tata dalam bentuk
Puskesmas Tawangsari Ruang buku.
berhubungan den-gan Puskesmas  Sosialisasi
Keterbatasan material dihadiri hanya 2
ruangan. orang perawat,
karena yang
lain sedang
melayani
pasien.
 Perawat belum
banyak tahu
tentang
peraturan tata
ruang
Puskesmas.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

58
A. Kesimpulan
Setelah mengikuti praktek klinik manajemen keperawatan,mahasiswa
mampu menerapkan aspek-aspek manajemen asuhan keperawatan,mampu
menganalisa data,mampu mengindentifiikasi masalah dan menyusun
priritas masalah,mampu menyususun perencanaan dalam mengelola
manajemen mutu keperawatan ruang,melakukan implementasi tindakan
manajemen keperawatan,dan mampu melakukan evaluasi manajemen
keperawatan diruang rawat inap Puskesmas Tawangsari.
Gambaran umum masalah keperawatan telah kami dapatkan di Ruang
Rawat Inap Puskesmas Tawangsari selama sebulan. Ruang Rawat Inap
Puskesmas Tawangsari merupakan FASKES Pertama dengan fasilitas dan
pelayanan yang lebih baik dibanding klinik maupun faskes pertama
lainnya.
Manajemen Keperawatan yang kami lakukan dengan menganalisa data
yang ada akhirnya terumuslah masalah sampai rencana tindakan.
Pemecahan masalah mengacu rencana yang ada yang selalu
dikoordinasikan dengan staf ruangan sehingga tercipta kerjasama yang
saling menyatu dalam proses manajemen keperawatan khususnya tindakan
pelayanan keperawatan. Tindakan yang dilakukan mendapat umpan balik
yang positif dari staf keperawatan Ruang Rawat Inap Puskesmas
Tawangsari hingga akhirnya tercapailah evaluasi tindakan di Ruang Rawat
Inap Puskesmas Tawangsari.
Ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari mempunyai BOR 35,5%
dan LOS 2 hari yang merupakan data bulan Agustus 2015. Pelayanan
secara umum dan alat penunjang yang mendukung cukup memadai dalam
memberikan pelayanan keperawatan. Selama sebulan dari tanggal 31
Agustus 2015 – 26 September 2015 ada sedikit masalah yang perlu
ditangani yang akhirnya dapat melengkapi dan menutupi kekurangan
pelayanan, sehingga kepuasan pasien terpenuhi dan kepuasan pemberi

59
pelayanan tercapai sebagai kebanggaan perawat Ruang Rawat Inap
Puskesmas Tawangsari
Adapun masalah tersebut adalah kurang optimalnya timbang terima
pasien saat operan shift berhubungan dengan keterbatasan jumlah perawat
yang ada, belum optimalnya manajemen ruangan: Ronde Keperawatan
berhubungan dengan keterbatan metode/pengetahuan tentang Ronde
Keperawatan, belum optimalnya pendokumentasian asuhan keperawatan
berhubungan dengan keterbatasan SDM (focus pada pelayanan), dan
belum optimalnya sarana dan pra sarana/tata ruang berhubungan dengan
keterbatasan material ruangan. Keempat masalah tersebut sebagian sudah
teratasi dengan implementasi yang disesuaikan dengan rencana, yang
berkoordinasi dengan seluruh perawat di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Tawangsari Sedangkan untuk masalah yang belum teratasi dan Intervensi
yang belum dilaksanan, seperti pelaksanaan Ronde Keperawatan oleh
Kepala ruang dan staft ruang Rawat Inap Puskesmas Tawangsari serta
pelaksanaan penataan prasarana yang benar, menjadi catatan kami dan
selanjutnya menjadi masukan bagi Ruang Rawat Inap Puskesmas
Tawangsari.

B. SARAN
1. Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai salah
satunya adalah melalui komunikasi yang efektif antar perawat yang
harus ditingkatkan keefektivitasanya yaitu saat pergantian shift atau
timbang terima pasien.
2. Ronde Keperawatan merupakan suatu model asuhan keperawatan yang
efektif dan efisien yang perlu dikembangkan dan dilaksanakan untuk
memenuhi tuntutan masyarakat dan perkembangan iptek.
3. Pendokumentasian keperawatan yang lengkap dan jelas merupakan
catatan otentik dalam penerapan manajemen asuhan keperawatan
professional yang sangat penting. Karena diharapkan dapat
menghadapi tuntutan masyarakat yang semakin sadar akan hokum.

60
4. Untuk mendapatkan pelayanan yang menyeluruh dan seimbang maka
perlu penambahan tenaga perawat, penambahan peralatan penunjang,
dan perlu adanya reward untuk perawat.

61
DAFTAR PUSTAKA

Arwani, SKM, BN, M.Nurs, Heru Supriyanto, BN, M.Nurs, 2006.


Manajemen Bangsal Keperawatan, cetakan 1, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Anwar kurniadi, S. Kep., M. Kep, 2013. Manajemen Keperawatan dan
Prospektifnya Teori, Konsep, dan Aplikasi, edisi 1, Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
Nursalam, 2014. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam praktik
keperawatan profesional, Edisi 3, Salemba Medika, Jakarta.
Profil Puskesmas Tawangsari Tahun 2013.
S. Suarli, Yanyan Bahtiar, 2013. Manajemen Keperawatan dengan
Pendekatan Praktis, edisi 1, Penerbit Erlangga, Surabaya.

62
70

Anda mungkin juga menyukai