Kel. 11 - Kanker Lambung
Kel. 11 - Kanker Lambung
Kel. 11 - Kanker Lambung
PENDAHULUAN
Kanker lambung mempunyai prognosis yang buruk, dan salah satu strategi
utama yang berguna untuk klinik adalah secara dini menemukan penderita yang
terinfeksi Helicobacter pylori serta mempunyai keluhan secara klinis. Salah satu
cara menemukan infeksi Helicobacterpylori adalah pada jaringan biopsi lambung
yang didapat pada saat melakukan pemeriksaan endoskopi.
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan definisi dari kanker lambung
2. Menjelaskan etiologi dari kanker lambung
3. Menjelaskan patofisiologi dari kanker lambung
4. Menjelaskan klasifikasi dari kanker lambung
5. Menjelaskan manifestasi dari kanker lambung
6. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada kanker
lambung
7. Menjelaskan penatalaksanaan medik yang dilakukan pada kanker lambung
8. Menjelaskan komplikasi dari kanker lambung
9. Menjelaskan pengkajian data keperawatan dari kanker lambung
10. Menjelaskan diagnosa keperawatan yang muncul dari kanker lambung
11. Menjelaskan asuhan keperawatan yang diberikan pada kanker lambung
2. Faktor presipitasi
a. Konsumsi makanan yang diasinkan, diasap, atau yang diawetkan.
Beberapa studi menjelaskan intake diet dari makanan yang diasinkan
menjadi faktor utama peningkatan kanker lambung. Study kohort di korea
sempat menunjukkan hubugan antara makanan asin dan pembentukan
kanker, hasilnya adalah orang yang suka memakan makanan asin memiliki
potensi yang lebih besar dalam terkena kanker lambung. asin dapat
menfasilitasi konversi golongan nitrat menjadi carcinogenic nitrosamines
Menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering disertai kombinasi seperti
tipe II c dan tipe III atau tipe III dan tipe II c, dan tipe II a dan tipe II c.
Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut). Menurut klasifikasi Bormann dapat
dibagi atas :
a. Bormann I.
Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut
sebagai fungating dan mukosa di sekitar tumor atropik dan
iregular.
b. Bormann II
Merupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi
ulkus serta mukosa sekitarnya menonjol dan disertai nodular.Dasar
Pada stadium awal kanker lambung, gejalanya tidak jelas dan sering tidak
dihiraukan.Jika gejalanya berkembang, bisa membantu menentukan dimana lokasi
kanker lambung tersebut. Sebagai contoh, perasaan penuh atau tidak nyaman
setelah makan bisa menunjukkan adanya kanker pada bagian bawah
lambung.Penurunan berat badan atau kelelahan biasanya disebabkan oleh
kesulitan makan atauketidakmampuan menyerap beberapa vitamin dan mineral.
Anemia bisa diakibatkan oleh perdarahan bertahap yang tidak menyebabkan gejala
lainnya.Kadang penderita juga bisa mengalami muntah darah yang banyak
(hematemesis) ataumengeluarkan tinja kehitaman (melena).
Bila kanker lambung bertambah besar, mungkin akan teraba adanya massa pada
dinding perut.Pada stadium awal, tumor lambung yang kecil bisa menyebar
(metastasis) ke tempat yang jauh.Penyebaran tumor bisa menyebabkan
pembesaran hati, sakit kuning (jaundice), pengumpulancairan di perut (asites) dan
nodul kulit yang bersifat ganas.Penyebaran kanker juga bisa menyebabkan
pengeroposan tulang, sehingga terjadi patah tulang. [ CITATION Med11 \l 1057 ]
Studi yang dilakukan oleh Murdani dkk menunjukkan adanya peran COX-
2 pada kanker gaster dan berkorelasi dengan ukuran tumor , invasi serosa, dan
metastasis kelenjar getah bening ,menandakan adanya peran COX-2 terhadap
pertumbuhan dan metastasis kanker gaster. Studi yang dilakukan oleh Ohno dkk
melaporkan adanya hubungan antara derajat elevasi mRNA COX-2 dengan
kedalaman invasi tumor primer . hal yang sama juga ditemukan oleh Murata dkk
bahwa kadar COX-2 yang tinggi ditemukan pada kanker gaster stadium lanjut
dibandingkan dengan stadium awal (Ari syam, 2007)
Kanker Lambung
Risiko Infeksi
Aktual/risiko ketidakefektifan bersihan jalan napas
Pemeriksaan radiologi
b. CT scan dan MRI mungkin bermanfaat untuk mengetauhi massa dan
menentukan luasnya penyebaran atau metastasis dari kanker lambung.
Ct-scan
Endoskopi
Ultrasonografi
2) Reseksi Endoskopi
Endoscopic Mucosal Resection ( EMR) secara dramatis telah
mengubah pengobatan kanker lambung dini. EMR adalah prosedur invasif
minimal yang menyediakan reseksi kuratif tumor melalui lumen perut.
Menurut pedoman pengobatan Jepang untuk kanker lambung, EMR adalah
pengobatan standar untuk kanker lambung dengan ukuran kurang dari 2
cm dan tanpa tanda-tanda ulkus. Pengobatan endoskopik diindikasikan
untuk pasien yang kemungkinan metastasis ke kelenjar getah bening
(Kitagawa et al., 2013).
3) Bedah Laparoskopi
Sejak kolesistektomi laparoskopi pertama pada tahun 1980, operasi
laparoskopi telah digunakan untuk berbagai aplikasi, termasuk operasi
gastrointestinal. Operasi laparoskopi diberikan pada pasien dengan kanker
lambung yang tidak bisa diberi pengobatan endoskopi. Sebuah laparskop
( tabung tipis dan fleksibel) dimasukkan melalui pembedahan kecil disisi
pasien. Laparoskop memiliki kamera video kecil diujungnya, yang
mengirimkan gambar dari dalam perut kelayar TV. Manfaat dari operasi
laparoskopi adalah rasa sakit pasca operasi berkurang, hasil tampilan lebih
baik, dan pemulihan lebih cepat. Laparoskopi dibantu operasi telah banyak
dilakukan di rekonstruksi di mana usus ditarik keluar dari tubuh melalui
luka laparotomi kecil. Metode rekonstruksi telah memasukkan laparotomi,
Billroth-I rekonstruksi, dan Roux-en-Y rekonstruksi. Baru-baru ini,
operasi laparoskopi murni juga telah digunakan di mana serangkaian
prosedur limfadenektomi, reseksi, dan rekonstruksi benar-benar dilakukan
intraabdominally (Kitagawa et al., 2013).
Mual.
Muntah.
Diare.
Badan terasa lelah.
Anemia.
Rambut rontok.
Kerusakan saraf.
6) Adjuvant Therapy
Selain obat utama, manfaat anti nyeri akan bertambah baik denga
menambahkan obat ajuvan yang diberikan sesuai dengan indikasi. Oban
ajuvan tersebut adalah :
Kortikosteroid : lebih sering dipakai untuk proses inflamasi.
Obat anti convulsan dan anti depresi
Suatu penambahan pengobatan atau substansi kepengobatan utama
yang sedang dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dari pengobatan. Ada
keterbatasan tertentu ketika kanker lambung lanjut diperlakukan hanya
1. Perforasi akut
sering terjadi perfirasi yaitu: tipe ulserasi dari kanker yang letaknya di kurvatura
minor, diantrium dekat pylorus. Biasanya mempunyai gejala-gejala yang mirip
demean perforasi dari ulkus peptikum. Perforasi ini sering dijumpai pada pria
[ CITATION Ans14 \l 1057 ].
2. Perforasi kronik
Yang sering terjadi yaitu perforasi dan tertutup oleh pancreas. Dengan terjadinya
penetrasi maka akan terbentuk suatu fistul, misalnya gastrohepatik, gastroenterik
dan gastrokolik fistula [ CITATION Ans14 \l 1057 ]
b. Hematemesis
d. Obstruksi
Dapat terjadi pada bagian daerah pilorus yang disertai dengan perasaan ingin
muntah dan mual [ CITATION FCo13 \l 1057 ].
e. Adhesi
Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi penempelan tumor dan
kemudian terjadilah infiltrasi dengan organ sekitar lambung sehingga memicu
nyeri tak tertahankan [ CITATION Ans14 \l 1057 ]
Asuhan Keperawatan
3.1 Pengkajian
A. Wawancara (Anamnesis)
Identitas Klien: Nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, usia,
pekerjaan, nama ayah/ibu, pekejaan, alamat, suku bangsa, pendidikan
terakhir
Riwayat Kesehatan Dahulu
Perlu dikaji adanya riwayat gangguan saluran pencernaan pada
masa lalu seperti diare, dyspepsia, gangguan lambung, usus, hati,
pancreas, dan sebagainya. Tanyakan apakah klien pernah sampai
dirawat di rumah sakit, berapa lama, dan pulang dengan status apa
(sembuh, APS, dirujuk, dan sebagainya). Riwayat pembedahan juga
perlu dikaji baik pembedahan abdomen atau system lain. Adanya
fluktuasi berat badan juga perlu diperhatikan untuk dikaji, karena
berat badan sering menjadi parameter utama gangguan saluran
pencernaan. Selain itu juga perlu dikaji pola penggunaan obat-obatan.
Apakah obat yang dikonsumsi berdasar resep dokter atau tidak.
Sebagai contoh kebiasaan mengonsumsi antacid yang berlebihan
dapat menyebabkan kondisi lambung bersifat alkali dan mengganggu
pencernaan makanan dan bahkan secara sistemik berbahaya.
Termasuk disini adalah kebiasaan buruk seperti alkoholik, kopi, dan
arsen, merkuri, formalin yang banyak digunakan untuk pengawet
makanan.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga perlu dikaji secara hati-hati namun
detail, karena banyak penyakit saluran pencernaan terjadi akibat pola
kebiasaan pada keluarga yang kurang baik seperti penyiapan dan
3. Countur
Perhatikan counter (bentuk) abdomen, termasuk daerah femoral
dan inguinal. Bentuk bisa datar, membesar, penonjolan suprapubik,
penonjolan yang tidak simetris mungkin terjadi karena masa intra-
abdomen seperti tumor. Bedakan dengan teliti antara ascites,
kembung, distensi, kehamilan, dan retensi uri.
4. Kesimetrisan dinding abdomen.
5. Pembesaran organ : hepatomegali, splenomegali.
6. Masa.
7. Peristaltik. Peristaltik kadang Nampak pada orang yang sangat
kurus.
8. Pulsasi.
b. Auskultasi
Auskultasi sebaiknya dilakukan sebelum palpasi dan perkusi untuk
menghindari perubahan frekuensi dan kualitas bising usus.
1 Ds : Kurangnya Ketidakseimbangan
Pasien mengeluh muntah asupan nutrisi kurang dari
makanan yang kebutuhan tubuh
Do : adekuat.
muntah-muntah
Berat badan turun dari 60 kg
menjadi 45 kg.
Nafsu makan pasien menurun
Do :
3.4. Intervensi
Penutup
4.1 Kesimpulan
Kritik dan saran yang membangun dari dosen pembimbing dan teman-
teman sangat berguna bagi kami sebagai penulis untuk kesempurnaan makalah
yang kami tulis ini.
Ansari Nagar & Katoch. (2014). consensus document for management of gastric cancer .
indian council of medical research , 2.
Parisa Karimi et al. (2015). Gastric Cancer: Descriptive epidemiology, Risk Factors,
Screening, and Preventing. NIH Public Access, 2.
Kitagawa, Yuko et al. (2013). “ Gastric Cancer: Current Status of Diagnosis and
Treatment”.
Hamonangan, Rachmat dkk. (2010). Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing
Dong, Mamie and Ghosh, Pradipta. (2010). “Gastric
Cancer”.http://gastro.ucds.edu/fellowship (di akses tanggal 4 desember
2016).
fuccio,lorenzo dkk. (2013). diagnosis and management of gastric antral vascular.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3547119/(di akses tanggal
4 desember 2016).